RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI MEDAN 2018 Purpura Henoch-Schönlein • Merupakan penyakit autoimun (IgA mediated) berupa hipersensitivitas vaskulitis, paling sering ditemukan pada anak-anak. Merupakan sindrom klinis kelainan inflamasi vaskulitis generalisata pembuluh darah kecil pada kulit, sendi, saluran cerna, dan ginjal, yang ditandai dengan lesi kulit spesifik berupa purpura nontrombositopenik, artritis, artralgia, nyeri abdomen atau perdarahan saluran cerna, dan kadang-kadang disertai nefritis atau hematuria. Epidemiologi • Rata-rata 14 kasus per 100.000 anak usia sekolah; prevalensi tertinggi pada usia 2-11 tahun (75%); 27% kasus ditemukan pada dewasa, jarang ditemukan pada bayi. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan (rasio 2 :1) Etiologi • Sampai saat ini masih belum diketahui pasti; diduga berhubungan dengan infeksi saluran nafas baik karena bakteri ataupun virus, hal-hal lain yang diduga berhubungan dengan kejadian HSP keganasan, obat-obatan dan makanan serta adanya faktor genetik. • IgA diduga berperan penting, ditandai dengan peningkatan konsentrasi IgA serum, kompleks imun, dan deposit IgA pada dinding pembuluh darah dan mesangium ginjal. Patofisiologi Merupakan vaskulitis pembuluh darah kecil yang diperantarai oleh IgA sebagai respons terhadap antigen asing atau endogen sehingga terbentuk deposit kompleks IgA pada pembuluh darah kecil yaitu venula, kapiler, dan arteriol. Ig A makromolekular dan Ig A kompleks imun ini akan mengendap sehingga mengaktivasi sistim komplemen melalui jalur alternatif. Deposit kompleks imun dan aktivasi komplemen mengakibatkan terjadinya inflamasi pada pembuluh darah kecil di kulit, ginjal, sendi, dan abdomen sehingga terjadi purpura di kulit, nefritis, dan artritis. Pada pasien PHS terdapat kelainan yang melibatkan IgA, antara lain peningkatan kadar IgA di dalam serum, agregat makromolekuler yang mengandung Ig A, Ig A kompleks imun, Ig A faktor rematoid, Ig A kompleks fibronektin, Ig A antikardiolipin antibodi, IgA antineutrophil cytoplasmic antibodies dan IgA antiendothelial cell antibodies Manifestasi Klinis Gambaran Klinis yang utama terdiri dari 4 organ yang terlibat • Kulit terjadi perdarahan kulit berupa bercak2 berwarna kemerahan terang atau gelap yang agak meninggi jika diraba (palpable purpura). Biasanya terjadi pada bagian tubuh yang tergantung atau yang mengalami tekanan (ekstremitas bawah, pantat, tangan, dan tubuh) • Gastrointestinal kolik abdomen, mual , muntah,perdarahan saluran cerna • Sendi nyeri sendi, bengkak, kemerahan, panas hingga tidak bisa berjalan tiba-tiba • Ginjal hematuria, proteinuria Diagnosis A. Kriteria American College of Rheumatology 1990: Bila memenuhi minimal 2 dari 4 gejala, yaitu: 1. Palpable purpura non trombositopenia 2. Onset gejala pertama < 20 tahun 3. Bowel angina (nyeri perut difus atau didiagnosis iskemi usus disertai diare berdarah) 4. Pada biopsi ditemukan granulosit pada dinding arteriol atau venula Diangnosa Banding Diagnosis banding Purpura Henoch-Schönlein adalah hipersensitivitas vaskulitis (HV). Kriteria Michel dkk, digunakan untuk membedakan kedua penyakit ini, yaitu: • purpura yang teraba • bowel angina • perdarahan gastrointestinal • hematuria • umur < 20 tahun saat awitan penyakit • tidak minum obat-obatan Pemeriksaan penunjang Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik. • Pemeriksaan darah tepi lengkap leukositosis dengan eosinofilia dan pergeseran hitung jenis ke kiri; jumlah trombosit normal atau meningkat, Laju endap darah dapat meningkat. • Kadar ureum dan kreatinin dapat meningkat, menunjukkan kelainan fungsi ginjal atau dehidrasi. Pada 10-20% penderita ditemukan hematuri atau proteinuri. Ditemukan darah pada feses. • Pada biopsi lesi kulit ditemukan vaskulitis leukositoklastik. Imunofluoresensi menunjukkan adanya deposit IgA dan komplemen di dinding pembuluh darah Tata Laksana Pada dasarnya tidak ada pengobatan spesifik untuk HSP • Untuk mengurangi nyeri golongan NSAIDs seperti ibuprofen atau parasetamol 10 mg/kgBB. • Jika terjadi edema lakukan elevasi tungkai. • Beri diet lunak selama terdapat keluhan perut seperti muntah dan nyeri perut. • Pertimbangkan pemberian kortikosteroid pada kondisi sangat berat seperti sindrom nefrotik menetap, edema, perdarahan saluran cerna, nyeri abdomen berat, keterlibatan susunan saraf pusat dan paru. • Lama pemberian berbeda-beda, metilprednisolon 250-750 mg/hari/iv selama 3-7 hari dikombinasikan dengan siklofosfamid 100-200 mg/hari untuk fase akut HSP yang berat • Dilanjutkan dengan prednison oral 1-2 mg/kg BB/hari dibagi 3 dosis selama 5- 7 hari . • Penderita dengan nyeri perut hebat, perdarahan saluran cerna atau penurunan fungsi ginjal, memerlukan perawatan di rumah sakit. Prognosa • Prognosis baik pada sebagian besar kasus, sembuh pada 94% kasus anak-anak dan 89% kasus dewasa (beberapa kasus memerlukan terapi tambahan). Rekurensi dapat terjadi pada 10-20% kasus, umumnya pada anak yang lebih besar dan dewasa; < 5% penderita berkembang menjadi HSP kronis. Keluhan nyeri perut pada sebagian besar penderita biasanya sembuh spontan dalam 72 jam. STATUS ANAK SAKIT ANAMNESIS PRIBADI Nama : MNH Umur : 8 Tahun 11 bulan Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Alamat : Bandar Setia, Tembung BB Masuk : 22,5 kg TB Masuk : 128 CM Tanggal Masuk : 13 November 2018 Anamnesis orang tua os Identitas ayah ibu Nama Nasri Mulia Erna Wati Umur 44 Tahun 37 Tahun Agama Islam Islam Suku/bangsa Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia Pendidikan SD SMP Pekerjaan wiraswasta Ibu rumah tangga Riwayat penyakit - - Status anak sakit • Riwayat kelahiran os Jenis persalinan : Normal Tempat kelahiran : Medan Tanggal lahir : 01 Desember 2009 Tenaga penolong : Bidan Usia kehamilan : 38 Minggu BB Lahir : 3300 Gram PB Lahir : 48 CM Status anak sakit • Perkembangan fisik Saat lahir : menangis spontan, kuat dan bergerak aktif 0-1 bulan : kepala menoleh dan menatap muka 2-3 bulan : mengangkap kepala, senyum spontan 4-5 bulan : duduk dengan kepala tegak, mengoceh, memegang benda 6-10 bulan : memasukkan benda kedalam mulut, merangkak, belajar berdiri 11-12 bulan : berjalan dengan baik • Riwayat makanan 0-2 bulan : asi ekslusif 2-12 bulan : asi + susu formula + bubur 12 – sekarang : makan dewasa Status anak sakit imunisasi 1 2 3 4 5 6 8 9 Hepatitis B X X X X Polio x x x x BCG x DPT X x x Hib x x X Campak x
Kesan : imunisasi dasar tidak lengkap
Anamnesis penyakit os Keluhan utama : Bintik-bintik merah pada ektremitas atas dan bawah Telaah : pasien datang ke RSUD DR. Pirngadi medan tgl 13 November 2018 dengan keluhan bintik-bintik merah pada ektremitas atas dan bawah, Yang dialami lebih kurang 2 bulan yang lalu. Bintik-bintik merah bersifat hilang timbul, saat bintik merah timbul os merasa nyeri pada persendian dan merasa panas pada ekstremitas. Os juga punya riwayat tidak bisa berjalan saat keluhan timbul. Riwayat mual dan muntah (+), BAB hitam (+), BAK dalam batas normal, Batuk (-) RPT : - RPO : methylprednisolone, anatasida, Pemeriksaan Fisik Status present Sensorium : Compos Mentis KU/KP/KG : Baik/sedang/kurang Frekuensi pernapasan : 20x/i reguler Frekuensi nadi : 90x/I reguler Temperatur : 36,5 BB Masuk : 22,5 kg TB Masuk : 128 cm Anemis : (-) Dyspnoe : (-) Ikterik : (-) Edema : (-) Sianosis : (-) PEMERIKSAAN FISIK • Status Lokalisata Kepala : Normosefali Mata : RC (+/+), pupil isokor, conjungtiva palpebra inferior anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-) Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), hiperemis (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), deviasi septum nasi (-/-) Telinga : Bentuk normal, hiperemis(-/-), sekret (-/-) Mulut : Mulut kering (-), bibir pucat (-), bibir pecah-pecah (-), lidah kotor (-) Leher : Pembesaran KGB (-), Inspeksi : Simetris Fusiformis, Retraksi Iga (-/-) Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan Auskultasi : SP : Vesikuler diseluruh lapangan paru, ST : (-/-) Abdomen Inspeksi : Simetris (+), benjolan (-) Palpasi : Soepel Perkusi : Timpani Auskultasi : Peristaltik (+) normal Ekstremitas : Atas : Akral hangat, CRT 3” purpura (+) Bawah : Akral hangat, CRT 3”, Oedema (-/-), purpura (+) Genitalia : OS seorang anak perempuan, Tidak ditemukan kelainan genitalia Pemeriksaan urin rutin Urin lengkap hasil Nilai nornal Warna kuning Kejernian jernih BJ 1.015 1,015-1,025 PH 6,0 4,8-7,4 PROTEIN negatif negatif Glukosa Negatif negatif bilirubin negatif negatif urobilinogen Normal <1 Nitrit Negatif negatif darah Positif 1 negatif leukosit negatif negatif Sedimen • Eritrosit 4-6 0-2 • Leukosit 1-2 0-5 • Epitel 1-3 5-15 Fases rutin hasil Nilai normal Konsistensi Lembek Warna Coklat Darah Negatif Negatif Lendir Negatif Negatif Eritrosit 0-1 Leukosit 0-1 • amoeba Negatif • kista Negatif • Telur cacing negatif PEMERIKSAAN LABORATORIUM Fungs ginjal HASIL NILAI NORMAL Ureum 25,0 10,7-38,5 Profile cretinin Serum cretinin 0,4 0,3-0,7 eGFR 260,5 106-160 • Differential Diagnosa purpura henoch scholein Hipersensitivitas vaskuler
• Diagnosis Kerja purpura henoch scholein • Terapi Tirah baring Parasetamol 3 x 220 mg/ hari Prednison 45 mg ( 3-3-3)
• Usul : Cek Darah lengkap, fases rutin, urin rutin