Anda di halaman 1dari 9

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum ESP

Electric Submersible Pump adalah pompa yang di buat atas

dasar pompa sentrifugal bertingkat (stage) banyak dimana setiap tingkat

mempunyai impaller, bagian berputar yang fungsinya memberikan

kacepatan terhadap cairan yang dipompakan dan diffuser adalah bagian

yang diam berfungsi mengubah tenaga yang berupa kecepatan tinggi

menjadi kecepatan rendah tetapi memiliki tekanan tinggi.

Menurut Kermit (1980:2), Pompa ESP secara keseluruhan dari

pompa dan motornya ditenggelamkan dalam cairan, pompa ini

digerakkan dengan motor listrik melalui suatu poros motor yang

memutar sudu-sudu itu menimbulkan gaya centrifugal yang digunakan

untuk mendorong fluida ke permukaan. Adapun fungsi dari ESP adalah:

 Mempermudah penanggulangan scale.

 Mampu memompa cairan dalam jumlah yang besar.

 Lebih mudah dioprasikan dan biaya operasi rendah.

Menurut Centrilift (1997:39), ESP adalah pompa centrifugal

dengan multistages (tingkat banyak) yang setiap tingkat dari pompa

benam listrik ini terdiri dari bagian yang bergerak (impeller) dan bagian

yang diam (diffuser).

4
5

Menurut Centrilift (1997:41), Kondisi optimum adalah kondisi

di mana fluida dapat mengalir dengan 80% produksi maksimumnya.

Dalam pemilihan unit Electric Submersible Pump harus sesuai dengan

kemampuan produksi sumur masing-masing agar tidak terjadi up thrust

dan down thrust.

2.2 Peralatan ESP

Secara umum peralatan ESP dapat dibagi menjadi dua

bagian, yaitu :

1. Peralatan di atas permukaan.

2. Peralatan di bawah permukaan.

Gambar 2.1 Satu Sistem ESP Pada Sumur


Sumber : Handbook ESP Sclumberger

2.2.1 Peralatan Di atas Permukaan

Peralatan di atas permukaan meliputi wellhead, junction box,

Switchboard, dan Transformer.


6

1. Wellhead

Wellhead atau kepala sumur di lengkapi dengan tubing

hanger khusus yang mempunyai lubang untuk cable pack-off atau

penetrator. Cable pack-off ini biasanya tahan sampai tekanan 3000

psi. Welhead juga harus dilengkapi dengan “seal” agar tidak bocor

pada Iubang untuk kabel dan tulang. Wellhead di desain untuk tahan

terhadap tekanan 500 psi sampai 3000 psi.

2. Junction Box

Junction box di tempatkan di antara kepala sumur dan

Switchboard untuk alasan keamanan. Gas dapat mengalir keatas

melalui kabel dan naik ke permukaan menuju Switchboard, yang

bisa menyebabkan terjadinya kebakaran. Karena itu, kegunaan dari

junction box ini adalah untuk mengeluarkan gas yang naik keatas tadi.

3. Switchboard

Switchboard adalah panel kontrol kerja di permukaan saat

pompa bekerja yang dilengkapi dengan motor controller, overload

dan underload protection serta alat pencatat (recording instrument)

yang bisa bekerja secara manual ataupun otomatis apabila terjadi

penyimpangan.

4. Transformer

Merupakan alat untuk mengubah tegangan listrik, bisa untuk

menaikan atau menurunkan tegangan. Alat ini terdiri dari core (inti)

yang dikelilingi oleh coil dan lilitan kawat tembaga. Keduanya, baik
7

core maupun coil direndam dengan minyak trafo sebagai pendingin

dan isolasi.

2.2.2 Peralatan di bawah Permukaan

Peralatan di bawah permukaan dari Pompa ESP terdiri atas

pressure sensing instruments, electric motor, protector, intake, pump

unit dan electric cable.

1. Electric Motor

Jenis motor Pompa ESP adalah motor listrik induksi dua

kutub tiga fasa yang diisi dengan minyak Pelumas khusus yang

mempunyai tahanan listrik (dielectric strength) tinggi. Dipasang

paling bawah dari rangkaian, dan motor tersebut digerakkan oleh arus

listrik yang dikirim melalui kabel dari permukaan.

2. Protector

Protector (Reda) sering juga disebut dengan Seal Section

(Centrilift) atau Equalizer (ODI). Secara prinsip protector mempunyai

empat fungsi utama, yaitu:

1. Untuk melindungi tekanan dalam motor dari tekanan di annulus.

2. Menyekat masuknya fluida sumur kedalam motor

3. Tempat duduknya thrust bearing (yang mempunyai bantalan axial

dari jenis marine type) untuk merendam gaya axial yang

ditimbulkan oleh pompa.

4. Memberikan ruang untuk pengembangan dan penyusutan minyak

motor sebagai akibat perubahan temperatur dari motor pada saat


8

bekerja dan saat dimatikan.

3. Intake

Intake dipasang dibawah pompa dengan cara

menyambungkan sumbunya (shaft) memakai coupling. Intake

merupakan saluran masuknya fluida dari dasar sumur ke pompa

menuju permukaan. Untuk jenis-jenis tertentu, intake ada yang

dipasang menjadi satu dengan housing pompa (intregrated), tetapi ada

juga yang berdiri sendiri.

4. Pump Unit

Unit pompa merupakan Multistages Centrifugal Pump, yang

terdiri dari : Impeller, diffuser, shaft (tangkai) dan housing (rumah

pompa). Di dalam housing pompa terdapat sejumlah stage, dimana

tiap stage terdiri dan satu Impeller dan satu diffuser. Jumlah stage

yang dipasang pada setiap pompa akan dikorelasi langsung dengan

Head Capacity dari pompa tersebut. Dalam pemasangannya bisa

menggunakan Iebih dan satu (tandem) tergantung dari Head Capacity

yang dibutuhkan untuk menaikkan fluida dari lubang sumur ke

permukaan. Impeller merupakan bagian yang bergerak, sedangkan

diffuser adalah bagian yang diam. Seluruh stage disusun secara

vertikal, dimana masing-masing stage dipasang tegak lurus pada poros

pompa yang berputar pada housing.

Prinsip kerja pompa ini, yaitu fluida yang masuk kedalam

pompa rnelalui intake akan diterima oleh stage paling bawah dari
9

pompa, Impeller akan mendorongnya masuk, sebagai akibat proses

centrifugal maka fluida tersebut akan terlempar keluar dan diterima

oleh diffuser. Oleh diffuser, tenaga kinetis (velocity) fluida akan

diubah menjadi tenaga potensial (tekanan) dan diarahkan ke stage

selanjutnya.

5. Electric Cable

Kabel yang dipakai adalah jenis tiga konduktor. Fungsi utama

dari kabel tersebut adalah sebagai media penghantar arus listrik dari

Switchboard sampai ke motor didalam sumur. Kabel harus tahan

terhadap tegangan tinggi, temperatur, tekanan migrasi gas dan tahan

terhadap resapan cairan dari sumur. Untuk itu maka kabel harus

mempunyai isolasi dan sarung yang baik. Bagian dari kabel biasanya

terdiri dari :

• Konduktor (Conductor)

• Isolasi (Insulation)

• Sarung (sheath)

• Jaket

6. Check valve

Check valve biasanya dipasang pada tubing (2-3 joint) diatas

pompa. Bertujuan untuk menjaga fluida tetap berada di atas pompa.

Jika Check valve tidak dipasang maka kebocoran fluida dari tubing

(kehilangan fluida) akan melalui pompa yang dapat menyebabkan

aliran balik dari fluida yang naik keatas, sebab aliran balik (back flow)
10

tersebut membuat putaran Impeller berbalik arah dan dapat menyebabkan

motor terbakar atau rusak. Jadi umumnya Check valve digunakan agar

tubing tetap terisi penuh dengan fluida sewaktu pompa mati dan mencegah

supaya fluida tidak turun kebawa.

7. Bleeder Valve

Bleeder valve dipasang satu joint diatas Check valve,

mempunyai fungsi mencegah minyak keluar pada saat tubing dicabut.

Fluida akan keluar melalui bleeder valve.

8. Centralizer

Berfungsi untuk menjaga kedudukan pompa agar tidak

bergeser atau selalu ditengah-tengah pada saat pompa beroperasi,

sehingga kerusakan kabel karena gesekan dapat dicegah.

2.3 Karakteristik Kinerja ESP

Motor listrik berputar pada kecepatan relatif konstan,

memutar pompa (Impeller) melewati poros (shaft) yang disambungkan

dengan bagian protector. Power disalurkan ke peralatan bawah

permukaan melalui kabel listrik konduktor yang di klem pada tubing.

Cairan memasuki pompa pada bagian intake dan di lepas ke tubing ketika

pompa sedang beroperasi.

Kelakukan pompa berada pada harga effisiensi tertinggi

apabila hanya cairan yang terproduksi. Tingginya volume gas bebas

menyebabkan operasi pompa tidak effisien.

“Ukuran dari stage menentukan banyaknya fluida yang dapat

di pompakan, sedangkan jumlahnya akan menentukan total head


11

capacity (daya angkat/dorong) dan jumlah horse power yang di perlukan.

Stage umumnya terbuat dari metal m-resist atau ryton yang tahan

terhadap karat, sedangkan shaft terbuat dari besi k-monel yang juga tahan

karat dan sangat keras.”

Gambar 2.2 Kurva Karakteristik Pompa


Sumber: PT Pertamina EP 4 Cepu Field

Untuk mengetahui kinerja pompa dapat dilakukan dengan

melihat kurva karakteristik pompa. Kurva karakteristik pompa

merupakan kurva yang menggambarkan hubungan antara kapasitas

aliran dengan head, kapasitas dengan daya dan kapasitas dengan

efisiensi pompa.

Pump performance curve berfungsi untuk memetakan

kemampuan pompa untuk menggantikan cairan dan untuk

menentukan jumlah tahap pompa yang diperlukan untuk mencapai

tingkat produksi yang diinginkan. Head capacity (biru) menunjukkan

angka pada laju aliran yang diberikan. Efisiensi pompa (hijau)

dihitung dari head, kapasitas aliran, berat jenis fluida dan horse
12

power. Horse power (merah) di berbagai kapasitas aliran berasal dari

kinerja pompa.

Anda mungkin juga menyukai