Anda di halaman 1dari 37

Psychosomatic Disorder:

An Inseperable Relationship
of Human Body and Soul

Ratih Arianita A
Divisi Psikosomatik dan Paliatif Medik
FK UNS/ RSUD Dr. Moewardi
Pembahasan
• Definisi penyakit psikosomatik
• Diagnosis multiaxial
• Gangguan psikiatrik yang berperan dalam berkembangnya penyakit
psikosomatik
• Dasar psikofisiologi dan psikopatologi penyakit psikosomatik
• Manifestasi klinis penyakit psikosomatik
• Pendekatan diagnosis penyakit psikosomatik
• Prinsip terapi penyakit psikosomatik

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
2
Definisi Psikosomatis
• Wittkower usaha untuk mempelajari interrelasi aspek –aspek psikologis dan
aspek -aspek fisis semua faal jasmani / badan dalam keadaan normal maupun
abnormal.

• lImu ini mencoba mempelajari, menemukan interrelasi dan interaksi antara


fenomena kehidupan psikis (jiwa) dan somatis (raga / badan) dalam keadaan
sehat, ataupun sakit  mengintegrasikan aspek – aspek lain kehidupan manusia
yang bukan aspek somatis saja ke dalam ilmu kedokteran.

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Definisi Psikosomatis

 Pengertian sehat WHO yang meliputi kesehatan fisis, psikologis, sosial


dan spiritual  yaitu bio-psiko-sosio-spiritual.

BATASAN PSIKOSOMATIS
• hanya membatasi pada minor cases saja
• gangguan pada aksis II  bukan merupakan wilayah penyakit dalam.

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Diagnosis Multiaksial

Dikenal 5 aksis yang ada, yaitu :


• Aksis 1. Faktor – faktor psikologis yang mempengaruhi malfungsi atau kondisi
fisis, sindrom klinis.
• Aksis 2. Gangguan (kepribadian) atau personality serta keras dan beratnya
gangguan tersebut.
• Aksis 3. Gangguan penyakit fisik.
• Aksis 4. Stresor psikososial serta keras dan beratnya.
• Aksis 5. Sosio-kultural, kemampuan fungsi adaptasi yang tertinggi yang
didapatkan dalam satu tahun terakhir.

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
• Dipandang secara luas dari berbagai aspek, yaitu aspek psikologis, sosial, fisik,
dan juga beratnya faktor stresor dan derajat fungsi adaptasinya

• Tidak hanya aspek psikis dan somatik saja yang menjadi titik perhatian, tetapi
juga aspek spiritual (agama) dan lingkungan merupakan faktor yang harus
diperhatikan untuk mencapai keadaan kesehatan yang optimal.

• 4 dimensi yaitu bio-psiko-sosio-spiritual.

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Gangguan Psikosomatik
• Gangguan atau penyakit dengan gejala-gejala yang menyerupai penyakit fisik
dan diyakini adanya hubungan yang erat antara suatu peristiwa psikososial
tertentu dengan timbulnya gejala-gejala tersebut.
• Merupakan suatu kelainan fungsional suatu alat atau sistem organ yang dapat
dinyatakan secara obyektif,
• Misalnya adanya spasme, hipo atau hipersekresi, perubahan konduksi saraf dan
lain-lain.
• Dapat disertai adanya kelainan organik / struktural sebagai akibat adanya
gangguan fungsional yang sudah berlangsung lama.

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Gangguan Psikosomatik

• Definisi lain  keluhan-keluhan psikis dan somatik yang dapat merupakan


kelainan fungsional suatu organ dengan ataupun tanpa gejala obyektif, dan
dapat pula bersamaan dengan kelainan organik / struktural yang berkaitan erat
dengan stresor atau peristiwa psikososial tertentu.

Gangguan psikosomatik ialah gangguan atau penyakit dengan gejala-gejala yang


menyerupai penyakit fisik dan diyakini adanya hubungan yang erat antara suatu
peristiwa psikososial tertentu dengan timbulnya gejala-gejala tersebut

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Gangguan Psikosomatik
Gangguan fungsional yang ditemukan bersamaan dengan gangguan struktural
organ
• Gangguan fungsional yang lama dapat menyebabkan atau mempengaruhi
timbulnya gangguan structural.
seperti asma bronkial, hipertensi, penyakit jantung koroner, artritis
reumatoid, dan lain-lain.
• Gangguan atau kelainan struktural dapat menyebabkan ganguan psikis dan
menimbulkan gejala-gejala gangguan fungsional
seperti pada pasien penyakit kanker, penyakit jantung, gagal ginjal,
dan lain-lain.
• Gangguan fungsional dan struktural organik berada bersamaan oleh sebab yang
berbeda (suatu koinsidensi).
www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Fava GA, Sonino, int J Clin Pract, July 2010, 64, 8, 1155–1161 10
Dasar Psikofisiologi dan Psikopatologi Penyakit
Psikosomatik
1. Ketidakseimbangan saraf otonom vegetatif

• Pada keadaan ini konflik emosi yang timbul diteruskan melalui korteks serebri ke
sistem limbik, kemudian hipotalamus dan akhirnya ke sistem saraf autonom
vegetatif.
• Gejala klinis yang timbul dapat berupa hipertoni simpatik, hipertoni
parasimpatik, hipotoni simpatik, ataksi vegetatif dan amfotoni

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Dasar Psikofisiologi dan Psikopatologi Penyakit
Psikosomatik
2. Gangguan konduksi impuls melalui neurotransmitter

• Neurotransmiter adalah senyawa organik endogen yang membawa sinyal antar


neuron.
• Baik kekurangan maupun kelebihan neurotransmitter di pre-sinaps atau adanya
gangguan sensitivitas pada reseptor – reseptor post-sinaps dapat menyebabkan
gangguan psikosomatik.

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Dasar Psikofisiologi dan Psikopatologi Penyakit
Psikosomatik
3. Hiperalgesia alat visceral
• Hipersensitivitas visceral
• Individu memiliki peningkatan sensitivitas terhadap nyeri pada organ – organ
viseral seperti lambung, usus, atau pankreas.
• Kondisi normal  seseorang minum atau makan, lambung dan usus akan
meregang sebagai bentuk akomodasi terhadap adanya makanan atau minuman
tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman di perut.
• Kondisi hiperalgesia viseral  adanya cairan atau makanan yang sedikit saja
dapat memicu saraf di usus untuk merespon sebagai nyeri.
• Konsep ini telah dibuktikan pada kasus – kasus non cardiac chest pain, non ulcer
dyspepsia dan irritable bowel syndrome.
www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Dasar Psikofisiologi dan Psikopatologi Penyakit
Psikosomatik
4. Gangguan sistem endokrin /
hormonal
Perubahan tersebut terjadi melalui
hypothamic – pituitary – adrenal axis
(jalur hipotalamus – pituitari –
adrenal).
Hormon yang berperan pada jalur ini
antara lain : hormon pertumbuhan
(growth hormone), prolaktin, ACTH
dan katekolamin

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Dasar Psikofisiologi dan Psikopatologi Penyakit
Psikosomatik

Role of cortisol in health. This


schematic represents the roles
of glucocorticoids (cortisol) in
major organ systems of the
human body. Glucocorticoids
act through genomic and
nongenomic actions

www.cme.ums.ac.id Brain and Behavior. 2021;11:e01960. Cme.fkums


Dasar Psikofisiologi dan Psikopatologi Penyakit
Psikosomatik
5. Perubahan pada sistem imun
• Respon stres dan induksi disregulasi keseimbangan sitokin  memicu aksis
hipotalamus-pituitari-adrenal dan sistim syaraf simpatis-medulla adrenal.
• Hormon neuroendokrin yang terpicu menyebabkan disregulasi sistim imun
atau peningkatan produksi sitokin oleh sel-sel imun
• Fungsi imun menjadi terganggu karena sel-sel imunitas yang merupakan
immunotransmitter mengalami berbagai perubahan.
• Depresi jumlah netrofil dalam sirkulasi meningkat, jumlah sel natural killer (NK)
menurun, limfosit T dan limfosit B menurun, sel T helper dan T-supresor
menurun. Aktivitas sel NK dan proliferasi limfosit juga menurun. Produksi
interferon menurun.
www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Dasar Psikofisiologi dan Psikopatologi Penyakit
Psikosomatik

www.cme.ums.ac.id Brain and Behavior. 2021;11:e01960. Cme.fkums


Kriteria Klinis Gangguan Psikosomatik
Kriteria yang biasanya tidak ada (kriteria negatif)
• Tidak didapatkan kelainan-kelainan organik
• Bila ada kelainan organik belum tentu bukan merupakan penyakit psikosomatik,karena :
• Bila penyakit psikosomatik tidak diobati  jangka waktu cukup lama  menimbulkan
kelainan-kelainan organik pada alat-alat yang dikeluhkannya.
• Secara kebetulan ada kelainan organik, tetapi kelainan ini tidak dapat menerangkan keluhan
yang ada koinsidensi
• Sebelum timbulnya gejala-gejala psikosomatik, Baru setelah pasien menjadi sadar, baik disadarkan oleh
orang lain atau oleh dokter yang mengobatinya, hal ini akan membuat pasien menjadi takut, khawatir
dan gelisah, yang dinamakan iatrogen.
• Tidak ada gejala-gejala psikotik.
• Tidak ada disintegrasi kepribadian.
• Tidak ada distorsi realitas

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Kriteria Klinis Gangguan Psikosomatik
Kriteria yang biasanya ada (kriteria POSITIF)
• Keluhan-keluhan pasien ada hubungannya dengan emosi tertentu.
• Keluhan-keluhan tersebut berganti-ganti dari satu sistem ke kelainan sistem lain  shifting
phenomenon.
• Adanya imbalans vegetatif (ketidakseimbangan susunan saraf otonom).
• Penuh dengan stres sepanjang kehidupan yang menjadi sebab konflik mentalnya (stressfull
live situation).
• Adanya perasaan negatif yang menjadi titik tolak keluhan-keluhannya.
• Adanya faktor pencetus (faktor presipitasi) proksimal dari keluhan-keluhannya.
• Adanya faktor predisposisi, dicari dari anamnesis longitudinal yang membuat pasien
rentanpasien rentan terhadap faktor presipitasiFaktor predisposisi dapat berupa faktor
fisik / somatik, biologis, stigmata neurotik, dapat pula faktor psikis dan sosio kultural.
www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Kriteria – kriteria di atas tidak perlu semuanya ada, tetapi bila

ada salah satu atau lebih, maka dapat dikatakan presumtif dan

indikatif untuk penyakit psikosomatik

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
STRES

stimulus atau situasi yang menimbulkan distres dan menciptakan


tuntutan fisik dan psikis pada seseorang
Hans Selye  stres ialah suatu respon tubuh yang tidak spesifik
terhadap aksi atau tuntutan atasnya.

general adaptation syndrome (GAS)

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
22
www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Depresi pada Penyakit Kronik

National Institute of Mental Health


http://www.nimh.nih.gov/health/topics/depression /index.shtml

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Prevalensi Depresi pada Gangguan Medis
Kondisi Medis Prevalensi Depresi
Kanker 0-38%
Penyakit Kardiovaskular 17-27%
PPOK 20-50%
Stroke 14-19%
Diabetes 9-26%
Epilepsi 20-55%
Penyakit Parkinson Idiopatik 2.7-90%
James S and Malcolm W. MJA Open 2012; 1 Suppl 4: 9–12

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Manifestasi Klinik
• Keluhan-keluhan yang ada pada pasien dengan gangguan psikosomatik
tersebut sebenarnya merupakan manifestasi dari ketidakseimbangan sistem
saraf autonom vegetatif

• Sakit kepala, pusing, serangan mau pingsan, banyak berkeringat, jantung


berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pada lambung dan usus, diare,
anoreksia, kaki dan tangan dingin, kesemutan, merasa panas atau dingin di
seluruh tubuh

• Sifat keluhan biasanya berpindah – pindah dari sistem organ ke sistem lainnya
dan kemudian menghilang dalam waktu yang singkat.

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Tatalaksana
• Farmakologis
a. Psikofarmaka
b. Pengobatan simptomatik
c. Pengobatan penyakit dasar/penyerta

• Non Farmakologis
Psikoterapi : Terapi perilaku kognitif (CBT)
Terapi interpersonal (IPT)
dll
Lifestyle modification

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Tatalaksana
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, psikoterapi dibedakan atas:
1. Psikoterapi Suportif:
Memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak
merasa putus asa.
2. Psikoterapi Reedukatif:
Memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai bahwa ketidakmampuan
mengatasi stres, kecemasan, dan depresinya itu dikarenakan faktor psiko-edukatif masa
lalu di saat yang bersangkutan dalam periode anak dan remaja
3. Psikoterapi Rekonstruktif:
Memperbaiki kembali (rekonstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat
stresor psikososial yang tidak mampu diatasi oleh pasien yang bersangkutan.
www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Benzodiazepin

no Nama Generik Golongan Sediaan Dosis aniuran

1 Diazepam Benzodiazepin Tab 2- 5 mg Peroral 10-30mg/hr,2-


3x/hariPaenteralIV/IM2-
10 mg/kali,setiap 3-4
jam
2 Klordiazepoksid Benzodiazepin Tab 5 mgKap 5 mg 15-30 mg/hari2-3
x/sehari
3 Lorazepam Benzodiazepin Tab 0,5-2 mg 2-3 x 1 mg/hr

4 Clobazam Benzodiazepin Tab 10 mg 2-3 x 10mg/hr

5 Bromazepam Benzodiazepin Tab 1,5-3-6mg 3 x 1,5 mg/hr

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
32
Antidepresan

www.cme.ums.ac.id Katzman et al. BMC Psychiatry 2014, 14(Suppl 1):S1 Cme.fkums


CBT

• Therapist  teaches clients how


to identify distorted cognitions
through a process of evaluation.

• The clients learn to discriminate


between their own thoughts and
reality. They learn the influence
that cognition has on their
feelings, and they are taught to
recognize observe and monitor
their own thoughts.

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
McLeod, S. A. (2019, January 11). Cognitive behavioral therapy. Simply Psychology.
www.simplypsychology.org/cognitive-therapy.html
www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Li J, Li X, Jiang J, Xu X, Wu J, Xu Y, Lin X, Hall J, Xu H, Xu J and Xu X (2020) The Effect of Cognitive Behavioral Therapy on Depression, Anxiety, and
Stress in Patients With COVID-19: A Randomized Controlled Trial. Front. Psychiatry 11:580827
Kesimpulan

• Pasien dengan gangguan psikosomatik sering tidak terdeteksi


• Pasien sering kali datang dengan keluhan masalah fisik
• Memerlukan anamnesis yang teliti
• Memerlukan tatalaksana yang komprehensif, dan seringkali memerlukan
pendekatan multidisiplin.

www.cme.ums.ac.id Cme.fkums
Terima Kasih

37

Anda mungkin juga menyukai