Anda di halaman 1dari 34

Endah Setianingsih,

M.kep.Ns
 TERAPI OKSIGEN
ADALAH MEMBERIKAN
TEKANAN GAS LEBIH
DARI 21% PADA
TEKANAN 1 ATMOSFIR
SEHINGGA
KONSENTRASI
OKSIGEN MENINGKAT
DALAM DARAH
 Dasar pengobatan pada kegagalan
pernapasan
 Mengurangi dan mengoreksi hipoksia dan
hipoksemia
 Mempertahankan oksigen jaringan yang
adekuat
 Menurunkan kerja napas
 Menurunkan kerja jantung
1. Pada penurunan
PaO2 dengan
gejala dan tanda
hipoksia : dipsnea,
takipnea,
disorientasi,
gelisah apatis atau
penurunan
kesadaran,
takikardia atau
badikardia dengan
tekanan darah
turun
2. Keadaan lain :
gagal nafas akut,
shock, dan
keracunan akut
1. Low flow
concentrasion (
sistem aliran
rendah)
2. High flow
Concentration
(sistem aliran
tinggi)
1. Low flow low 2. Low flow high
concentration concentration
 Kateter nasal  Sungkup muka
sederhana
 Binasal kanul
 Sungkup muka
dengan kantong
rebreathing /
rebreathing masker
(RM)
 Sungkup muka
dengan kantong non
rebreathing
 KATETER NASAL KERUGIAN

KEUNTUNGAN  Tidak dapat memberikan


 Memberikan oksigen oksigen lebih dari 3 liter /
secara kontinue dengan menit
aliran 1 – 6 liter / menit  Dapat terjadi iritasi
dengan konsentrasi 24-32 selaput lendir nasopharing
%  Kateter mudah tersumbat
 Dalamnya kateter dari dengan sekret dan
hidung sampai faring tertekuk
diukur dengan cara  Tekhnik memasukkan
mengukur jarak dari kateter agak sulit
telinga ke hidung
 Pada aliran tinggi
terdengar suara dari aliran
oksigen pada nasopharing
MEMBERIKAN
KONSENTRASI
OKSIGEN ANTARA
24 – 44 % ALIRAN 1-
6 LITER / MENIT

Konsentrasi oksigen
akan naik 4% pada
kenaikan aliran 1
liter / menit
 KEUNTUNGAN  KERUGIAN

 Pemberian oksigen stabil  Konsentrasi oksigen akan


dengan ti dal volume dan berkurang bila pasien
laju napas teratur bernapas dr mulut
 Baik diberikan dalam  Aliran lebih dari 6 liter /
jangka waktu lama menit dapat menyebabkan
 Pasien dapat bergerak reservoir anatomic hidung
bbebas. Makan, minum penuh, sehingga oksigen
dan berbicara akan terbuang,
humidifikasi akan sulit,
 Efisiensi dan nyaman iritasi dan terjadi
untuk pasien pengeringan
 Konsentrasi oksigen tidak
dapat di pertahankanpada
bayi baru lahir aliran
antara 1 sampai dengan 3
liter per menit
 Sungkup muka
sederhana
 Sungkup muka
dengan kantong
rebreathing /
rebreathing masker
(RM)
 Sungkup muka
dengan kantong non
rebreathing / Non
Rebreathing Masker
(NRM)
 Merupakan sistem
aliran rendah dengan
hidung, nasopharing
dan oropharing
sebagai penyimpan
antomic
 Aliran yang diberikan
5 sampai 8 lpm
 Konsentrasi antara
40-60 %
 Aliran antara 3
sampai 4 liter / menit
dapat mengikat CO2
 Aliran yang diberikan 8 – 12
liter / menit
 Konsentrasi antara 60 – 80%
 Tidak mempunyai valve
sehingga 1/3 bagian volume
akshalasi masuk ke dalam
kantong, jadi 1/ 3 udara
ekspirasi terhirup kembali
 Hanya di berikan dengan
tekanan oksigen rendah
yang disertai dengan
tekanan Co2 rendah
 Harus di lakukan evaluasi
ketat dari perubahan
tekanan Co2
 Mempunyai reservoir bag
 Mempunyai one way volve yang
berfungsi mencegah gas buangan
(Co2) masuk ke dalam bag
 Aliran antara 8 – 12 liter / menit
 Bag harus di pertahankan terisi
minimal 2/3 dari total volume bag
 Apabila aliran kurang dari 8 liter /
menit maka bag akaN kempis
sehingga akan terjadi retensi co2
 Konsentrasi oksigen antara 80-100%
 Udara inspirasi tidak bercampur
dengan udara ekspirasi
 Tidak dipengaruhi oleh udara luar
1. High flow low 2. High flow high
concentration concentration

 Sungkup venturi  Head Box


 Sungkup CPAP
 SUNGKUP VENTURI
 Masker ini menerapkan prinsip
entrainmen udara (menjebak
udara seperti vakum), yang
memberikan aliran udara yang
tinggi dengan pengayaan oksigen
terkontrol.
 Kelebihan gas keluar masker
melalui cuff perforasi,
membawa gas tersebut bersama
karbondioksida yang
dihembuskan.
 Metode ini memungkinkan
konsentrasi oksigen yang konstan
untuk dihirup yang tidak
tergantung pada kedalaman dan
kecepatan pernafasan
 HEAD BOX  SUNGKUP CPAP
Headbox adalah
kerudung plastik Continous Positive
bening yang Airway Pressure,
mengelilingi meningkatkan
kepala bayi dan ekspansi paru
menyediakan sehingga
oksigen hangat dan mencegah
dilembabkan. terjadinya
atelektasis
Gb. Head box Gb. CPAP
 Bagand Mask /
resuscitator
manual /
BAGGING.

 Oksigenyang
diberikan 12-15
lpm
 INDIKASI

 Cardiac arrest
 Respiratory failure
Bagging pasien tdk dgn ETT Baging pasien dengan ET
VENTILASI MEKANIK Ventilasi mekanik
adalah proses merupakan alat
penggunaan suatu pernapsan
peralatan utk bertekanan positif
memfasilitasi atau negatif yang
transport oksigen dapat
dan karbondioksida mempertahankan
antara atmosfer dan ventilasi dan
alveoli untuk tujuan pemberian oksigen
meningkatkan untuk periode
pertukaran gas waktu yang lama (
paru. Smeltzer, Bare,
(urden, Stacy, 2010) 2008)
ndikasi ventilasi mekanik :
• Gangguan Ventilasi:
Gangguan fungsi otot2 pernafasan
Penyakit2 neromuskuler
Gangguan pusat pernafasan
Peningkatan resistensi dari jalan nafas
• Gangguan Oxigenisasi :
Hipoksemia yang refrakter
Dibutuhkan PEEP
Work Of Breathing yang berlebihan
• Menurunkan kebutuhan O2,
1 memperingan kerja jantung

• Menurunkan tekanan intra


2 kranial

• Mencegan ateletaksis
3
• Sedasi sering kali mutlak diberikan pada pasien
pasien yang dlakukan ventilasi mekanik
1

• Sedasi harus dimonitor  kedalaman sedasi


dengan sistim skoring ( Ramsay score )
2

• Sedasi dapat meningkatkan kejadian infeksi


paru, gangguan motilitas usus, hipotoni otot2
pernafasan, memperpanjang waktu pasien
3 diventilasi mekanik, dan menyebabkan
gangguan hemodinamik
lasifikasi mode pada ventilasi mekanik:
 CMV (Controlled Mechanical Ventilation)
 ACV ( Assist Control Ventilation)
 SIMV (Synchronized intermittent Mandatory
ventilation)
 PSV ( Pressure Support Ventilation)
 PCV ( Pressure Controlled Ventilation)

 CPAP : continuous positive airway pressure


MV :
• RR dari ventilator
• Tekanan positif saat inspirasi
• Pasien tidak bernafas sama sekali
• Biasanya memerlukan sedasi/ paralisa otot2
pernafasan
• Perhatikan fasilitas2 yang disediakan
ventilator2 untuk perubahan menjadi assist
mode ( pasien mulai bernafas)
IMV:
 Volume tidal dan RR dari ventilator
(sisanya RR pasien nafas sendiri)
 Interaksi antara ventilator – pasien sesuai dengan
triger yang diset
( tekanan negatif i. torakal yang diciptakan saat
inspirasi spontan oleh pasien)
 Dapat dikombinasi dengan PS ( pressure support)
untuk setiap RR spontan yang tidak di tambah
simv oleh ventilator diberi tekanan + oleh
ventilator ( triger )
S Setiap inspirasi pasien diberi tambahan
tekanan + dari ventilator berdasarka triger :
tekanan – yang diciptakan oleh pasien saat
nafas spontan

 RR dari pasien
 TV tergantung seting tekanan dann
komplains sistim pernafasan
 Prosedur untuk seting ventilator :

1. Pilih mode yang diangap sesuai


2. FiO2 awal 1 ( 100%) bertahap diturunkan ( O2 tinggi
berbahaya) target : SpO2 94%
3. Set TV 6-8 cc/kgBB hindari volu-trauma
4. Tentukan rate, minute volume, target pH bukan pCO2
5. PEEP dapat digunakan untuk mengurangi FiO2 yang
tinggi, bila akan memberikan PEEP > 10 cm H2O harus
dengan dokter yang mengerti akan hal ini
6. Tek max Inspirasi ( Peak Inspiratory Pressure ) max 60 cm
H2O, Inspiratory plateau pressure max 35 cm H2O, Bila
angka melebihi ini strateginya : turunkan flow rate,
turunkan TV
 Hindari Auto PEEP : waktu expirasi harus
cukup
8. Pertahankan : Cardiac output, SpO2 dan
Hb
9. Gunakan sedasi agar pasien dapat
megikuti ventilator dan mengurangi
kebutuhan O2
10. Selalu konsultasikan dengan dokter yang
mengerti ttg ventilator
 PEEPpenting untuk recruitment paru
( mengembangkan alveolus yang kolaps)
 Komplikasi : barotrauma, hipotensi,
PaCO2 yang tinggi, Oxygenisasi memburu
 Monitoring yang harus dilakukan :
• Setiap sesudh intubasi & suport ventilasi
lakukan Toraks foto cari kemungkinan2 :tube terlalu
dalam, pneumotoraks paru2 yang kolaps dsb
• Periksa AGD setelah pasang ventilator dan sesudahnya
secara intermiten sesuai kebutuhan
• Vital sign harus diperiksa secara teratur dengan interval
sesuai dengan kebutuhan : kemungkinan
desaturasi, hipotensi, gerakan nafas yang tidak
simetris, ventilator fighting, dll.
Saat desaturasi waspadai kemungkinan tubve
terlepas, pnemotoraks, mode yang sudah tidak sesuai,
ventilator tidak bekerja dengan baik
• Inspiratory pressure harus selalu di cek untuk tidak
melebihi tek yang berbahaya
• SpO2 dan bila ventilator alarm cari benar2 penyebabnya!

Anda mungkin juga menyukai