Tipe 2 dan HT Diirna B5 Kanan RSCM tgl 8-11 April 2008 Pengkajian Identitas Pasien: Nama NY. I,Umur 75 th, JK Perempuan, Agama Islam, status janda, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan SD, Masuk RS 12 maret 2008, diagnosa DM tipe 2 dan HT. Tgl pengkajian tgl 8 april 2008 pkl 10.00 wib Alamat pisangan baru jakarta timur Riwayat kesehatan : sejak 3 mgg SMRS nafsu makan menurun dan sulit makan, klien hanya menghabiskan makan 2-3 sendok makan, sehingga badannya lemes, 3 hr sebelum masuk RS klien dibawa ke dokter untuk berobat kadar gula mencapai 300mg/dl. Dan TD 190/100 mmhg oleh dokter pasien dirujuk ke RSCM. Saat masuk RSCM klien belum mengalami luka pada kaki dan setelah dirawat 1mgg klien mengalami luka pada tumit dg ukuran 3x3cm Riwayat Penyakit yang Lalu • Klien memiliki riwayat HT kurang lebih 10 th dan tdak pernah kontrol • Penyakit DM pasien terdeteksi 3 hr SMRS setelah diperiksa dokter • Klien tidak meiliki riwayat penyakit lain.
Riwayat penyakit Keluarga:
Tidak mengetahui ada yang memiliki penyakit DM krn keluarga tidak ada yang pernah dirawat di RS. Pola Fungsi a. pola persepsi dan tatalaksana sehat klien tidak meroko, tidak mengkonsumsi alkoho, jarang minum jamu, bila sakit hanya membeli obat warung seperti obat batuk dan obat flu b. Pola nutrisi dan metabolisme • Sebelum dirawat DiRS pola makan 3 kali sehari dalam porsi cukup(lauk ikan asin), minum air putih 2-3 gelas/hr saat dirawat di RS dapat diet DM 1900kkal • Klien mengalami anoreksia makan hanya habis ½ porsi setiap kali makan, minum 2-3 gelas aqua • Terpasang IVFD Nacl 0,9% 500cc /8 jam c. Pola Eliminasi Sebelum masuk RS • Bab 1x/hr, warna, bau,konsistensi normal • Bak 5-6x/hr warna kuning jernih bau dalam batas normal. • Klien tidak mengalami poli uri, poli dipsi, polipagi Saat dirawat di RS Bab 1-2hr sekali konsistensi normal Klien terpasang D/C urine (+) 3000cc/hr d. Pola Tidue dan Istirahat Sebelum masuk RS Tidur malam 6-7 jam mulai pkl 21.30-05.00 wib Tidur siang tdk rutin, bila tidur siang tidak lebih dari 1 jam Saat dirawat di RS menurut klien tidur 8 jam/hr tidak mengalami kesulitan tidur e. Pola Aktivitas Sebelum dirawat di RS • ADL mandiri • 3 mgg sebelum masuk RS ADL dibantu keluarga krn klien lemes dan hanya berbaring di tempet tidur Saat dirawat di RS ADL dibantu oleh perawat dan Keluarga karna klien sulit untuk mobilisasi sendiri f. Pola Sensori Dan kognitif • Sensori( pendengaran menurun, penciuman, rasa dan raba baik) • Kognitif (klien lulusan SD proses berfikir, isi pikir dan daya ingat baik) g. Pola penanggulangan stres klien sll berkonsultasi dengan anak bila memiliki masalah h. Pengkajian psikologis sulit dilakukan, klien nlebih banyak diam krn terkendala bahasa krn hanya bisa bahasa sunda dan penurunan pendengaran 4. Pemeriksaan Fisik a. Status Kesehatan umum ku lemah, kes CM, TD 160/90 mmhg, n 100x/m, rr 20x/m, sh 37oc, bb 40 kg, tb 150cm, terlihat kurus b. Integumen terdapat luka dekubitus derajat 1 c. Kepala: normo cephalic d. Wajah: simetris e. Mata : tidak ada gangguan f. Hidung : tidak ada gangguan g. Telinga : Mengalami penurunan pendengaran h.Mulut dan faring :Tidak ada gangguan i.Leher :dalam batas normal Jvp 5-2ncm H2O j.Thorax :Tidak ada gangguan k.Jantung : Tidak ada gangguan l.Abdomen :Tidak ada gangguan • M.inguinal genital anus :dalam batas normal • N.ekstremitas : akral hangat pada tangan,akral dingin pada kaki,tonus otot menurun,lila:18,5cm,CRT >6detik,nadi dorsalispedis kiri dan kanan tidak tibialis posterior pda kaki kanan dan kiri sulit diraba,ROM ,tumit terdapat luka pada tumit kanan dengan ukuran 3x3cm,dengan adanya jaringan nekrotik,tidak ada fus,tidak berbau Pengobatan • Diet DM 1900 kkal • Sucralfat 3xC1,captropil 3x12,5mg,Amlodipin 1x5mg,Simvastatin 1x10mg,Omeprazol 2x20mg,Domperidon 3x1 tb,Ascardia 1x80mg,metronidazol 3x500mg,RI 3x5 unit,ceftriaxon 1x2gr ,rawat luka 2x/sehari ANALISA DATA 1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d ketidak seimbangan pemasukan. 2.Gangguan perfusi jaringan perifer b/d melemahnya atau menurunnya aliran darah ke daerah luka akibat adanya obstruksi pembuluh darah
3.Risiko terjadinya kekurangan volume cairan b/d
ketidak seimbangan pemasukan dan pengeluaran cairan Prioritas masalah 1. Risiko terjadinya kekurangan volume cairan b/d ketidak seimbangan pemasukan dan pengeluaran 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d ketidak seimbangan pemasukan. 3. Gangguan perfusi jaringan perifer b/d melemahnya atau menurunnya aliran darah ke daerah luka akibat adanya obstruksi pembuluh darah DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Risiko terjadinya kekurangan volume cairan b/d ketidak seimbangan pemasukan dan pengeluaran DS:klg klien mengatakan klien sulit makan ,hanya menghabiskan ½ porsi makan,minum 2-3gelas /hr DO:pasien terlihat kurus,BB:40kg,TB:150cm,lila:18,5cm,terpasang DC urine 3000cc 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d ketidak seimbangan pemasukan. DS:keluarga klien mengatakan pasien sulit makan hanya menghabiskan ½ porsi makan DO:klien terlihat kurus,BB:40kg,TB:150cm,lila:18,5cm 3. perfusi jaringan perifer b/d melemahnya atau menurunnya aliran darah ke daerah luka akibat adanya obstruksi pembuluh darah • DS:-
• DO :terdapat luka di tumit dengan ukuran
3x3cm,terdapat luka dekubitus di pinggul derajat 1 INTERVENSI KEPERAWATAN • 1.Risiko terjadinya kekurangan volume cairan b/d ketidak seimbangan pemasukan Itervensi a.Anjurkan utk minum sesuai kebutuhan minimal 50cc/kgBB b.Monitor intake output dengan melibatkan keluarga. c.Kaji tanda-tanda dehidrasi • d.kaji tanda-tanda vital • e.kolaborasi pemberian terapi cairan sesuai intruksi DPJP. • 2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d ketidak seimbangan pemasukan. • Tujuan:kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi • Kriteria hasil: BB dan TB idal,klien mematuhi dietnya,kadar gula darah dalam batas normal,tidak ada tanda-tanda hiper dan hipoglikemia • Intervensi : • 1.kaji status nutrisi dan kebiasaan makan • 2.Anjurkan pasien untuk memenuhi diet yang telah di programkan • 3.Timbang BB setiap minggu • 4.Identifikasi perubahan pola makan • 5.Kolaborasi pemberian terapi insulin dan diabetik dengan DPJP • Dx • Tujuan: Mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal • Kriteria hasil : denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler,warna kulit sekitar luka tidak pucat atau sianosis,kulit sekitar luka teraba hangat,odema tidak terjadi dan luka tidak bertambah parah,sensorik dan motorik membaik • Intervensi: • 1.Ajarkan pasien untuk mobilisasi • 2.Ajarkan tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran darah(posisi elevasi pada waktu istirahat) • 3.Ajarkan tentang modifikasi faktor-faktor resiko berupa:hindari makanan tinggi kolesterol,berhenti merokok,teknik relaksasi • 4.kolaborasi dengan DPJP untuk pemberian obat vasodilatasi dan pemberian oksigen