O L E H:
KELOMPOK VI
(KELAS KONVERSI E)
i
KATA PENGANTAR
Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, makalah dengan judul “Manusia,
Agama dan Filsafat” ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan doa dari keluarga, rekan,
relasi, dan teman yang telah mendukung dan meluangkan waktu untuk ikut
berpartisipasi.
menyelesaikan makalah ini telah melakukan kesalahan karena kami juga tidak
lepas dari kekhilafan dan kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan .......................................................................................... 3
A. Manusia ........................................................................................ 4
B. Agama .......................................................................................... 10
C. Filsafat .......................................................................................... 14
A. Kesimpulan .................................................................................. 24
B. Saran ............................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
maka hal yang menarik untuk kita tilik adalah bagaimana mencari titik temu
antara manusia, filsafat dan agama itu sendiri. Salah satu sebabnya adalah
manusia secara mendalam, baik dari unsur dan fungsi hidupnya. Jika dikaitkan
dengan suatu tokoh, itu berarti mengacu pada pemikiran tokoh tersebut
mengenai manusia itu sendiri secara mendalam. Maka dari itu, kajian
1
hubungan antar manusia tersebut merupakan kebutuhan yang objektif.
ketika diantara mereka ada perasaan untuk saling berbuat, saling mengakui,
aktivitas sosial dalam kehidupan masyarakat. Bentuk lain dari proses sosial
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia
berasal dari kata individuum, artinya yang tak terbagi. Dalam bahasa
inggris individu berasal dari kata in dan divided. Kata in salah satunya
individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. Selama manusia hidup
di lingkungan yang lebih besar manusia tidak lepas dari pengaruh orang
lain. Oleh karena itu manusia dikatakan sebagai mkhluk sosial, yaitu
makhluk yang di dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh
manusia lain.
akan mengenal orang lain. Oleh karena itu perilaku manusia selalu
luar dirinya, seperti tunduk pada aturan, tunduk pada norma masyarakat,
4
Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain, sering kali didasari atas
bersifat komplek. Masalah sosial terjadi karena ada sesuatu yang “salah”
sosial berarti mencari apa dan siapa yang dianggap “bersalah” dalam
5
kepincangan pada perataan pendapatan, dan sebagainya. Penanggulangan
kenegaraan yang amat luas dan kompleks. Kesemuanya itu satu sama lain
6
politik, perbedaan agama, dan lain sebagainya.
dari luar.
7
3. Perubahan Sosial
8
dinamika anggota-anggota yang selalu berkembang kemauan dan
aspirasinya.
fenomena sosial, akan merupakan hal yang sulit untuk meneliti perubahan
tanpa tahu dimana perubahan itu terjadi. Sehingga, level perubahan akan
9
sosialisasi. Pada level institusi, perubahan dapat terjadi pada perubahan
B. Agama
keberadaan diri sendiri dan keberadaan alam semesta. Selain itu agama
perasaan takut dan ngeri. Meskipun perhatian tertuju kepada adanya suatu
dunia yang tak dapat dilihat (akhirat), namun agama melibatkan dirinya
tentang definisi afama bisa dilihat dari berbagai sisi dasar konseptual.
epifenomena, sebuah refleksi atau ekpresi dari sisi yang lebih dasariah dan
permanen yang ada dalam prilaku individu dan masyarakat manusia. Penulis-
penulis semacam Pareto, Lenin, Freud dan Engels memnadang agama sebagai
10
sekali keliru, karena yang diacu adalah kriteria-kriteria saintifik atau
aktifitas kognitif nalar individu yang, karena satu dan lain sebab, telah salah
Definisi ini mengindikasikan bahwa hanya ada satu cara agar manusia
sesuatu yang bisa membantu mereka melewati batasan- batasan nalar dan
yang tidak mereka pahami melalui sebuah proses intelektual. Definisi Muller
yang mengesampingkan sisi praktikal dan elemen pemujaan dari agama ini
bisa dibilang sangat fatal. Hal ini karena sebuah agama tidak akan muncul
sebagai sesuatu yang tak tampak yang dapat memengaruhi karakter moral
bentuk ketakutan, rasa terima kasih, cinta, rasa bersalah ini semua adalah
bagian esensial dari agama, dan persepsi manusia tentang sesuatu yang tidak
terbatas itu hanyalah salah satu sisi dari agama. Namun demikian, definisi
Muller ini telah berpengaruh terlampau besar dalam sejarah kajian kita ini
11
sehingga tidak mungkin bagi kita untuk mengabaikannya begitu saja.
menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan
berbuat sesuatu. Sedangkan agama sebagai nilai etik karena dalam melakukan
sesuatu tindakan seseorang akan terikat kepada ketentuan antara mana yang
boleh dan mana yang tidak boleh menurut ajaran agama yang dianutnya.
kita sampai pada beragam fitur agama ; agama selalu ditunjukan untuk
12
sebagaimana mestinya.
dengan agama. Rasa penasaran dan keinginan untuk mencari tahu tidak
selain itu memiliki kaitan dengan ilmu pengetahuan yang muncul sejak
manusia untuk mencari tahu apakah penyebab pertama dari segalanya: dalam
dunia kepadanya, dan yang dapat menjelaskan hal itu kepada dirinya sendiri.
Tapi, butuh lebih dari sekedar rasa ingin tahu untuk membuat manusia
menemukan bahwa awal mula dari segalanya ketika dia telah berhasil
dalam ritual pemujaan, tapi apa sesungguhnya yang ada di balik kekaguman
ini? Tidak ada definisi tentang agama yang dianggap cukup memadai untuk
menjawab motif yang mana itu. Inilah inti masalahnya. Harus ada sebuah
agama. Apakah agama itu jika dipandang dari segi moralitas? Praktik-praktik
13
pemujaan. Tetapi jika agama adalah wujud rasa sentimen sekaligus tindak-
dengan agama, juga tidak bisa digunakan untuk menjawab apa definisi
mengidikasikan bahwa hanya ada satu cara agar manusia bisa meyakini
keberadaan Yang Maha tinggi, yakni dengan menemukan sesuatu yang bisa
mengesampingkan sisi praktikal dan elemen pemujaan dari agama ini bisa
dibilang sangat fatal. Hal ini karena sebuah agama tidak akan muncul
sebagai sesuatu yang tak tampak yang dapat mempengaruhi karakter moral
karakter moralnya dalam bentuk ketakutan, rasa terima kasih, cinta, rasa
C. Filsafat
Filsafat merupakan ilmu yang sudah sangat tua. Bila kita membicarakan
filsafat maka pandangan kita akan tertuju jauh ke masa lampau di zaman
Yunani Kuno. Pada masa itu semua ilmu dinamakan filsafat. Dari
14
Yunanilah kata filsafat ini berasal, yaitu dari kata philos dan sophia. Philos
artinya cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kebijakan atau
orang lain dan diri saya sendiri. Atau orang lain lagi mengatakan: Hidup
harus bermanfaat bagi orang lain dan dunia. Ini adalah contoh sederhana
kelompok. Oleh karena manusia itu makhluk sosial, maka dalam hidupnya ia
diyakini bersama. Inilah yang disebut filsafat atau pandangan hidup. Bagi
kajiannya menunjukkan adanya hubungan satu sama lain, saling berkait dan
aliran besar yang menjadi titik tolak dan inti pandangan terhadap berbagai
15
menangkap objek-objek di sekelilingnya (sensasi indera) yang kemudian
Keadilan adalah keadaan seimbang antara hak dan kewajiban. Setiap orang
diberikan berlaku umum, tidak terbatas ruang dan waktu. Dengan kata lain,
Filsafat sering juga dapat diartikan sebagai ―berpikir reflektif dan kritis
kebudayaan dan sejarah, 2) para ilmuwan juga berpikir reflektif dan kritis,
padahal antara sains dan filsafat berbeda, 3) ahli hukum, ahli ekonomi
juga ibu rumah tangga sewaktu-waktu berpikir reflektif dan kritis, padahal
16
kebajikan. Kearifan merupakan hasil dari filsafat dari usaha mencapai
kegiatan berpikir yang khas, yaitu radikal, sistematis dan universal untuk
maupun sistem organisasi sosial yang dikenalnya. Pengertian agama yang lain
alam semesta. Agama memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi sosial dan
bahwa ada sebuah kekuatan supranatural yang dapat menolong manusia pada
17
saat menghadapi bahaya atau tertimpa suatu musibah.
perilaku hidup dan berinteraksi. Dalam hal ini, agama dapat dikatakan sebagai
pemelihara ketertiban sosial. Selain itu, agama juga sebagai alat yang efektif
agama bagi kehidupan manusia, yaitu agama dalam arti what religion does dan
what is religion. Pengertian pertama menunjuk pada apa kegunaan agama bagi
makna agama bagi manusia, yaitu sebagai pedoman untuk bertindak di dalam
benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai yang benar
kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai
18
keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan
soalan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan
19
(radikal). Kebenaran dalam pengetahuan akan diterima filsafat apabila isi
didasari oleh kebebasan berpikir (diatur oleh logika) untuk menyelidiki atau
tata pikir yang bermetode, bersistem, dan berlaku universal. Dengan demikian,
yang sedalamdalamnya bagi segala sesuatu (seluruh dunia dan alam ini)
pikiran, budi, tingkah laku, dan nilai-nilainya, serta tujuan hidup manusia,
baik di dunia maupun sesuadah dunia ini tiada yang kemudian disebut
merumuskan suatu doktrin final, konklusif, dan tidak bisa diganggu gugat.
Demikian pula filsafat dalam corak religius bukan berarti disamakan dengan
20
hubungannya dengan yang lain. Kita juga mengetahui bahwa alat-alat
Dalam hal ini berbedalah dengan ilmu. Dalam alat dan kemampuan berpikir,
filsafat mempergunakan pikiran (budi betul dalam mencari sesuatu sebab itu
dikatakan tanpa membatasi diri, tetapi juga ada batasannya juga, ialah budi
itu sendiri, atau boleh juga dikatakan bahwa kodrat manusia yang berbudi).
untuk menyoroti objek forma itu. Alat penerangan yang ada dalam agama
disebut wahyu. Dengan budinya manusia itu mencoba memahami hal-hal yang
kebenaran yang difirmankan oleh Tuhan itu, bukti-bukti kebenaran lalu juga
bukan kodrati maupun indrawi juga melainkan adi kodrati, artinya dasar-
penyelidikan dengan teologi banyak juga. Demi tugas ini filsafat menyelidiki
21
manusia dan dunia. Semuanya itu dicapai melalui budi yang dimiliki demi
kodratnya, maka pengetahuan filsafat tentang Tuhan dalam hal ini adalah
luas dan mendalaminya berlainan yang diterima dari firman Tuhan yang
mengetahui kodrat kami, disebut adi kodrati. Oleh karena itu filsafat itu
menyelidiki segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, dapat saja agama
yang terang ada itu difilsafatkan, artinya ditinjau dari dasar filsafat.
agama dan filsafat dapat di jelaskan sebagai berikut, yaitu dalam perspektif
Islam bahwa intelek dan spirit memiliki hubungan yang sangat erat serta
merupakan hubungan dua muka secara tradisional yang dipahami dan yang
sangat kuat dalam satu agama. Kenyataan ini secara pasti, benar pada faktor-
dalam dunia Islam. Filsafat Islam merupakan suatu komponen penting pada
tradisi intelektual Islam, dan para Filsuf memiliki spiritual yang sama dengan
pengetahuan (gnostik) diantara para sufi. Lebih dari itu Filsafat Islam telah
22
secara objektif. Para filsuf menganggap bahwa panggilan kebenaran menjadi
panggilan tertinggi dalam filsafat, tetapi itu tidak berarti ketertundukan wahyu
pada penalaran, seperti pendapat sebagian orang. Lebih tepat itu diartikan
23
BAB III
PENUTUP
A. Penutup
global yang menuntut pesan universal agama untuk berperan aktif dalam
yang selama ini dilakukan pemeluk agama selama ini telah benar-benar
filsafat dalam konteks ini menjadi sebuah alat yang tepat dan benar untuk
diyakininya.
kepada keadaan sebelum ia ada, dan ini melibatkan upaya pencarian identitas
24
dan nasib terakhirnya, dengan melakukan perbuatan yang benar. Makna
lambang Tuhan.
B. Saran
makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kritik dan Saran yang
membangun sangat kami harapkan demi menjadikan makalah ini lebih baik.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
yang membacanya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, Endang S. 1982. Ilmu, Filsafat dan Agama. Bina Ilmu: Surabaya.
Elly M. Setiadi. 2006. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Prenada Media Group:
Jakarta.
26