Anda di halaman 1dari 35

BAHAN BATU, AGREGAT KASAR, DAN

BETON BERTULANG SERTA


APLIKASINYA PADA KONTRUKSI
BANGUNAN
A. MIFTHA USMAN
HILDA VIONA
ROY DARMAWAN
FADHEL MOH. ASRI
DEVRA ANGA LESMANA PUTRA
MOH. RISKI SYAFARA
MOH. RISKI AZIZ
SITTI RAHMA MUZDALIFAH RONE
Definisi Batu
• Batuan adalah salah satu elemen pembentuk bumi. Bumi memiliki
berbagai macam batuan. setiap batuan memiliki manfaat bagi
kehidupan manusia. Manfaat tersebut dipakai manusia untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Seperti batu granit bermanfaat
sebagai bahan bangunan, batu marmer untuk interior rumah, serta
berlian sebagai salah satu batu mahal di bumi. selain batu tersebut,
terdapat batu alam yang banyak di pakai untuk kebutuhan interior
bangunan.
Macam macam Batu
1. Batuan Beku
2. Batuan Sedimen
3. Batuan Metamorf
1. Batuan Beku
batuan yang terjadi akibat pembekuan magma

Batu apung Batu obsidian Batu granit Batu basalt

Batu andesit Batu liparit


Batu diorit Batu gabro
2. Batuan Sedimen
batuan yang terbentuk dari proses sedimentasi

Batu konglomerat Batu pasir Batu serpih Batu gamping/ kapur

Batu Breksi Batu stalagtit dan stalagmit Batu lempung


3. Batuan Metamorf
batuan yang terjadi akibat adanya tekanan dan panas akibat adanya
proses metamorfosis

Batu pualam/marmer Batuan sabak Batu gneiss/ganes Batu sekis

Batu kuarsit Batu milonit


Pengertian Agregat Dalam Kontruksi
Perkerasan Jalan
• Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir
batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari
alam maupun buatan yang berbentuk mineral padat berupa
ukuran besar maupun kecil atau fragmen-fragmen.
• Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan
jalan, yaitu yaitu 90 – 95% agregat berdasarkan persentase berat,
atau 75 –85% agregat berdasarkan persentase volume.
• Dengan demikian kualitas perkerasan jalan ditentukan juga dari
sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain.
Sifat Agregat
• Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan
jalan memikul beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca.
• Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai material perkerasan
jalan adalah:
• gradasi,
• kebersihan,
• kekerasan
• ketahanan agregat,
• bentuk butir,
• tekstur permukaan,
• porositas,
• kemampuan untuk menyerap air,
• berat jenis, dan
• daya kelekatan terhadap aspal.
• Sifat agregat tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis batuannya.
Klasifikasi Bentuk dan Tekstur Agregat
Karakteristik bagian luar agregat, terutama bentuk partikel
dan tekstur permukaan memegang peranan penting
terhadap sifat beton segar dan yang sudah mengeras.

Menurut BS 812 : Part 1: 1975, bentuk partikel agregat dapat


dibedakan atas:
- Rounded - Irregular
- Flaky - Angular
- Elongated - Flaky & Elongated
februari 2004 husni thamrin & dradjat
hoedajanto
Bentuk Partikel Agregat
Menurut BS 812 : Part 1: 1975
Flaky
Rounded Irregular Angular Flaky Elongated and
Elongated
Jenis Agregat berdasarkan proses
pengolahannya :

• Agregat Alam

• Agregat melalui proses pengolahan

• Agregat Buatan
Pembagian Agregat Berdasarkan Ukuran Butiran
Menurut The Asphalt Institut, (1993), dalam
Manual Series No. 2 (MS-2), :

• Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih


besar dari saringan No. 8 (2,36 mm)
• Agregat Halus, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih
halus dari saringan No.8 (2,36 mm).
• Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang
minimum 75% lolos saringan no. 30 (0,06 mm)
Klasifikasi Agregat
Berdasarkan ASTM C-33, agregat dibagi atas dua kelompok, yaitu:

Batas bawah pada ukuran


4.75 mm atau ukuran
Kasar
saringan no.4 (ASTM)

Agregat
(ASTM C-33) Batas bawah ukuran pasir =
Halus 0.075 mm (no. 200) Batas atas
ukuran pasir = 4.75 mm (no.
4)
Pembagian Agregat Berdasarkan Ukuran Butiran
Menurut Sedangkan Bina Marga, (2002),
• Agregat Kasar, adalah agregat dengan
ukuran butiran lebih besar dari saringan
No. 4 (4,75 mm)
• Agregat Halus, adalah agregat dengan
ukuran butiran lebih halus dari saringan
No.4 (4,75 mm).
• Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari
agregat halus yang minimum 75% lolos
saringan no. 200 (0,075 mm)
Persyaratan agregat kasar
Pengujian Standar Nilai
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan natrium dan
magnesium SNI 03-3407-1994 Maks 12 %

Abrasi dengan mesin Los Angeles SNI 03-2417-1991 Maks 40 %


Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 03-2439-1991 Min 95 %
Angularitas (kedalaman dari permukaan < 10 cm ) 95/90
DoT’s Pennsylvania Test Method,
Angularitas (kedalaman dari permukaan ≥ 10 cm ) PTM No. 621 80/75
Partikel pipih ASTM D-4791 Maks 25 %
Partikel lonjong ASTM D-4791 Maks 10 %
Material lolos saringan no. 200 SNI 03-4142-1996 Maks 1 %
Aggregate Impact Value (AIV) BS 812:part 3:1975 Maks 30%
Berat Jenis dan Penyerapan SNI 03-1969-1990 Maks 3%

Sumber : Bina Marga (2002)


Persyaratan agregat halus

Persyaratan bahan pengisi (filler)

Pengujian Standar Nilai


Lolos saringan N0.200 Min 75%
SNI 03 M-02-1994-03
Bebas dari bahan organik Maks 4%
Sumber : Bina Marga (2002)
Gradasi Agregat
• Gradasi agregat adalah susunan
dari beberapa ukuran butiran
agregat yang membentuk suatu
campuran agregat yang terdiri
dari beberapa fraksi agregat
Jenis Gradasi
•Gradasi Baik •Gradasi Buruk
Gradasi Baik
• Gradasi baik, adalah campuran agregat dengan ukuran
butiran yang terdistribusi merata dalam rentang ukuran
butiran.
• Agregat bergradasi baik disebut juga dengan agergat
bergradasi rapat.
• Agregat bergardasi baik dapat dikelompokkan menjadi :
• Agregat bergradasi kasar, adalah agregat bergradasi baik yang didominasi
oleh agregat ukuran butiran kasar
• Agregat bergradasi halus, adalah agregat bergradasi baik yang dinominasi
oleh agregat ukuran butiran halus.
Gradasi Buruk
• Gradasi Buruk, adalah distrubusi ukuran agregat yang tidak
memenuhi persyaratan agregat bergradasi baik.
• Agregat bergradasi buruk dapat dikelompokkan menjadi;
• Gradasi Seragam, adalah campuran agregat yang tersusun dari
agregat dengan ukuran butirannya sama atau hampir sama.
• Gradasi Terbuka, adalah campuran agregat dengan distribusi
ukuran butiran sedemikian rupa sehingga pori-pori antar agregat
tidak terisi dengan baik.
• Gradasi Senjang, adalah campuran agregat yang ukuran butirannya
terdistribusi tidak menerus, atau ada bagian yang hilang.
100
90

Persen Lolos Saringan (%)


80
70 Atas

60 Bawah
50
Gradasi
40 Gabungan

30 Gradasi Menerus
20
10
0
0.01

0.1

10

100
Ukuran saringan (mm)

100
90
80

% lolos saringan
70
60
50
40
Gradasi Senjang 30
20
10
0
0.01 0.1 1 10 100
diam eter saringan (m m )

batas atas batas baw ah


Agregat ringan bola plastik polyethylene terpthalate (PET)
DEFINISI BETON BERTULANG
• Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan
luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai
minimum yang di syaratkan dengan atau tanpa
prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa
kedua bahan tersebut bekerja sama dalam memikul
gaya-gaya. (SNI 03- 2847 – 2002, Pasal 3.13 )
• Sifat utama dari baja tulangan, yaitu sangat kuat
terhadap beban tarik maupun beban tekan. Karena baja
tulangan harganya mahal, maka sedapat mungkin
dihindari penggunaan baja tulangan untuk memikul
beban tekan.
Komponen Struktur Beton Bertulang
SIFAT MEKANIS BETON BERTULANG

• Sifat-sifat mekanis beton keras dapat diklasifikasikan


sebagai :
• 1. Sifat jangka pendek, seperti kuat tekan, tarik, dan
geser, serta modulus elastisitas.
• 2. Sifat jangka panjang, seperti rangkak dan susut.
1. Kuat Tekan
• Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar,
menggunakan mesin uji dengan cara memberikan beban tekan
bertingkat pada benda uji silinder beton (diameter 150mm, tinggi
300mm) sampai hancur. Tata cara pengujian yang umum dipakai
adalah standar ASTM (American Society for Testing Materials) C39-86.
Kuat tekan beton umur 28 hari berkisar antara 10 – 65 MPa. Untuk
beton bertulang pada umumnya menggunakan beton dengan kuat
tekan berkisar 17 – 30 Mpa.
2. Kuat Tarik
• Kuat tarik beton yang tepat sulit untuk diukur. Selama
bertahun-tahun, sifat tarik beton diukur dengan
memakai modulus keruntuhan (modulus of rupture).
Baru-baru ini, hasil dari percobaan split silinder beton,
umumnya memberikan hasil yang lebih baik dan
mencerminkan kuat tarik sebenarnya.
3. Kuat Geser

• Kekuatan geser lebih sulit diperoleh, karena sulitnya mengisolasi geser


dari tegangan-tegangan lainnya. Ini merupakan salah satu sebab
banyaknya variasi kekuatan geser yang dituliskan dalam berbagai
literature, mulai dari 20% dari kekuatan tekan pada pembebanan
normal, sampai sebesar 85% dari kekuatan tekan, dalam hal terjadi
kombinasi geser dan tekan.
4. Modulus Elastisitas

• Modulus elastisitas, merupakan kemiringan dari bagian awal grafik


yang lurus dari diagram regangan-tegangan, yang akan bertambah
besar dengan bertambahnya kekuatan beton.
5. Rangkak

• Rangkak (creep) adalah sifat di mana beton mengalami perubahan


bentuk (deformasi) permanen akibat beban tetap yang bekerja
padanya. Rangkak timbul dengan intesitas yang semakin berkurang
untuk selang waktu tertentu dan akan berakhir setelah beberapa tahun
berjalan. Besarnya deformasi rangkak sebanding dengan besarnya
beban yang ditahan dan juga jangka waktu pembebanan.
6. Susut

• Susut secara umum didefinisikan sebagai perubahan volume beton


yang tidak berhubungan dengan beban. Pada dasarnya ada dua jenis
susut, yaitu susut plastis dan susut pengeringan. Susut plastis terjadi
beberapa jam setelah beton segar dicor ke dalam cetakan (bekisting).
Sedangkan susut pengeringan terjadi setelah beton mencapai bentuk
akhirnya, dan proses hidrasi pasta semen telah selesai. Laju
perubahannya berkurang terhadap waktu, karena beton semakin
berumur akan semakin tahan tegangan dan semakin sedikit
mengalami susut.
APLIKASI BETON BERTULANG PADA
KONTRUKSI BANGUNAN
Kriteria standar perencanaan beton diatur dalam SNI (Standar Nasional
Indonesia) yang memuat beberapa syarat-syarat yang harus dipenuhi dan
diperhatiakan sebelum merancang atau merencanakan sebuah bangunan.
Standar perencanaan beton bertulang diatur dalam SK-SNI 2002.
Di dalam perencanaan struktur, harus memiliki kriteria-kriteria sebagai
berikut :
• Struktur harus kuat didalam memikul beban yang bekerja
Ekonomis
• Struktur memenuhi syarat kenyamanan (sesuai fungsinya/serviceability).
Mudah perawatannya (durabililas tinggi)
Kelebihan dan Kekurangan Beton Bertulang
Sebagai Bahan Struktur
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai