complement,
macrophages, T cells; other
interferon, antibodies
neutrophils effectors cells
TNF etc.
Immune Response
Binding Binding
Triggers autoimmunity.
Penyakit autoimun nonorgan spesifik
Systemic lupus Erythematosus (SLE)
Penyakit autoimun multiorgan kronis yg ditandai dg
berbagai macam antibodi membentuk komplek imun
dan menimbulkan reaksi inflamasi pd berbagai organ
tubuh.
Wanita > pria, diduga ada peran faktor hormonal
Gambaran klinis dan patologi berupa: malaise, panas,
letargi, berat badan menurun.
DIAGNOSTIC CRITERIA OF SLE
Diagnostic SLE
Diagnosis SLE can be made : 4 of 11 criteria (+)
If < 4 criteria : possible SLE, diagnosis is depends
on clinical judgement.
If ANA test (-) : very low probability of SLE.
If ANA test (+), without organ system involvement
or typical laboratory findings : unlikely to have
SLE.
Other serologic test may aid ANA test :dsDNA
antibodies, anti Smith (specific), anti RNP, anti-
Ro, anti-La, antiphospholipid antibodies,
hypocomplementemia.
Antibodi Antinuclear
Penapisan awal
Reaksi komponen inti sel
ANA titer + (98% LES, sensitifitas tinggi, spesifisitas
rendah)
ANA titer – (2% LES (human tissue culture cell metode),
5% LES (rodent tissue substrate), 100% LES (Anti Ro dan
Anti La + dengan Elissa))
Hub. titer ANA dengan manifestasi klinis, aktifitas
penyakit, kekambuhan belum diketahui
IgG
Metode: Indirect immunofluorescence, Elissa
Anti ds-DNA
IgG anti ds-DNA
Manifestasi klinis LES (tu lupus nefritis)
Tanda aktifitas penyakit
Anti ds-DNA + (60-83% LES)
Titer IgG anti ds-DNA meningkat resiko kambuh
meningkat
Fungsi: Diagnosis (titer tinggi spesifisitas >90%), Resiko
kambuh (titer meningkat, komplemen turun)
Metode: Elissa, CLIF, Imunoprecipitation assay
Antibody Prevalensi Antigen yang Dikenali Clinical Utility
,%
Anti-dsDNA 70 DNA (double-stranded) Jumlah yang tinggi spesifik untuk SLE dan pada
beberapa pasien berhubunfan dengan aktivitas
penyakit, nephritis, dan vasculitis.
Anti-Sm 25 Kompleks protein pada 6 jenis U1 RNA Spesifik untuk SLE; tidak ada korelasi klinis;
kebanyakan pasien juga memiliki RNP; umum
pada African American dan Asia dibanding
Kaukasia.
Anti-RNP 40 Kompleks protein pada U1 RNAγ Tidak spesifik untuk SLE; jumlah besar berkaitan
dengan gejala yang overlap dengan gejala
rematik termasuk SLE.
Anti-Ro (SS-A) 30 Kompleks Protein pada hY RNA, terutama 60 kDa Tidak spesifik SLE; berkaitan dengan sindrom
dan 52 kDa Sicca, subcutaneous lupus subakut, dan lupus
neonatus disertai blok jantung congenital;
berkaitan dengan penurunan resiko nephritis.
Anti-La (SS-B) 10 47-kDa protein pada hY RNA Biasanya terkait dengan anti-Ro; berkaitan
dengan menurunnya resiko nephritis
Antihistone 70 Histones terkait dengan DNA (pada nucleosome, Lebih sering pada lupus akibat obat daripada
chromatin) SLE.
Antiphospholipid 50 Phospholipids,β2 glycoprotein 1 cofactor, Tiga tes tersedia –ELISA untuk cardiolipin dan
prothrombin β2G1, sensitive prothrombin time (DRVVT);
merupakan predisposisi pembekuan, kematian
janin, dan trombositopenia.
Antiplatelet 30 Permukaan dan perubahan antigen sitoplasmik Terkait dengan trombositopenia namun
pada platelet. sensitivitas dan spesifitas kurang baik; secara
klinis tidak terlalu berarti untuk SLE
Antineuronal (termasuk anti-glutamate 60 Neuronal dan permukaan antigen limfosit Pada beberapa hasil positif terkait dengan lupus
receptor) CNS aktif.
Antiribosomal P 20 Protein pada ribosome Pada beberapa hasil positif terkait dengan
depresi atau psikosis akibat lupus CNS
Prinsip pengobatan SLE :
Menekan aktivitas penyakit
Mencegah progresivitas
Memantau efek samping
Pilihan pertama adalah steroid , dosis 1 mg/kg BB /hari
Diberikan selama 4 minggu, bila lupus mengenai
organ vital dan mengancam jiwa ( jantung, ginjal)
diberikan steroid mega dose metylprednisolon 500-
1000 mg /hari selama 3 hari.
Obat lain chloroquin, azathioprine, cyclosporin,
cyclophosphamide atau metrotrexate
Terapi non farmakologi: menghindari paparan sinar
matahari, istirahat cukup dan hindari stres mental dan
fisik berlebihan
Penyakit autoimun spesifik organ:
Tiroiditis Hashimoto
Penyakit radang kronis kelenjar tiroid
Wanita usia 30- 50 tahun
Gambaran HP : infiltrasi limfosit dan sel plasma,
hilangnya koloid dan berbagai derajat fibrosis.
Klinis : timbul hipotiroidisme ( hormon tiroid darah
rendah) dan uptake thyroidal iodine menurun
Pemeriksaan imunologi didapatkan Ab thd tiroglobin
dan Ab thd mikrosom tiroid
Atritis Reumatoid
Penyakit autoimun inflamasi bersifat sistemik dan
kronis
Ditandai:
atralgia
Sistemik
Lokasi: tangan , kaki, lutut, punggung, dan bahu.
Kerusakan sendi permanen kecacatan dan kematian
2- 3 tahun bila tdk diobati
vv
Diagnosis:
Peradangan synovial dan hiperplasia
Produksi autoantibodi(Rf dan anticitrullinates
protein Ab (ACPA
Destruksi kartilago dan tulang (deformitas)
Manifestasi sistemik (CV, Pulmo, psikologis, ggn
tulang)