Anda di halaman 1dari 34

code_6204080

 Umumnya reaksi-reaksi di dalam industri proses kimia


adalah reaksi jamak/ kompleks.

 Untuk memaksimalkan produk diperlukan pemilihan


dan perancangan reaktor, suhu, tekanan, dan katalis
yang tepat.
Parallel Seri

Complex
Reaction

Seri-
Parallel
 Reaktan terlibat dalam 2 reaksi atau lebih.

 Contoh reaksi asam asetat dengan butanol berparalel


dengan reaksi butanol menjadi dibutil eter.

 Variable yang penting dalam reaksi parallel:


selektivitas  laju pembentukan suatu produk
terhadap laju reaksi total salah satu reaktan.
 Selektivitas lokal: selektivitas suatu produk di sebuah
titik di dalam reaktor.

 Untuk reaksi parallell:


 AR
 AS
Maka, selektivitas lokal R terhadap A:
 Selektivitas overall: selektivitas total jika meninjau
semua titik di dalam reaktor.
Diketahui reaksi pararel:
A  B; (-rA1) = 0.1CA2
A  C; (-rA2) = 0.08CA
Jika CAo = 100 M dan konversi 80%, hitung selektivitas
B/A untuk:
a) PFR
b) CSTR
Diketahui reaksi pararel:
A  B; (-rA1) = 0.1CA2
A  C; (-rA2) = 0.08CA
Jika CAo = 100 M dan selektivitas B/A 60%, hitung
waktu ruang reaktor jika digunakan:
a) CSTR
b) PFR
 Contoh; diketahui reaksi parallel

 Reaktor seperti apa yang sebaiknya digunakan untuk


memaksimalkan produk R?
 Perbandingan laju reaksi utama terhadap reaksi samping:

 Supaya produk R banyak, maka di setiap posisi dalam


reaktor diharapkan konsentrasi A besar dan konsentrasi B
kecil.

 Atau bisa juga dengan semi-batch di mana A terlebih


dahulu di dalam reaktor dan B dimasukkan perlahan-
lahan.
 Produk terlibat dalam 2 reaksi.

 Contoh reaksi cracking minyak bumi.

 Jika produk utama / yang paling berharga merupakan


produk antara, maka terdapat masalah optimisasi
waktu reaksi / volume reaktor.
 Reaksi seri A  B  C dengan kinetika berturut-turut
(-rA) = 0.16CA dan rC = 0.08CB. Jika CAo = 80 M, hitung
waktu ruang supaya produk B optimum untuk PFR
dan CSTR.
If the all reactions are 1st order, and R is the main product:

a) PFR reactor
b) CSTR reactor
Locus of CR,max
Locus of CR,max
 Reaktan dan produk terlibat dalam 2 reaksi atau lebih.

 Contoh reaksi cracking minyak bumi

 Diperlukan peneracaan mol setiap senyawa yang


terlibat dalam reaksi.

 Untuk mendapatkan hasil secara kuantitatif mungkin


diperlukan bantuan software dan perhitungan secara
numerik.
A + B  C; (-rA)= CA2CB mol/L.jam
B + C  D; rD = 0.4CBCC mol/L.jam

Diketahui dari reaksi tersebut: XA = 70%, CAo = 80 M,


CBo = 160 M. Hitung konsentrasi keluaran masing-
masing senyawa untuk PFR dan CSTR.
 Khusus untuk reaksi elementer:

 Bisa dikerjakan menggunakan grafik berikut:


A + B  C; (-rA)= CACB mol/L.jam
B + C  D; rD = 0.4CBCC mol/L.jam

Diketahui dari reaksi tersebut: XA = 70%, CAo = 80 M,


CBo = 160 M. Hitung konsentrasi keluaran masing-
masing senyawa untuk PFR dan CSTR.
 Peneracaan reaktor mungkin membutuhkan
peneracaan setiap komponen.

 Solusi kuantitatif lebih relevan menggunakan metode


numerik
Diketahui reaksi pararel:
A  B; (-rA1) = 0.1CA2
A  C; (-rA2) = 0.08CA
Jika CAo = 100 M dan selektivitas C/A 2%, hitung waktu
ruang untuk:
a) PFR
b) CSTR
A + B  C; rC = 0.1CACB mol/L.jam
B  D; rD = 0.2CB mol/L.jam
Jika reaksi tersebut dilangsungkan dalam CSTR dengan
konsentrasi mula-mula A 40 M dan B 100 M. Hitung
waktu ruang yang dibutuhkan untuk mendapatkan
selektivitas C/B 50%. Berapa produk D yang terbentuk?
Diketahui reaksi pararel:
A +B  C + D; (-rB1) = 0.1CACB mol/L.min
2B  C; (-rB2) = 0.08CB mol/L.min
Dilangsungkan dalam PFR dengan konsentrasi masukan
A 10 M dan B 50 M. Jika waktu ruang PFR 5 menit,
hitung selektivitas C/B!
Reaksi seri A  B  C dengan kinetika berturut-turut (-
rA) = 0.4CA dan rC = 0.8CB. Jika CAo = 80 M dan reaksi
dilangsungkan dalam reaktor batch, hitung waktu reaksi
supaya perolehan B optimum!
Sistem reaksi fasa cair:
A+BC ; rA = -7CACB
B+CD ; rD = kCBCC
Dilangsungkan dalam PFR dengan A 16M dan B 32M.
Dengan menyertakan sketsa cara pembacaan grafik,
hitunglah:
a) nilai k pada persamaan kinetika reaksi B + C  D
jika diketahui saat konversi A 50% terbentuk C
sebanyak 5.6 M.
b) konsentrasi A saat produk D sebesar 4M.
Diketahui reaksi seri-pararel fasa cair:
B + C  D; rB = –0.03CBCC mol/L.jam
A + B  C; rA = –0.2CACB mol/L.jam
Reaksi tersebut dilangsungkan dalam CSTR, CAo = 80 M,
dan CBo = 160 M. Hitung waktu ruang supaya didapat
konsentrasi C optimum.
Diketahui reaksi seri-pararel fasa cair:
B + C  D; rB = –0.03CBCC mol/L.jam
A + B  C; rA = –0.1CACB mol/L.jam
Reaksi tersebut dilangsungkan dalam CSTR, CAo = 80 M,
dan CBo = 160 M. DI aliran keluaran reaktor ternyata
didapati konsentrasi C sebesar 0.86 kalinya konsentrasi
D. Hitung waktu ruang reaktor!
Mr. Fluxion (code-name), teknisi dari sebuah organisasi teroris merancang bom
beracun berbentuk bola. Di dalam bom tersebut terdapat 10 M gas A yang bisa
bereaksi membentuk senyawa beracun X begitu kunci pengaman bom dilepas.
Akan tetapi zat X ini bisa terus bereaksi menjadi zat C yang tidak beracun.
Persamaan kinetika reaksi fasa gas yang terjadi di dalam bom:
A  4X ; (-rA) = 4CA mol/L.day
4X  10C ; rC = 20CX mol/L.day
Reaksi dalam bom dibuat berada pada isokhorik dan isotermal, namun non-
isobar. Jika bom dirancang meledak tepat saat konsentrasi zat X maximum dan
tekanan awal dalam bom 7 atm:
a) Berapa tekanan maksimum struktur bom yang harus dirancang Mr.
Fluxion agar kriteria “bom akan meledak tepat ketika konsentrasi zat X
maximum” terpenuhi?
b) Berapa menit waktu yang dimiliki oleh agen CIA untuk menjinakkan
bom terhitung dari saat kunci pengaman bom dilepas?
Reaksi fasa cair:

Dengan k1 = 0.01, k2 = 0.02, k3 = 0.04, k4 = 0.05 (semua


dalam menit-1), dilangsungkan dalam reaktor batch
dengan A mula-mula 10M dan R 8M. Hitung konsentrasi
U setelah 12 detik.

Anda mungkin juga menyukai