Anda di halaman 1dari 33

Pendahuluan

 Mood  emosi dan suasana perasaan yang meresap dan


berkelanjutan yang mempengaruhi tingkah laku seseorang dan
mewarnai persepsi tentang keberadaan dirinya di dunia.
 Gangguan mood terkadang disebut gangguan afektif - merupakan
kategori penyakit kejiwaan yang penting yang terdiri dari
gangguan depresi, gangguan bipolar, dan kelainan lainnya.
Mood dan Afek

Mood Afek

• Ekspresi internal • Ekspresi eksternal


• Berlangsung lama • Lebih singkat
• Lebih konsisten • Mudah berubah
• Komponen • Komponen
fisiologis < fisiologis >
(subjektif: “rasa (objektif: “tampak
sedih”) murung”)
Gangguan Mood
• Kontrol terhadap mood dan afek hilang
• Gejala mood:
Episode manik: mulai dengan
- Normal  normotim/euthym tiba-tiba dan berlangsung
antara 2 minggu sampai 4-5
- ↑ ↑  Hipertim  episode manik bulan
- ↓ ↓  Hipotim  episode depresif
• Gangguan mood: Episode depresi: cenderung
berlangsung lebih lama (rata-
- Depresi  gangguan depresif mayor, distimia rata 6 bulan)
- Mania  siklotimia
- Depresi + mania/hipomania  gangguan bipolar I/II
Gangguan bipolar
 Gangguan yang sifatnya berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek
pasien dan tingkat aktifitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari
peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktifitas (mania atau hipomania),
dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktifitas
(depresi)
 APA: gangguan afektif bipolar mencapai 0.8% dari populasi dewasa, angka ini
konsisten di beragam budaya dan kelompok etnis. Gangguan bipolar II mempengaruhi
sekitar 0,5% dari populasi.
Epidemiologi

 Bipolar I0,4-1,6% Laki-laki = perempuan


> Orang lajang dan orang yang bercerai daripada menikah

Awitan usia: 5-50 tahun, rerata 30 tahun

 Bipolar II 0,5%

 Gangguan bipolar I atau bipolar II, dengan siklus cepat 5-15% orang dengan
gangguan bipolar
Perempuan > laki-laki
Mengalami ≥ 4 episode manik dalam 1 tahun

Sadock, Benjamin J. Kaplan & Sadock buku ajar psikiatri klinis; alih bahasa, Profitasari, Tiara Mahatmi Nisa; editor
edisi bahasa Indonesia, Husny Muttaqin, Retna Neary Elseria Sihombing. Ed 2. Jakarta: EGC, 2010
Depresi Mania

 Kelainan tanpa ada riwayat episode  Episode manik adalah periode mood
manik, hipomania atau campuran. abnormal dan terus-menerus meningkat,
ekspansif, atau sensitif yang berlangsung
 Episode sekurang-kurangnya 2
setidaknya 1 minggu .
minggu dan didiagnosis episode
dengan 4 gejala termasuk  Episode hipomanik berlangsung setidaknya
perubahan pada berat, tidur dan 4 hari dan mirip dengan episode mania,
aktivitas, tidak berenergi, merasa tidak menyebabkan terganggu fungsi sosial
bersalah, gangguan dalam berpikir atau pekerjaan, dan tidak ada psikotik
dan membuat keputusan dan yang hadir.
berpikir untuk mati secara berulang.
Klasifikasi gangguan bipolar
 Ada empat jenis gangguan bipolar tertera di dalam Diagnostic and Statistical Manual
of Mental Disorders IV-Text Revision (DSM-IV TR) yaitu:
1. Gangguan bipolar tipe I
1 episode manik atau bercampur yang berat

2. Gangguan bipolar tipe II


1 episode depresi yang berat diikuti adanya episode hipomanik (tidak sampai episode manik seluruhnya)

3. Cyclothymia
Beberapa periode hipomanik dan gejala depresi selama 2 tahun (tidak pernah episode depresi mayor atau
episode manik)

4. Gangguan bipolar tidak spesifik


Beberapa gejala klinis tidak memenuhi ketentuan gangguan bipolar spesifik tertentu, misalnya gangguan
bipolar yang muncul akibat kondisi suatu terapi pengobatan
Etiologi
SEROTONIN AND DOPAMIN
PATHWAY
Patofisiologi
 Interaksi antara faktor biologi – genetik – psikososial
 Faktor predisposisi: kerentanan biologis  stres kronis
 Sensitivitas HPA axis (hipotalamus pituitary adrenal)  kortisol
meningkat terus  mekanisme umpan balik negatif tak
berfungsi  gangguan otoregulasi HPA axis
 Dampak ketidakseimbangan neurotransmiter  gangguan
neuroendokrin dan perubahan neurofisiologis  gangguan
perilaku / emosi (gangguan mood)
Patofisiologi
EPISODE MANIK

Paling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien mengalami mood yang
elasi, ekspansif, atau iritabel. Pasien memiliki, secara menetap, tiga atau lebih gejala
berikut:
 Grandiositas atau percaya diri berlebihan
 Berkurangnya kebutuhan tidur
 Cepat dan banyaknya pembicaraan
 Lompatan gagasan atau pikiran berlomba
 Perhatian mudah teralih
 Peningkatan energI dan hiperaktivitas psikomotor
 Meningkatnya aktivitas bertujuan (social, seksual, pekerjaan dan sekolah)
 Tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa perhitungan yang
matang)
EPISODE HIPOMANIA

Paling sedikit empat hari, secara menetap, pasien mengalami peningkatan


mood, ekspansif atau irritable yang ringan, paling sedikit terjadi gejala (empat
gejala bila mood irritable) yaitu:
 Grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri
 Berkurangnya kebutuhan tidur
 Meningkatnya pembicaraan
 Lompat gagasan atau pemikiran berlomba
 Perhatian mudah teralih
 Meningkatnya aktifitas atau agitasi psikomotor
 Pikiran menjadi lebih tajam
 Daya nilai berkurang
EPISODE DEPRESIF

Paling sedikit dua minggu pasien mengalami lebih dari empat tanda yaitu:
 Mood depresif atau hilangnya minat atau rasa senang
 Menurun atau meningkatnya berat badan atau nafsu makan
 Sulit atau banyak tidur
 Agitasi atau retardasi psikomotor
 Kelelahan atau berkurangnya tenaga
 Menurunnya harga diri
 Ide-ide tentang rasa bersalah, ragu-ragu dan menurunnya konsentrasi
 Pesimis
 Pikiran berulang tentang kematian, bunuh diri (dengan atau tanpa rencana) atau
tindakan bunuh diri.
EPISODE CAMPURAN

 Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan depresi
yang terjadi secara bersamaan.
GAMBARAN KLINIS
Durasi 1 minggu gejala mood meningkat, irritable; > 3 dari 7 gejala
• Perhatian mudah teralih
• Terlibat aktivitas menyenangkan tapi berpotensi merugikan (belanja berlebihan,
seksualitan,dll)
• Harga diri melambung/grandiositas (kebesaran)
• Flight of ideas (pikiran meloncat dari satu ide ke ide lain)
• Peningkatan aktivitas atau agitasi psikomotor
• Penurunan kebutuhan tidur
• Banyak bicara dari biasanya/terus bicara
CIRI PSIKOTIK
 Gangguan bipolar disertai dengan gangguan RTA (reality testing ability)
 Insight terganggu
 Bicara dan perilaku kacau
 Halusinasi
 Waham (delusi): keyakinan patologis, tak dapat dikoreksi; jenis non-bizzare
 Waham serasi mood
 Waham tak serasi mood
F31 Gangguan Afek bipolar

 Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana
afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari
peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania),
dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas
(depresi).
 Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode.
 Episode manik dan episode depresi, kedua macam episode itu seringkali terjadi setelah
peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma mental lainnya (adanya stress tidak
esensial untuk penegakan diagnosis).
 Termasuk: gangguan atau psikosis manik-depresif
 Tidak termasuk: gangguan bipolar, episode manic tunggal (F30).
F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Klinik Hipomanik
 Episode yang sekarang harus memenuhi criteria untuk hipomania (F30); dan
 Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik , depresif,
atau campuran) di masa lampau.

F31.1 Gangguan afektif Bipolar, Episode kini Manik Tanpa Gejala Psikotik
 Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik
(F30.1); dan
 Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif, atau
campuran) di masa lampau.

F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan gejala psikotik
 Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala psikotik
(F30.2); dan
 Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau
campuran) di masa lampau.
F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang
 Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan (F32.0) atau pun
sedang (F32.1); dan
 Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di
masa lampau.

F31.4 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
 Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala
psikotik (F32.2); dan
 Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di
masa lampau.

F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
 Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat Dengan gejala
psikotik (F32.3);dan
 Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran dimasa
lampau
F31.6 Gangguan Afektif Bipolar Campuran
 Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomanik, dan depresif yang
tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala mania/hipomania dan depresif yang
sama-sama mencolok selama masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan
telah berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu); dan
 Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di
masa lampau.

F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, kini dalam Remisi


 Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan terakhir
ini, tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik
atau campuran di masa lampau dan ditambah sekurang-kurangnya satu episode afektif
lain (hipomanik, manik, depres if atau campuran). 1,2,5,8

F31.8 Gangguan Afektif Bipolar Lainnya


F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT
Pemeriksaan penunjang

Darah
Elektrolit Kalsium
lengkap

Hormone Creatinine
Protein
tiroid dan BUN

Skrining zat
EKG EEG
dan alcohol
Differential diagnosis

Schizophrenia Depresi berat

Intoksikasi Hiper/
Skizoafektif
obat hipotiroidisme
Penatalaksanaan Gangguan Bipolar

• Hospitalisasi
Terapi mania • Psikofarmaka (“mood stabilizer”: Lithium
akut Carbonate) (Carbamazepine atau Asam Valproat
atau Lamotrigin)

Terapi
Rumatan • Rawat Jalan
• Psikofarmaka
(profilaksis)

Terapi • Individual (Psikoterapi suportif)


Psikososial • Keluarga / lingkungan
Prognosis
 Sekitar 40-50% pasien dengan bipolar 1 memiliki kemungkinan mengalami episode
manik kedua dalam 2 tahun episode pertama.
 Kemungkinan hanya 50-60% pasien mencapai control signifikan akan gejala mereka
dengan litium.
 Pasien bipolar I dengan premorbid status pekerjaan yang tidak mendukung,
ketergantungan alkohol, gejala psikotik, gejala depresi dan jenis kelamin laki-laki juga
mempengaruhi prognosis yang kurang baik.
 Durasi pendek dari manik, usia yang tidak terlalu muda saat onset menghasilkan
prognosis yang lebih baik.
 Pada follow up jangka panjang 15% dari seluruh pasien dengan bipolar I dapat hidup
dengan baik, 45% hidup dengan baik namun memiliki multirelaps, 30% pasien dengan
remisi parsial, dan 10% pasien dengan sakit kronis.
 Untuk prognosis bipolar II, sampai saat ini masih dilakukan penelitian.
Komplikasi

Gangguan emosi
Masalah memori
atau gangguan Suicide
dan berfikir
neurologik

Efek perilaku dan


Penyalahgunaan Efek pada orang
emosional saat
zat di lingkungan
fase manik

Asosiasi dengan
gangguan fisik
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan & Sadock’s. Sypnopsis Of Psychiatry : behavioral sciences/clinical
psychiatry.Seventh Edition. Wolters Kluwer. 2015.
2. Rusdi, Muslim. Buku Saku Diagnoss Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ
III dan DSM 5. Ilmu Kdokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta. 2013.
3. Vaingankar JA, Rekhi G, Subramaniam M, Abdin E, Chong SA. Age of onset of
life-time mental disorders and treatment contact. Social Psychiatry and
Psychiatric Epidemiology. 2013.
4. Post RM, Altshuler LL. Mood disorders: Treatment of bipolar disorders. In: Sadock
BJ, Sadock VA , Ruiz P, eds. Kaplan & Sadock's Comprehensive Textbook of
Psychiatry. 9th edition. Vol. 2. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2009.
5. Gitlin M, Frye MA. Maintenance therapies in bipolar disorders. Bipolar Disord.
2012.
6. Parker G, McCraw S, Fletcher K. Cyclothymia. Depress Anxiety. 2012.
7. Mechri A, Kerkeni N, Touati I, Bacha M, Gassab L. Association between
cyclothymic temperament and clinical predictors of bipolarity in recurrent
depressive patients. J Affect Disord. 2011
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai