Anda di halaman 1dari 36

TATA RUANG

KAMAR BEDAH

SUMARDA,Ners.MM
PENGERTIAN
Kamar Bedah
Adalah salah satu ruang atau unit dalam suatu
rumah sakit yang khusus untuk melakukan
tindakan pembedahan baik segera (emergency)
maupun yang berencana (elective) yang
membutuhkan keadaan suci hama atau steril.
( Depkes, 2009 ).
TUJUAN DAN MANFAAT
• Undang-undang RI no 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit dijelaskan bahwa
penyelenggaraan rumah sakit bertujuan
memberikan perlindungan terhadap
keselamatan pasien (Patient Safety),
masyarakat, lingkungan rumah sakit dan
sumber daya manusia di rumah sakit, serta
meningkatkan mutu dan mempertahankan
standar pelayanan rumah sakit.
JUMLAH KAMAR BEDAH

1. Jumlah dan lama waktu operasi yang


dilakukan
2. Jumlah dokter bedah dan fasilitas
penunjangnya
3. Perimbangan antara operasi elektif dan cito
4. Juml kebutuhan waktu pemakai kamar
bedah baik jam perhari / hari perminggu
5. SOP yang ditetapkan: arus pasien, petugas
dan peralatan.
LOKASI
1. Mudah dicapai

2. Sistem penyaringan udara

3. Ruangan khusus dan terpisah

4. Bebas kontaminasi dari luar


PEMBAGIAN DAERAH KAMAR BEDAH

1. Daerah Bebas ( unrestricted )


Petugas dan pasien masuk tidak perlu
mengganti baju
2. Daerah Semi Ketat (semirestricted)
Menghubungkan antara daerah bebas dengan
kamar bedah
3. Daerah Ketat (restricted)
Ruang cuci tangan, induksi, tindakan op
UNRESTRICTED
SEMI RESTRICTED
RESTRICTED
TEORI LAIN

1. Zone 4 (General Zone)

2. Zone 3 (Clean Zone)

3. Zone 2 (Super Clean Zone)

4. Zone 1 (Ultra Clean Zone)

5. Zone 0 (Aseptic Zone)


SYARAT – SYARAT KAMAR BEDAH YANG IDEAL

A. BENTUK

1. Sudut tidak boleh tajam

2. Lantai, dinding dan langit-langit harus


melengkung

3. Lantai harus dari bahan yang kuat, tidak


mudah menghantarkan listrik, kedap air,
mudah dibersihkan danjuga berwarna
terang.
4. Lapisan dinding dan langit-langit harus
dari bahan yang keras, tidak berpori,
tahan terhadap api, kedap air, tidak
mudah kotor, tidak mempunyai
sambungan, berwarna terang, tidak
memantulkan cahaya, mudah
dibersihkan dan tidak menampung debu
B. UKURAN
1. Minimal 29,1 – 37,16 meter persegi

(5.6m x 5,6 m) Maksimal 56 – 60 meter


persegi (7,2 m x 7,8 m). Besar kecilnya
kamar bedah tergantung dari kegunaannya.

2. Tinggi langit-langit (plafon) 3,5m

minimal 2,5m dan maksimal 3,65m.


EFOKSI ATAU VINNYL
C. P I N T U
1. Pasien, pintu masuk dan keluar harus berbeda

2. Petugas, pintu masuk dan keluar tersendiri.

3. Setiap pintu kamar bedah harus ada kaca


tembus pandang.

4. Pintu kamar bedah tipe Sliding door.

5. Lebar pintu maksimal 1,20 m dan

tinggi minimal 2,10 m


Pencegahan INOK di Kamar Bedah.
. Harus ada
pembagian :
1. Daerah Kamar
operasi
Daerah kamar bedah

2. Pola aliran orang

3. Pola Aliran barang


D. SISTEM VENTILASI
Kep.Men.Kes RI Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004

1. Ventilasinya memakai sistem pengatur suhu


sentral (AC sentral) per OK dan dapat diatur
dng alat kontrol memakai filter

2. Ultra Clean Laminar Air Flow

3. Daerah Tropis suhu udara antara 19 – 24 °C

4. Kelembaban udaranya 55% (45 – 60 %)

5. Tekanan Positif ( 1010 – 1015 mbar )


Instalasi AC di Kamar Operasi Steril
Instalasi AC di Kamar Operasi Steril
E. SISTEM PENERANGAN
1. Lampu Penerangan = Lampu pijar Putih dan mudah
dibersihkan.

2. Lampu Operasi

3. Lampu op mempunyai kekhususan dalam hal :


a. Arah dan fokusnya fokusnya dapat diatur
b. Tidak menimbulkan panas
c. Cahayanya terang dan tidak menyilaukan.
d. Pencahayaannya antara 300 – 500 Lux, pada meja op
10.000 – 20.000 Lux
F. SISTEM GAS MEDIS
1. Gas Medis Sentral

2. Sistem perpipaan melalui bawah lantai


atau diatas langit-langit
3. Warna pipa harus dibedakan N2O, O2,
Compres air dan Vacum
G. SISTEM LISTRIK
1. Voltase 110 dan 220

2. Stop Kontak = aman untuk petugas

3. Tombol listrik ketinggian minimal 1,40


m dari lantai

4. Setiap Tombol Sirkuitnya harus


berbeda
I. PERALATAN
1. Peralatan kamar bedah harus Mobile

2. Terbuat dari Stainless Steel sehingga


mudah dibersihkan
3. Standar peralatan
J. Bahaya Radiasi
1. Nilai Batas Dosis (NBD) bagi pekerja yang
terpajan radiasi sebesar 50 mSv (milli Sievert)
dalam satu tahun

2. NBD bagi masyarakat yang terpajan sebesar 5


mSv dalam 1 tahun

3. Gas Buang Anestesi (Scavenging System)


KESIMPULAN
1. Dikamar Bedah Harus ada tanda batas yang tegas untuk
meminimalkan terjadinya infeksi nosokomial

2. Untuk menjadikan kamar bedah yang ideal bukan hanya


tanggung jawab perawat kamar bedah tetapi
manajamen rumah sakit ikut bertanggung jawab juga.

3. Memperhatikan Kesehatan, keamanan dan kenyamanan


di kamar bedah bukan hanya kepada pasien saja tetapi
perawat kamar bedah juga harus diperhatikan .
PENGATURAN SUHU
1. Sistem pengatur suhu menggunakan AC
sentral diatur dengan alat kontrol.
2. Daerah Tropis suhu udara antara 19 –
24 derajat C.
3. Kelembaban udaranya 55% (45 – 60 %)
VENTILASI UDARA
a. Ventilasi → Tekanan lebih positif dari koridor
(min. 0.10 mbar)
b. Jika memakai AC central harus diperhatikan
Cooling Towernya → Bakteri Legionella
c. Untuk AHU (Air Handling Unit) → filter udara
harus dibersihkan dari debu dan bakteri
atau jamur
d. Tidak boleh berhubungan langsung dengan
udara luar
KUALITAS UDARA

a. Tidak berbau (Bebas dari Amoniak)


b. Kadar debu → Berdiameter < dari 10
micron, rata-rata pengukuran 8 jam atau
24 jam tdk melebihi 150 µg/m³
(tdk mengandung debu asbes)
c. Indeks angka kuman untuk kamar bedah
adalah 10 konsentrasi maksimal.
Mikro-organisme per m³ udara
PENCAHAYAAN
a. Indeks pencahayaan untuk ruang penyimpanan
yaitu: 300 – 500 lux

b. Warna cahaya sejuk atau sedang tanpa


bayangan
c. Indeks pencahayaan untuk ruang penyimpanan
yaitu: 300 – 500 lux

d. Warna cahaya sejuk atau sedang tanpa


bayangan
KEBISINGAN
Persyaratan Kebisingan untuk kamar bedah

adalah 45 dBA (waktu pemaparan 8 jam)


SISTEM GROUNDING
– Semua peralatan Elektromedik/
Electrosurgery di kamar operasi/ RS harus di
pasang Pembumian/ Grounding.

– Dengan nilai tahanan diukur tidak boleh


lebih dari 5 ohm (Maksimum 5 ohm).
PERSYARATAN RADIASI
BPTN Nomor 01 Tahun 1999, tentang Ketentuan Keselamatan Kerja
terhadap Radiasi

Nilai Batas Dosis (NBD) **(milli Sievert)


1. Bagi petugas toleransi terpajan radiasi
sebesar 50 mSv pertahun.

2. Bagi masyarakat toleransi terpajan


radiasi sebesar 5 mSv per

Anda mungkin juga menyukai