Anda di halaman 1dari 19

PRESENTASI KASUS

Chronic Heart Failure

di susun oleh

Celestia Wohingati G4A014095


Eka Rizki Febriyanti G4A014096
BAB 1
1. Identitas Pasien
 Nama : Ny. W
 Umur : 76 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 Status : Menikah
 Alamat : Cirahab RT 05/01 Lumbir
 Tanggal masuk RSMS : 11 September 2015
 Tanggal periksa : 12 September 2015
 No. CM : 00906187
2. Anamnesis
Keluhan Utama : Sesak Nafas
Keluhan Tambahan :
Pasien mengeluhkan mudah lelah, batuk kering, berdebar-debar, dan
menyangkal nyeri dada.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD pada hari Jum’at, 11 September 2015 dengan keluhan
sesak napas. Keluhan sudah dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk ke rumah sakit.
Sesak dirasakan hilang timbul terutama saat beraktivitas berat maupun ringan dan
tidur terlentang. Pasien juga mengeluh tidak bisa tidur karena sesak dan batuk kering.
Keadaan ini mengganggu aktivitas pasien dan waktu istirahatnya. Pasien merasa sesak
berkurang ketika posisi duduk dan tidur menggunakan bantal yang tinggi (3-4
bantal). Pasien mengatakan bahwa sesak napas dirasakan semakin memberat. Napas
dirasakan cepat dan dalam.
 Riwayat penyakit dahulu Sehari-hari pasien hanya tinggal bersama dengan anaknya
dan cucunya. Rumah yang dihuni terdiri dari 3 kamar,
Riwayat penyakit yang sama : Ada ruang tamu, dapur dan ruang makan. Memiliki kamar
Riwayat hipertensi : Ada mandi dan jamban duduk di dalam rumah. Atapnya
Riwayat DM : disangkal memakai genteng dan lantai terbuat dari ubin. Ventilasi
pencahayaan setiap ruangan memiliki jendela yang selalu
Riwayat asma : disangkal dibuka pada pagi hari.
Riwayat keganasan : disangkal Occupational
Riwayat operasi : disangkal Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga, dan biaya
 Riwayat penyakit keluarga pengobatan ditanggung BPJS.
Riwayat hipertensi : Ada Diet
Riwayat DM : disangkal Dalam kesehariannya, pasien mengaku lebih menyukai
Riwayat asma : disangkal makanan asin dan gorengan.
Riwayat alergi : disangkal
 Riwayat sosial dan exposure
Community
Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk. Rumah
satu dengan yang lain berdekatan. Hubungan antara pasien
dengan tetangga dan keluarga dekat baik.
Home
2. PEMERIKSAAN FISIK  Pulmo
 Keadaan umum : Sedang Inspeksi : Dinding dada simetris, retraksi interkostal (-),
 Kesadaran : Compos mentis ketinggalan gerak (-), jejas (-)
 Vital sign tanggal 12 September 2015
Palpasi : Vokal fremitus hemitoraks kanan sama
dengan hemitoraks kiri
TD : 150/100 mmHg
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
N : 88 x / menit
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+) normal, RBH (+/+),
RR : 20 x / menit RBK (-/-), wheezing (+/+), ekspirasi memanjang (-)
S : 36,5 oC  Cor
 Status Generalis Inspeksi : Ictus cordis tampak SIC VI 2 jari lateral LMCS
Bentuk kepala: Mesocephal, simetris, tanda radang (-) Pul. Parasternal (+), pul. Epigastrik (+)
Rambut : Warna rambut hitam keputihan, tidak mudah Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC VI 2 jari lateral LMCS, kuat
dicabut, terdistribusi merata. angkat (+)
Mata : Simetris, edema palpebra (-/-), Perkusi : Batas jantung
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), refleks pupil (+/+) normal isokor 3 Kanan atas SIC II LPSD
mm Kanan bawah SIC IV LPSD
Telinga : Discharge (-/-), deformitas (-/-) Kiri atas SIC II LPSS
Hidung : Discharge (-/-), deformitas (-), nafas Kiri bawah SIC VI 2 jari lateral LMCS
cuping hidung (-) Auskultasi : S1 > S2, regular, murmur (-), gallop (-)
Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), lidah sianosis
(-), atrofi papil lidah (-)
Leher : Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid
(-), JVP 5 ± 3 cm
 Abdomen
Inspeksi : Cembung
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Perkusi : Timpani, tes pekak alih (+), pekak sisi (+)
Palpasi : Supel, undulasi (+), nyeri tekan (-)
Hepar : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
 Ekstremitas
Superior : Edema (-/-), akral dingin (-/-), sianosis (-/-), ptekie(-/-)
Inferior : Edema (-/-), akral dingin (-/-), sianosis (-/-), ptekie (-/-)
3. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium
 EKG
4. DIAGNOSIS KERJA
CHF  Non-Farmakologi :
Hipertensi Grade II Bed rest
Diet lunak
5. PENATALAKSANAAN Diet rendah garam
 Farmakologi : Diet rendah lemak
IVFD NS 12 tpm
O2 3 lpm nk 6. PROGNOSIS
Inj. Ceftriaxone 1x2 gr IV Ad vitam : Dubia ad malam
Inj. Furosemid 2x1 amp IV Ad fungsionam : Dubia ad malam
Spironolakton 1x25mg Ad sanamtionam : Dubia ad malam
Ramipril 1x2,5 mg
Kendaron 1x200 mg
KSR 2x1 tab
Miniaspi 1x1 tab
BAB II

1. Definisi
Gagal jantung kongestif merupakan keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, sehingga
jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau
kemampuannya hanya ada jika disertai dengan peninggian volume diastolik secara abnormal
2. Etiologi
Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung meliputi keadaan-keadaan yang :
a. meningkatkan beban awal (Preload)
b. meningkatkan beban akhir (Afterload)
c. menurunkan kontraktilitas miokardium
3. Klasifikasi Gallop S3
Berdasarkan The New York Heart Association Distensi vena leher
(NYHA), diklasifikasikan menjadi 4, sebagai berikut Refluks hepatojugular
a.Nyha kelas 1 Peningkatan tekanan vena jugularis
b.Nyha kelas 2  Kriteria minor :
c.Nyha kelas 3 Edema ekstremitas
d.Nyha kelas 4 Batuk malam hari
4. Penegakan Diagnosis Hepatomegali
a. Kriteria Diagnosis menurut Framingham Heart Dispnea d’effort
Study: Efusi pleura
 Kriteria mayor : Takikardi (120 x/menit)
Paroksismal nokturnal dispneu Kapasitas vital berkurang 1/3 dari normal
Ronki paru
Edema akut paru
Kardiomegali
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium Darah
 Pemeriksaan darah lengkap
 Kimia klinik (SGPT, SGOT, ureum, kreatinin, natrium, kalium, klorida, kolesterol total, LDL, HDL)
2. Elektrokardiogram (EKG)
3. Radiologi
 Foto Thoraks
 Computed Tomography
 Echocardiografi
5. Patomekanisme
6. Penatalaksanaan
a. Non Farmakologi
 Anjuran umum :
oEdukasi mengenai hubungan keluhan, gejala dengan pengobatan
oAktivitas sosial dan pekerjaan diusahakan agar dapat dilakukan seperti biasa Sesuaikan
kemampuan fisik dengan profesi yang masih bisa dilakukan
oGagal jantung berat harus menghindari penerbangan panjang
 Tindakan Umum :
o Diet (hindarkan obesitas, rendah garam 2 g pada gagal jantung ringan dan 1 g pada gagal jantung
berat, jumlah cairan 1 liter pada gagal jantung berat dan 1,5 liter pada gagal jantung ringan.
o Hentikan rokok
o Hentikan alkohol pada kardiomiopati. Batasi 20-30 g/hari pada yang lainnya
o Aktivitas fisik (latihan jasmani : jalan 3-5 kali/minggu selama 20-30 menit atau sepeda statis 5
kali/minggu selama 20 menit dengan beban 70-80% denyut jantung maksimal pada gagal jantung
ringan dan sedang)
o Istirahat baring pada gagal jantung akut, berat dan eksaserbasi akut
 Farmakologi
o Diuretik
o Penghambat ACE
o Penyekat Beta
o Angiotensin II antagonis reseptor
o Digoksin
o Antikoagulan dan antiplatelet
o Antiaritmia
7. Prognosis
Prognosis gagal jantung yang tidak mendapat terapi tidak diketahui. Sedangkan prognosis pada penderita gagal jantung
yang mendapat terapi yaitu:
Kelas NYHA I : mortalitas 5 tahun 10-20%
Kelas NYHA II : mortalitas 5 tahun 10-20%
Kelas NYHA III : mortalitas 5 tahun 50-70%
Kelas NYHA IV : mortalitas 5 tahun 70-90%
(Hauser et al., 2005).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai