Anda di halaman 1dari 35

P U T R I WA H Y U N I N G S I H

JURNAL READING
T H E E F F E C T O F P R O B I OT I C S O N C H I L D H O O D
C O N S T I P AT I O N : A R A N D O M I Z E D C O N T R O L L E D
DOUBLE BLIND CLINICAL TRIAL
PENDAHULUAN
• Konstipasi adalah rasa sakit yang dirasakan saat mengeluarkan tinja,
kurang dari dua kali dalam seminggu atau kurang dari 1 kali dalam 3
hari.
• Prevalensi konstipasi bervariasi dari 0,07% sampai 29,6% di berbagai
penelitian.
• Penatalaksanaan yang dapat dilakukan antara lain; toilet training,
edukasi keluarga, perubahan pola makan, penggunaan laxativ.
PENDAHULUAN

• Probiotik merupakan salah satu terapi pendukung yang digunakan


untuk berbagai penyakit pada anak.
• Fungsi probiotic pada saluran pencernaan dari berbagai penelitian
 penanganan alergi, pencegahan infeksi, necrotizing enterocolitis,
dan kolik infantile
TUJUAN

Untuk meneliti keefektifan probiotik terhadap anak


dengan konstipasi
MATERIAL DAN METODE
• Desain: randomized double blind controlled
• Sampel : 56 anak yang berusia 4-12 tahun dengan konstipasi kronik memenuhi kriteria Rome III
• Tempat : RS Ayatollah Moussavi Zanjan, Iran
• Waktu: Oktober 2011 sampai Maret 2012
• Total Sampel:
KRITERIA ROME III
MATERIAL DAN METODE
4 pasien menolak
melanjutkan penelitian

Kelompok Intervensi
(Lactulose + 28 sampel 24 sampel
56 sampel. Anak Protexin)
berusia 4-12th dg
konstipasi kronik Kelompok plasebo
(Lactolose + 28 sampel 24 sampel
Plasebo)

4 pasien menolak
melanjutkan penelitian
MATERIAL DAN METODE
• Periode selama 1 minggu dianggap sebagai periode wash-out bagi yang menggunakan obat untuk
konstipasi
• Setiap sachet Probiotik mengandung :
a. Lactobacillus casei PXN 37
b. Lactobailuus rhamnosus PXN 54
c. Streptococus Thermiphiles PXN 66
d. Bifidobacterium breve PXN 25
e. Lactobacillus acidophilus PXN 35
f. Bifidobacterium infantis (child specific) PXN 27
g. Lactobacillus bulgaricus
h. PXN 39, TVC: 1 billion CFU TVC
MATERIAL DAN METODE
• Setiap pasien diberi quesioner berisi data demografi, riwayat pengobatan
sebelumnya, gejala konstipasi, latihan fisik
• Pada akhir minggu pertama dan akhir minggu keempat, diberika quesioner
terkait gejala konstipasi, pertambahan BB, frekuensi BAB, konsistensi tinja, efek
samping masing-masing grup.
• Data di analysis menggunakan SPSS Version 16.0
MATERIAL DAN METODE

• BU dan inkontinensia fecal dihitung menggunakan Friedman test


• Student t test digunakan untuk data parametric
• Chi-square digunakan untuk data kategorikal
• Nilai P < 0,05 berarti signifikan
HASIL
Data demografi pasien

• 4 orang dikelompok intervensi menolak untuk melanjutkan penelitian


• 4 orang dikelompok kontrol juga tidak melanjutkan penelitian (2 menolak di follw up, 2 tidak
memenuhi kriteria Rome III selama penelitian)
• Berdasarkan data demografi pasien, perbedaan kedua grup tidak signifikan (P=0,248).
HASIL

• Pada akhir minggu ke-empat, frekuensi dan konsistensi tinja meningkat secara signifikan (P= 0,042,
P=0,049)
HASIL

• Pada akhir minggu pertama, inkontinensia fecal dan nyeri perut mengalami perbaikan pada grup intervensi
(P=0,030, P=0,017)
• Namun pada akhir minggu keempat, perubahan ini tidak signifikan P=0,125, P=0,161)
• Pada akhir minggu pertama, probiotik meningkatkan BB (lebih dari 10%) secara signifikan (P=0,002)
DISKUSI
PEMBAHASAN
• Probiotik dapat mengeksklusi bakteri patogen dan meningkatkan kerja GI dengan memproduksi
short chain fatty acid, asam laktat, asam asetat, mengurangi PH colon, mengubah microflora usus, dan
meningkatkan peristaltik usus.

• Penelitian ini menunjukkan bahwa


– Probiotik secara signifikan meningkatkan durasi BAB dan perbaiki konsistensinya pada akhir minggu ke-4
– Penurunan fecal inkontinensia dan nyeri perut dan peningkatan BB terjadi pada akhir minggu pertama.
Namun tidak signifikan pada akhir minggu ke-4
PENELITIAN DG HASIL SERUPA
1. Penelitian Saneian (2013), membandingkan placebo + mineral oil dan probiotik + mineral oil pada
60 pasien di Ishifan, Iran   frekuensi BAB, konsistensi tinja, nyeri saat BAB memiliki perubahan
baik yg cukup signifikan pada grup intervensi.

2. Penelitian Bekkali (2007), pada 20 anak usia 4-16 tahun anak yang mendapatkan probiotik setelah
4 minggu, frekuensi dari peristaltik usus meningkat secara signifikan. Probiotik juga dapat
menurunkan inkontinensia fecal dan nyeri perut.

3. Penelitian Koebnick (2003), pada akhir minggu keempat 89% pasien dengan konstipasi yg
menerima probiotik secara signifikan mengalami perbaikan dibanding 54% kontrol
PENELITIAN DG HASIL SERUPA
4. Penelitian Ardatkasia terhadap 30 pasien dengan Irritable Bowel Syndrome predominansi
konstipasi menunjukan Normoflorin terapi dapat menormalkan pergerakan usus dengan
mengubah flora normal pada usus.

5. Pada penelitian crossover di Brazil, 59 siswa dg konstipasi, setelah 5 minggu, pasien yang
menerima probiotik yogurt secara signifikan meningkatan frekuensi BAB (P=0,012),
menurunkan nyeri saat BAB (P=0,046), dan nyeri perut (P=0,015).
PENELITIAN DG HASIL BERBEDA
1. Banaszkiewicz dan Szajewska terhadap 84 anak dg konstipasi (2-16thn) yg menerima
1mL/kg/hari dari 70% lactulose plus 10^9 CFU dari Lactobasilus GG PO 2 kali sehari selama
12 minggu dibanding dg grup kontrol menunjukan bahwa LGG tidak cukup efektif menjadi
ajuvan bagi lactulosa pada anak dg konstipasi.
– Perbedan hasil diduga dari komposisi probiotik yg digunakan

2. Penelitian Tabbers (2011) menunjukkan 159 anak dg konstipasi menerima makanan


fermentasi yg mengandung Bifidobacterium lactis, walaupun meningkatkan frekuensi BAB dari
sebelumnya, namun hasil ini tidak dibandingakan dg kontrol.
CRITICAL
APPRAISAL
ANALISIS PICO
ITEM JAWABAN
Patien/ Pasien anak yang terdiagnosis konstipasi
Problem
Intervention Pemberian Probiotik
Comparasion Pemberian Plasebo
Outcome Dampak terhadap pasien anak dengan konstipasi

Kesimpulan: Bagaimanakah dampak probiotik dibandingkan


dengan plasebo pada pasien anak dengan konstipasi?
1. DID THE TRIAL ADDRESS A CLEARLY
FOCUSED ISSUE?
Ya, penelitian ini bertujuan untuk meneliti keefektifan probiotik terhadap anak dengan konstipasi.
Hal ini dijabarkan pada bagian abstrak dan pendahuluan.
2. WAS THE ASSIGNMENT OF PATIENTS
TREATMENTS RANDOMIZED?
Ya. Perserta secara acak diletakkan pada kedua kelompok. Kelompok pertama yang mendapat
laktulosa (1mL/kg/hari) ditambah Protexin 1 sachet sehari. Lalu kelompok kontrol mendapatkan
laktulosa ditambah plasebo selama empat bulan.
3. WERE PATIENTS, HEALTH WORKERS
DAN STUDY PERSONNEL BLINDED?
Unclear. Pada penelitian ini hanya disebutkan saja merupakan
penelitian yang memiliki design “randomized double blind controlled
trial”. Namun tidak dijelaskan apakah peneliti, tenaga kesehatan juga
dilakukan blinding
4. WERE THE GROUP SIMILIAR AT THE
START TRIAL?
Ya. Pada jurnal ini disediakan tabel demografi sampel seperti jenis kelamin dan rata-rata umur
pasien. Semua pasien yang dijadikan sampel penelitian adalah yang memenuhi kriteria Rome III
pada konstipasi.
5. ASIDE FROM THE EXPERIMENTAL
INTERVENTION, WERE THE GROUPS TREATED
EQUALLY?
Ya. Masing-masing kelompok diperlakukan sama. Setiap pasien di kunjungi oleh peneliti dan dievaluasi mulai
dari penyakit organik, dan quesioner termasuk data demografi, riwayat pengobatan sebelumnya, riwayat
penggunaan obat, gejala konstipasi dan latihan fisik yang dilakukan sebelum penelitian.
6. WERE ALL PATIENTS WHO ENTERED THE
TRIAL PROPERLY ACCOUNTED FOR AT ITS
CONCLUSION?
Tidak, karena diawal penelitian didapatkan sampel 56 pasien, lalu terdapat 8 pasien yang
mengajukan untuk mengundurkan diri dari penelitian.
7. HOW LARGE WAS THE TREATMENT
EFFECT?
Berdasarkan penelitian ini didaptakan bahwa probiotik memiliki dampak positif pada anak dengan
konstipasi. Probiotik dapat meningkatkan frekuensi BAB secara signifikan dan memperbaiki
konsistensi feses.
8. HOW PRECISE WAS THE ESTIMATE
OF TREATMENT EFFECT?
• Pada akhir minggu keempat didapatkan frekuensi dan konsistensi dari defekasi yang membaik
secara signifikan (P=0,042, P=0,049). Perhitungan ini menggunakan analysis chi-square. Nilai
P<0,05 yang diartikan signifikan.
9. CAN THE RESULT APPLIED IN YOUR
CONTEXT (OR THE LOCAL POPULATION)?
• Pada penelitian ini, digunakan produk
probiotik Protexin. Protexin di Indonesia
berharga sekitar ± Rp 250.000. Harga tersebut
cukup mahal untuk masyarakat Indonesia yang
rata-rata berada di ekonomi kelas menengah
kebawah. Namun banyak produk probiotik lain
yang memiliki kandungan hampir serupa
sehingga penelitian ini boleh diterapkan di
Indonesia.
10. ARE THE BENEFITS WORTH THE
HARMS AND COSTS?
• Ya. Pada penelitian ini, tidak didapatkan efek samping yang terjadi saat dilakukan
terapi. Sehingga penggunaan probiotik pada anak dengan konstipasi tidak
berbahaya. Dari segi pembiayaan, harga probiotik yang digunakan pada
penelitian ini sepadan dengan hasil yang didapatkan.
KESIMPULAN

1. Apakah penelitian ini Valid? Yes


2. Apakah penelitian ini penting/ important? Yes
3. Apakah penelitian dapat diaplikasikan ke pasien? Yes

Anda mungkin juga menyukai