Anda di halaman 1dari 28

SISTEM PENGUKURAN

• Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk


mendapatkan/
mengetahui nilai suatu besaran.

• Mengukur dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk


menyatakan salah satu sifat atau keadaan dari suatu
benda
atau zat dalam bentuk suatu besaran, dengan cara
membandingkannya dengan alat ukur standar atau alat
ukur yang sudah dikalibrasi.

• Selain menghasilkan suatu nilai besaran listrik ataupun


mekanik, alat ukur juga menunjukkan indikasi benar atau
tidaknya suatu rangkaian/ sirkit, alat seperti ini disebut
Hasil suatu pengukuran ditentukan oleh :
• Alat ukur.
• Operator/ personil.
• Metode pengukuran.

Metode
• Pengukuran langsung (direct method), yaitu
pengukuran yang dilakukan dengan cara
membandingkan langsung besaran yang akan
diukur
dengan alat ukur standar/ yang telah dikalibrasi
• Pengukuran tidak langsung (indirect method),
yaitu
pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan
suatu sistem pengukuran
Bagian utama dari sistem pengukuran :

• Primary Sensing Element (Transducer Stage), yaitu


bagian dari sistem pengukuran yang berfungsi untuk
mendeteksi/ merasakan sinyal input.
• Variable Conversion Element (Intermediate Stage),
yaitu bagian dari sistem pengukuran yang berfungsi
untuk mengolah sinyal input.
• Data Presentation Element (Terminating Stage), yaitu
bagian dari sistem pengukuran berfungsi untuk
menampilkan hasil dari pengukuran.
Blok Diagram Sistem Pengukuran

Contoh pengukuran yang menggunakan sistem


pengukuran adalah pengukuran tekanan udara dengan
Bourdon Tube (Tabung Bourdon)
DIAPHRAGM

BOURDON
TUBE

TEKANAN

POWER PISTON
SUPPLY

LVDT
PULLEY
BELITAN PRIMER

INTI
PEGAS
BELITAN SEKUNDER

V
VOLTMETER
Syarat-syarat dari Alat Ukur Listrik :
• Tidak boleh membebani rangkaian yang diukur.
• Mempunyai keseksamaan yang tinggi (accuracy
error dan precision error yang rendah)
• Mempunyai kepekaan (sensitivity) yang tinggi.
• Mempunyai stabilitas yang tinggi.
• Kemampuan baca (readibility) yang baik.
• Kemantapan (reliability) alat yang tinggi.
Kesalahan Dalam Pengukuran

1. Gross error atau human error adalah kesalahan yang seharusnya tidak boleh
terjadi, misalnya : kesalahan dalam membaca skala, kesalahan menuliskan
data.
2. Systematic Error atau kesalahan sistematik
 Instrumental Error : kesalahan akibat
konstruksi alat ukur , kalibrasi, efek
pembebanan, metode pengukuran.
 Environmental Error : kesalahan akibat
lingkungan sekitar, seperti : suhu, medan
magnet, tekanan.
 Observation Error : kesalahan dalam
pengamatan/ pembacaan alat ukur : kesalahan
dalam memperkirakan skala dan kesalahan
paralaks.
3. Random error atau kesalahan acak, yaitu kesalahan yang mungkin terjadi
meskipun tidak terjadi human error dan systematic error.
Macam-macam Alat Ukur Listrik

Berdasarkan Jenis Arus :


 Arus searah (DC)
 Arus bolak-balik (AC)
 Arus Searah dan arus bolak-balik (AC/ DC)

Berdasarkan tipe :
 Tipe Jarum Petunjuk (analog)
 Tipe Perekam (Recorder)
 Tipe Integrasi (Integrator)
 Digital
Perhitungan kesalahan
Kesalahan mutlak adalah selisih antara harga sebenarnya
Dengan harga penunjukkan/ pembacaan.

dengan :

Kesalahan relatif ( ) adalah prosentase kesalahan mutlak


terhadap harga sebenarnya, yang dinyatakan dalam %
Persamaan dalam perhitungan kesalahan
Penjumlahan dari 2 buah komponen :

Pengurangan dari 2 buah komponen :


Pembagian dari 2 buah komponen pengukuran :

Didiferensialkan terhadap y :
Perkalian dari 2 buah komponen pengukuran :

Didiferensialkan terhadap y :

Perpangkatan dari 2 buah komponen pengukuran :

Didiferensialkan terhadap y :

catatan : limiting error


Contoh :
Dalam suatu test terukur arus sebesar 30,5 Ampere mengalir melewati
beban yang terukur sebesar 0,105 Ω. Kemudian diketahui ternyata
bahwa pembacaan arusnya lebih tinggi 1,2 % dari nilai yang
sebenarnya dan tahanan sebenarnya lebih tinggi 0,3 % dari nilai
terukurnya. Hitung perbandingan daya sebenarnya terhadap daya
terhitung (%).

Diketahui : Arus terukur = 30,5 A


Tahanan terukur = 0,105 Ω
Arus sebenarnya = 30,5 A - 1,2 %
Arus sebenarnya + 1,2% = 30,5 A

Tahanan sebenarnya = 0,105 Ω + 0,3 %


Ditanyakan : perbandingan P-sebenarnya terhadap P-terukur
Jawab :
Pembacaan pada alat ukur analog harus dilakukan dengan
melihat jarum penunjuk secara tegak lurus. Jarum dari alat
ukur cermat dibuat berupa pelat tipis dan dipasang cermin
pada bidang skala. Dalam posisi pembacaan yang benar,
maka jarum dan bayangan pada cermin membentuk satu
garis tipis.
Contoh pembagian skala pada alat ukur analog
Simbol-simbol alat ukur

• Besi putar (Moving Iron)

Prinsip kerja : gaya elektromagnetik pada suatu


inti besi dalam medan magnet (kumparan tetap
– besi berputar), penggunaan pada pengukuran
besaran AC/ DC

• Kumparan putar (PMMC)

Prinsip kerja : gaya elektromagnetik antara


medan magnet tetap dan arus (kumparan
berputar-magnet tetap), penggunaan pada
pengukuran besaran DC (AVO/Multi-meter)
• Elektrodinamik (Electrodynamic/ Dynamometer)

Prinsip kerja: gaya elektromagnetik antar arus


– arus. (kumparan tetap dan kumparan putar),
untuk besaran AC/DC (Voltmeter/ Ammeter /
Wattmeter / Frequency meter).

• Induksi (Induction)
Prinsip kerja : gaya elektromagnetik yang
dihasilkan oleh medan magnet bolak-balik
dan arus induksi oleh medan magnet, (arus
induksi dalam hantaran).
• Kawat panas (Thermal)

Prinsip kerja : gerakan jarum diakibatkan


oleh pemuaian panas dan tarikan pegas,
(pemakaian pada rangkaian AC/DC, alat
yang menggunakan sistem ini Ammeter/
Voltmeter).
Batas Ukur

Tampilan Skala Alat Ukur

Jarum menunjuk pada angka 7 pada skala maksimum 10.


Bila batas ukur yang dipilih adalah 5, maka harga
sebenarnya yang ditunjuk oleh angka 7 dapat dihitung
sebagai berikut :
Posisi Pengoperasian Alat Ukur

Alat ukur digunakan dengan posisi horisontal/


mendatar

Alat ukur digunakan dengan posisi vertikal/ tegak


lurus

Alat ukur digunakan dengan posisi miring


membentuk
sudut 60o
Beberapa istilah dalam pengukuran

Paralaks : Kesalahan pengukuran yang diakibatkan


oleh kesalahan sudut baca bidang skala.

Akurasi : Kedekatan harga hasil pengukuran dengan


harga yang sebenarnya.

Presisi : Ketelitian yang menggambarkan konsistensi


hasil pengukuran yang dilakukan berulang-
ulang.

Dead Time : Waktu yang yang diperlukan oleh alat ukur


untuk mulai merespon besaran yang diukur.
Dead Zone : Sinyal atau input terkecil yang dapat direspon
alat ukur (jarum penunjuk mulai bergerak).

Resolusi : Perubahan kecil (increment) sinyal atau input


dimana alat ukur mulai merespon (jarum penunjuk
mulai bergerak lagi).

Overshoot : Osilasi/ simpangan maksimum dari jarum


penunjuk sebelum alat ukur menunjukkan hasil
pengukuran (steady state).

Kelas Ketelitian : Menyatakan kesalahan maksimum


(+/-) yang diperkenankan, yang dinyatakan
dalam % simpangan skala penuhnya.
Alat Ukur Presisi : Alat ukur yang mempunyai ketelitian
0,1; 0,2 dan 0,5.

Alat Ukur Praktis : Alat ukur yang mempunyai ketelitian


1; 1,5 ;2; 2,5 dan 5.

Anda mungkin juga menyukai