Anda di halaman 1dari 50

KELISTRIKAN

COAL CONVEYOR TRANSPORT

BELITUNG
3 April 2018

SUPARNO
7394021JA
COAL HANDLING
TRANSPORT
CONVEYOR SYSTEM
Bagian Coal Handling Transport

• Belt berjalan untuk membawa


Conveyor batubara

Magnetic • Penangkap material logam pada


Separator batubara yg di bawa oleh conveyor

Transfer House • Bangunan dan komponen untuk


& Chute menghubungkan antar conveyor

• Pengukur jumlah Flowrate


Belt Scale batubara

Diverter Gate dan • Mengarahkan aliran batubara


Splitter Gate sesuai jalur yang diinginkan
Bagian Coal Handling Transport

Telescopic • Pengarah aliran batubara dari


Mechanism chute ke jalur conveyor

• Mengalirkan batubara dari


Reclaim Hopper stockpile ke coveyor dengan media
vibrating

• Memilah batubara sesuai ukuran


Roller Screen yang dipersyaratkan

Ring Hammer • Memecah batubara dari roller


screen agar sesuai ukuran yang
Crusher dipersyaratkan

• Mengarahkan dan mengalirkan


Plough Tripper batubara dari conveyor menuju ke
silo bunker
Bagian Coal Handling Transport

• Membongkar dan mengalirkan


Ship Unloader batubara dari tongkang ke
conveyor

• Mengambil dan menempatkan


Stacker Reclaimer batubara dari dan ke stockpile

• Pengarah aliran batubara ke


Telescopic Chute stockpile

• Perangkat untuk mengurangi debu


Dust Collector dengan metode filtrasi
Proteksi Conveyor

• Switch model tarik yang digunakan mengaktifkan dan


menonaktifkan conveyor saat ada pekerjaan atau ada bahaya
Pull Cord

Belt • Switch yang digunakan mendeteksi kemiringan belt conveyor


Misaligment

• Mendeteksi kecepatan belt conveyor saat kecepatannya dibawah


kecepatan nominal
Under Speed

• Switch yang digunakan mendeteksi kekencangan belt conveyor


Belt Tension
Proteksi Conveyor

• Mendeteksi adanya plugging


Chute Plug

Temperature • Mendeteksi suhu dari motor conveyor


Motor

• Mendeteksi adanya api atau kebakaran pada conveyor


Fire Fighting

• Mendeteksi status dari breaker motor saat ada perintah running


motor
Breaker Error
Proteksi Conveyor

Pullcord
Velocity /
Underspeed
Chute Plug

Belt
Misalignment
Belt Scale
Belt Scale
• Sensor Load Cell ini tersusun dari strain gauge yang
menggunakan prinsip jembatan wheatstone
Sensor Load Cell • mengeluarkan output berupa tegangan yang
bergantung pada tegangan excitasi dengan
karakteristik mV/V
Belt Scale
• Modul ini digunakan untuk mengolah signal output
Modul Integrator dari load cell yang berupa tegangan dengan
Pengolah Signal parameter yang ada pada conveyor yang outputnya
Load Cell berupa signal 4 -20mA untuk flowrate, sedangkan
untuk totalizer outputnya berupa switching
Belt Scale

Sensor Modul Integrator

Tampilan PLC
MOTOR INDUKSI 3 FASA
PENGERTIAN MOTOR LISTRIK

• MOTOR LISTRIK ADALAH SEBUAH


MESIN LISTRIK YANG BERFUNGSI
MERUBAH ENERGI LISTRIK
MENJADI ENERGI MEKANIK
• GAYA MEKANIK YANG DI HASILKAN
BERBENTUK PUTARAN
• JADI MOTOR BERFUNGSI SEBAGAI
PENGGERAK
CONTOH PENGGUNAAN MOTOR

• Penggerak pompa pengisi air Boiler


• Penggerak pompa air pendingin
kondensor
• Penggerak penggiling batubara
• Penggerak kipas penghisap udara boiler Housing

• Penggerak kipas penekan udara boiler


• Pemutar poros turbin saat sebelum dan Motor
sesudah start ( turning gear )
• Penggerak pompa sirkulasi minyak
pelumas
• Penggerak pompa sirkulasi air peningin
• Penggerak valve
• Penggerak pompa Emergency Oil pump
• Penggerak Conveyor
Klasifikasi Motor Listrik Berdasarkan
Pasokan Input, Konstruksi, dan Mekanisme Operasi
Konstruksi motor induksi 3 fasa
BAGIAN MOTOR

STATOR adalah bagian dari ROTOR bagian dari mesin yang


mesin yang tidak berputar berputar bebas dan letaknya
dan terletak pada bagian bagian dalam. Terbuat dari besi
luar. Dibuat dari besi
laminasi yang mempunyai slot
bundar berlaminasi dan
mempunyai alur alur dengan batang alumunium /
sebagai tempat meletakkan tembaga yang dihubungkan
kumparan. singkat pada ujungnya
Prinsip kerja

Secara singkat, prinsip kerja dari motor induksi dapat dijelaskan seperti berikut: Belitan stator
yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan medan magnet
yang berputar dengan kecepatan sinkron. Kecepatan medan megnet putar tergantung pada
jumlah kutub stator dan frekuensi sumber daya. Kecepatan itu disebut kecepatan sinkron, yang
ditentukan dengan rumus :
ns = 120 f / p
Dimana:
•ns = Kecepatan sinkron ( rpm )
•p = Jumlah kutub
•f = Frekuensi ( Hz )
Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga
terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti medan
putar stator. Tegangan induksi pada rotor tergantung pada kecepatan relatif antara medan
magnet stator dengan rotor.
Perbedaan putaran relative antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan
memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada
rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar.
Jadi, apabila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.
Sistem Pendingin motor
Besaran arus listrik yang mengalir pada motor atau pengaruh-
pengaruh lainnya akan menimbulkan panas baik pada kumparan
stator maupun rotor, hal ini dapat merusak isolasi dari
kumparan. Untuk menghindari hal tersebut diperlukan media
pendingin dari motor agar panas yang timbul dapat berkurang
sehinggan motor dapat beroperasi pada temperature yang diijinkan.
Sistem Pendingin Secara Langsung
Sistem pendingin secara langsung biasa digunakan untuk motor
pasangan dalam (indoor) yang bebas dari percikan air. Udara luar
dengan bantuan kipas yang terpasang pada poros rotornya
dihisap dan didistribusikan kebelitan stato r maupun rotor

Sistem Pendingin Secara Tidak Langsung


Sistem pendingin secara tidak langsung biasanya dengan
mensirkulasikan udara luar didalam motor secara tertutup ,
umumnya sist em ini digunakan pada motor-motor pasangan
luar (out door). Udara sirkulasi yang digunakan untuk pendinginan
motor, didinginkan kembali oleh media lain melalui penukar panas (
cooler )
Sistem pendingin secara langsung
Sistem pendingin secara tidak langsung
Kerusakan Motor
Kerusakan motor kebanyakan
disebabkan oleh al 5 factor :
. Panas
· Kotor
· Lembab
· Vibrasi
· Kwalitas supply listrik
Asal sebab kerusakan motor

· kerusakan dari luar motor : kwalitas masukan


tenaga listrik, misalignment, kondisi lingkugan
panas/lembab/tidak ada ventilasi, kondisi beban

· kerusakan dari dalam motor : aging/penuaan,


degradasi.

· Atau
· Kerusakan karena listrik
· Kerusakan mekanis
Penyebab kerusakan motor

Panas / Overheating merupakan Penyebab


terbesar kerusakan motor sehingga motor tidak
dapat mencapai umur pakai yang seharusnya ialah
“over-heating atau panas berlebihan”, Setiap
mengalami Kenaikan temperature 10 derajat, dari
temperature normalnya, berakibat memotong
umur motor 50% , meskipun kenaikan terjadi
hanya sementara.
Sebab over-heating al:
· Memilih motor terlalu kecil, sehingga motor harus menderita over-current, berarti
kondisi operasinya lebih panas. Tetapi jika memilh motor terlalu besar berakibat
pemakaian listrik tidak efisien berarti pemborosan.
· Sistem starting, kebanyakan motor dipasang dengan “direct starting” . sistem ini
menimbulkan arus Starting-current terlampau besar (5 kali lebih), sehingga
menimbulkan panas yang besar, lebih2 jika sering start-stop. Untuk itu perlu
dipasang sistem start al: star-delta, fluid-couplig, pengubah-frequensi, dll
· Start-stop terlalu sering tanpa memperhartikan jedah antar waktu start sangat
menimbulkan kerusakan. (lihat tabel minmum jedah waktu)
· Environment - ambient temperature tinggi,, mengakibatkan operating temperture
motor lebih tinggi dari seharusnya.
· Ventilasi ruang kurang bagus menimbulkan symtem pendinginan motor tidak baik.
Mengakibatkan operating temperature motor naik.
· Kondisi motor: fan rusak, body motor kotor, saluran pendingin buntu/kotor dll.
Mengganggu pendinginan.
· Kondisi beban : kopling misaligment, beban terlalu besar, beban tidak normal,
Penyebab kerusakan motor

Kotor
Debu / Kotoran yg terakumulasi akan merusak komponen listrk
maupun mekanical. Umumnya terakumulasi pada permukaan badan
motor , saluran pendinginan, fan mengakibatkan
pendinginan terganngu dan panasan motor berlebih.
Kotoran debu masuk dan terkumpul kedalam winding menimbulkan
kerusakan isolasi / winding.

Moisture / lembab
Lembab atau embun juga merusak komponen listrik dan mekanikal,
yang mengakibatkan pengkaratan pada poros, bearing, rotor, stator,
laminasi. Jika penetrasi ke isolasi mengkaibatkan degradasi isolasi dan
rusak.
Penyebab kerusakan motor
Vibrasi

Vibrasi merupakan indikasi bahwa kondisi motor sedang mengalami


masalah. Besar Vibrasi yang melebih harga yang diijinkan dapat
menyebabkan kerusakan yang lebih parah. Sumber vibrasi didapat dari
motor atau dari mesin yang digerakkan (load) bahkan mungkin juga
dari kedua2nya.
Sebab vibrasi a.l dari kondisi :
· Misalignment motor terhadap load (mesin yang digerakan),
· Kendor pada fondasi Motor atau load
· Kondisi Soft-foot pada fondasi nya Motor atau load
· Rotor unbalance ( Motor atau load)
· Bearing aus atau rusak, meyebabkan poros berputar tidak sentris.
· Akumulasi karat atau kotoran pada komponen putar (rotor)
· Sewaktu memasang rotor/bearing motor sehabis overhaul/rewinding
tidak aligment
Penyebab kerusakan motor
Kwalitas Listrik
Kwalitas suply tenaga sangat menentukan umur motor listrik, hal2
yang harus dihindari. al:
· Voltage sering naik -turun melebihi harga toleransi, under/over
voltage dapat menimbulakan overheating didalam winding, berakibat
umur motor menjadi pendek.
· Voltage spike akibat power swicthing atau serangan halilintar
(lightning strikes) juga menyebabkan kerusakan isolasi winding.
· Voltage 3 phase tidak balance melebihi harga toleransi, sering terjadi
sebagai sebab kerusakan winding.
Beberapa sebab lain al:
· Pemilihan pelumas harus sesuai specifikasi,
penggantian/penambahan dilakukan dan terjadwal dengan baik.
· Pemilihan dan pemeliharaan kopling sama pentingnya dengan
komponen lain.
· Setting bearing dan komponen lain harus sesuai dengan standard.
Pengujian motor

Off Line :
- Tahanan Coil
- Tahanan Isolasi
- Polaritas Index

On Line :
- Arus Start dan Arus kerja
- Tegangan
- Temperature
- Vibrasi
Pengujian tahahan isolasi
Test isolasi harus dilakukan terutama untuk mendapatkan indikasi apakah
motor ini masih layak dioperikan atau tidak

• IEEE Stds.43 memberikan panduan sbb:


DC Voltage utk Test Tahanan Isolasi
• Winding Rated Insolation Resistance Test
Voltage (V)* Direct Voltage (V)
<1000 500
1000 - 2500 500 - 1000
2501 - 5000 1000 - 2500
5001 - 12.000 2500 - 5000
>12.000 5000- 10.000
• Rekomendasi “Tahanan minimum pd 40.C ( Satuan Mega Ohm)
Minimum Insulation
Resistance
IR(1min) = kV + 1 utk winding yg di buat sebelum 1970
IR(1min) = 100 utk DC armature & winding yg di buat stelah 1970
IR(1min) = 5 utk hampir semua motor-wound coils rated <1kV
Polarity Index (PI)

• PI = insulation test 10 menit / insulation test 1 menit

Value of PI Insulation Condition


kurang dari 1 Berbahaya
kurang dari 1.5 Tidak Baik
kurang dari 2 Sedang
2 sampai 4 Baik
lebih dari 4 Sangat Baik
 Untuk isolasi belitan yang baik, nilai PI minimum 2 untuk class B, F, H dan 1,5 class A
 Nilai PI dibawah diantara 1.5 - 2 , peralatan masih dapat dioperasikan, tapi perlu pengawasan dan
pemantauan berkala.
 Nilai PI dibawah 1.5, mengindikasikan isolasi belitan peralatan tersebut dalam keadaan lembab/basah,
kotor atau sudah ada yang bocor. Sehingga perlu dilakukan pembersihan, pengeringan apabila ditemukan
kerusakan pada isolasinya.

33
KELAS ISOLASI MESIN LISTRIK

• Kelas A : Suhu max yang diijinkan = 105° C


• Kelas E : Suhu max yang diijinkan = 120° C
• Kelas B : Suhu mas yang diijinkan = 130° C
• Kelas C : Pada umumnya lebih dari 200° C
• Kleas F : Suhu max yang diijinkan = 155° C
• Kelas H : Suhu max yang diijinkan = 180°C
Pengoperasian motor
Ketika motor distart, motor memerlukan arus start yang
sangat tinggi, mungkin dapat mencapai beberapa kali atau
lebih dari 5 kali. Arus tinggi menimbulkan panas dan
thermal shock, sehingga jika ini dilakukan ber-kali2 dan
tanpa ada jedah waktu, maka berakibat sangat buruk
terhadap winding motor, overheating. Sehingga sangatlah
perlu mendapat perhatian serius perihal start dan stop
semua motor listrik agar kerusakan fatal dapat dihindari.
Tabel No dibawah ini memberi gambaran jumlah start dan
stop operasi motor yang ada korelasinya dengan putaran
dan rated Hp. Banyak dokumen perawatan motor
mencatat bahwa kerusakan motor kebanyakan diakibatkan
oleh pembebanan yang terlalu berlebihan.
Pengoperasian motor

A= maximum jumlah start / jam


B= minimum waktu istirahat dalam detik jedah start.
MOTOR CONTROL CENTRE
MCC (Motor Control Center )

Definisi:

Kumpulan beberapa cubicle yang terdiri dari beberapa alat proteksi yaitu NFB,
kontaktor, overload, litle fuse, trafo daya, terminal kabel, dan busbar yang bisa
dikendalikan dari CCR atau lokal.

Fungsi :

•Sistem proteksi dari beban motor


•Sistem kontrol, interlock dan monitoring beban motor

Motor starter berfungsi untuk mengendalikan motor, yaitu menghidupkan motor dan
kemudian mematikannya dengan menggunakan contactor yang ada di dalamnya. Selain itu,
Motor starter ini difungsikan juga sebagai “Overload Relay” yang digunakan untuk
memproteksi motor dengan cara memutuskan aliran listrik ke motor saat kondisi beban
berlebih (overload). Meskipun Overload Relay memberikan proteksi dari beban berlebih,
tetapi overload relay ini tidak digunakan untuk memproteksi terhadap terjadinya “arus
pendek”. Untuk alasan ini, maka digunakanlah fuse atau sekering.

38
MCC
• Kumpulan beberapa
cubicle yang terdiri
dari beberapa alat
proteksi yaitu NFB,
kontaktor, overload,
litle fuse, trafo daya,
terminal kabel, dan
busbar yang bisa
dikendalikan dari CCR.
KONTAKTOR

SPESIFIKASI:

FUNGSI:
Sakelar yang bekerja secara magnetic untuk
menyambung dan membuka rangkaian daya listrik
OVERLOAD

OVERLOAD adalah: OVERLOAD dengan kategori Heater


Alat pengaman rangkaian dari arus Element dan tipe E96 mempunyai
lebih yang diakibatkan oleh beban spesifikasi :
lebih FULL LOAD AMP MIN >> 80.10 A
FULL LOAD AMP MAX >> 85.90 A
SISTEM KELISTRIKAN
CONTOH WIRING DIAGRAM
RANGKAIAN DASAR
PENGONTROLAN MOTOR

RANGKAIAN DOL

SINGLE LINE DIAGRAM DIAGRAM PENGAWATAN


RANGKAIAN DASAR
PENGONTROLAN MOTOR

RANGKAIAN REVERSE - FORWARD

SINGLE LINE DIAGRAM DIAGRAM PENGAWATAN


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai