Anda di halaman 1dari 35

Disusun Oleh

Wisnu Prawira T
Rendy Chandra N
Arief Setya Budi
M Nurhuda
Nur Rahim Aji W
HIMPUNAN
Himpunan adalah kumpulan objek-objek tertentu yang tercakup
dalam suatu kesatuan dengan keterangan yang jelas. Objek dari
himpunan disebut elemen dan dilambangkan dengan ϵ. Himpunan
yang tidak mempunyai elemen disebut himpunan kosong atau null
set, disimbolkan dengan Ø
MENYATAKAN SUATU HIMPUNAN
Untuk menyatakan suatu himpunan digunakan huruf kapital A, B,
C, ... sedangkan untuk menyatakan anggotanya digunakan huruf
kecil a, b, c, ...

Terdapat beberapa cara untuk menyatakan suatu himpunan :


1. Enumerasi, yaitu dengan mendaftarkan semua anggotanya yang
diletakan didalam sepasang tanda kurung kurawal dan diantara
setiap anggotanya dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh : A = {a, i, u,e, o}.
2. Simbol baku, yaitu dengan menggunakan simbol tertentu yang
telah disepakati.
Contoh : himpunan bilangan bulat positif, simbol P
himpunan bilangan riil, simbol R

3. Notasi pembentukan himpunan, yaitu dengan menuliskan ciri-


ciri umum atau sifat-sifat umum dari anggota.
Contoh : A = {x|x adalah himpunan bilangan bulat positif}
4. Diagram venn, yaitu dengan menyajikan himpunan secara
grafis dengan tiap-tiap himpunan digambarkan sebagai lingkaran
dan memiliki himpunan semesta yang digambarkan dengan segi
empat.
Contoh : S
A B

1 4
3 6
2
5 8
RELASI ANTAR HIMPUNAN

1. Himpunan Berpotongan
2. Himpunan Saling Lepas
3. Himpunan Sama
4. Himpunan Ekivalen
1. Berpotongan
Dua himpunan A dan B dikatakan berpotongan jika antara
himpunan A dan B terdapat elemen yang sama.
Contoh : A = { 1, 2, 3, 4}
B = { 2, 5, 6, 8, 9 }
Himpunan A dan B dikatakan berpotongan karena {2}
merupakan anggota himpunan A dan juga merupakan anggota
himpunan B
2. Saling Lepas
Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas jika antara
himpunan A dan B tidak terdapat elemen yang sama.

contoh :
jika A = {1,2,3,4} dan B = {6,8,10,12}, maka A//B.
3. Sama
Dua himpunan A dan B dikatakan sama jika elemen himpunan
A sama dengan elemen himpunan B.

Contoh:
jika A = {1,2,3,4} dan B = {4,3,2,1} maka A = B
4. Ekivalen
Dua himpunan A dan B dikatakan ekivalen jika elemen
himpunan A dan B mempunyai elemen yang sama banyak,
tetepi elemen-elemen itu tidak sama.

Contoh :
A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = { a, b, c, d, e} maka AB
OPERASI ANTAR HIMPUNAN

1. Irisan dari Dua Himpunan


2. Gabungan Dua Himpunan
3. Selisih Dua Himpunan
4. Komplemen
1. Irisan dari Dua Himpunan
Irisan (intersection) dari himpunan A dan B, dinotasikan
dengan A  B, adalah himpunan yang anggotanya merupakan
elemen-elemen himpunan A dan B.
2. Gabungan Dua Himpunan
Gabungan ( Union) himpunan A dan B, dinotasikan dengan
AB adalah himpunan yang anggotanya merupakan elemen
himpunan A atau B.
3. Selisih Dua Himpunan
Selisih dua himpunan A dan B, dinotasikan dengan A – B,
adalah himpunan yang anggota – anggotanya merupakan
anggota himpunan A tetapi bukan merupakan anggota
himpunan B.
4. Komplemen
Komplemen dari himpunan A didefinisikan sebagai himpunan
yang elemen – elemennya bukan elemen A, tetapi termasuk
elemen himpunan semesta (S). Komplemen A dinotasikan Ac.
RELASI
Relasi adalah hubungan antar elemen dalam suatu himpunan
yang dipresentasikan menggunakan struktur tertentu .
Contoh :
Hubungan “ayah” dengan “anak”, atau “guru” dengan “murid” dan
sebagainya.
SEBUAH RELASI TERDIRI DARI

• Himpunan A
• Himpunan B
• Sebuah kalimat terbuka P(x,y) yang menyatakan hubungan
antara himpunan A dengan himpunan B.
SEBUAH RELASI DAPAT
DINYATAKAN DENGAN
• Himpunan Pasangan Berurutan (a,b)
• Kalimat terbuka P(x,y)
• Diagram cartesius ( diagram A x B )
• Diagram panah
MENENTUKAN DOMAIN KODOMAIN
DAN RANGE

• Domain adalah daerah asal dari suatu relasi


• Kodomain adalah daerah kawan dari suatu relasi
• Range adalah daerah hasil
Fungsi

Suatu pengaitan dari himpunan A ke himpunan B disebut


fungsi bila mengaitkan setiap anggota dari himpunan A dengan
tepat satu anggota dari himpunan B.
Seperti halnya relasi maka untuk mendefinisikan suatu fungsi
diperlukan 3 hal pula, yaitu :
1. Daerah asal ( domain)
2. Daerah kawan ( kodomain)
3. Dareah hasil (Range)
4. Kalimat terbuka, yang juga disebut aturan yang mengaitkan
tiap anggota daerah asal dengan suatu elemen tunggal anggota
daerah kawan
Jenis-jenis Fungsi

1. Fungsi Konstan
2. Fungsi Identitas
3. Fungsi Tangga
4. Fungsi Modulus (Harga Mutlak)
5. Fungsi Genap dan Ganjil
6. Fungsi Linier
7. Fungsi Kuadrat
1. Fungsi Konstan

Jika untuk setiap x (pada domain) berlaku f(x) = c, dimana c


bilangan konstan.
Contoh : fungsi pada R didefinisikan f(x)=4, untuk setiap x maka
tentukanlah : f(0), f(3) dan daerah hasilnya ( Hf ) !
Penyelesain :
f(0)= 4
f(3)= 4
Hf = {4}
2. Fungsi Identitas

Apabila untuk setiap x (pada domain) berlaku f(x)= x, yang


merupakan fungsi yang memetakan pada dirinya sendiri
3. Fungsi Tangga

Merupakan suatu fungsi f(x) yang grafiknya merupakan


ruas ruas garis yang sejajar dan berurutan.
Contoh : f(x) = -1, untuk x<0
1, untuk 0x<2
2, untuk x2
Tentukan f(-1),f(1),f(2),f(3) tentukan daerah hasil Hf dan gambar
grafiknya !
Penyelesaian :
f(-1) = -1, f(1) = 1, f(2) = 2, f(3) = 2 ; Hf {-1,1,2 }
• Grafiknya
4. Fungsi Modulus

Suatu fungsi disebut fungsi modulus (mutlak) apabila fungsi ini


memetakan setiap bilangan real dan domain fungsi ke unsur
harga mutlak

f(x) =  x  = x, untuk x ≥ 0
- x, untuk x < 0
5. Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil

Suatu fungsi f(x) disebut fungsi genap jika : f(-x)= f(x) dan
suatu fungsi f(x) disebut ganjil jika berlaku f(-x) = -f(x)
Contoh : fungsi f(x) = x3 merupakan fungsi ganjil sebab, :
f(-x) = (- x3 ) = -f(x)
6. Fungsi Linier

Suatu fungsi yang di definisikan dalam f(x) = ax + b , dimana


a,b,a# 0
7. Fungsi Kuadrat
Funngsi yang di definisikan dalam f(x)= ax2 + bx + c, dimana
a,b,c real dan a tidak 0.
Sifat fungsi kuadrat :
1. Grafiknya berbentuk parabola
2. Bila a > 0, grafiknya menghadap ke atas
3. Bila a < 0, grafiknya menghadap ke bawah
4. Sumbu simetri : -b/2a
5. Puncak : -b/2a , D/-4a
Aljabar Fungsi

Aljabar fungsi pada hakekatnya mengikuti norma sebagai berikut:


1. (f+g) (x) = f(x) + g(x)
2. (f-g) (x) = f(x) - g(x)
3. (f.g) (x) = f(x) . g(x)
4. (f/g) (x) = f(x) / g(x)
5. (kf) (x) = k.f (x), k ϵ R
6. (fn) (x) = [f (x) ]n
Daftar Pustaka

Pimpi, La. (2013). Pengantar Dasar Matematika. Program Studi


Matematika, Universitas Haluoleo.

Anda mungkin juga menyukai