Anda di halaman 1dari 21

Oleh :

Khonita Adian Utami G.10.11


Lintang Sekar Gumilar G.11.11

Pembimbing:
dr. Mustarsid, Sp.A (K)
 Kejang demam didefinisikan sebagai kejang yang
terjadi pada anak, usia 6 bulan sampai 5 tahun, terkait
dengan demam tetapi tanpa ditemukannya infeksi
intrakranial
• berlangsung kurang dari 15 menit
Kejang demam
• tidak berulang dalam waktu 24
sederhana jam

• kejang yang fokal atau


Kejang demam berkepanjangan ( > 15 menit )
kompleks • tidak berulang dalam waktu 24 jam

• durasi kejang lebih dari 30 menit, baik


kejang jangka lama atau serangkaian
Status demam kejang jangka pendek, tanpa
mendapatkan kembali kesadaran di luar
serangan
1. Mempertahankan bebasnya jalan napas

2. Lindungi anak dari cedera

3. Tempatkan anak dalam posisi yang tidak rawan

4. Longgarkan atau lepaskan pakaian yang berlebih

5. Berikan oksigen jika tersedia

6. Hisap sekresi hidung atau oral jika tersedia fasilitas


7. Mengobati demam dengan kompres hangat dan
antipiretik (misalnya : asetaminofen)

8. Memantau tanda vital

9. Jika fasilitas dan obat-obatan tersedia – pengelolaan


dengan diazepam per rektal dosis 0,2 - 0,5 mg/kgBB
jika kejang berlangsung > 5 menit
10. Memasukkan antikonvulsan secara intravena jika
anak masih kejang selama > 15 menit (diazepam,
lorazepam atau fenobarbital), dengan:
a. Diazepam (IV) dosis 0,2 - 0,5 mg/kgBB (tingkat
maksimum : 1-2 mg/kgBB/menit) hingga
maksimum dosis 2 - 4 mg/kgBB pada bayi atau
5 -10 mg/kgBB pada anak.
Dosis yang sama dapat diulang setiap 10 sampai
30 menit untuk total 3 dosis jika diperlukan.
b. Lorazepam (IV) dosis 0,05 – 0,10 mg/kgBB (tingkat
maksimum 1 mg/menit) hingga maksimum dosis 4 mg
dapat diberikan, dengan tambahan 0,05 mg/kgBB 10
menit kemudian jika diperlukan.

c. Fenobarbital (IV) dosis 15 - 20 mg/kgBB (tingkat


maksimum : 30 – 100 mg/menit) dengan setengah dari
dosis awal diulang dalam satu jam jika diperlukan.
 Kompleks kejang :
- Berlangsung lebih dari 15 menit, atau
- Dengan fokal tambahan;
- Berulang dalam 24 jam dari kejang pertama
 Dokter anak curiga dengan kemungkinan meningitis
dan ensefalitis;
 Anak berusia < 18 bulan;
 Kecemasan orang tua atau perawatan di rumah yang
tidak memadai.
Pungsi
Lumbal

PEMERIKSAAN Laboratorium
EEG PENUNJANG Darah

Neuroimaging
 Pada setiap anak dengan kejang demam pertama
kompleks.

 Setiap anak < 1 tahun dengan kejang demam


disarankan melakukan PL, dikarenakan tanda-tanda
dan gejala klinis dari meningitis mungkin tidak
ditemukan pada usia ini.

 Antara usia 12 - 18 bulan, PL harus dipertimbangkan


karena tanda-tanda dan gejala klinis samar.
 Pada anak > 18 bulan PL harus dilakukan karena
adanya tanda-tanda dan gejala meningeal meskipun
riwayat penyakit dahulu atau pemeriksaan
menunjukkan adanya infeksi intracranial.

 Pada bayi dan anak-anak dengan kejang demam yang


telah menerima pengobatan antibiotik, PL akan sangat
dipertimbangkan, karena pengobatan tersebut dapat
menutupi bukti dari meningitis.
pada 90 % anak yang mengalami kejang demam, EEG
pada hari tersebut menunjukkan gelombang aktivitas
lambat yang biasanya akan hilang antara 7 hingga 10
hari
 Selain gula darah sewaktu, jika fasilitas tersedia salah
satu harus dilakukan di antaranya toksikologi,
elektrolit dan urea.
Pada anak dengan :
 Papil edema
 Palsy syaraf kranial (misalnya : kelumpuhan nervus 6).
 Tanda-tanda neurologis lainnya bertahan fokal
(misalnya : hemiparesis), atau
 Pada status mental ditandai dengan depresi, maka
neuroimaging mungkin tepat.
Pengelolaan Demam

Penggunaan obat antipiretik


yang efektif. Parasetamol
atau ibuprofen disarankan.

Asupan cairan yang cukup.


Diazepam Rektal
 Dianjurkan untuk kejang yang berlangsung > 5 menit.
 tidak memberikan diazepam per rektal jika kejang
telah berhenti.
 Diazepam per rektal berguna untuk mencegah
kekambuhan bila digunakan dalam tahap awal dari
episode demam (pada waktu demam di atas 38,5° C).
Diazepam profilaksis intermitten tampaknya efektif
dalam mengurangi tingkat kekambuhan :
 Menyarankan dosis untuk profilaksis = 0,5 mg/kgBB
diberikan secara oral, rektal atau setiap 12 jam. Setiap
kali suhu rektal > 38,5 ° C, dengan maksimum 4 dosis
berturut-turut untuk menghindari akumulasi obat.
 Ketika anak-anak intermitten diberikan diazepam pada
saat demam, orang tua harus waspada untuk teratur
memantau anak dalam kasus penyebab infeksi karena
akan mengakibatkan kelesuan dari efek diazepam
Faktor risiko
Risiko kambuh Risiko defisit
epilepsi
kejang demam intelektual
berkembang
• 50 % jika kejang • Hanya pada pre- • Sudah ada
terjadi pada tahun gejala neurologis kelainan
pertama lahir. atau kelainan neurologis.
• Faktor prediksi perkembangan. • Riwayat keluarga
untuk kambuhnya • pada anak yang kejang afebris.
kejang demam ditemukan kejang • Kejang demam
adalah onset usia demam afebris. kompleks
dini pertama.
 DTP
Imunisasi difteri, tetanus, pertusis dan poliomyelitis
diberikan kepada anak usia 2-4 bulan. Harus
dilakukan sebelum timbulnya kejang demam.

 MMR
Tidak ada kontraindikasi untuk vaksinasi campak,
gondok dan rubella (Mumps, Measles, Rubella
(MMR)) untuk anak dengan riwayat kejang demam.
Informasi yang diberikan pada orang tua :
 Kebanyakan kejang demam memiliki prognosis yang
sangat baik.
 Tidak ada bukti bahwa terapi apapun akan
mengurangi kemungkinan munculnya epilepsi
kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai