Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS

PROSEDURE PEMASANGAN DAN


PERAWATAN KATETER DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH DR. M. YUNUS
KOTA BENGKULU

KELOMPOK 2 PKK KEBUTUHAN DASAR MANUSIA I DAN II


DAFTAR NAMA :

 Sherly Melinda P0 5120317 036


 Sarwendi Al Ghazali P0 5120317 033
 Oktavia P0 5120317 025
 Maria Magdalena Wisnawati P0 5120317 020
 Harum Maulidia Ningsih P0 5120317 016
 Elwina Dwi Putri P0 5120317 012
 Anggra Safitro P0 5120317 006
 Adelia Putri P0 5120317 002
 Kateter merupakan alat kesehatan yang sangat akrab baik kegunaannya
maupun cara-cara perawatannya bagi tenaga kesehatan baik yang bertugas
di rumah sakit maupun di luar rumah sakit. Katerisasi merupakan salah satu
intervensi kesehatan yang sangat sering dilakukan.
 Kateterisasi kandung kemih membawa risiko tinggi terhadap infeksi saluran
kemih (ISK) dan dianggap sebagai salah satu penyebab utama infeksi
nosokomial. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyebab 40% dari semua
infeksi nosokomial yang dilaporkan oleh rumah sakit perawatan akut tiap
tahunnya.
PENYEBAB

 Tingginya infeksi setelah pemasangan kateter juga sebagai akibat sulitnya


pengontrolan, perawatan dan penggantian kateter pada penderita yang
memerlukan pemasangan kateter menetap. Sesuai petunjuk penyusunan
pedoman pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit, bahwa perawat juga
berperan dalam pencegahan infeksi nosokomial, terutama melalui perawatan
kateter dan tidak memperhatikan teknik pemasangan sesuai Standar
Operasional Prosedur.
PENANGANAN SEBELUM RISIKO

 Mengingat risiko dari tindakan invasif, maka pencegahan menjadi sangat


penting mulai dari pemasangan, perawatan, dan penggantian kateter harus
dikerjakan baik oleh perawat karena tindakan tersebut adalah tanggung
jawab perawat.
 PROSEDURE PEMASANGAN DAN PERAWATAN KATETER PADA RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH DR. M. YUNUS KOTA BENGKULU

Setelah dilakukan observasi prosedur pemasangan dan perawatan kateter


selama 6 hari pada salah satu pasien Tn. M di ruang Stroke RSUD M. Yunus
Bengkulu diperoleh beberapa hasil analisa sebagai berikut :
 Perawatan kateter tidak terlalu diperhatikan, hanya dilakukan perawatan jika
kateter sudah di lepas
 Dari hasil observasi, kateter terpasang selama 5 hari tanpa di ganti
 Pada saat pemasangan kateter, perawat tidak terlalu memperhatikan respon
pasien
 Pada saat pemasangan kateter, tidak dilakukan tindakan septik dan aseptik
seperti pada prosedur yang tertulis di SOP.
Persiapan
Pada Pasien Pria
tempat dan
alat Alat-alat: 1. Tangan kiri perawat memegang penis atas.
1. Kateter, ukuran disesuaikan dengan pasien. 2. Preputium ditarik sedikit ke pangkalnya
2. Kantong penampung urine (Urine Bag). 3. Oleskan minyak pelicin pada ujung kateter
sepanjang 12.5-17.5 cm
3. Kassa.
4. Penis agak ditarik supaya lurus, dan kateter
4. Cairan pelumas/jelly. dimasukkan perlahan-lahan (17.5-22 cm (dewasa)
5. Bengkok dan menganjurkan pasien untuk nafas panjang
5. Urine yang keluar ditampung dalam bengkok lalu
6. sarung tangan masukkan lagi 5cm.
7. Spuit 20 cc dan aquades.
6. Bila kateter dipasang tetap/permanen maka kateter
8. Plester atau gunting.
dikunci memakai spuit dan
Persiapan
pasien 1. Memberitahu pasien (Informed Consent) aquades steril (mengisi balon)
2. Menyiapkan pasien dalam posisi dorsal recumbent 7. Menyambung kateter dengan urobag/urine bag.
8. Fiksasi kateter di paha dengan plester bila untuk
Persiapan
aktifitas
Lingkungan Memasang sketsel/tabir dan menutup pintu.
Pelaksanaa 9. Pasien dirapikan
n 1. Pakai sarung tangan.
10. Rapikan dan alat-alat dibereskan

11. Mencuci tangan


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR YANG
DIGUNAKAN RUMAHSAKIT 12. Buka sampiran
1. Observasi pengeluaran urine (jumlah, warna, dan
Evaluasi bau).
PEMASANGAN KATETER

 Dikutip dari buku Kebutuhan Dasar Manusia I oleh Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia, Pemasangan kateter adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan eleminasi urin dengan melakukan pemasangan
kateter untuk membantu memenuhi kebutuhan BAK, keadaan penyakit,
preoperasi dan postoperasi, dan diagnostik. BAK merupakan kebutuhan setiap
manusia yang harus terpenuhi. Tindakan memberikan bantuan pada pasien
yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar eleminasi urin
karena ketidakmampuan atau keterbatasan untuk melakukan BAK secara
spontan keadaan penyakit seperti retensio urine, coma dan lain-lain, preoperasi
dan postoperasi, dan diagnostik.
Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk memenuhi Pelaksanaan 1. Pasang ekstra selimut.
Pengertian kebutuhan eliminasi urine. 2. Perlak dan alasnya dipasang di bawah bokong dan lepas
Indikasi 1. Pasien dengan gangguan eliminasi urine. pakaian .
2. Pasien dengan pemantauan output. 3. Meletakkan dua bengkok diantara kedua tungkai.
3. Pasien post op. 4. Mencuci tangan.
Tujuan Memenuhi kebutuhan urin eliminasi. 5. Pakai sarung tangan.
Persiapan 6. Memasang duk steril.
tempat dan
Pada Pasien Perempuan
alat Alat-alat:
1. Membuka labia minora dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri,
1. Baki.
dan tangan kanan
2. Kateter steril, ukuran disesuaikan dengan pasien.
memengang kapas sublimat.
3. Kantong penampung urine (Urine Bag).
2. Membersihkan vulva dengan kapas savlon/sublimat dari labia
4. Kapas sublimat/kapas savlon steril dalam tempatnya.
mayora dari atas
5. Kassa.
kebawah 1 kali usap, kapas kotor diletakkan dibengkok,
6. Korentang.
kemudian labia minora, dan
7. Cairan pelumas/jelly.
perineum sampai bersih (sesuai kebutuhan) .
8. Perlak dan alasnya.
3. Dengan memakai sarung tangan atau dengan pinset anatomis
9. Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung urine.
mengambil kateter dan
10. Pinset anatomi atau sarung tangan steril.
diberi pelumas pada ujungnya 2.5-5 cm (Gambar 2).
11. Duk steril.
4. Perawat membuka labia minora dengan tangan kiri.
12. Spuit 20 cc dan aquades.
5. Memasukkan kateter ke dalam orificium uretra perlahan-lahan
13. Sketsel.
(5-7.5 cm dewasa) dan
14. Selimut ekstra.
menganjurkan pasien untuk menarik nafas panjang (Gambar 3
15. Plester atau gunting.
& Gambar 4).
Persiapan
pasien 1. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuannya. 6. Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol steril
2. Menyiapkan pasien dalam posisi dorsal recumbent (Gambar dan masukan lagi (2.5-5 cm).
1). 7. Bila kateter dipasang tetap/permanen maka, isi balon 5-15 cc
Persiapan (kateter dikunci memakai
Lingkungan Memasang sketsel/tabir dan menutup pintu. spuit dan aquades steril) (Gambar 6).
8. Tarik sedikit kateter untuk memeriksa bolan sudah terfiksasi dengan Sikap Sikap Selama Pelaksanaan:
baik. 1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
9. Menyambung kateter dengan urobag/urine bag.
2. Menjamin Privacy pasien.
10. Fiksasi kateter di paha dengan plester bila untuk aktifitas (Gambar
7). 3. Bekerja dengan teliti.
11. Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan selimut. 4. Memperhatikan body mechanism.
12. Rapikan dan alat-alat dibereskan. 1. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah
13. Lepas sarung tangan. Evaluasi tindakan.
14. Mencuci tangan. 2. Observasi pengeluaran urine (jumlah, warna, dan bau).
15. Buka sampiran.

Pada Pasien Pria


1. Tangan kiri perawat memegang penis atas.
2. Preputium ditarik sedikit ke pangkalnya dan dibersihkan dengan
kapas savlon minimal 3 kali.
3. Oleskan minyak pelicin pada ujung kateter sepanjang 12.5-17.5 cm
(Gambar 2).
4. Penis agak ditarik supaya lurus, dan kateter dimasukkan perlahan-
lahan (17.5-22 cm (dewasa) dan menganjurkan pasien untuk nafas
panjang (Gambar 5).
5. Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol steril lalu
masukkan lagi 5cm.
6. Bila kateter dipasang tetap/permanen maka kateter dikunci STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEBUTUHAN
memakai spuit dan DASAR MANUSIA I KEMENKES RI
aquades steril (mengisi balon) (Gambar 6).
7. Menyambung kateter dengan urobag/urine bag.
8. Fiksasi kateter di paha dengan plester bila untuk aktifitas (Gambar 7).
9. Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan selimut/
10. Rapikan dan alat-alat dibereskan/
11. Mencuci tangan/
12. Buka sampiran/
Gambar 1. Tahap Pertama Persiapan Alat dan Klien Sebelum Pemasangan Kateter Indwelling
(Prinsip Steril)

Gambar 2. Persiapan Pemberian Jelly di Ujung Kateter untuk wanita 5-7,5 cm, laki-laki 30 cm.
Gambar 3. Lokasi Pemasangan Kateter Indwelling pada Meatus Urinarius

Gambar 4. Proses pemasangan dengan satu tangan di non-sterilkan untuk membuka labia mayora
dan minora, sedangkan satu tangan steril untuk memasukan kateter indwelling
Gambar 5. Perbedaan pemasangan kateter indwelling pada laki-laki dan wanita

Gambar 6. Setelah kateter terpasang dan urin keluar, maka posisi kateter indwelling dalam posisi
yang benar
dan masukan aquabides 15-20 cc untuk mengembangkan balon.

Gambar 7. Setelah paten kateter indwelling, difiksasi/diplester.


HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
PERAWATAN KATETER

 Melakukan Perawatan Kateter Minimal Sekali Setiap Harinya


 Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah Melakukan Penanganan Kateter dan
Kantong Penampung Urin
 Menggunakan Sarung Tangan Saat Melakukan Perawatan Kateter
 Membersihkan Daerah Meatus Dengan Cairan Antiseptik
 Membersihkan Ujung Kateter Dekat Meatus dengan Cairan Antiseptik
 Mengosongkan Kantong Urin Setiap 8 Jam Sekali Atau Lebih Sering Jika Urin
Terdapat Dalam Volume Besar
 Selang Tidak Menekuk Atau Terpilin
 Mempertahankan System Drainase Tertutup
KESIMPULAN

 Kateterisasi kandung kemih membawa risiko tinggi terhadap infeksi saluran


kemih (ISK) dan dianggap sebagai salah satu penyebab utama infeksi
nosokomial.
 Pemberian perawatan kateter yang berkualitas tinggi akan dapat mengurangi
tingkat terjadinya infeksi nosokomial saluran kemih, bila kateter terpasang lebih
dari 7 hari maka penggantian kateter baru harus dilakukan dengan teknik
pemasangan kateter yang memperhatikan teknik aseptik serta perawatan
kateter yang baik

Anda mungkin juga menyukai