Oleh:
Amalia Rasydini Salam
Rachman Aziz
Pembimbing:
dr. Nanang Suhana, M.Kes, Sp. T.H.T.K.L
Insiden terbanyak
Prevalensi pada
pada usia 2-10
Laki-laki dan
tahun dan 50-80
perempuan sama
tahun
Pleksus • anastomose a.
sfenopalatina & a. etmoid
Kiesselbach anterior, a. labialis superior
& a. palatina mayor yg
(Little’s terletak di superiorficial di
bagian depan septum
area)
• anastomose a.
sfenopalatina & a. faringeal
Pleksus posterior yg terletak di
bawah posterior ujung
Woodruff akhir konka inferior
ETIOLOGI
Faktor lokal
Faktor sistemik
FAKTOR LOKAL (1. TRAUMA)
Bersin atau
Adanya benda
Mengorek hidung mengeluarkan
asing tajam
ingus terlalu keras
Trauma hebat
(pukul, jatuh atau Trauma
Benturan ringan
kecelakaan lalu pembedahan
lintas)
FAKTOR LOKAL (2. INFEKSI LOKAL)
Infeksi lokal
inflamasi
Merusak mukosa
Epitaksis
FAKTOR LOKAL (3. TUMOR)
Pembuluh darah
lebih lebar, tipis,
Mudah berdarah
jaringan ikat dan sel-
selnya lebih sedikit
FAKTOR LOKAL (5. PENGARUH LINGKUNGAN)
Kelembaban
udara yang Zat-zat korosif
rendah
Dehumidifikasi
mukosa nasal Iritasi mukosa
Pembuluh
darah mudah
pecah
FAKTOR SISTEMIK
Penyakit
Kelainan Kelainan
Kardiovaskuler
Kongenital Darah
dan lainnya
Gangguan
Infeksi Akut Alkoholisme
Hormonal
1. KELAINAN KONGENITAL
Talengiectasis Hemorrhagic
Trombositopenia
Leukimia
Hemofilia
Pengaruh obat-obatan
3. PENYAKIT KARDIOVASKULER DAN LAINNYA
• hipertensi kronis -> kerapuhan pembuluh darah. kontraksi pembuluh darah
terus menerus -> mudah pecahnya pembuluh darah yang tipis
Hipertensi
• koagulasi darah tinggi -> sel endotelial pada pembuluh darah mengambil glukosa lebih dari
normal -> glikoprotein permukaan banyak & basal membran menebal dan lemah
Diabetes Melitus
4. INFEKSI AKUT
Demam Berdarah
Trombosit saling
melekat Dihancurkan Trombositopeni dan
Kompleks antigen oleh RES
Agregasi Trombosit penurunan faktor
antibodi
Pengeluaran faktor III pembekuan
DIC
5. GANGGUAN HORMONAL
Epistaksis
6. ALKOHOLISME
Sumbatan
Alkohol Sel darah menggumpal pembuluh
darah
Anterior
Epitaksis
Posterior
Epistaksis Anterior
- Terjadi pada >90% kasus.
Berasal dari Kliesselbach
plexus, merupakan sumber
perdarahan paling sering
dijumpai anak-anak.
Anamnesis
• Perdarahan keluar dari depan atau belakang hidung
• beratnya perdarahan, frekuensi, lamanya perdarahan,
• penyebab perdarahan
• riwayat perdarahan hidung sebelumnya,
• Riwayat trauma hidung yang belum lama,
• Riwayat penggunaan alkohol,
• riwayat penyakit lain seperti hipertensi, kelainan perdarahan, dan
• riwayat pengobatan (aspirin)
Pemeriksaan Fisik
• Pengukuran tanda-tanda vital
• Dgn spekulum hidung dibuka & alat pengisap bersihkan semua kotoran dalam hidung
• Observasi
• Masukkan kapas yang dibasahi larutan pantokain 2% atau lidokain 2% + larutan adrenalin 1/5000-1/10000
ke dalam hidung
• Sesudah 10-15 menit kapas dalam hidung dikeluarkan dan dilakukan evaluasi (asal perdarahan)
1. Rinoskopi anterior
2. Rinoskopi Posterior
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen sinus dan CT-Scan atau Untuk melihat atau Tes-tes yang tepat termasuk waktu
MRI penting mengenali menyingkirkan kemungkinan protrombin serum, waktu tromboplastin
neoplasma atau infeksi. penyakit lainnya parsial, jumlah platelet dan waktu
perdarahan.
Rontgen dan CT Scan atau MRI
• Gambaran sagital MR pada solitary fibrous tumor dengan masa
tumor
Endoskopi Epistaksis Posterior
Penatalaksanaan
• Prinsip utama dalam menanggulangi epistaksis, yaitu:
Memperbaiki
Menghentikan
keadaan
perdarahan
umum
Mencegah
Mencegah
berulangnya
komplikasi
epistaksis
METODE TROTTER
• Tempat asal perdarahan dikaustik dengan larutan Nitras Argenti 20-30% / Asam Triklorasetat 10%,
Bila sumber telah terlihat
• Elektrokauter
• Gulungan kapas yang telah dibasahi dengan anestetik lokal adrenalin lalu dimasukkan dengan hati-hati ke dalam hidung.
Perdarahan anterior
• Bila perdarahan tidak berhenti, pemasangan tampon diulangi
Ligasi Arteri untuk epistaksis yang berat, dimana tidak dapat diatasi dengan tampon posterior
Medikamentosa
Selama pemasangan
Pertimbangan untuk
tampon (3-4 hari),
pemberian antibiotik
kenyamanan pasien
broad spektrum
akan terganggu
Untuk mencegah
terjadinya komplikasi
Pemberian sedatif
akibat kuman patogen
dan analgesik
selama pemasangan
tampon.
Komplikasi akibat epistaksis
• Syok
• Anemia
• Iskemi cerebri, insufisiensi koroner dan infark miocard
• Peningkatan PCO2 dan penurunan PO2 pada pasien dengan
riwayat paru atau jantung dapat menimbulkan IMA dan
gangguan pembuluh darah otak.
Komplikasi akibat pemasangan tampon
• Tampon anterior
• sinusitis
• air mata yang berdarah (bloody tears)
• septikemia.
• Tampon posterior
• otitis media
• haemotympanum
• laserasi palatum mole dan sudut bibir
TERIMA KASIH