Anda di halaman 1dari 57

SASARAN UTAMA RPJMN 2015-2019

NO INDIKATOR 2014 2019


A MENINGKATNYA DERAJAT KES IBU DAN ANAK
1 Menurunnya AKI per 100.000 kelahiran 346 306
2 Menurunnya AKB per 1.000 kelahiran hidup 32 24

TARGET TAHUN

NO INDIKATOR
BASELINE
2015 2016 2017 2018 2019
2014

Cakupan Persalinan di Fasilitas


1 70 % 75 % 80 % 85 % 90 % 95 %
Pelayanan Kesehatan (Pf)

2 Cakupan Pelayanan Antenatal (K4) 70 % 72 % 74 % 76 % 78 % 80 %

2
KEBERLANGSUNGAN
PROGRAM INDONESIA SEHAT

Paradigma Penguatan JKN


Sehat Yankes
Program
Program • Benefit
Program
• Peningkatan Akses • Sistem pembiayaan:
• Pengarusutamaan terutama pd FKTP asuransi – azas
kesehatan dalam • Optimalisasi Sistem gotong royong
pembangunan Rujukan • Kendali Mutu &
• Peningkatan Mutu Kendali Biaya
• Promotif - Preventif • Sasaran: PBI & Non
sebagai pilar utama PBI
Penerapan pendekatan
upaya kesehatan continuum of care
Tanda
kepesertaan
• Pemberdayaan
masyarakat Intervensi berbasis
risiko kesehatan KIS
(health risk)
KERANGKA STRATEGI
RAN KESEHATAN IBU 2016 - 2030
UPAYA PRIORITAS DALAM PENURUNAN AKI
TAHUN 2015-2019

Peningkatan
Peningkatan Peningkatan Peningkatan pelayanan Penguatan
cakupan dan pelayanan pelayanan kesehatan Manajemen
kualitas Pelayanan KB
persalinan di pencegahan reproduksi Program
pelayanan berkualitas
fasilitas komplikasi terpadu Kesehatan
antenatal kesehatan kebidanan responsif Ibu
gender
Pemantapan
Pelaksanaan
Pemantapan Penguatan
Pelayanan
APN pelaksanaan PWS
Antenatal Peningkatan
sesuai PONED KIA
Pelaksanaan
standar KB Pasca PKRT
termasuk MAK III Salin
Antenatal
Terpadu PONEK

AMP
Peningkatan Pengembangan
pemanfaatan Kemitraan P4K
Buku KIA Bidan Dukun
Kespro
MKJP situasi
Pelaksanaan Penguatan bencana
Sufas
Kelas Ibu Rumah Sistem
Hamil Tunggu Rujukan
5
PROGRAM KESEHATAN KELUARGA HULU  HILIR
DENGAN PENDEKATAN SIKLUS KEHIDUPAN
• Penjaringan kes. Peserta didik •Penjaringan kes. peserta didik
• Kespro remaja •BIAS, UKS
• Konseling: Gizi HIV/AIDS,NAPZA dll •PMT-AS
• Pemberian Tablet
tambah darah
Anak SD
PUS & WUS
Balita
• Konseling Kespro
• Pelayanan KB Anak SMP/A & remaja
• KIE Kespro Catin • Pemantauan
• PKRT pertumbuhan &
perkembangan
Lansia berkualitas • PMT
Bayi

Persalinan, nifas &


neonatal
•ASI eksklusif
• Pelayanan Kes.preventif dan Pemeriksaan •Imunisasi
promotif di Posyandu Lansia / dasar lengkap
Kehamilan
Posbindu Mendorong persalinan di • MP-ASI
•P4K
• Pelayanan Kes. Santun Lansia di Fasyankes •Penimbangan
•Buku KIA •APN (MAK III) dan KF
Puskesmas dan RS •Vit A
• Peningkatan kualitas Hidup Mandiri •ANC terpadu • IMD, Vit K 1 inj, Imm Hep B •MTBS, MTBM
(Home care/long term care) •Kelas Ibu Hamil • Rumah Tunggu
• Perlambatan proses Degeneratif •Fe & asam folat • Kemitraan Bidan Dukun
(fisik, kognitif) 6
•PMT ibu hamil • KB pasca persalinan
• Meningkatkan Peran dalam kes •TT ibu hamil • PONED-PONEK
.Keluarga dan masarakat
Peningkatan pelayanan antenatal
Peningkatan pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan dan pelayanan nifas
Peningkatan pelayanan pencegahan komplikasi kebidanan
Peningkatan pelayanan kegawatdaruratan maternal neonatal
Peningkatan pelayanan maternal neonatal esensial

RUMAH SAKIT

PUSKESMAS • Penanganan
Kegawatdaruratan Maternal
• ANC Terpadu Neonatal
• Pelayanan Kesehatan • Rujukan balik (Monev
MASYARAKAT
Maternal Neonatal Pasca Tindakan)
• Penanganan • Skrining EID dan
• Kelas Ibu
Kegawatdaruratan pengobatan (HIV, Sifilis,
• P4K
Maternal Neonatal Hipotiroid)
• Pemanfaatan Buku KIA
• PWS KIA • Penguatan Sistem Rujukan
• Rumah Tunggu
• Supervisi fasilitatif (ANC, Persalinan, Nifas,
Kelahiran
• Skrining Hipotiroid Neonatal)
• Kemitraan Bidan
Kongenital • AMP
Dukun
• Supervisi fasilitatif
• Pendampingan Ibu
/Mentoring
Hamil
PENGGUNAAN BUKU KIA

 Penggunaan Buku KIA merupakan kebijakan dalam


UPAYA PEMANTAUAN KESEHATAN IBU HAMIL DAN
TUMBUH KEMBANG ANAK 
Keputusan Menteri Kesehatan No
284/Menkes/SK/III/2004 tentang Buku Kesehatan Ibu dan
Anak, bahwa:
Buku KIA merupakan satu-satunya alat pencatatan
pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil,
melahirkan dan selama nifas hingga bayi yang dilahirkan
berusia 5 tahun, termasuk pelayanan imunisasi, gizi,
tumbuh kembang anak dan KB.
 Buku KIA  merupakan bagian penting dalam sistem
pelayanan KIA
BUKU KIA : INSTRUMEN INTEGRASI PELAYANAN KIA

• informasi cara memelihara dan merawat


kesehatan ibu dan anak, kebutuhan gizinya
• catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin, dan
nifas)
• catatan kesehatan dan pertumbuhan
perkembangan anak (bayi baru lahir, bayi dan
anak balita) Deteksi dini ibu hamil
melalui kegiatan P4K
(stiker tersedia dalam
Buku KIA)

Alat skrining pertumbuhan dan


PENCATATAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP
Tanggal Lahir: ........ / ........ / ...... Nama Anak: ........................................... Nama Orang Tua Anak: .................................
Umur (bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 **12+

Catatan
Vaksin Tanggal Pemberian Imunisasi

perkembangan anak
HB-0 (0-7 hari)

BCG

Polio 1

imunisasi
DPT/ HB/Hib-1

dan cara stimulasi perkembangan


*Polio 2

*DPT/ HB/Hib-2

*Polio 3

*DPT/ HB/Hib-3

anak
*Polio 4

Campak

9
*) Jarak antara (interval) pemberian vaksin DPT/HB/Hib minimal 4 minggu (1 bulan). *) Jarak antara pemberian vaksin POLIO minimal 4 minggu (1 bulan).
**) Anak di atas 1 tahun (12 bulan) yang belum lengkap imunisasinya tetap harus diberikan imunisasi dasar lengkap.
Sakit ringan seperti batuk pilek, diare dan sakit kulit bukan halangan untuk imunisasi.

Imunisasi Lainn
KETERANGAN:
BATITA & BIAS

Jadual tepat Waktu yang masih Waktu yang tidak


Vaksin Tanggal Pemberian Vaksin Tanggal Pemberian diperbolehkan untuk
pemberian pemberian imunisasi diperbolehkan untuk
DPT/HB/Hib imunisasi dasar lengkap pemberian imunisasi
dasar lengkap
CAMPAK dasar lengkap

DT Waktu pemberian
imunisasi bagi anak di atas
Td 1 th yg belum lengkap
n
Media KIE dan dokumen pencatatan pelayanan KIA
adalah penting agar mereka menggunakan Buku
KIA sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam
memberi pelayanan KIA.

Manfaat Buku KIA


1. Sebagai media KIE
2. Sebagai dokumen pencatatan pelayanan KIA
 Mendukung program pemerintah untuk
peningkatan kelangsungan dan kualitas
hidup ibu dan anak
 Mendorong tenaga kesehatan untuk
memberikan pelayanan sesuai dengan
standar
 mendorong kesinambungan pelayanan
kesehatan ibu dan anak
Sasaran langsung Buku KIA :
 Setiap ibu hamil mendapat Buku KIA,
menggunakan sampai masa nifas sedangkan
anak menggunakan Buku KIA sampai usia 6
tahun.
 Sejak kehamilan ibu diketahui kembar maka ibu
hamil diberi Buku KIA sejumlah janin yang
dikandungnya (jika kembar 2 diberi tambahan 1,
jika kembar 3 diberi tambahan Buku KIA 2 dst).
 Jika buku KIA hilang maka selama persediaan
masih ada, ibu/anak mendapat Buku KIA baru.
 Suami/anggota keluarga lain, pengasuh anak
di panti/lembaga kesejahteraan sosial anak.
 Kader
 Tenaga kesehatan yang berkaitan langsung
memberi pelayanan kesehatan ibu dan anak
(antara lain dokter, bidan, perawat, petugas gizi,
petugas imunisasi, petugas laboratorium)
 Penanggung jawab dan pengelola program KIA
Dinkes Kabupaten/Kota selain memfasilitasi
penerapan buku KIA di wilayahnya juga
memastikan kesinambungan ketersediaan dan
pemanfaatan buku KIA.
Keberhasilan penggunaan buku KIA hanya terjadi bilamana ibu,
suami, keluarga dan pengasuh anak dipanti/ lembaga
kesejahteraan sosial anak aktif membaca, mempelajari dan
memahami secara bertahap isi buku KIA dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Olehkarenanya diperlukan peran berbagai pihak terutama
tenaga kesehatan dan kader untuk memfasilitasi dan
memastikan mereka paham akan isi Buku KIA dan menerapkan
pesan-pesan yang tercantum dalam Buku KIA.
Ibu atau pengasuh anak juga diminta aktif di Kelas Ibu (Kelas
Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita) dan Bina Keluarga Balita.
Kader perlu memiliki Buku KIA, mempelajari dan memahami
pesan-pesan yang ada dalam Buku KIA, hal ini karena
kader:
a. Menggunakan Buku KIA sebagai media penyuluhan
kesehatan ibu dan anak
b. Memfasilitasi ibu, keluarga/pengasuh anak agar
mematuhi jadwal pemberian pelayanan kesehatan ibu
dan anak termasuk imunisasi.
c. Bertugas mengisi KMS
d. Memberi vitamin A dan mencatat pada Buku KIA.
e. Sebagai penghubung masyarakat dengan tenaga
kesehatan untuk memastikan penggunaan Buku KIA
oleh masyarakat.
Merupakan kegiatan terencana sesuai kebutuhan untuk
membahas materi Buku KIA secara diskusi dlm kelompok &
tukar pengalaman antara ibu yg difasilitasi petugas kesehatan

KELAS IBU HAMIL


Kegiatan bagi ibu hamil, berdiskusi & tukar pengalaman utk
meningkatkan pengetahuan & keterampilan ttg kehamilan,
persalinan, perawatan nifas & perawatan bayi baru lahir
melalui praktek dgn menggunakan Buku KIA yg difasilitasi
petugas kesehatan

KELAS IBU BALITA


Kegiatan bagi ibu yg mempunyai anak usia 0-5 thn berdiskusi
& tukar pengalaman utk meningkatkan pengetahuan &
keterampilan ttg pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi &
stimulasi tumbuh kembang anak dgn menggunakan Buku KIA
yg difasilitasi petugas kesehatan
Meningkatkan pengetahuan,
merubah sikap dan perilaku ibu
tentang kesehatan ibu hamil,
bersalin dan nifas serta
tumbuh kembang balita yg optimal
KELAS IBU HAMIL KELAS IBU BALITA
Bagi Ibu dan Keluarga Bagi Ibu dan Keluarga
1. Sarana untuk mendapat teman & 1. Sarana untuk mendapatkan teman
bertanya & bertanya
2. Memperoleh informasi penting 2. Memperoleh informasi penting ttg
tentang kehamilan, persalinan, tumbuh kembang, imunisasi, gizi
nifas dan perawatan bayi bayi baru & perawatan bayi & anak balita
lahir serta penyakit yg sering
3. Membantu dalam menjalankan ditemukan pada bayi & anak balita
kehamilan, menghadapi persalinan 3. Mempermudah untuk
& nifas dengan aman, nyaman, mendapatkan akte kelahiran bagi
sehat & selamat bayi baru lahir

Bagi Petugas Kesehatan Bagi Petugas Kesehatan


1. Lebih mengetahui masalah 1. Lebih mengetahui masalah
kesehatan ibu hamil & keluarganya kesehatan balita & keluarganya
2. Lebih dekat dengan ibu hamil, 2. Lebih dekat dengan ibu balita,
keluarganya serta masyarakat keluarganya serta masyarakat
KONSEP KELAS IBU
 Menggunakan Buku KIA sebagai referensi
utama
 Buku KIA adalah referensi utama untuk
dibaca dan dibahas dalam Kelas Ibu
 Pendekatan belajar orang dewasa
 Metode
Partisipatif interaktif disertai praktek.
seperti: ceramah, tanya-jawab, peragaan-praktek
(posisi menyusui, membuat menu bergizi,
stimulasi perkembangan), curah pendapat,
penugasan dan simulasi PHBS
Persiapan
1 A. Organisasi Pelaksana
B. Pengkajian Kebutuhan Data Dasar dan
Analisa Situasi
C. Perencanaan Pelaksanaan Kelas Ibu

2 Pelaksanaan
A. Pelatihan Fasilitator
B. Sosialisasi Kader/PKK/Tenaga Sukarela lainnya
C. Promosi Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita
D. Pelaksanaan Kegiatan Kelas Ibu Hamil & Kelas Ibu
Balita

3 Pemantauan dan
Evaluasi
Organisasi Pelaksana
Penanggung jawab : Kepala Puskesmas.
Pelaksana : Bidan koordinator dan bidan terlatih kelas ibu
Penggerak : Kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh adat, kader, dan PKK

Pengkajian Kebutuhan Data Dasar & Analisis Situasi


A. Mengumpulkan data sekunder untuk mendapatkan gambaran
umum dan khusus tentang kebutuhan warga/masyarakat dalam
pengetahuan kesehatan ibu hamil sebagai upaya kemandirian
untuk menjaga kesehatan ibu hamil
B. Data yang dikumpulkan: data sasaran, cakupan program,
fasilitas, ketenagaan, Desa Siaga, kader, ketersediaan Buku KIA

Membuat Perencanaan untuk


A. Pertemuan organisasi pelaksana
B. Pelatihan petugas kesehatan
C. Penyeliaan, pemantauan dan evaluasi
D. Promosi
PESERTA

KELAS IBU HAMIL KELAS IBU BALITA


Ibu hamil dgn usia kehamilan Ibu yg mempunyai balita usia
dari awal kehamilan antara 0–5 tahun, dgn
• Umur kehamilan < 20 minggu pengelompokan:
 aktivitas fisik • Balita usia 0-1 tahun
• Umur kehamilan > 20 minggu • Balita usia 1-2 tahun
 aktivitas fisik & senam • Balita usia 2-5 tahun
hamil
Jumlah maksimal 10 orang per Jumlah maksimal 15 orang per
kelas/kelompok kelompok
Diharapkan suami / keluarga Diharapkan suami/ keluarga
ikut untuk 1 kali pertemuan ikut dalam kegiatan
WAKTU & TEMPAT PELAKSANAAN
KELAS IBU HAMIL KELAS IBU BALITA
 Dilaksanakan minimal 4  Dilaksanakan 1 bulan
kali pertemuan selama sekali. Setiap materi 30 -
kehamilan, dengan lama 60 menit atau disesuaikan
pertemuan 2 – 2,5 jam. kondisi di tempat.

 Di RS, RB, Puskesmas,  Di RS, Klinik, Puskesmas,


Polindes, Posyandu, Desa, Poskesdes, Posyandu,
dll sesuai situasi setempat Balai Desa, Dusun, dll.
 Sebaiknya tidak terlalu  Berintegrasi dgn PAUD &
jauh dari rumah peserta. BKB.
MATERI KELAS IBU BALITA
Kelompok bayi 0 – 1 tahun
KELAS IBU HAMIL Modul 1: Pemberian ASI
Modul 2: Pemberian Imunisasi
2 lembar balik: Modul 3: Pemberian MP-ASI usia 6-12 bln
Lembar balik I : 4 materi Modul 4: Tumbuh kembang bayi
1. Pemeriksaan kehamilan agar ibu Modul 5: Penyakit terbanyak pada bayi
dan janin sehat
2. Persalinan aman, nifas nyaman, Kelompok Anak usia 1 – 2 tahun
ibu dan bayi selamat Modul 1: Merawat gigi anak
3. Pencegahan penyakit, gangguan Modul 2: MP-ASI untuk anak umur 1–2
gizi dan komplikasi thn
4. kehamilan agar ibu & bayi sehat Modul 3: Tumbuh Kembang usia 1–2 thn
5. Perawatan bayi agar tumbuh
kembang optimal Modul 4: Penyakit pada anak
Modul 5: Permainan anak
Lembar balik II : 1 materi
Aktivitas Fisik Ibu Hamil Kelompok Anak usia 2 – 5 tahun
Modul 1: Tumbuh kembang usia 2-5 thn
Modul 2: Pencegahan kecelakaan
Modul 3: Gizi seimbang
Modul 4: Penyakit pada anak
Modul 5: Obat pertolongan pertama
Modul 6: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PROSES

KELAS IBU HAMIL KELAS IBU BALITA


Penyajian materi : Penyajian materi :
• Pertemuan 1 (Materi 1) Modul A (usia 0-1 tahun) : 5 materi
• Pertemuan 2 (Materi 2) Modul B (usia 1-2 tahun) : 5 materi
• Pertemuan 3 (Materi 3) Modul C (usia 2-5 tahun) : 6 materi
• Pertemuan 4 (Materi 4)
• Materi 5 pd setiap akhir sesi

Jumlah kali pertemuan minimal


Jumlah kali pertemuan minimal 4x 1x setiap bulan
selama hamil dan materinya dan materinya disesuaikan
disesuaikan dgn kebutuhan kesepakatan
STRATEGI PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL
1. Semua fasilitas pelayanan pelayanan KIA sebaiknya melaksanakan
Kelas Ibu Hamil, tetapi jika Sumber daya terbatas, prioritaskan
bagi daerah dengan cakupan program masih rendah
2. Peningkatan komitmen Penanggung jawab dan pengelola
program KIA di semua tingkatan
3. Peningkatan SDM dalam pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
4. Pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
5. Pengembangan materi sesuai dengan masalah spesifik daerah
6. Tersedianya kecukupan anggaran/dana pelaksanaan melalui
pendanaan pemerintah daerah, swasta, dan donor yang
terintegrasi dengan dana BOK maupun ADD untuk operasionalisasi
Kelas Ibu Hamil
7. Tingkatkan Pemantauan dan evaluasi
 Evaluasi dilakukan oleh pelaksana (Bidan/Bikor) setiap
selesai pertemuan Kelas Ibu ( KIH / KIB )
 Dinkes Kab/Kota serta Dinkes Provinsi melakukan evaluasi
bersama setiap 1 kali setahun.
Tujuan Evaluasi :
 Menilai peningkatan kemampuan ibu hamil & ibu balita
pada akhir pertemuan
 Menilai kemampuan fasilitator Pelaksanaan Kelas Ibu ( KIH
/ KIB )
 Indikator keberhasilan

28
Karena tidak mempunyai
akses pelayanan kesehatan ibu
berkualitas terutama pelayanan
kegawat-daruratan tepat waktu
yang dilatarbelakangi kejadian:
1. Terlambat mengenal tanda
bahaya & mengambil keputusan
2. Terlambat mencapai fasilitas
kesehatan
3. Terlambat mendapatkan
pelayanan di fasilitas kesehatan
 Kegiatan dalam ANC yang dilakukan bidan
 Terkait dengan pelayanan kebidanan sosial
 Bertujuan meningkatkan pengetahuan bumil,
suami, dan keluarga tentang resiko dan tanda
bahaya kehamilan dan persalinan agar
mereka dapat membuat perencanaan
persalinan.
1. Sasaran Bumil
2. Tempat persalinan
3. Tenaga kesehatan terlatih yang dipilih
4. Keterjangkauan tempat persalinan (termasuk
ketersediaan transport)
5. Pengambil keputusan utama pd keluarga dlm
situasi normal maupun saat kedaruatan
6. Keluarga pendamping persalinan dan calon
donor darah
7. Ketersediaan biaya yang dibutuhkan dan cara
memperoleh biaya
8. Yang mengurus keluarga saat ibu tidak ada di
rumah
9. Rencana kontrasepsi pasca persalinan
Nama Ibu : Halimah
Taksiran persalinan : 21 - Juli - 200 7
Penolong persalinan : Bidan Sari
Tempat persalinan : Polindes Desa Ujung
Pendamping persalinan : Bp. Rahmat
Transportasi : Udin , Harto, Budi
Calon pendonor darah : Mumun , Abu , Ria

Menuju Persalinan Yang Aman dan Selamat


PENGGUNAAN/ PENGISIAN - KSPR
PENANGANAN MASALAH
Kartu Prakiraan Disproporsi Kepala Panggul ‘Soedarto’

Panjang Telapak
Kaki Kanan

23,9 CM
Apa rumah tunggu kelahiran itu?
dimana?
mengapa?
bagaimana?

Apakah rumah tunggu kelahiran dapat menjadi


pilihan yang sesuai untuk daerah terpencil,
perbatasan dan kepulauan ?
Rumah tunggu kelahiran adalah suatu tempat atau
ruangan yang berada dekat fasilitas kesehatan (RS,
Puskesmas, Posekesdes), yang dapat digunakan
sebagai tempat tinggal sementara ibu hamil dan
pendampingnya (suami/kader/dukun atau keluarga)
selama beberapa hari, saat menunggu persalinan
tiba dan beberapa hari setelah bersalin.
Di dekat fasilitas dengan Pelayanan Obstetri dan Neonatal
Emergensi Dasar/PONED (Puskesmas Poned)

Optimal jika berada di dekat fasilitas dengan Pelayanan Obstetri


dan Neonatal Komprehensif/PONEK (RS)
 20 % kehamilan akan mengalami komplikasi/penyulit.
 Indonesia merupakan daerah kepulauan dengan
infrastruktur yang masih perlu perbaikan, serta transportasi
di daerah terpencil yang masih terbatas.
 Dapat menurunkan jumlah kematian ibu.
 Meningkatkan Cakupan Pn di Faskes
 Kegawat-daruratan persalinan dapat lebih cepat ditangani
Setiap RTK harus disesuaikan dengan berbagai realitas yang ada;

SYARAT MUTLAK keberhasilan RTK :


Dekat dengan fasilitas PONEK yang memberikan pelayanan
BERKUALITAS
terintegrasi dengan Sistem Pelayanan Kesehatan

Harus diterima dan didukung oleh masyarakat (keterlibatan masyarakat


dari awal!!!!)
RTK merupakan elemen penting dalam strategi untuk
“menjembatani hambatan geografis terhadap pelayanan
Obstetri” antara daerah rural dengan keterbatasan akses
ke pelayanan PONEK & memiliki AKI tinggi, dengan
wilayah urban dimana pelayanan tsb tersedia
Apa itu Kemitraan Bidan-Dukun ?
Kemitraan Bidan - Dukun

Bentuk kerja sama antara bidan dengan dukun


yang saling menguntungkan dengan prinsip
keterbukaan, kesetaraan, dan kepercayaan dalam
upaya untuk menyelamatkan ibu dan bayi.

syahrizal/jsi/05
Kemitraan Bidan - Dukun

DALAM KERJASAMA :
 ADAKESEPAKATAN TENTANG KOMITMEN DAN
HARAPAN MASING-MASING ANGGOTA
 PENINJAUAN KEMBALI TERHADAP
KESEPAKATAN YANG TELAH DIBUAT
 SALING BERBAGI DALAM RESIKO MAUPUN
MANFAAT YANG DIPEROLEH

syahrizal/jsi/05
TUJUAN UMUM

Meningkatnya akses ibu dan bayi terhadap


pelayanan kesehatan berkualitas.
TUJUAN KHUSUS

1. Meningkatkan pelayanan antenatal, persalinan,


pelayanan nifas dan rujukan oleh dukun ke tenaga
kesehatan yang kompeten.
2. Meningkatkan alih peran dukun dari penolong
persalinan menjadi mitra bidan dalam merawat ibu
nifas dan bayinya.
3. Meningkatkan peran dukun sebagai kader kesehatan
ibu dan bayi baru lahir.
TER
BUKA
SALING
SETARA
MENGUNTUNGKAN
HUBUNGAN
KERJA
SAMA
3 PRINSIP
KEMITRAAN
51
Mendekati
Menghu Terbuka/
(Proximity)
bungi Membantu
(Linkage) (Opennes)

Memahami Mendorong
Kapasitas Mendukung
Masing2 7 SALING (Sinergi)

Memahami LANDASAN
Menghargai
Struktur
masing2 KEMITRAAN (Reward)

52
PENGATURAN
PENJAJAGAN
PERAN

PENYAMAAN KOMUNIKASI
PERSEPSI INTENSIF

MELAKUKAN PEMANTAUAN

6
KEGIATAN PENILAIAN

LANGKAH
KEMITRAAN
53
KEBIJAKAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM
KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

1. Setiap ibu bersalin dan bayi baru lahir memperoleh


pelayanan dan pertolongan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dalam pertolongan persalinan.
2. Kemitraan bidan dengan dukun dilaksanakan untuk
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
Ibu dan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan.
3. Seluruh dukun yang ada dilibatkan dalam suatu bentuk
kerjasama yang menguntungkan antara bidan dengan
dukun dalam bentuk kemitraan.
Pasal 346: WANITA DENGAN SENGAJA MENGGUGURKAN KANDUNGAN
ATAU MENYURUH ORANG MENGGUGURKAN KANDUNGAN  4 tahun

Pasal 347 KUHP: Barangsiapa menggugurkan kandungan TANPA


seizin wanita hamil  12 tahun, jika wanita meninggal 15 tahun

Pasal 348 KUHP: barangsiapa menngugurkan kandungan DENGAN


izin wanita hamil  5 th 6 bln, jika wanita meninggal 7 th

Ps 349 KUHP: jika pelaku pengguguran dokter, bidan atau juru


obat, hukuman ditambah sepertiga.
Pasal 194 :
Setiap orang dilarang melakukan pengguguran
kandungan yg dgn sengaja menggugurkan kandungan
dipidana penjara paling lama 10 (sepuluh) thn dan
denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah)
Semoga Bermanfaat
Sampai Jumpa

Anda mungkin juga menyukai