Anda di halaman 1dari 41

RINITIS ALERGI

Oleh:

dr. Fachzi Fitri, Sp.THT-KL, MARS


ANATOMI DAN FISIOLOGI HIDUNG
 Anatomi Hidung
A. Hidung Luar

 bentuk piramid
 bagian-bagian : pangkal hidung (bridge), dorsum
nasi, puncak hidung, ala nasi, kolumela, lubang
hidung (nares anterior)
 Perdarahan : a. nasalis anterior, a. nasalis posterior,
a. angularis
 Persarafan : cabang n.oftalmikus (n. supratroklearis,
n infratroklearis), cabang dari n. maksilaris (ramus
eksternus n. etmoidalis anterior)
B. Kavum Nasi

 Batas-batas :
- Posterior: nasofaring
- Atap : os nasal, os frontal, lamina
kribriformis etmoidale, korpus
sfenoidale, & sebagian os vomer.
- Lantai : dipisahkan dengan kavum oris
oleh palatum durum.
- Medial : septum nasi
- Lateral : os medial, os maksila, os
lakrima, os etmoid, konka nasalis
inferior, palatum & os sfenoid
 Perdarahan : a. sfenopalatina (cab. a. maksilaris & a.
etmoidalis anterior)

 Persarafan :
- anterior : n. trigeminus  n. etmoidalis anterior
- posterior : n. palatina mayor  n. sfenopalatinus
C. Mukosa Hidung
 Mukosa pernafasan & mukosa penghidu.

 Mukosa pernafasan :

- sebagian besar rongga hidung


- permukaannya dilapisi oleh epitel torak
berlapis satu : silia & sel-sel goblet.
- normal : warna merah muda & selalu basah 
diliputi palut lendir (mucous blanket).
 Mukosa Penghidu
- terdapat pada atap rongga hidung, konka superior, &
sepertiga bag. atas septum.
- dilapisi oleh : sel epitel torak berlapis semu : tidak
bersilia (pseudostratified columnar non ciliated
epithelium).
- normal : warna cokelat kekuningan.
FISIOLOGI HIDUNG
1. Sebagai jalan nafas
2. Pengatur kondisi udara (air conditioning)
-Mengatur kelembaban udara
-Mengatur suhu
3. Sebagai penyaring dan pelindung
4. Indra penghidu
5. Resonansi suara
6. Proses bicara
7. Refleks nasal
RINITIS ALERGI
 penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi
alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah
tersensitasi dengan alergen yang sama serta
dilepaskannya suatu mediator kimia ketika
terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik
tersebut (Von Pirquet, 1986).
 Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its
Impact on Asthma) tahun 2001 :
rinitis alergi adalah kelainan pada hidung
dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal
dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar
alergen yang diperantarai oleh IgE.
EPIDEMIOLOGI

 Insidenrinitis alergi : tidak diketahui (10% dari


populasi umum) (Norman, 1985).
KLASIFIKASI RINITIS ALERGI
Menurut klasifikasi WHO Initiative ARIA tahun
2001, berdasarkan sifat berlangsungnya rinitis alergi
dibagi menjadi :
a) Intermiten (kadang-kadang) : bila gejala kurang
dari 4 hari/minggu atau kurang dari 4 minggu.
b) Persisten (menetap) : bila gejala lebih dari 4
hari/minggu dan lebih dari 4 minggu.

Berdasarkan tingkat berat ringannya penyakit,


rinitis alergi dibagi menjadi :
a) Ringan : bila tidak ditemukan gangguan tidur,
gangguan aktivitas harian, bersantai, berolahraga,
belajar, bekerja dan hal-hal lain yang mengganggu.
b) Sedang-berat : bila terdapat satu atau lebih dari
gangguan tersebut diatas.
ETIOPATOGENESIS
Penyakit inflamasi :
1. Tahap sensitisasi
2. Tahap provokasi/ reaksi alergi, 2 fase:
 reaksi alergi fase cepat : berlangsung sejak kontak
dengan alergen sampai 1 jam setelahnya.
 reaksi alergi fase lambat : berlangsung 2 - 4 jam,
puncak 6 - 8 jam (fase hiperreaktifitas) setelah
pemaparan dan dapat berlangsung sampai 24-48
jam.
GAMBARAN KLINIS
 Manifestasi utama : rinorea, gatal hidung, bersin-bersin dan
sumbatan hidung.
 Gejala rinitis sangat mempengaruhi kualitas hidup penderita.
 Tanda-tanda fisik :
 perkembangan wajah yang abnormal
 maloklusi gigi
 allergic gape (mulut selalu terbuka agar bisa bernafas)
 allergic shiners (kulit berwarna kehitaman dibawah kelopak
mata bawah)
 lipatan tranversal pada hidung (transverse nasal crease)
 edema konjungtiva
 mata gatal dan kemerahan.
 Pemeriksaan rongga hidung dengan spekulum : sekret hidung
jernih, membran mukosa edema, basah dan kebiru-biruan (boggy
and bluish).
DIAGNOSIS
Anamnesis
Gejala khas : serangan bersin berulang,
terutama pagi hari atau bila berkontak dengan
debu  mekanisme fisiologik (proses
membersihkan sendiri/self cleaning process).
 Gejala lain : keluar ingus (rinore) encer &
banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata
gatal, banyak air mata keluar (lakrimasi).
 Pemeriksaan Fisik
 Rinoskopi anterior : mukosa edema, basah, berwarna pucat atau
livid disertai adanya sekret encer yang banyak, mukosa inferior
tampak hipertrofi (gejala persisten).
 Nasoendoskopi
 Gejala spesifik lain pada anak :
- allergic shiner
- allergic salute
- allergic crease
- gangguan pertumbuhan gigi (facies adenoid)
- dinding posterior faring tampak granuler dan edema
(cobblestone appearance)
- dinding lateral faring menebal
- lidah tampak seperti gambaran peta (geographic tongue).
Pemeriksaan Penunjang
 In vitro :
- eosinofil darah tepi : normal/↑.
- IgE total : normal, kecuali bila tanda alergi pada pasien lebih
dari satu macam penyakit.
- Pemeriksaan IgE spesifik dengan RAST atau ELISA
- Pemeriksaan sitologi hidung 
- eosinofil ↑: alergi inhalan
- basofil (> 5 sel/lap) : alergi makanan
- sel PMN : infeksi bakteri.
 In vivo :
Tes kulit, uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau
berseri (Skin End-point Titration/SET).
Alergi makanan : uji kulit  Intracutaneus Provocative
Dilutional Food Test (IPDFT)
Baku emas : diet eliminasi dan provokasi (”Challenge Test”)
PENATALAKSANAAN
1. Hindari kontak dengan alergen penyebab dan eliminasi.
2. Medikamentosa
 Antihistamin : antagonis histamin H-1
Dkongestan
Kortikosteroid
Pengobatan baru lain : anti leukotrien, anti IgE, DNA
rekombinan.
3. Operatif
 konkotomi parsial, konkoplasti.
4. Imunoterapi
 Indikasi : gejala berat dan sudah berlangsung lama serta
dengan pengobatan cara lain tidak memberikan hasil yang
memuaskan.
 Tujuan : pembentukan IgG blocking antibody dan
KOMPLIKASI
 Polip hidung
 Otitis media efusi yang sering residif (anak-
anak).
 Sinusitis paranasal
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Lubuk buaya
Suku Bangsa : Minang
ANAMNESIS
 Keluhan Utama : Bersin berulang dirasakan sejak 1 tahun yang
lalu
 Keluhan Tambahan : tidak ada
 Riwayat Penyakit Sekarang :
- Bersin berulang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, bersin
hilang timbul, >5x, terutama dirasakan pada pagi hari, terkena
debu, dan bila udara dingin.
- Hidung tersumbat ada, hilang timbul, dirasakan hampir setiap
hari sejak 1 tahun yang lalu.
- Hidung berair ada, cairan yang keluar encer, banyak, dan tidak
berbau sejak 1 tahun yang lalu.
- Hidung dan mata terasa gatal ada, terutama bila pagi hari,
terkena debu, dan bila udara dingin sejak 1 tahun yang lalu,
kadang-kadang disertai dengan mata berair.
- Gangguan tidur dan gangguan aktivitas sehari-hari ada sejak 3
minggu yang lalu
- Rasa penciuman berkurang sejak 1 tahun yang lalu
- Nyeri pada wajah, pipi, dan dahi tidak ada
- Riwayat hidung berdarah tidak ada
- Riwayat telinga berdenging dan terasa penuh tidak
ada
- Riwayat nyeri pada telinga tidak ada
- Keluar cairan dari telinga tidak ada
- Gangguan pendengaran tidak ada
- Riwayat nyeri menelan dan tenggorok tidak ada
- Riwayat dahak terasa mengalir dari hidung ke
tenggorok tidak ada
 Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada
 Riwayat Penyakit Keluarga :

Ibu pasien memiliki riwayat alergi makanan


 Riwayat Pekerjaan/Sosial Ekonomi/Kebiasaan :

Pasien seorang mahasiswa


Kebiasaan minum alkohol dan merokok tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
 STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : composmentis koperatif
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Tekanan Nadi : 86 kali/ menit
Frekuensi Nafas : 19 kali/ menit
Suhu : 36,8 0 C
Pemeriksaan Sistemik
Kepala : normocephal
Mata : Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikterik
Toraks : jantung dalam batas normal
paru  dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
STATUS LOKALIS THT
 TELINGA

PEMERIKSA KELAINAN DEKSTRA SINISTRA


AN
Daun telinga Kel. Kongenital Tidak ada Tidak ada
Trauma Tidak ada Tidak ada
Radang Tidak ada Tidak ada
Kel. Metabolik Tidak ada Tidak ada
Nyeri Tarik Tidak ada Tidak ada
Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada
Tragus
Liang telinga Cukup lapang Cukup lapang Cukup
(N) lapang
Sempit Tidak ada Tidak ada
Hiperemis Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Ada/tidak Tidak ada Tidak ada
Bau Tidak ada Tidak ada
Sekret
serumen Warna Tidak ada Tidak ada
Jumlah Tidak ada Tidak ada
Jenis Tidak ada Tidak ada
UTUH : Utuh Utuh
Warna Putih Putih
mengkilat mengkilat
Refleks Ada Ada
cahaya
Bulging Tidak ada Tidak ada
Membran
Retraksi Tidak ada Tidak ada
timpani
Atrofi Tidak ada Tidak ada
PERFORASI Tidak ada Tidak ada
Jumlah Tidak ada Tidak ada
Jenis Tidak ada Tidak ada
Kuadran Tidak ada Tidak ada
Pinggir Tidak ada Tidak ada
Tanda Tidak ada Tidak ada
radang
Fistel Tidak ada Tidak ada
Mastoid
Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada
Rinne + +
Weber Lateralisasi tidak ada
Garpu tala
Schwabach Sama dengan Sama dengan
pemeriksa pemeriksa
Kesimpulan Normal Normal
Hidung
PEMERIKSAAN HASIL
Deformitas Tidak ada
Kel. Kongenital Tidak ada
Trauma Tidak ada
Radang Tidak ada
Massa Tidak ada

SINUS PARANASAL
PEMERIKSAAN DEKSTRA SINISTRA
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada
RINOSKOPI ANTERIOR
PEMERIKSA KELAINAN Dekstra Sinistra
AN
Vestibulum Vibrise ada Ada
Radang Tidak ada Tidak ada
Cukup lapang
Kavum nasi (N)
Sempit Sempit Sempit
Lapang
Ada/tidak ada Ada Ada
Lokasi Dasar kavum Dasar
sekret kavum
Jenis Encer Encer
Jumlah Banyak Banyak
Bau Tidak ada Tidak ada
Ukuran Edema Edema
Warna Pucat Pucat
Konkha
Konkha Ukuran Sukar Sukar
media dinilai dinilai
Permukaan
Edema
Septum Cukup Cukup lurus
lurus/deviasi
Permukaan Rata
Warna Merah muda
Spina Tidak ada
Krista Tidak ada
Abses Tidak ada
Perforasi Tidak ada
Ada/tidak Tidak ada Tidak ada
ada
Lokasi Tidak ada Tidak ada
Bentuk Tidak ada Tidak ada
Ukuran Tidak ada Tidak ada
Massa Permukaan Tidak ada Tidak ada
Warna Tidak ada Tidak ada
Konsistensi Tidak ada Tidak ada
Mudah Tidak ada Tidak ada
digoyang
Pengaruh Tidak ada Tidak ada
vasokonstrikto
r
RINOSKOPI POSTERIOR (NASOFARING)

PEMERIKS KELAINAN DEKSTRA SINISTR


AAN A
Koana Cukup
lapang
Lapang
Sempit Sempit Sempit
Mukosa Warna Livid Livid
Edema Ada Ada
Jar. Tidak ada Tidak ada
Granulasi
Konkha Ukuran Edema Edema
inferior Warna Pucat Pucat
Permukaan Licin Licin
Edema Ada Ada
Adenoid Ada/tidak Tidak ada Tidak ada
Muara tuba Tertutup Tidak ada Tidak ada
sekret
Edema Tidak ada Tidak ada
mukosa
Lokasi Tidak ada Tidak ada
Ukuran Tidak ada Tidak ada
Massa
Bentuk Tidak ada Tidak ada
Permukaan Tidak ada Tidak ada
Post Nasal Ada/tidak ada Tidak ada Tidak ada
Drip Jenis Tidak ada Tidak ada
OROFARING DAN MULUT
PEMERIKS KELAINAN DEKSTRA SINISTRA
AAN
Palatum mole Simetris/tida simetris
+ arkus k
faring Warna Merah muda
Edema Tidak ada
Bercak‘/eksud Tidak ada
at
Dinding Warna Merah muda
faring Permukaan rata
Warna Merah muda Merah muda
Ukuran T1 T1
Permukaan Rata Rata
Tonsil Muara kripti Tidak Tidak
melebar melebar
Detritus Tidak ada Tidak ada
Warna Merah Merah
Peritonsil muda muda
Edema Tidak ada Tidak ada
Abses Tidak ada Tidak ada
Lokasi Tidak ada Tidak ada
Bentuk Tidak ada Tidak ada
Tumor
Ukuran Tidak ada Tidak ada
Permukaan Tidak ada Tidak ada
Gigi Karies/radiks Tidak ada Tidak ada
Kesan Higiene baik Higiene baik
Warna Merah muda
Bentuk Normal
Lidah
Deviasi Tidak ada
Massa Tidak ada
LARINGOSKOPI INDIREK
PEMERIKS KELAINAN DEKSTRA SINISTRA
AAN
Bentuk Seperti kubah
Edema Tidak ada
Epiglotis Warna Merah muda
Pinggir Rata
rata/tidak
Massa Tidak ada
Warna Merah muda
Edema Tidak ada
Aritenoid
Massa Tidak ada
Gerakan Simetris
Warna Merah muda Merah muda
Ventricular Edema Tidak ada Tidak ada
band
Massa Tidak ada Tidak ada
Warna Putih Putih
kekuninga kekuning
Plica vocalis n an
Gerakan Simetris Simetris
Pinggir medial Rata Rata
Massa Tidak ada Tidak ada
Subglotis/trak Massa Tidak ada Tidak ada
ea Sekret
ada/tidak
Sinus Massa Tidak ada Tidak ada
piriformis Sekret Tidak ada Tidak ada
Valekule Massa Tidak ada Tidak ada
Sekret (jenis) Tidak ada Tidak ada

PEMERIKSAAN KELENJAR LIMFE LEHER


INSPEKSI, PALPASI : TIDAK TAMPAK PEMBESARAN KELENJER GETAH BENING
RESUME

ANAMNESIS
 Bersin berulang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, bersin
hilang timbul, >5x, terutama dirasakan pada pagi hari,
terkena debu, dan bila udara dingin.
 Hidung tersumbat ada, hilang timbul, dirasakan hampir
setiap hari sejak 1 tahun yang lalu.
 Hidung berair ada, cairan yang keluar encer, banyak, dan
tidak berbau sejak 1 tahun yang lalu.
 Hidung dan mata terasa gatal ada, terutama bila pagi hari,
terkena debu, dan bila udara dingin sejak 1 tahun yang
lalu, kadang-kadang disertai dengan mata berair.
 Gangguan tidur dan gangguan aktivitas sehari-hari ada
sejak 3 minggu yang lalu
 Rasa penciuman berkurang sejak 1 tahun yang lalu
PEMERIKSAAN FISIK
 Cavum nasi sempit
 Secret ada, dasar cavum, encer dan banyak
 Konkha inferior ukuran hipertofi, warna pucat, permukaan licin,
basah dan udem
Diagnosis Kerja : Rhinitis alergi pesisten derajat sedang-
berat
Diagnosis Tambahan : tidak ada
Diagnosa banding : Rhinitis vasomotor
Rhinitis infeksi
Pemeriksaan Anjuran : Skin prick tes
IgE total serum
Hitung eosinofil dalam darah tepi
Terapi : Loratadin tab XX 3x1
Pseudoefedrin tab XX 3x1
Metil prednisolon tab III 1x1
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai