Anda di halaman 1dari 11

 Rubella → Abad ke-19

 Thn. 1941→ Michael Greg → Hubungan (Infksi Rubella


(awal kehamilan) ↔ Katarak pd Bayi baru lahir.
 Rubella → Epidemik di Eropa dan AS
 Kasus Rubella + 8 Negara → Thn. 1970an → 24 Negara/75%.
 Dri 24 Negara →13 Negara (41%) → Melaporkan kasus SRK
 Thn. 1969 → Kasus Rubella ↑ setiap 6-9 thun → Vaksin
Rubella ≠ (AS)
 Thn. 1969 → Vaksin Rubella Ada → Epidemik Rubella ≠ → ↓
Kasus
 Thn. 1990 → Rubella muncul kembali
 WHO 2010 → Kasus Rubella berkurang (98%) →
621.030 kasus (thn.2000) → 11.623 kasus (thn. 2009)
 AS → ↓ Kasus → Hampir 100% (2009)

 Indonesia (2013) → 2.767 kasus SRK


 Jmlh kasus Rubella (2010-2015) mencapai 30.463 kasus
 Jenis kelainan yg diderita (79,5% kelainan jantung
bawaan, dan 31,1% adlh ketulian
(Kemenkes, 2017).
Rubella (campak jerman) adalah penyakit
infeksi akut oleh virus yang di tandai
dengan demam ringan dan bintik dan
berkas merah pada seluruh badan mirip
dengan campak. Penyakit ini disebabkan
oleh virus bernama rubella.
• Pembengkakan pada kelenjar getah bening
• Demam di atas 38o C
• Mata terasa nyeri
• Muncul bintik-bintik merah di seluruh tubuh
• Kulit kering
• Sakit pada persendian
• Hilang nafsu makan
• Wajah pucat dan lemas
• Terkadang di sertai dengan pilek
Pengendalian • Pengendalian rubella yaitu dengan menambahkan imunisasi
rubella ke dalam imunisasi rutin nasional dalam bentuk
Rubella vaksin kombinasi dengan campak (Measles Rubella/MR)

• Pemberian Imunisasi MMR pada usia 12-15 bulan,


Pencegahan dosis kedua di berikan pada usia 4-6 tahun.
• Pemberian immuneglobulin (IG) pada wanita hamil
Rubella setiap trimester kehamilan
• Melakukan penyuluhan kepada masyarakat umum

• Laporan kepada putugas kesehatan setempat


• Isolasi, Di anjurkan selama di isolasi sekurang-kurangnya 4 hari
setelah gejala bintik-bintik merah muncul
Pemberantasan • Pemberian imunisasi selama tidak ada kontraindikasi (kecuali
Rubella selama kehamilan) tidak mencegah infeksi atau kesakitan.
• lakukan infestigasi dan identifikasi wanita hamil yang kontak
dengan penderita, terutama wanita hamil pada trimester
pertama.
Diagnosa Rubella
• Penegakkan diagnosa rubella akan di tunjang
dengan kultar tenggorokan dan tes darah. Hal
ini dapat mendeteksi keberadaan berbagai
jenis antibodi rubella dalam darah.
• Kadar imonoglobulin M (IgM) serum dan IgG
serum akut serta konvalesen biasanya
mengkonfirmasi diagnosis virus rubella dapat
di kultur dari apusan nasofaring atau faring,
urin, darah dan cairan serebrospinal.
Mata
(Katarak,
Glaucoma)

Gangguan Komplikasi Kelainan

Rubella
Saraf Jantung

Alat
pendengaran
(tuli)
 Tidak ada pengobatan yang spesifik
 Bila batuk/pilek bisa diberi obat batuk/pilek, bila demam diberi obat turun panas
 Bila disertai diare, sebaiknya diberi obat diare untuk mengatasinya
 Beri asupan gizi yang baik pada anak, beri air minum yang banyak untuk
mencegah dehidrasi, beri vitamin untuk mengembalikan daya tahan tubuh
 Bisa ditambahkan dengan memberi air 'kelapa ijo' untuk kesembuhan ruamnya
 Istirahat/diisolasi di rumah, untuk jaga kondisi tubuh dan menghindari penularan
ke anak yang lain
 Mengolesi ruam kulit dengan bedak cair/dingin

Anda mungkin juga menyukai