Anda di halaman 1dari 10

PATOLOGI

“ KEMATIAN SOMATIK DAN


SELULER

Dibuat Oleh :

Deliana Senia

Universitas Al – Ghifari Bandung


Pendahuluan
• Tanatologi : Ilmu yang mempelajarai tentang kematian dan
perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang
mempengaruhi perubahan tersebut.

• Fase kematian :
• Kematian dibagi menjadi dua fase
• 1. Kematian Somatik
• 2. Kematian Seluler
Pengertian Kematian Somatik
Adalah terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang
kehidupan yaitu,
1. Susunan saraf pusat
2. Sistem kardiovaskuler ( sistem peredaran darah )
3. Sistem pernafasan secara menetap ( irreversibel ).
Dengan berhentinya fungsi ketiga sistem tersebut
menyebabkan terjadinya anoksia jaringan yang
lengkap dan menyeluruh.
Tanda-Tanda Kematian Somatik
• Secara klinis pada kematian somatik tidak
ditemukan refleks-refleks, tidak adanya
aktifitas listrik otak pada rekaman EEG, nadi
tidak teraba, denyut nadi tidak terdengar, tidak
ada gerakan pernafasan, suara pernafasan tidak
terdengar pada auskultasi, suhu badan yang
menurun serta perubahan post mortem : rigor
mortis (kekakuan)  livor mortis (warna ungu
kebiruan) algor mortis
(pendinginan)autolisis(pencairan).
• Dengan adanya kemajuan ilmu
pengetahuan seperti alat respirator ( alat
bantu nafas ), seseorang yang dikatakan mati
batang otak yang ditandai dengan rekaman
EEG yang mendatar masih bisa
menunjukan aktifitas denyut jantung, suhu
badan yang hangat, dan fungsi alat tubuh
lain seperti ginjal masih bisa berjalan
sebagaimana mestinya, selama dalam
bantuan alat respirator tersebut.
Meskipun tanda kematian somatik sudah ada,
sebelum terjadi kematian biologik yang
ditandai dengan kematian sel, masih dapat
dilakukan tindakan lain seperti pemindahan
organ tubuh untuk transplantasi, kultur sel
ataupun jaringan dan organ tersebut masih
akan hidup terus selama mendapat perawatan
yang memadai.
Kematian Seluler
• Adalah berhentinya aktifitas sistem
jaringan, sel, dan molekuler tubuh,
sehingga terjadi kematian organ atau
jaringan tubuh yang timbul beberapa
saat setelah kematian somatik .
• Pada dasarnya daya tahan hidup
masing-masing organ atau jaringan
berbeda, sehingga terjadinya kematian
seluler pada tiap organ atau jaringan
tidak bersamaan, hal ini penting dalam
transplantasi organ.
• Gambaran dapat dikemukakan bahwa susunan
saraf pusat mengalami mati seluler dalam empat
menit, otot masih dapat dirangsang (listrik) sampai
kira-kira 2 jam paska mati dan mengalami mati
seluler setelah 4 jam, Kornea masih dapat
ditransplantasikan dan darah masih dapat dipakai
untuk transfusi sampai 6 jam pasca mati.
KESIMPULAN
Kematian somatik adalah berhentinya fungsi sistem saraf, sistem
kardiovaskuler, dan sistem pernapasan secara menetap (irreversibel)
sehingga menyebabkan terjadinya anoksia jaringan yang lengkap dan
menyeluruh.
Kriteria kematian somatik adalah
- Terhentinya fungsi sirkulasi secara ireversibel (denyut jantung)
- Terhentinya fungsi pernafasan
- Terhentinya fungsi otak (tidak ada reflek batang otak)
- Perubahan post mortem : rigor mortis ( kekakuan )  livor mortis (warna
ungu kebiruan)  algor mortis (pendinginan)  autolisis (pencairan)
Kematian seluler adalah berhentinya aktifitas sistem jaringan, sel, dan
molekuler tubuh, sehingga terjadi kematian organ atau jaringan tubuh yang
timbul beberapa saat setelah kematian somatik .
Secara umum, dari kematian somatik menuju kematian seluler memerlukan
waktu 3-4 jam, namun jaringan tertentu mempunyai spesifik waktu tertentu
misalnya jaringan otak sangat rentan dengan kekurangan oksigen sehingga
dalam beberapa menit saja langsung sudah tidak berfungsi lagi.

Anda mungkin juga menyukai