Anda di halaman 1dari 31

Electric Submersible

Pump
Agus Wahyudi

Electric Submersible Pump


Electric Submersible Pump adalah pompa yang dimasukkan ke
dalam lubang sumur yang digunakan untuk memproduksi
minyak secara artificial lift (pengangkatan buatan) dan digerakkan
oleh motor listrik.
Peralatan pompa listrik submersible terdiri dari pompa
sentrifugal, gas separator, protector dan motor listrik.
Pompa sentrifugal bertingkat banyak berputar 3,475 – 3,500
RPM, 60 Hz dengan motor listrik induksi sinkron kutub 3 fase,
berbentuk sangkar (squirrel cage)
Unit ini ditenggelamkan di cairan, disambung dengan tubing dan
motornya dihubungkan dengan kabel ke permukaan yaitu
switcboard dan transformer
Biasa dipakai untuk laju produksi 200 – 2500 STB/d dan bisa
diterapkan sampai 90.000 STB/day
Prinsip Kerja
• Prinsip kerja pompa sentrifugal dengan sumbu putarnya tegak
lurus dapat memompakan cairan dengan jalan memutar cairan
yang melalui impeler pompa.
• Cairan masuk ke dalam impeler pompa menuju poros pompa,
dikumpulkan oleh diffuser dan kemudian akan dilempar keluar.
Tenaga mekanis motor oleh impeler dirubah menjadi tenaga
hidrolik.
• Impeller terdiri dari dua piringan yang didalamnya terdapat sudu‐
sudu, pada saat impeller diputar dengan kecepatan sudut ω,
cairan dalam impeller dilemparkan keluar dengan tenaga
potensial dan kinetik tertentu.
• Cairan yang ditampung dalam rumah pompa kemudian
diarahkan melalui diffuser, sebagian tenaga kinetik dirubah
menjadi tenaga potensial berupa tekanan.
• Karena cairan dilempar ke luar maka terjadi proses penghisapan
Peralatan pompa ESP
• Peralatan surface
– Tubing head
– Drum
– Junction box
– Switch board
– Transformer
• Peralatan subsurface
– Motor listrik
– Protektor
– Pompa
– Gas separator
– Kabel listrik
– Drain Valve
– Check valve

Tubing Head
• Tubing Head
Kepala sumur harus dilengkapi dengan tubing head atau system
pack‐off.
Fungsi dari tubing head ini adalah sebagai penyokong dari
rangkaian tubing dan untuk menutup ruang antara casing dengan
tubing
Tubing head untuk pompa ESP agak berbeda dengan tubing
head biasa. Perbedaannya terletak pada adanya kabel yang
melalui tubing head tersebut.
Junction Box
Junction Box
• Junction box ditempatkan di antara kepala sumur dan
switchboard. Juction box biasanya 15 ft (minimum) dari kepala
sumur dan normalnya berada diantara 2 sampai 3 ft diatas
permukaan tanah. Fungsi dari junction box antara lain :
– Sebagai ventilasi terhadap adanya gas yang mungkin
bermigrasi kepermukaan melalui kabel agar terbuang ke
atmosfer.
– Sebagai terminal penyambungan kabel dari dalam sumur
dengan kabel dari swichboard.
Drum
Merupakan alat yang digunakan sebagai tempat untuk
menggulung kabel apabila pompa dicabut.
Switchboard
Switchboard
• Merupakan panel kontrol kerja dipermukaan saat pompa bekerja
yang dilengkapi dengan motor controller, overload dan underload
protection serta alat pencatat yang bisa bekerja secara manual
ataupun otomatis dan dapat digunakan untuk tegangan dari 440
volt – 4800 volt.
• Fungsi utama dari switchboard adalah :
– Untuk mengontrol kemungkinan terjadinya downhole problem
seperti: overload atau underload current.
– Auto restart setelah underload pada kondisi intermittent well.
– Mendeteksi unbalance voltage.
Pada switchboard biasanya dilengkapi dengan ammeter chart
yang berfungsi untuk mencatat arus motor versus waktu ketika
motor bekerja.

Switchboard
• Panel kontrol yang dilengkapi dengan push button (on/off) untuk
over atau under load protection, fuse, ammater recording, lampu
signal, intermitting timer dan remote control. Switchboard
berfungsi sebagai pengontrol kerja pompa (mengontrol operasi
arus listrik yang dibutuhkan oleh motor).
• Fungsi peralatan yang ada pada switchboard adalah :
– Start/stop panel, yang berfungsi untuk menghidupkan atau
mematikan motor.
– Breaker, sebagai pemutus aliran listrik saat dilakukan reparasi
pompa.
– Sekering, merupakan pengaman jika terjadi hubungan
singkat pada arus listrik atau terjadi over voltage.
– Recording ammater, sebagai pencatat besarnya arus yang
digunakan motor
Transformer
Transformer
• Berfungsi sebagai perubah tegangan primer yang tinggi menjadi
tegangan sekunder (yang rendah) yang dibutuhkan motor.
• Alat ini terdiri dari core (inti) yang dikelilingi oleh coil dari lilitan
kawat tembaga
Motor Listrik
• Motor listrik pada jenis pompa reda adalah motor induksi sinkron
dua kutub, tiga fasa yang diisi dengan minyak pelumas khusus
yang mempunyai tahanan listrik (dielectric strength) tinggi,
berbentuk sangkar yang mempunyai kecepatan 3500 rpm pada 60
Hz dan 2915 rpm pada 50 Hz.
• Fungsi dari motor ini adalah untuk menggerakkan shaft pompa
sehingga impeller‐impeller‐nya berputar
• Secara garis besar motor ini mempunyai dua bagian pokok,
yaitu Rotor (gulungan kabel halus yang berputar) dan Stator
(gulungan kabel halus yang stasioner dan menempel pada
badan motor)
• Rangkaian motor ESP (bertingkat) dapat mencapai 750 HP
dengan panjang sekitar 90 ft. selain ukuran motor, yang perlu
diperhatikan adalah horsepower dan seri motor. Jenis seri
menunjukkan diameter motor yang harus sesuai dengan diameter
dalam casing sumur

Motor Listrik
Seal Section/Protektor
• Protektor ini dipasang di atas motor dan dibawah pompa.
Fungsinya antara lain :
– Memberikan ruangan untuk pengembangan /penyusutan
minyak pelumas.
– Mencegah fluida formasi masuk ke rumah motor.
– Menyimpan minyak motor / minyak pelumas.
– Memberikan keseimbangan tekanan dalam motor dengan
tekanan luar, yaitu tekanan fluida sumur pada kedalaman
tertentu.
• Secara umum protektor mempunyai dua macam type, yaitu :
– Positive Seal atau Modular Type Protector (Bag/Bellows).
– Labyrinth Type Protector.

Protector
Skema protector

Bag Type Labyrinth Type

Pompa
• Setiap pompa terdiri dari beberapa tingkat (multistage) dimana
masing‐masing terdiri dari impeller dan diffuser.
• Tipe dan ukuran dari tiap tingkat menentukan volume dari fluida
yang dapat diproduksi
• Jumlah tingkat tergantung dari head pengangkatannya.
• Pompa tandem adalah beberapa single pump (pompa
tunggal) yang disusun seri untuk memberikan total head dari
pompa yang dibutuhkan untuk keperluan tertentu.
• Komponen ini, seperti halnya poros pompa dibuat khusus yang
tahan korosi, scale, temperatur tinggi, pasir dan jumlah
tingakat yang digunakan untuk ukuran tertentu tergantung pada
head pengangkatan.
Prinsip Kerja Pompa
Prinsip Kerja Pompa
Fluida yang masuk kedalam pompa melalui intake akan diterima
oleh stage paling bawah dari pompa, impeller akan
mendorongnya masuk, sebagai akibat proses centrifugal maka
fluida tersebut akan terlempar keluar dan diterima oleh diffuser.
Oleh diffuser, tenaga kinetis (velocity) fluida akan diubah menjadi
tenaga potensial (tekanan) dan diarahkan ke stage selanjutnya.
Pada proses tersebut fluida memiliki energi yang semakin besar
dibandingkan pada saat masuknya.
Kejadian tersebut terjadi terus‐menerus sehingga tekanan head
pompa berbanding linier dengan jumlah stages, artinya semakin
banyak stage yang dipasangkan, maka semakin besar
kemampuan pompa untuk mengangkat fluida.

Skema pompa
Skema pompa

Impeller dan Difuser


Intake Section/Gas Separator
Gas separator dipasang antara bagian protector dan pompa. Gas
yang akan dipisahkan dari cairannya dibuang ke annulus. Pada
prinsipnya bekerja secara gravitasi atau sentrifugal, dimana jika
terjadi putaran, maka gas akan mengalir di tengah dan dikirim ke
annulus. Sedangkan minyak akan terlempar ke pinggir oleh gaya
sentrifugal dan dialirkan ke inlet pompa
Pada sumur‐sumur yang tidak banyak mengandung gas, cukup
menggunakan pump intake saja. Tetapi pada sumur‐sumur
dengan GOR tinggi, gas separator dapat disambungkan pada
pompa guna memberikan effisiensi pompa. Dalam hal ini gas
separator berfungsi antara lain :
– Mencegah menurunnya head capacity yang dihasilkan pompa.
– Mencegah terjadinya fluktuasi beban pada motor.
– Mengurangi adanya surging pressure.
Intake Section/Gas Separator
Centralizer
• Centralizer membuat motor dan pompa berada di tengah lubang
sumur untuk mendapatkan pendingin yang baik dan
menghindarkan kerusakan kabel
• Centralizer yang dipasang tidak boleh naik/turun atau berputar
pada tubing

Motor Lead Cable


• Motor lead cable disebut juga motor lead extension dan
berbentuk flat (pipih). Panjangnya dibuat sepanjang pothead
pada motor sampai dengan bagian atas dari pompanya, yang
kemudian disambungkan dengan power kabelnya.
• Seal section, gas separator dan pompa dengan flat cable ini
dimasukkan agar total diameter luar rangkaian pompa dan motor
lead cable tidak terlalu besar untuk dimasukkan sumur, terutama
pada sumur yang menggunakan liner yang ukurannya lebih besar
dari diameter casing. Motor lead cable diberi pelindung (cable
guards) untuk mencagah kerusakan pada waktu dimasukkan
ke dalam sumur.
Kabel Listrik
• Sebagai penyalur aliran listrik dari permukaan ke motor.
• Kabel di‐clamp pada tubing dengan interval yang sama, mulai dari
bawah sampai tubing head.
• Diameter kabel disesuaikan dengan besarnya arus listrik yang
mengalir, penurunan tegangannya dan clearence antara tubing
dan casing.
• Kabel listrik ini terdiri dari tiga kabel tembaga yang diisolasi satu
sama lain dengan pembalut dari karet. Ketiganya terbungkus oleh
suatu pelindung yang terbuat dari baja.
• Ada dua buah jenis kabel yang biasa digunakan, yaitu round dan
flat.
• Ukuran kabel ditentukan oleh ampere, kehilangan tegangan
(voltage drop) dan ruang yang tersedia antara tubing dan casing
• Kabel didesain agar kehilangan tegangan sekecil mungkin

• Persyaratan kabel
– Diameter kecil sehingga cukup untuk ditempatkan pada
annulus disepanjang tubing
– Kabel armor mampu menjaga kondisi dielektrik pada kondisi
temperatur tinggi, pengaruh aliran fluida hidrokrabon serta
keberadaan gas atau partikel lain.
– Harus terlindungi dari kerusakan material pada saat kondisi
normal atau saat pemasangan/pencabutan (running/pulling)
• Karena diameter motor dan pompa lebih besar daripada diameter
tubing maka flat kabel digunakan disepanjang motor dan pompa
serta round cable digunakan pada tubing
• Pengikat kable (cable bands) dipasang biasanya setiap 15 ft
Kabel Listrik
• Flat Cable • Round Table
Kabel Listrik
Secara umum ada dua jenis kabel yang biasa dipakai di lapangan,
yaitu:
– Low Temperature
Disarankan untuk pemasangan pada sumur‐sumur dengan
maximum 200°F.
– High Temperature Cable
Disarankan untuk pemasangan pada sumur‐sumur dengan
temperatur yang cukup tinggi sampai mencapai mencapai
400°F.
• Untuk sumur bersuhu tinggi (lebih 250°F) perlu dipasang epoxy
untuk melindungi kabel, O‐ring dan seal.

Check Valve & Drain Valve


Check valve
• Check valve dipasang 2 atau 3 join diatas pompa agar kolom fluida
selalu penuh diatas pompa.
• Jika tanpa check valve maka pada saat pompa mati akan ada
aliran fluida dari atas dan menimbulkan rotasi terbalik. Jika
pompa dihidupkan maka dapat menyebabkab pompa terbakar,
kerusakan thrust bearing dan shaft terpuntir

Drain Valve
• Sering disebut bleeder, dipasang 1 atau 2 joint diatas check valve
• Fumgdimya menghindarai tubing terisi fluida (kondisi basah) pada
saat pencabutan pompa/tubing
PARAMETER OPERASI

Head Pompa
• Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus
disediakan untuk mengalirkan sejumlah liquid .
• Ukuran tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair,yang
umumnya dinyatakan dalam satuan panjang.
• Menunjukkan ketinggian maksimum sebuah pompa saat
memompa fluida menuju outletnya
Pump Intake Pressure (PIP)
• Tekanan pada inlet/intake pompa
• Tekanan dari ketinggian fluida yang berada diatas kedalaman
pompa
Friksi Pipa
• Besarnya friksi diperngaruhi oleh ukuran pipa, kapasitas, panjang
dan viskositas.
• Salah satu formula untuk menghitung friksi adalah Hazen‐
Williams

Friction Loss
Horse Power
• Hydraulic Horsepower : energi keluaran dari pompa yang dihitung
berdasarkan parameter pada outlet

3960
• Dimana
– Flow = kapasitas aliran fluida, GPM
– Head = tekanan pompa, ft
• Brake Horse Power : Energi yang dibutuhkan oleh pompa untuk
melakukan kerja

Pump Performance Curve


• Head – Capacity : Plot kurva berdasarkan performansi aktual.
Head akan turun apabila kapasitas/laju alir naik
• Brake Horse Power : plot berdasarkan performansi aktual.
Besarnya HP sesungguhnya yang dibutuhkan oleh pompa.
• Efisiensi : dihitung dengan formula:
Pump Performance Curve

Pump Performance Curve


Jenis dan Ukuran Pompa
• Tipe pompa diklasifikasikan atas : power supply, ukuran casing
minimum dan laju produksi yang dianjurkan.
• Laju produksi : pada head pengangkatan yang sesuai dan dalam
range optimum, sehingga dicapai effisiensi yang tinggi.
• Ukuran casing: pompa diusahakan seekonomis mungkin dengan
memilih seri yang tertinggi dan mempunyai diameter terbesar
selama ukuran casing memungkinkan.
• Jika dari hasil pemilihan terdapat dua tipe yang memenuhi syarat,
maka :
– Besarnya horsepower yang dibutuhkan dipilih terkecil.
– Perbedaan harga tipe‐tipe pompa tersebut, dipilih yang
termurah

Pemilihan Pompa
• Tujuan
– Menentukan tipe atau seri pompa
– Menentukan jumlah stage yang dibutuhkan
• Penentuan Tipe/Seri Pompa
– Berdasarkan produksi yang diinginkan
– Berdasarkan diameter production casing
• Penentuan jumlah stage:
– Berdasarkan total dynamic heda (TDH)
– Berdasarkan head capacity tiap stage dari pompa
Pemilihan Motor
• Motor dipilih sesuai dengan seri pompa yang digunakan
• Pemilihan ukuran motor yang dibutuhkan berdasarkan pada :
– Tegangan listrik yang tersedia
– Ukuran casing sumur
– Besarnya horse power yang dibutuhkan
• Ukuran motor juga dibatasi oleh ukuran minimum casing yang
dipakai. HP motor:
HP = SG x N x bhp
• Ket: SG = Spesific gravity fluida
bhp = Horse power motor untuk tiap stage, HP/stage
N = jumlah stage
• Bila besarnya HP yang dibutuhkan motor tidak sama dengan hp
yang tersedia maka dipilih HP yang lebih besar dan paling
mendekati.

Pemilihan Kabel
• Pemilihan kabel harus mempertimbangkan besarnya voltage
drop, direkomendasikan besarnya voltage drop kurang dari 30V
per 1000 ft.
• Contoh:
Setting depth pada 5400 ft . Arus 35 A, Temperatur BHP 180 F
hitung voltage drop.
Cari temperatur operasi : 193 F
Cari voltage drop untuk 35 A pada 68 F : 16V/1000 ft
Cari faktor temperatur pada 193 F : 1.267
Switchboard
• Di dalam menentukan switchboard yang akan dipakai perlu
diketahui terlebih dahulu berapa besarnya voltage yang akan
bekerja pada switchboard tersebut. Besarnya tegangan yang
bekerja pada switchboard dapat dihitung dari persamaan berikut :
Vs = Vm + Vc
Vc = (L/1000) x Voltage Drop

Keterangan :
Vs = Surface voltage, volt
Vm= Motor voltage, volt
Vc = Correction voltage, volt
L = Panjang kabel, ft
Voltage Drop = Kehilangan voltage, volt/1000 ft

Transformer
• Untuk menentukan besarnya tegangan transformer yang
diperlukan dihitung dengan persamaan berikut :

1.73
1000
• Keterangan :
T = Ukuran transformer, KVA
Vs = Surface Voltage, volt
Im = Ampere motor, ampere
Data

Pump intake pressure


1. Well Flowing Pressure
Wellhead

Total Dynamic Head = Net Lift + Friction Loss + Wellhead Pressure


= 4957 + 166 + 343 = 5466 ft

Performance Curve GC2200


Seri Pompa ESP
Pompa Centrilift

Pompa REDA

Anda mungkin juga menyukai