Anda di halaman 1dari 16

Pembangkit

Listrik
Tenaga
Panas Bumi
(Geotermal)

Anggota : Chika Anindhita(7), Faiz Athallah M(15),

Julianna Alvera A(20), Maleakhi Nymmo A(22)


Negara-Negara Yang Menggunakan
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

– Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit listrik yang menggunakan
panas bumi sebagai sumber energinya.
– Listrik dari tenaga panas bumi saat ini digunakan di 24 negara, sementara
pemanasan memanfaatkan panas bumi digunakan di 70 negara.
– Perkiraan potensi listrik yang bisa dihasilkan oleh tenaga panas bumi berkisar antara
35 s.d. 2.000 GW.
– Kapasitas di seluruh dunia saat ini adalah 10.715 megawatt (MW), dengan kapasitas
terbesar di Amerika Serikat sebesar 3.086 MW, diikuti oleh Filipina dan Indonesia.
– India sudah mengumumkan rencana untuk mengembangkan pembangkit listrik
tenaga panas bumi pertamanya di Chhattisgarh.
Tenaga Panas Bumi di Indonesia

– lebih 122 kg CO2 per megawatt-jam (MW·h) listrik, kira-kira seperdelapan


dTenaga panas bumi dianggap sebagai sumber energi terbarukan karena
ekstraksi panasnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan muatan panas bumi.
Emisi karbondioksida pembangkit listrik tenaga panas bumi saat ini kurang ari
emisi pembangkit listrik tenaga batubara.

– Indonesia dikaruniai sumber panas Bumi yang berlimpah karena banyaknya


gunung berapi di Indonesia. Dari pulau-pulau besar yang ada, hanya pulau
Kalimantan saja yang tidak mempunyai potensi panas Bumi.
Pemanfaatan Panas Bumi untuk
Pembangkit Listrik
– Untuk membangkitkan listrik dengan panas Bumi dilakukan dengan mengebor tanah di daerah
yang memiliki potensi panas Bumi untuk membuat lubang gas panas yang akan dimanfaatkan
untuk memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang
tersambung ke generator.
– Untuk panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi, dapat langsung memutar turbin generator,
setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu.
– Eksplorasi dan eksploitasi panas bumi untuk pembangkit energi listrik tergolong minim.
– Untuk menghasilkan energi listrik, pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya membutuhkan
area seluas antara 0,4 - 3 hektare.
– Sedangkan pembangkit listrik tenaga uap lainnya membutuhkan area sekitar 7,7 hektare.
– Hal ini menjawab kecemasan masyarakat mengenai dampak lingkungan eksploitasi panas
bumi, terutama isu penebangan hutan di daerah yang memiliki potensi panas bumi.
Sejarah dan Pengembangan Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (1)
– Pada abad ke-20, permintaan akan listrik membuat tenaga panas bumi dipertimbangkan sebagai
sumber penghasil listrik. Pangeran Piero Ginori Conti menguji coba pembangkit listrik tenaga panas
bumi yang pertama pada tanggal 4 Juli 1904 di Larderello, Italia. Pembangkit tersebut berhasil
menyalakan empat buah bola lampu.
– Kemudian pada tahun 1911 pembangkit listrik tenaga panas bumi komersial pertama dibangun pula
di situ. Pembangkit-pembangkit uji coba dibangun di Beppu, Jepang dan di Kalifornia, Amerika
Serikat pada tahun 1920, namun hingga tahun 1958 hanya Italia satu-satunya pemilik industri
pembangkit listrik tenaga panas bumi.
– Pada tahun 1958, Selandia Baru menjadi penghasil listrik tenaga panas bumi terbesar kedua setelah
Pembangkit Wairakei dioperasikan. Wairakei merupakan pembangkit pertama yang menggunakan
teknologi flash steam.
– Pada tahun 1960, Pacific Gas and Electric mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas
bumi pertama di Amerika Serikat di The Geysers, Kalifornia. Turbin aslinya bertahan hingga 30 tahun
dan menghasilkan daya bersih 11 megawatt.
Sejarah dan Pengembangan Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (2)
– Pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan sistem siklus biner pertama kali diuji coba di Rusia dan
kemudian diperkenalkan ke Amerika Serikat pada tahun 1981, akibat krisis energi tahun 1970-an dan
perubahan-perubahan penting dalam kebijakan regulasi. Teknologi ini memungkinkan penggunaan
sumber panas yang bersuhu lebih rendah dari sebelumnya. Pada tahun 2006, sebuah pembangkit
dengan sistem siklus biner di mata air panas Chena, Alaska, Amerika Serikat mulai beroperasi,
menghasilkan listrik dari sumber dengan rekor suhu terendah 57 °C.
– Pembangkit listrik tenaga panas bumi sampai dengan baru-baru ini hanya dapat dibangun pada
sumber panas bumi dengan suhu yang tinggi dan berada dekat dengan permukaan tanah.
Pengembangan pembangkit dengan sistem siklus biner dan peningkatan dalam teknologi
pengeboran dan penggalian memungkinkan dibuatnya Sistem Panas Bumi yang Ditingkatkan
(Enhanced Geothermal Systems) dalam rentang geografis yang lebih besar. Proyek demostrasi sudah
beroperasi di Landau-Pfalz, Jerman, and Soultz-sous-Forêts, Perancis, sementara percobaan awal di
Basel, Swiss dibatalkan setelah mengakibatkan gempa bumi. Proyek-proyek demonstrasi lainnya
sedang dibangun di Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Efisiensi Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi
– Efisiensi termal pembangkit listrik tenaga panas bumi pada umumnya rendah, berkisar 10-23%,
karena fluida panas bumi bersuhu lebih rendah dibandingkan dengan uap dari ketel uap.
Berdasarkan hukum termodinamika suhu yang rendah ini membatasi efisiensi mesin kalor dalam
memanfaatkan energi saat menghasilkan listrik. Panas sisa menjadi terbuang, kecuali jika dapat
dipergunakan langsung secara lokal, misalnya untuk rumah kaca, kilang gergaji, atau sistem
pemanasan distrik.
– Efisiensi sistem tidak memengaruhi biaya operasional sebagaimana pada pembangkit batubara atau
pembangkit bahan bakar fosil lainnya, namun tetap berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
pembangkit. Untuk dapat menghasilkan energi lebih dari yang dipakai oleh pompa pembangkit,
dibutuhkan ladang panas bumi bersuhu tinggi dan siklus termodinakmika khusus.
– Karena pembangkit listrik tenaga panas bumi tidak bergantung pada sumber energi yang berubah-
ubah, seperti misalnya tenaga angin atau surya, faktor kapasitasnya (capacity factor) bisa cukup
besar, pernah ditunjukkan dapat mencapai hingga 96%.
– Namun, rata-rata global faktor kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah 74,5% pada
tahun 2008 menurut IPCC.[17]
Sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi

– 1:Waduk
– 2:Rumah pompa
– 3:Penukar panas
– 4:Ruangan turbin
– 5:Sumur produksi
– 6:Sumur innjeksi
– 7:Air panas menuju sistem pemanasan distrik
– 8:Sedimen berpori
– 9:Sumur pengamatan
– 10:Batuan dasar kristal
Jenis Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi
– Pembangkit listrik tenaga panas bumi sama prinsipnya dengan
pembangkit listrik termal berturbin uap lainnya - panas dari bahan
bakar (dalam hal ini adalah inti bumi) digunakan untuk
memanaskan air atau fluida lainnya yang sesuai. Fluida yang sudah
berjalan lalu digunakan untuk memutar turbin generator sehingga
menghasilkan listrik. Fluida tersebut lalu didinginkan dan
dikembalikan ke sumber panas.
Pembangkit Uap Kering

– Pembangkit dengan sistem uap kering merupakan rancangan paling tua dan
sederhana. Dalam sistem ini uap panas bumi bersuhu 150 °C atau lebih
langsung digunakan untuk memutar turbin.
– Keterangan: 1 Permukaan sumur 2 Permukaan
tanah 3 Generator 4 Turbin 5Kondensor 6 Penukar panas 7 Pompa
Pembangkit Flash Steam

– Pembangkit dengan sistem flash steam mengambil air panas bertekanan tinggi
dari kedalaman bumi masuk ke tangki bertekanan rendah lalu menggunakan
uap yang dihasilkan untuk memutar turbin. Sistem ini membutuhkan fluida
bersuhu sekurang-kurangnya 180 °C; biasanya lebih. Ini adalah jenis yang paling
umum dioperasikan saat ini.
– Keterangan: 1 Permukaan sumur 2 Permukaan
tanah 3 Generator 4 Turbin 5Kondensor 6 Penukar panas 7 Pompa
Pembangkit Siklus Biner

– Pembangkit dengan sistem siklus biner adalah pengembangan terbaru dan


memungkinkan suhu terendah fluida hingga 57 °C. Air panas bumi yang tidak
terlalu panas tersebut dialirkan melewati fluida sekunder yang memiliki titik
didih jauh di bawah titik didih air. Hal ini menyebabkan fluida sekunder
menguap yang lalu digunakan untuk memutar turbin. Ini adalah jenis yang
paling umum dibangun saat ini. Siklus Rankine Organik maupun siklus Kalina
keduanya digunakan. Efisiensi termal pembangkit jenis ini biasanya sekitar 10-
13%.
– Keterangan: 1 Permukaan sumur 2 Permukaan
tanah 3 Generator 4 Turbin 5Kondensor 6 Penukar panas 7 Pompa
Produksi Sedunia

– Asosiasi Panas Bumi Internasional (IGA) melaporkan pada tahun 2010 bahwa 10.715 megawatt
(MW) daya pembangkit listrik tenaga panas bumi terpasang di 24 negara dan diharapkan dapat
membangkitkan 67.246 GWh energi listrik. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 20% dari
tahun 2005. IGA memproyeksikan pertumbuhan hingga 18.500 MW pada tahun 2015, dikarenakan
banyaknya proyek yang saat ini sedang dalam pertimbangan dan sering kali di daerah yang
sebelumnya dikira hanya dapat sedikit dieksploitasi sumber dayanya.
– Pada tahun 2010, Amerika Serikat memimpin produksi listrik panas bumi dunia dengan kapasitas
3.086 MW dari 77 pembangkit; gugusan pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar di dunia
terletak di The Geysers, ladang panas bumi di Kalifornia. Filipina mengikuti AS sebagai produsen
kedua tertinggi listrik tenaga panas bumi di dunia. Dengan kapasitas 1.904 MW, tenaga panas bumi
menghasilkan hingga sekitar 27% listrik yang dibangkitkan Filipina.
– Januari 2011: Al Gore mengatakan dalam KTT Asia Pasifik untuk Proyek Iklim bahwa Indonesia bisa
menjadi negara adidaya energi panas bumi dunia.
– Kanada adalah satu-satunya negara besar di Cincin Api Pasifik yang belum mengembangkan tenaga
panas bumi. Wilayah dengan potensi terbesar adalah Cordillera Kanada, yang membentang dari
British Columbia hingga ke Yukon, dengan taksiran output berkisar antara 1.550 MW hingga 5.000
MW.
Dampak terhadap lingkungan (1)

– Fluida yang ditarik dari dalam bumi membawa campuran beberapa gas, diantaranya karbon
dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), metana (CH4), dan amonia (NH3). Pencemar-pencemar ini
jika lepas ikut memiliki andil pada pemanasan global, hujan asam, dan bau yang tidak sedap serta
beracun. Pembangkit listrik tenaga panas bumi yang ada saat ini mengeluarkan rata-rata 40 kg
CO2 per megawatt-jam (MWh), hanya sebagian kecil dari emisi pembangkit berbahan bakar fosil
konvensional. Pembangkit yang berada pada lokasi dengan tingkat asam tinggi dan memiliki
bahan kimia yang mudah menguap, biasanya dilengkapi dengan sistem kontrol emisi untuk
mengurangi gas buangannya. Pembangkit listrik tenaga panas bumi secara teoretis dapat
menyuntikkan kembali gas-gas ini ke dalam bumi sebagai bentuk penangkapan dan penyimpanan
karbon.
– Selain gas-gas terlarut, air panas dari sumber panas bumi mungkin juga mengandung sejumlah
kecil bahan kimia beracun, seperti merkuri, arsenik, boron, antimon, dan garam-garam kimia.
Bahan-bahan kimia ini keluar dari larutan saat air mendingin dan dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan jika dilepaskan. Praktik modern menyuntikkan kembali fluida panas bumi ke dalam
bumi untuk merangsang produksi, memiliki manfaat sampingan mengurangi bahaya lingkungan
ini.
Dampak terhadap lingkungan (2)

– Pembangunan pembangkit dapat juga merusak stabilitas tanah. Tanah amblas pernah terjadi di
ladang Wairakei di Selandia Baru. Sistem panas bumi yang ditingkatkan juga dapat memicu gempa
akibat rekah hidrolik. Proyek di Basel, Swiss dihentikan karena lebih dari 10.000 gempa
berkekuatan hingga 3,4 Skala Richter terjadi selama 6 hari pertama penyuntikan air. Bahaya
pengeboran panas bumi yang dapat mengakibatkan pengangkatan tektonik pernah dialami di
Staufen im Breisgau, Jerman.
– Pembangkit listrik tenaga panas bumi membutuhkan luas lahan dan jumlah air tawar minimal.
Pembangkit ini hanya memerlukan lahan seluas 404 meter persegi per GWh dibandingkan
dengan 3.632 dan 1.335 meter persegi untuk fasilitas batubara dan ladang angin. Pembangkit ini
juga hanya menggunakan 20 liter air tawar per MWh dibandingkan dengan lebih dari 1000 liter
per MWh untuk pembangkit listrik tenaga nuklir, batubara, atau minyak.
Ekonomi

– Pembangkit listrik tenaga panas bumi tidak memerlukan bahan bakar, karena itu tidak terpengaruh gejolak
harga bahan bakar. Namun biaya modal cenderung tinggi. Pengeboran menyumbang lebih dari setengah biaya
keseluruhan, dan eksplorasi terhadap sumber panas bumi yang dalam akan menambah risiko yang cukup
besar. Sepasang sumur pembangkit biasa di Nevada yang dapat mebangkitkan 4.5 MW listrik memerlukan
biaya sekitar 10 juta dolar untuk pengeboran, dengan tingkat kegagalan 20%. Secara keseluruhan, biaya
pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi dan pengeboran sumur berkisar antara 2-5 juta euro per
MW kapasitas, sedangkan biaya energi rata-rata-nya berkisar antara 0,04-0,10 euro per kWh. Sistem panas
bumi yang ditingkatkan cenderung berada di sisi tertinggi dari kisaran tersebut, dengan biaya modal di atas 4
juta dolar per MW dan biaya energi rata-rata diatas 0,054 dolar per kWh pada tahun 2007.
– Listrik panas bumi sangat skalabel: pembangkit kecil dapat menyediakan listrik untuk sebuah pedesaan, meski
dapat membutuhkan modal tinggi.
– Chevron Corporation merupakan swasta penghasil listrik panas bumi terbesar di dunia. Ladang panas bumi
yang paling berkembang adalah The Geyser di California. Pada tahun 2008 ladang ini menampung 15 unit
pembangkit, yang semuanya dimiliki oleh Calpine, dengan kapasitas total 725 MW.

Anda mungkin juga menyukai