Anda di halaman 1dari 46

ASSALAMUALAIKUM WR.WB.

(perkenalan & ice breaking)

BIODATA
NAMA : Ariefta Haryono
Pekerjaan : Instruktur (freelance)
Penglm kerja : PLN/PJB/PJBS
Kompetensi : Opr, Har-Listrik, Har-C&I,
Rendal-Har.

JANUARI 2016
PJB-PJBS
MOTOR INDUKSI
1 PHASA DAN 3 PHASE

Pemeliharaan Listrik

JANUARI 2016
Motor arus bolak-balik (Alternating Current)
Motor Tiga Fasa :
- Motor Induksi (rotor belitan)
- Motor Induksi (rotor sangkar)
- Motor Synchron (stator AC+rotor DC)

Motor Satu Fasa


- Motor Induksi Satu fasa
Motor Induksi

Fakta umum mengenai motor Induksi


Kontruksi Motor Induksi tiga
• Mesin motor induksi juga bisa digunakan sebagai phasa
generator. Namun umumnya digunakan sebagai
motor. Mesin ini adalah salah satu pilar utama di
industri.

• Umumnya yang digunakan di industri adalah tipe


rotor sangkar.
• Baik mesin yang tiga phasa ataupun satu phasa
sangat umum digunakan.
• Generator induksi sangat jarang digunakan.
Umumnya diaplikasikan pada pembangkit kecil
(misal : pembangkit listrik tenaga angin).
Kontruksi
• Stator
• Inti besi berlaminasi dengan slot.
• Koil ditempatkan pada slot yang ada untuk
membentuk kumparan satu atau tiga phasa.

• Rotor sangkar tupai.


• Inti besi berlaminasi dengan slot.
• Batang konduktor terpasang didalam slot
• Dua cincin (penghubung singkat) batang
konduktor
• Batang konduktor dipilin / dipelintir sedikit
untuk mengurangi noise.
Konsep motor sangkar tupai

• Stator mempunyai inti besi berlaminasi


berbentuk cincin dengan slot Ring to short
Stator with
laminated circuit the bars
• Kumparan tiga atau satu phasa ditempatkan Phase iron-core Phase
pada slot A C
Slots with
Bars winding
• Rotor mempunyai inti besi berlaminasi yang A+
B-

berbentuk cincin, dengan slot digabungkan C+


dengan poros/shaft.
Squirrel cage
• Rotor sangkar bajing: Batang konduktor Rotor
C-
A-
ditempatkan dalam slot dan dihubung B+
singkatkan pada kedua sisi. Phase
B
Konsep motor “rotor belitan”
• Belitan tiga phasa ditempatkan pada slot.
• Kumparan dikoneksikan bintang atau delta.
• Ujung tiap phasa dihubungkan dengan cincin
geser atau slip ring. Stator with Laminated core
laminated with slots Phase
• Tiga sikat/brushes terhubung dengan tiga Phase
iron-core C
cincin geser/slip-rings. A
Slots with
• Belitan rotor mungkin di bebani dengan Three phase
B- winding
resistor variable atau disuplay dengan winding A+
C+
sumber tegangan terpisah.
Slip
rings C-
A-
B+
Phase
B
Shaft
Kontruksi inti besi
• Gambar disamping menunjukkan bentuk umum inti stator.
• Inti besi betuk cincin yang berlaminasi disatukan dengan frame motor.
• Koil ditempatkan dalam slot.
• Ujung koil dibentuk kompak melekat pada inti besi dan diikat bersama dengan coil yang
lainnya.
• Koil motor tegangan rendah diisolasi dengan email.
• Koil motor tegangan tinggi diisolasi dgn isolasi yang tegangan tembusnya tinggi dan tahan da
tahan panas.
• Koil digulung dan dibentuk menggunakan konduktor tembaga yang berisolasi.
• Koil juga diisolasi menggunakan insulating tape.
• Koil yang sudah di isolasi ditempatkan pada slot stator.
• Kedua koil mempunyai beda sudut listrik 180o(motor 1phs).
• Ketiga koil mempunyai beda sudut listrik 120o(motor 3phs).
Kontruksi rotor sangkar tupai

• Gambar disamping menunjukkan bentuk rotor untuk motor kecil


dan besar.
• Kedua rotor mempunyai inti berlaminasi dengan slot, yang
digabungkan dengan shaft.
• Bar aluminium sedikit dimiringkan/dipilin pada rotor kecil. Hal ini
mengurangi kebisingan dan meningkatkan kinerja.
• Sirip ditempatkan pada cincin untuk menghubung singkatkan
batang rotor. Sirip bekerja sebagai kipas dan untuk meningkatkan
pendinginan.
• Rotor besar juga memiliki sirip dan bar.
Kontruksi Rotor belitan atau Rotor gulung
• Gambar disamping menunjukkan sebuah rotor dari
Rotor-Gulung yang berkapasitas besar
• Ujung-ujung dari setiap phasa terhubung ke slip ring.
• Tiga sikat (brushes) terhubung dengan tiga slip-ring dan
tiga resistan dengan koneksi wye.
Prinsip operasi motor dengan rotor sangkar
1. Stator disuplai oleh tegangan tiga fase yang mensuplai arus tiga fase
seimbang yang mengalir melalui gulungan.
2. Arus tiga-fase menghasilkan medan magnet berputar.
3. Medan ini berputar pada kecepatan sinkron. Kecepatan sinkron
ditentukan oleh frekuensi dari suplai dan jumlah kutub :
ns = f/p/2 atau 2f/p.
4. Medan berputar menginduksi konduktor rotor yang
dihubungkan singkat.
5. Tegangan induksi menghasilkan arus yang maksimal di
penghantar rotor.
6. Di penghantar rotor timbul gaya gerak putar.
7. Besarnya induksi tergantung pada perbedaan kecepatan antara medan
putar stator dan rotor.
8. Perbedaan kecepatan maksimum terjadi pada saat starting ketika motor
menarik arus yang besar.
9. Pada saat motor mulai berputar perbedaan kecepatan berkurang,
yang menghasilkan:
 reduksi frekuensi pada tegangan induksi di rotor.
 mengurangi besarnya magnitude arus dan tegangan induksi di
rotor.
10. Jika kecepatan rotor sudah sama dengan kecepatan medan stator, tegangan induksi, arus dan torsi
menjadi nol. Perbedaan kecepatan rotor dan medan stator disebut slip (s).
11. Perbedaan kecepatan antara medan putar yang dihasilkan stator dan rotor sebagai beriku :
12. Slip untuk kondisi operasi normal adalah antara 1 s/d 5 %
Terbangkitkannya gaya putar. Brotating
• Medan putar menginduksi arus di Bar. Force
Ir
• Arus dan medan berinteraksi menghasilkan gaya gerak
Gaya = Brotating L Ir

• Gaya menggerakkan motor.

• L= adalah panjang rotor

Ring
Pengetesan motor listrik.
Parameter motor dihitung dari tiga macam test, yaitu :

1. Test tanpa beban (No-load test). Menghasilkan reaktansi magnetisasi dan


reistansi inti ( Rc dan Xm ).
2. Test rotor ditahan (Blocked-Rotor Test) atau (Short circuit test).
menghasilkan (R1+R’2) dan (X1+X’2).
3. Mengukuran resistansi DC stator. Menghitung nilai resistansi stator ( R1).
1. Tes tanpa beban.
• Motor di suplai dengan tegangan rating (Vml ) , kemudian arus Inl dan daya
tanpa beban diukur Pnl .
• Daya tanpa beban meliputi rugi magnetisasi dan rugi putaran.
• Dengan menggunakan hasil pengukuran, admitansi dan resistansi dihitung. Jika
impedansi bocor diabaikan, maka :

Pin = V1.I1.cos j
Y=I/V
Y = G +jB
2a. Tes motor listrik dengan rotor ditahan / di-rem.

• Motor disuplai dengan tegangan yang direduksi V1 dan frekuensi yang lebih rendah.
Frekuensi yg direduksi digunakan agar frekuensi arus rotor menjadi kecil pada kondisi
operasi normal.
• Tegangan Vbr , arus Ibr, daya input Pb r diukur dan dicatat.
• Pada kondisi rotor di tahan, slip adalah s =1. Reaktansi dan resistansi magnetisasi
diabaikan karena tegangan suplai di reduksi (diperkecil).
2b. Tes motor listrik dengan rotor ditahan / di-rem.

• Reaktansi rotor pada frekuensi penge-test-an ftest adalah:

X br test  Z br 2  R br 2
• Reaktansi pada saat rotor ditahan dengan dasar frekuensi rating adalah:
Xbr = Xbr, test (frated / ftest )
• Parameter rangkaian ekivalen dihitung dari:
Rbr = R1 + R’2 and Xbr = X1 + X’2
• R1 dihitung dengan mengukur resistansi stator.
3. Pengukuran resistansi DC stator

• Motor disupplay dengan tegangan DC di dua terminalnya (digambar pada titik


A dan B)
• Tegangan dan arus DC diukur
• Resistansinya adalah

A
Idc jX1
Vdc
R1  Vdc
2  I dc R1
R1

R1
B
Krakteristik Torsi Vs Kecepatan

2
3Vthev .R2 / s
 ind 

 sync. Rthev  R2 / s 2   X thev  X 2 2 

Persamaan diatas dapat di


nyatakan dengan gambar berikut:
Torsi maksimum motor Induksi
Dari rangkaian ekivalen, daya maksimum yang ditransfer dapat
dicapai ketika R’2 sama dengan impedansi dibagian kiri

  X thev  X 2 
R2
 2 2
Rthev
smax T

Dengan mensubstitusikan ke persamaan torsi

3 2
Vthev
Tmax  2

sync . Rthev    X thev  X 2  


2 2
Rthev
 
Torsi starting motor induksi
Ketika start, slip sama dengan (ns- nr)/nr = 1. Pada persamaan torsi,
isilah s = 1 :

2
3Vthev .R2 / 1
 start 

sync . Rthev  R2 / 1   X thev  X 2 
2 2

2
3Vthev .R2
 start 

sync . Rthev  R2    X thev  X 2 
2 2

Desain kelas dari motor induksi

Motor
Description X1 X2
Klass
Normal starting Torque,
A 0.5 0.5
normal starting current
Normal starting Torque,
B 0.4 0.6
Low starting current
High starting Torque,
C 0.3 0.7
Low starting current
High starting Torque,
D Low starting current, 0.5 0.5
High Slip,
Rotor
0.5 0.5
Gulung
Pengaturan putaran motor induksi
Terdapat beberapa teknik pengaturan (kecepatan) pada motor induksi :
1. Pengubahan kutub (merobah sambungan belitan stator menjadi star, delta,
kombinasi, star-delta)

2. Pengaturan frekuensi sumber (ke stator)

3. Pengaturan tegangan sumber

4. Pengaturan resistansi rotor (hanya untuk rotor gulung)

5. Pengaturan slip menggunakan peralatan tambahan yaitu variable frekwensi


control / inverter (hanya utk rotor gulung)
STAR - DELTA STARTER
L1
L2
L3 • Pada awal operasi (start) motor, rangkaian yang bekerja
adalah contactor (C1) dan contactor (C2), rangkaian ini
MCCB
disebut hubungan star (Υ).
I >>

• Pada saat rangkaian bekerja pada hubungan delta,


contactor yang bekerja adalah Contator (C1) dan (C3).
Contactor (C2) lepas otomatis karena dibuat interlock
dengan (C3).
CONTACTOR

C1 C2 C3

Keuntungan: Perpindahan arus dari star – delta (“current


TERMINATION
transition ) <30% x I FL dan peak current pada transisition
V
berkisar antara 60% x IFL
U W

Kerugian : Normalnya metode ini hanya digunakan untuk


x y z motor kecil s/d menengah dengan beban relative kecil
atau beban yang tidak menghendaki moment start tinggi.
MOTOR
Pengubahan kutub dengan membuat kombinasi sambungan belitan motor untuk mengatur putaran.

Keterangan gambar diatas : (paling kiri adalah grafiknya)


a. Constant Torque
b. Constant Horse Power
c. Variable Torque
Pengaturan putaran dengan mengatur sumber tegangan

1. Motor 3 phasa dengan sambungan delta.


2. Terminal kabel motor.
3. Kontaktor-1 (utk normal running).
4. MCB
5. Bus bar 3 phasa.
6. Kontaktor-2 (output trafo).
7. Kontaktor-3 (input trafo).
8. Regulating transformer.
3. Pengaturan putaran dengan merobah tegangan supply
Putaran motor akan naik seiring dengan kenaikan tegangan supply.
Pengaturan putaran dengan mengatur arus rotor dengan menggunakan tahanan geser.

Motor dengan rotor belitan, sambungan belitan rotornya dikeluarkan dengan


sambungan slipring+borstel selanjutmya disambungkan dengan tahanan
geser. Arus induksi pada rotor akan di-ubah2 oleh tahanan geser.
Pengaturan putaran dengan merobah frekwensi arus rotor

Disebut juga “Slip Control” karena bila frekwensi rotor dirubah


maka slipnya akan berubah pula.
Pengaturan putaran dengan merobah frekwensi power supply
Dengan perubahan frekwensi supply 3 phasa ke motor, maka putaran motor juga akan berobah pula.
Efek batang rotor
Kunduktor rotor sangkar dipilin/dimiringkan untuk
mengurangi tegangan induksi pada rotor, sehingga
arus hubung singkat (slip 1) dapat dikurangi
Motor induksi satu phasa
 Motor satu phasa sering disebut sebagai fractional motor
karena rating dayanya yang kecil.

 Motor satu phasa paling sering digunakan untuk peralatan


rumah tangga misalnya pompa air, lemari es, mesin cuci,
kipas angin, kompresor, dll

 Jenis motor satu phasa diklasifikasikan berdasarkan metode


startingnya.
 Kumparan utama disuplai oleh sumber
satu phasa yang menghasilkan medan
magnet berdenyut atau berbentu pulsa.
Main winding flux

• Medan magnet berpulsa dibagi menjadi


dua medan, berputar dengan arah yang -t +t
berlawanan. Main
winding
+
• Interaksi antara medan dan arus yang
terinduksi di batang rotor menghasilkan _
torsi yang berlawanan.

• Dengan kondisi ini, motor belum akan


dapat berputar, seperti yang ditunjukkan
pada gambar.
 “Torsi eksternal” diperlukan
sebagai penggerak awal rotor.

 Sebuah “auxiliary winding”


dipasang tegak lurus dengan
gulungan utama seperti yang
terlihat pada gambar.

 Saklar sentrifugal akan membuka


pada saat kecepatan mencapai
sekitar 75% kecepatan normal.
Berkapasitas kecil, umumnya
digunakan untuk kipas angin,
blowers, pompa sentrifugal.
1. Motor satu phasa dengan starting kapasitor

Dipasang belitan bantu untuk menambah tenaga start, dan menggunakan


sebuah kapasitor temporary untuk menentukan arah putaran. Biasanya
digunakan untuk peralatan pompa, compressor, kulkas, air conditioning.
2. Motor satu phasa dengan “starting kapasitor”

Penggunaan 1 kapasitor (permanen) dapat menyederhanakan


konstruksi, meningkatkan faktor daya dan efisiensi.
3. Motor satu phasa “starting kapasitor”

Penggunaan 2 kapasitor (1 permanen) dan yang satunya temporary akan


menghasilkan tenaga start yang optimal.
4. Motor satu phasa “shaded pole”

Sebuah "shaded pole" secara skematis di ilustrasikan pada gambar dibawah.


Arus induksi dalam kumparan shading menyebabkan fluks di "bagian shaded"
menggeser fluksinya agar tertinggal (lag) dibanding bagian yang lain.
PEMELIHARAAN MOTOR AC

1. Pengecekan/penggantian bearing
2. Pembersihan & pengeringan belitan stator & rotor
3. Penggantian / penambahan pelumasan bearing
4. Perbaikan system pendingin
5. Pengecekan sambungan kabel (terminal)
6. Pengukuran tahanan isolasi (megger)
7. Pengukuran suhu body, rumah bearing
8. Pengukuran vibrasi bearing
9. Pengukuran arus beban (balance / unbalance)
WASSALAMUALAIKUM WR. WB.

TERIMA KASIH

JANUARI 2016

Anda mungkin juga menyukai