“MEMASUKI DUNIA BARU” SELALU MENDAPAT PELATIHAN BAGAIMANA DENGAN ORANG YANG MAU MEMASUKI (DUNIA BARU) RUMAH TANGGA? BAGIAN SATU MACAM-MACAM GHARIZAH (NALURI): 1. Gharizah At-Tadayyun (naluri beragama) 2. Gharizah Al-baqa’ (naluri untuk meneruskan dan mempertahankan kehidupan) 3. Gharizah Al-Nau’/ Al-Jins (naluri seks). SIKAP DAN AJARAN ISLAM TENTANG GHARIZAH •Islam memandang gharizah sebagai fasilitasi kehidupan •Islam tidak membunuh gharizah •Islam mengarahkan gharizah agar tidak menyimpang •Islam mempupuk dan mengembangkan gharizah BAGIAN DUA: PERSIAPAN FISIK MENURUT ISLAM سله َم قَا َل ََل يَ ْد ُخ ُلَ علَ ْي ِه َو صلهى ه َ َُّللا َ ِ سعُو ٍد ع َْن النه ِبي ْ َّللا ْب ِن َم َ ع َْن ِ ع ْب ِد ه بُّ الر ُج َل يُ ِحان ِفي قَ ْل ِب ِه ِمثْقَا ُل َذ هر ٍة ِم ْن ِك ْب ٍر قَا َل َر ُج ٌل ِإ هن ه َ ا ْل َجنهةَ َم ْن َك ب ا ْل َج َما َل ا ْل ِك ْب ُر َ سنَةً قَا َل ِإ هن ه ُّ َّللا َج ِمي ٌل يُ ِح َ سنًا َونَ ْعلُهُ َح َ أ َ ْن يَك َ ُون ث َ ْوبُهُ َح ِ ط النه اس ُ غ ْم َ ق َو ِ بَ َط ُر ا ْل َح
“Tidak akan masuk sorga orang yang di dalam hatinya
ada sebesar dzarrah kesombongan.” seseorang bertanya, “Ada orang yang suka berpakaian bagus dan bersendal bagus.” Rasulullah saw menjawab, “Sesungguhnya Allah itu Indah mencintai keindahan. Sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan manusia. علَ ْي َك َحقًّا َ علَ ْي َك َحقًّا َو ِإ هن ِل َز ْو ِر َك َ علَ ْي َك َحقًّا َو ِإ هن ِلعَ ْي ِن َك َ فَ ِإ هن ِل َج َ س ِد َك )علَ ْي َك َحقًّا (البخاري َ َو ِإ هن ِل َز ْو ِج َك
Sesungguhnya jasadmu mempunyai hak atas kamu,
matamu mempunyai hak atas kamu, tamumu mempunyaihak atas kamu, isterimu mempunyai hak atas kamu.
Zuhud tidak identik dengan lusuh, kumuh, nestapa, bau...
BAGIAN TIGA TUJUAN PERNIKAHAN • Penghambaan diri kepada Allah swt. • Hifzhud-Din (memelihara agama) dengan memelihara kehormatan diri. • Mengikuti sunnah Rasulullah saw. • Membangun keluarga Islami sebagai unsur perubahan ke arah peradaban imani. • Menyalurkan nafsu biologis (tamattu’ jinsi) secara halal HIKMAH PERNIKAHAN MENURUT AL-GHAZALI:
1- Regenerasi. Untuk inilah prinsip dasar
diberlakukannya sistem pernikahan. Agar ada keberlanjutan khalifatullah di muka bumi. Itu salah satu tujuan regenerasi. Juga untuk menambah kuantitas umat Muhammad saw. Kepentingan punya anak dimaksudkan agar ada anak yang mendoakan setelah kematian kita. Bahkan bisa jadi sang anak menjadi penolong orangtuanya bila anak itu lebih dulu menghadap Ilahi. 2- Lembaga cinta. Allah menciptakan bagi kita cinta (baca: birahi) sebagai motifator regenerasi. Alangkah indah jika cinta ciptaan Ilahi kita pelihara sesuai kehendakNya dan aturanNya, tidak mengumbar cinta di sembarang tempat. 3- Relaksasi jiwa-raga. Betapa puasnya hati kita bisa berkumpul dan berkomunikasi dengan orang yang kita cintai dalam sketsa ridha Ilahi. Sejenak kebosanan kita menghamba kepadaNya menjadi terhibur untuk kemudian lebur menjadi semangat pendorong penghambaan kita kepada Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 4- Manajemen keluarga. Rumah tempat kita tinggal butuh pemeliharaan, dapur tempat kita memasak butuh sentuhan tangan, makanan yang kita telan harus dijemput dari luar rumah, sementara kita perlu merenung banyak belajar dan beribadah kepada Allah. Dalam kondisi demikian menjadi sangat logis jika tugas kita bagi bersama pasangan hidup tercinta. Sabda Nabi: “Milikilah hati yang tahu bersyukur, lidah yang biasa berzikir, pasangan hidup ideal yang akan membantumu menggapai akhiratmu,” (HR. Tirmizdi). 5- Terapi psikis atau asah-asih-asuh. Perbedaan jenis berarti pula perbedaan karakter. Setiap rumah tangga pasti mengalami masa-masa yang tidak ramah. Ada momentum di mana kita kurang suka menghadapi perlakuan pasangan hidup. Jika kita mampu menjadikan momentum itu sebagai romantika hidup, bersabar menerima realita yang tidak selamanya semanis madu, menasehati dan mengambil langkah solutif: hal ini justru merupakan implementasi tanggung-jawab dan kesiapan kita mengarungi bahtera rumah tangga. Sangat bermanfaat mendewasakan kita sehingga memiliki kebijakan berfikir dan introspeksi diri. Nabi bersabda: “Bila seorang hamba banyak berlumur dosa, Allah akan mengujinya dengan kerumitan rumah tangga agar dosanya terhapuskan,” (HR. Ahmad). KEMUNGKINAN RESIKO DARI PERNIKAHAN
1- Gelap mata dan tersesat jalan. Maksudnya
adalah tidak mampu membedakan antara baik dan buruk, tidak mampu memilah dan memilih rizki halal di antara sampah-sampah terlarang. Beban berat di pundak suami-isteri dalam era kompetisi yang kian meruncing telah membuatnya menghalalkan segala cara demi sesuap nasi, tanpa peduli dari mana atau bagaimana cara mendapatkan harta dalam genggamannya. Menghadapi situasi demikian, al-Ghazali mengusulkan langkah paling aman adalah dengan tetap melajang. 2- Emosional. Tidak tabah menghadapi kenyataan yang tidak sesuai impian, hingga pecahlah pentengkaran demi pertengkaran. Kendala ini masih mungkin diatasi, karena ini hanya masalah perasaan.
HARAM BAGI ORANG YANG TIDAK MAMPU MEMENUHI HAK TIDAK MAMPU MEMENUHI ISTERI TAPI TIDAK HAK ISTERI (MATERI DAN MEMADHARATKAN SI ISTERI (MIS. BIOLOGIS), TIDAK MAMPU, KRN KAYA DAN TIDAK ADA DAN TIDAK ADA KEINGINAN KEINGINAN SEKS)
MUBAH BAGI ORANG YANG TIDAK MEMILIKI PENDORONG DAN