Kelompok 6 :
1. Choirun Nita
2. Dhita Humaira
3. Imroatun Nafi’ah
4. Indah Khoirun Nisa
Pengertian Media Pertumbuhan
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu
bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya
Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya
Faktor Pertumbuhan Mikroalga
Pertumbuhan suatu jenis mikroalga sangat dipengaruhi
oleh ketersediaan zat hara makro, zat hara mikro dan
kondisi lingkungan pertumbuhan.
1. Faktor Lingkungan : cahaya, suhu, pH, medium dan
aerasi
2. Faktor Internal : sifat genetik
Algaini dapat tumbuh pada salinitas 0-3 ppt. Salinitas 10-20 ppt
merupakan salinitas optimum untuk pertumbuhannya.
Alga masih dapat bertahan hidup pada suhu 400C tetapi tidak
mengalami pertumbuhan. Kisaran suhu 25-300C (Isnansetyo dan
Kurniastuty, 1995).
Secaraumum pertumbuhan mikroalga dipengaruhi oleh
parameter-parameter sebagai berikut :
1. pH
2. Salinitas (alga laut dan alga tawar berbeda pada salinitasnya)
3. suhu
4. cahaya
5. Karbondioksida
6. Nutrien
7. Aerasi
Unsur Hara Mikro dan Makro Pada Media
Pertumbuhan Mikroalga
Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995), pupuk yang
digunakan dalam skala laboratorim harus mengandung unsur
hara lengkap, yaitu unsur hara makro yang terdiri dari N, P, K,
S ,Na, Si, Ca dan unsur hara mikro berupa Fe, Mn, Cu, Zn,
Mg, Mo, Si, Co, B dan lain-lain tergantung fitoplanktonnya.
Media Zarrouk
digunakan untuk
jenis mikroalga
hijau biru jenis air
laut
2. Media BG 11
Jenis Bahan Kimia Konsentrasi (mg 1-1) Volume
NaNO3 1500
K2HPO4 40
MgSO4.7H2O 75
CaCl2.2H2O 36
Cictric Acid 6
Fe- Amonium Citrate 6
Na2EDTA 4
NA2CO3 20 BG 11 untuk jenis
mikroalga hijau
Trace Element : 1 ml
biru jenis air laut
H3BO3 2860
MnCl2.4H2O 1810
ZnSO4.7H2O 222
Na2MoO4.2H2O 390
CuSO4.5H2O 79
Co (NO3)2.6H2O 49
3. Medium Basal Bold (MBB)Bahan Jumlah
Menurut Nichols (1973), NaNO3 25 mg
pembuatan medium MBB dilakukan CaCl2.2H2O 2,5 mg
dengan cara menambahkan 10 ml MgSO4.7H2O 7,5 mg
dari setiap larutan stock K2HPO4 10 mg
makronutrien dan mikronutrien ke KH2PO4 17,5 mg
dalam erlenmeyer 1 liter kemudian NaCl 2,5 mg
ditambahkan akuades. Larutan KOH 31 mg
yang telah dihomogenkan tersebut FeSO4.7H2O 0,498 mg
selanjutnya disterilisasi H3BO3 1,142 mg
menggunakan autoclave pada suhu ZnSO4.7H2O 0,882 mg
121’C dengan tekanan 2 atm MnCl12.7H2O 0,144 mg
selama15 menit MoO3 0,071 mg
CuSO4.5H2O 0,157 mg
Media conway
untuk jenis
mikroalga hijau
biru jenis air laut
8. Media Miquel-Allen
Pembuatan larutan Miquel-Allen. Akuades 100 ml
dan 20,20 gr KNO3 diaduk hingga merata (solution
A). Bahan kimia B satu per satu masukkan padfa 80
ml akuades dan dikocok, kemudian masukkan HCl 2
ml dan diaduk sampai merata (solution B).
Pemakaian 2ml solution A dan 1 ml solution B dalam
1 liter akuades steril.
Media miquel-
Allen untuk
jenis
mikroalga
hijau biru
jenis air laut
Kemampuan Mikroalga Merubah Nutrisi
Akibat Pegaruh Lingkungan :
1. Autotrofik : Mikroalga mempunyai pigmen klorofil yang dapat
melakukan fotosintesis dan hidup dari nutrien anorgaik serta
menghasilkan zat-zat organik dari bantuan air,
karbondioksida, dan sinar matahari untuk menghasilkan energi
2. Heterotrof : mikroalga memperoleh unsur-unsur dan kimia
energi yang diperlukan untuk proses metabolisme dari
senyawa organikyang disintesis
3. Miksotrof : mikroalga menggunakan fotosintesis dan konsumsi
nutrisi organik
Faktor-faktor yang dapat mendukung keberhasilan
kultur alga berkualitas baik dengan kepadatan
yang diinginkan harus diperhatikan, faktor-faktor
pendukung ini antara lain faktor biologi, kimia,
fisika, dan kebersihan lingkungan kultur.
Teknik budidaya mikroalga memiliki beberapa tahapan yaitu :
1. Koleksi yang bertujuan untuk mendapatkan satu atau beberapa jenis
mikroalga dari alam untuk dikultur secara alami.
2. Isolasi
Metode yang digunakan untuk mengisolasi mikroalga tergantung pada ukuran
dan karakteristik mikroalga. Isolasi yang dapat dilakukan meliputi lima metode,
yaitu :
a. Isolasi secara biologis
b. Isolasi pengenceran berseri
c. Isolasi pengulangan sub-kultur
d. Isolasi pipet kapiler
e. Isolasi goresan
3. Perbanyakan
Isolasi dilakukan berdasarkan karakteristik dan ukuran atau jumlah mikroalga
yang dibutuhkan.
1. Metode isolasi secara biologis, dengan menggunakan pengaruh sifat
phototaksis organisme yang akan diisolasi (apabila diberi cahaya, alga akan
mengumpul)
2. Metode isolasi pengenceran berseri, digunakan bila jumlah jenis organisme
banyak dan ada spesies dominan, memindahkan sampel ke dalam beberapa
tabung reaksi yang dikondisikan untuk pertumbuhan yang akan diisolasi
3. Metode isolasi pengulangan subkultur, hampir sama dengan metode isolasi
pengenceran berseri, tapi jumlah dan jenis organisme yang terkumpul sedikit;
4. Metode isolasi pipet kapiler, dimana sampel 10-15 tetes diteteskan di tengah
gelas obyek, dan sekelilingnya ditetesi 6-8 tetes medium
5. Metode isolasi goresan, untuk mengisolasi fitoplankton tunggal dengan
menggunakan media agar.
Isolasi Pengenceran
Berseri
Isolasi Secara Biologis
Isolasi Goresan
Kelebihan dari metode isolasi kapiler : bahan yang dibutuhkan
hanya memerlukan jumlah yang sedikit dan tidak memakan
banyak tempat
Kekurangan: tidak bisa dilakukan untuk organisme yang jumlah
dan jenisnya banyak, memerlukan ketelitian yang tinggi pada
saat menyaring mikroalga saat menggunakan akuades, agar
akuades tidak terlalu banyak sehingga monospesies mikroalga
bisa didapatkan dengan te pat (Prasetyo, T, 1967).
Teknik isolasi mikroalga : langkah awal yang memegang peranan
penting dalam kultur. Sediaan inokulum/bibit yang mempunyai
kualitas dan kuantitas yang baik. Secara individu sel mikroalga
sangat kecil dan biasanya berasosiasi dengan spesies epiphytic
lain yang tidak sesuai (Suriadyani, 2006). Isnansetyo dan
Kurniastuti (1995) menyatakan ada beberapa cara isolasi
mikroalga untuk mengambil kultur murni jenis tunggal.
Cara-cara ini tidak hanya digunakan untuk memisahkan jenis
yang diinginkan dari populasi berbagai jenis plankton alam,
tetapi juga digunakan untuk memisahkan satu jenis atau
mikroalga yang telah terkontaminasi oleh organisme lain.
Tujuan isolasi : untuk memperoleh fitoplankton/mikroalga
monopesies (murni) dengan cara mengambil sampel air di alam
dengan menggunakan planktonnet, untuk selanjutnya diamati
dibawah mikroskop
Alatyang digunakan : mikroskop, object glass, cover glass, pipet,
pipet kapiller, botol film, planktonnet dan kamera digital.
Bahan yang digunakan : sampel mikroalga dan akuades steril.
Metode
1. Sampel mikroalga diambil menggunakan planktonnet dan dimasukkan
ke dalam tempat film.
2. Sampel diambil menggunakan pipet tetes dan diteteskan di ujung
object glass
3. Akuades diteteskan sebanyak tiga tetes pada permukaan object glass.
4. Sampel mikroalga dari air diteteskan pada salah satu tetesan akuades.
5. Mikroalga diisolasi dengan bantuan mikroskop dan pipet kapiler
kemudian dipindahkan dari satu media ke media lain hingga didapat
satu spesies mikroalga.
6. Monospesies mikroalga yang didapat kemudian difoto dengan kamera
digital
Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan kultur : dengan
sterilisasi bahan dan alat serta pembuatan media untuk
pertumbuhan. Sterilisasi bahan dan alat bertujuan untuk membunuh
mikroorganisme yang tidak diinginkan. Ada 5 metode untuk
sterilisasi :
Sterilisasi peralatan untuk isolasi.
Sterilisasi media kultur.
Sterilisasi alat besar,
Sterilisasi media tidak tahan panas.
Sterilisasi kultur massal
Scale up => biakan dari di tabung, erlenmeyer, erlenmeyer
besar,toples,bak besar (penambahan volume dari ditabung)
Bahan:
Larutan chlorin
Natrium Thiosulfat
Air sumur
Media Conway