PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Meskipun sejarah perkapalan dan pelayaran di laut bebas telah ada selama
berabad-abad lalu, namun sejarah tentang kendali kapal otomatis tidak lebih dari 92
tahun yang lalu. Karya Minorsky (Minorsky 1922) tentang kendali otomatis pada kemudi
kapal merupakan sebuah sumber utama bagi dari berbagai literature yang ada di pada
kendali otomatis. Di tahun yang sama (Sperry, 1922) memperkenalkan sistem kendali
otomatis yang pertama untuk kapal. Awalnya sistem kendali otomatis ini sepenuhnya
murni diperuntukkan bagi sebuah sistem konstruksi mekanis yang disediakan untuk
menyederhanakan pengarahan yang diinginkan.
Ketika sistem kontroler Proporsional-Integral-Derivative (PID) tersedia secara
komersial, yang mana sangat meningkatkan kinerja, dan sampai tahun 1980-an hampir
semua membuat sistem kendali otomatis yang didasarkan pada kontroler tersebut.
Kerugian utama dari PID controller adalah membutuhkan penyesuaian manual untuk
mengkompensasi perubahan kondisi operasi serta kondisi lingkungan, tetapi pengaturan
kontroler ini dalam hal apapun biasanya tidak optimal untuk kapal. Penyesuaian
membutuhkan waktu yang banyak. Selain itu, sistem kendali PID dapat menyebabkan
kesulitan ketika kapal bermanuver dengan sudut yang besar yang melibatkan perilaku
dinamika nonlinear.
Untuk menghindari masalah pada struktur kontrol PID ini, pada tahun 1970an dan
hingga saat ini diperkenalkan kendali otomatis yang dapat menyesuaikan diri (Honderd
dan Winkelman, 1972; Oldenburgh, 1975; Ohtsu dan Kitagawa, 1978; Sugimoto dan
Kojima, 1978; Kallstrom, 1979; Astrom, 1980; Van Amerongen, 1982; Arie et al. 1986;
Katebi dan Byrne, 1988; Fossen dan Paulsen, 1993; Garcia dan Castelo, 1995). Hal ini
karena keuntungan yang signifikan dari segi ekonomi seperti konsumsi bahan bakar,
peningkatan kecepatan kapal, dan mengurangi pengaturan secara manual untuk
mengkompensasi perubahan kondisi operasi kapal. Namun, ada beberapa kekhawatiran
tentang potensi ketidakstabilan dan masalah lain yang terkait dengan perilaku sistem
adaptif.
Jaringan syaraf tiruan / Artificial Neural Network (ANN) muncul untuk menawarkan
beberapa keunggulan dibandingkan bentuk-bentuk kontrol untuk kemudi kapal. Hal ini
karena kemampuan saraf jaringan untuk menangani variasi rencana yang dinamis tanpa
unsur ketidakpastian yang dapat menyebabkan kekhawatiran ketika kontrol adaptif
dianggap untuk pengaplikasian keamanan yang kritis. Kontroller ANN dapat dilatih
sehingga memiliki sifat terbaik dari kedua parameter yaitu kontroler konstan serta dari
kontroler adaptif. Di sisi lain, kendali jaringan ini dapat dilatih untuk berbagai kondisi
operasi sehingga perilaku jaringan berubah seperti halnya kontroler adaptif. Witt et al.
[1994,1995) melaporkan bahwa sebuah kontroller neuro dapat meningkatkan margin
keuntungan dari kapal dan memberikan kontribusi pada keselamatan kapal, yaitu : (i)
mengurangi tingkat kendali manual yang diperlukan di atas dek (ii) mencapai
penghematan bahan bakar dengan memungkinkan kapal untuk tetap berada di jalur
dengan sedikit penyimpangan dan (iii) menyediakan kemudi yang akurat dalam kondisi
lingkungan yang padat akan lalu lintas dan ketika dekat dengan sebuah rintangan.
Salah satu metode dari Jaringan syaraf tiruan / Artificial Neural Network (ANN)
adalah Metode Backpropagation. Metode ini menggunakan nilai kemelesetan atau error
output untuk mengubah nilai bobot arah mundur. Untuk mendapatkan nilai output error,
tahapan perambatan maju harus dikerjakan terlebih dahulu dengan mengaktifkan neuron
dengan fungsi aktifasi sigmoid.
BLOK DIAGRAM SISTEM AUTOPILOT PADA KAPAL
WAVE
WIND
WAKE
Desired Actual
heading heading
Xd,Yd
System Propeller, Ship
Ship
(0) (t) (0) (t) autopilot (0) (t) rudder (0) (t) dynamic (0) (t)
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam perancangan kontrol otomatis ini
harus memenuhi berbagai kondisi. Kondisi yang diperlukan dalam perancangan kontroler
tersebut diantaranya :
1. Memenuhi kestabilan, keteramatan dan kondisi respon seperti yang diharapkan.
2. Mampu menangani ketidaklinieran pada sistem.
3. Kemampuan adaptif terhadap perubahan parameter sistem dan gangguan dari
lingkungan.
4. Kemudahan dalam implementasi pada komputer on - board.
Berdasarkan kondisi-kondisi diatas, maka dari itu yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
Sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada maksud dan tujuan penelitian, maka
beberapa asumsi diambil untuk memfokuskan penelitian. Batasan masalah dalam
penelitian adalah :
1. Model dinamika kapal yang diturunkan dalam 6 derajad kebebasan (dof), didekati
dengan model 3 dof untuk gerak surge, sway dan yaw, dengan asumsi bahwa secara
eksperimen gerak pitch dan heave tidak berpengaruh pada haluan kapal (Fossen ,
1994)
2. Aktuator yang bekerja adalah rudder dan propeller
3. Metode yang digunakan adalah metode backpropagation.
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian adalah : merancang sebuah sistem kontrol otomatis kapal yang
bekerja berdasarkan keluaran Artificial Neural Network, untuk memperkecil nilai
kemelesetan pada output.
X1
Y2 Z2
X2
A
Y3 Z3
X3
Y4 Z4
TERIMA KASIH