Anda di halaman 1dari 16

MEKANISME JEJAS

SEL
APRILIKKA EARLY
1810211100
Target dari rangsangan jejas yg penting:
1. Respirasi aerobik yg melibatkan fosforilasi oksidatif mitokondria
dan produksi ATP
2. Integritas membran sel yg sgt penting untuk homeostasis osmotik
dan ionik
3. Sintesis protein
4. Sitoskeleton
5. Integritas perangkat genetik dari sel

Page  2
Akumulasi Radikal Bebas Asal Oksigen
(Stres Oksidatif)
• Radikal bebas merupakan spesies kimia mengandungi sebuah elektron
tak berpasangan pada orbit luar.
• Situasi kimia demikian amat tidak stabil, dan radikal bebas akan segera
bergabung dengan zat kimia anorganik atau organik
• Sel radikal bebas dapat merusak lipid, protein & asam nukleat
Terdapat beberapa jenis Spesies Oksigen Reaktif (ROS),
yang dibentuk melalui dua jalur utama, yaitu :
• ROS dibentuk dalam jumlah kecil pada semua sel selama reaksi reduksi-oksidasi
(redoks) yang terjadi selama proses respirasi mitokondria dan pembentukan energi.
Pada proses ini molekul oksigen akan berkurang di mitokondria karena terjadinya
penambahan empat elektron untuk menghasilkan air.
• ROS dihasilkan oleh leukosit fagositik, terutama neutrofil dan makrofag, sebagai
senjata untuk menghancurkan mikroba yang telah dicerna dan substansi lain pada
radang dan pertahanan tubuh (Bab 2). ROS dihasilkan difagosom dan fagolisosom
leukosit melalui proses yang mirip respirasi mitokondria dan disebut erupsi respirasi
(atau erupsi oksidasi).
• Oksida nitrit (NO) merupakan radikal bebas lain yang dibentuk oleh leukosit dan sel
lain
Spesies oksigen reaktif menyebabkan jejas sel melalui tiga reaksi utama :
• Peroksidasi lemak membran.
Ikatan rangkap pada membran lemak poliunsaturated sangat rawan terhadap serangan
radikal bebas asal oksigen. Interaksi lemak dengan radikal menghasilkan peroksidase,
yang tidak stabil dan reaktif sehingga akan terjadi reaksi rantai autokatalitik.
• Reaksi silang dan perubahan lain pada protein.
Radikal bebas mengakibatkan reaksi silang pada protein yang dimediasi sulfhydryl,
terjadi peningkatan degradasi atau hilangnya aktivitas enzim. Radikal bebas bisa juga
langsung menyebabkan fragmentasi polipeptida.
• Kerusakan DNA.
Reaksi radikal bebas dengan thymin pada DNA inti dan mitokondria akan
menyebabkan kerusakan pita tunggal. Kerusakan DNA tersebut dijumpai pada proses
kematian sel, penuaan, dan transformasi keganasan sel.
Cara agar terbebas dari Radikal bebas
• Superoksida tidak mantap secara spontan dirusak menjadi oksigen dan
hidrogen peroksida.
• Sejumlah enzim melakukan perlawanan terhadap radikal bebas.
• Logam-logam ikut serta pada pembersihan dengan cara menerima atau
menyumbangkan elektron.
• Antioksidan endogen dan eksogen dapat menyekat permukaan radikal bebas
atau membuatnya inaktif.
Defek pada Permeabilitas Membran
• Permeabilitas adalah kemampuan yang dimiliki suatu zat/membran untuk
meloloskan sejumlah partikel yang menembus/melaluinya.
• Permeabilitas membran yang meningkat dengan akibat kerusakan membran
yang nyata merupakan perubahan tersering yang dijumpai pada jejas sel dan
akan berakhir dengan nekrosis.
Berbagai mekanisme biokimia berperan dalam kerusakan membran
• Sintesa fosfolipid yang menurun. Produksi fosfolipid dalam sel akan
berkurang apabila tejadi penurunan kadar ATP, yang menyebabkan penurunan
aktivitas enzim penopang energi. Berkurangnya sintesa fosfolipid akan
mempengaruhi semua membran sel, termasuk membran mitokondria, sehingga
meningkatkan jumlah kehilangan ATP.
• Penambahan kerusakan fosfolipid. Jejas sel yang berat dikaitkan dengan
degradasi membran fosfolipid yang meningkat, kemungkinan akibat aktivasi
fosfolipase endogen karena peningkatan kadar sitosolik Ca2+.
• ROS. Radikal oksigen bebas menyebabkan jejas pada membran sel melalui
peroksidase lipid, yang telah dibahas sebelumnya.
• Abnormalitas sitoskeletal. Filamen sitoskeletal merupakan jangkar yang
menghubungkan membran plasma dan bagian dalam sel, fungsinya bermacam-
macam, masih mempertahankan arsitektur sel normal, motilitas, dan pemberi
sinyal. Aktivasi protease dengan peningkatan Ca2+ sitosolik dapat
menyebabkan kerusakan elemen sitoskeleton, dan menyebabkan kerusakan
membran.
• Produk penguraian lipid. Termasuk produk ini ialah asam lemak bebas tidak
berester, asil karnitin, dan lisofosfolipid, semuanya akan berkelompok pada sel
yang cedera sebagai akibat degradasi fosfolipid. Dapat pula menyusup di antara
lapis rangkap lipid atau mengganti membran fosfolipid, sehingga terjadi
perubahan permeabilitas dan perubahan elektrofisiologis.
• Kerusakan terpenting membran pada jejas sel, ialah membran mitokondria,
membran plasma, dan membran lisosom.
• Kerusakan membran mitkondria. Seperti sudah dibahas sebelumnya, kerusakan
membran mitokondria mengakibatkan turunnya produksi ATP, dengan berbagai
efek merugikan dan berakhir pada nekrosis.
• Kerusakan membran plasma. Kerusakan membran plasma akan berakibat pada
hilangnya keseimbangan osmotik, masuknya cairan dan ion, dan juga hilangnya isi
sel. Metabolit akan bocor keluar, padahal metabolit ini merupakan unsur vital untuk
pembentukan ATP, sehingga memperberat berkurangnya sumber energi.
• Kerusakan pada membran lisosom akan mengakibatkan masuknya enzim ke
dalam sitoplasma dan mengaktifkan hidrolase asam pada pH intrasel yang asam
pada sel yang cedera. Lisosom mengandungi enzim ribonuklease (Rnase), DNase,
protease, glukosidase, dan enzim lain. Aktivasi enzim-enzim ini akan mengakibatkan
pencernaan enzimatik komponen sel dan sel akan mati karena nekrosis.
Kerusakan DNA dan Protein

• Sel mempunyai mekanisme perbaikan kerusakan DNA, tetapi


apabila kelainan ini terlalu parah untuk diperbaiki, maka sel
akan memulai program bunuh diri dan mati akibat apoptosis.
• Reaksi serupa bisa terjadi apabila ada pemicu berupa protein
salah rangkaian, yang dapat timbul dari mutasi bawaan atau
pengaruh eksternal seperti radikal bebas.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai