KATARAK TRAUMATIKA
Pembimbing Klinik:
dr. H. Ibrahim, Sp.M
“
“
Lensa : suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna
& hampir transparan sempurna, tidak memiliki inervasi
persarafan
Anatomi
“ Lensa
1. Luka memar/tumpul
2. Luka tusuk/perforasi
3. Radiasi
4. Kimia
Luka Memar/Tumpul
• Monocular diplopia. Silau juga menjadi gejala yang sering muncul. Pasien m
engeluhkan bahwa tidak dapat melihat dengan baik dalam keadaan terang
Manifestasi Klinik
1. Penurunan ketajaman visus
2. Silau
3. Sensitivitas kontras
4. Pergeseran miopia
5. Diplopia monokuler
Tanda Objektif dari Hasil Pemeriksaan Fisik Oftalmologikus
• Visus dan pupil, adanya RAPD (defek pupil aferen relatif) menunjukkan ad
anya neurpoati optic post trauma ataupun lesi besar di retina ataupun mak
ula
• Gerakan bola mata, fraktur orbital atau kelumpuhan saraf akibat trauma
• Tekanan bola mata, glaukoma sekunder dan perdarahan retrobulbar
• Bilik mata depan, hifema, iritis, sudut sempit, iridodonesis, sudut tertutup
Tanda Objektif dari Hasil Pemeriksaan Fisik Oftalmologikus
Funduskopi
B-scan
Pemeriksaan ini dilakukan jika kita tidak dapat melihat kutub posterior lensa
A-scan
Pemeriksaan ini dilakukan sebelum kita melakukan ekstraksi katarak
CT scan orbita
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah terjadi fraktur orbita dan apakah terdapat benda asing p
ada mata.
Penatalaksanaan
Pengobatan yang terbaik untuk katarak traumatik adalah operasi dan apabila tidak
terdapat penyulit maka dapat ditunggu sampai mata menjadi tenang karena akibat
pengaruh trauma tersebut
Kontraindikasi:
Operasi katarak intra kapsuler merupakan kontraindikasi absolut apabila ditemukan keadaan berikut:
1. Anak-anak dan remaja
2. Ruptur kapsul traumatik
• Ekstraksi Lensa Ekstrakapsular
• Fakofragmentasi dan fakoemulsifikasi
Prognosis sangat bergantung kepada luasnya trauma yang terjadi pada saat terjadin
ya trauma dan kerusakan yang terjadi akibat trauma.
BAB III
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS Nama : Ny. YP Ruang : IR 10/ B.4
Autoanamnesis dan Alloanamnesis Umur : 35 tahun Kelas : 3
Keluhan Tambahan :
Seperti melihat asap, muntah, nyeri ulu hati.
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik RSMP dengan keluhan pengelihatannya
menjadi kabur sejak ± 2 tahun yang lalu. Hal ini dirasakan pasien secara
perlahan, semakin lama semakin memburuk. Kurang lebih 8 tahun yang lalu
pasien bekerja di salah satu perusahaan swasta di bagian pengeringan kayu
selama ± 5 tahun. Setiap hari ketika pasien bekerja 6 hari dalam seminggu,
pasien terpapar panas dari mesin, debu, dan serbuk kayu selama ± 7 jam dalam
sehari kerja, pasien bekerja hanya menggunakan sarung tangan dan masker,
pasien tidak pernah menggunakan kacamata pelindung. Nyeri mata kanan (-),
mata merah (-).
Pasien tidak mengeluhkan gatal, rasa mengganjal (-), silau (-).Riwayat
menderita katarak (-). Riwayat diabetes dan hipertensi disangkal. Pasie
n berobat ke poliklinik RSMP tanggal 03 Januari 2019, setelah dilakukan
pemeriksaan pasien direncakanan untuk operasi katarak pada mata kan
an. Setelah operasi pasien mengalami muntah sebanyak 4 kali dalam 2
hari pasca operasi. Muntah apa yang dimakan, tidak menyemprot. Men
urut pasien, pandangan matanya sudah mengalami banyak kemajuan. K
eluhan ini baru pertama kali dialami oleh pasien dan keluhan ini tidak
pernah di alami sejak ia kecil.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
• Keluhan Serupa (-)
• Trauma pada mata (-)
• Hipertensi (-)
• Diabetes Mellitus (-)
• Trauma kepala (-)
• Asma (-)
• Allergi (-)
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
- Tekanan Darah: 120/70 mmHg
- Nadi : 86x/menit
- Laju Napas : 20 x/menit
- Suhu : 36,5o C
BAB IV
ANALISA KASUS
Analisa Kasus
• Pada anamnesis Pasien datang ke poliklinik RSMP dengan keluhan pengeli
hatannya menjadi kabur sejak ± 2 tahun yang lalu. Hal ini dirasakan pasie
n secara perlahan, semakin lama semakin memburuk. Kurang lebih 8 tahu
n yang lalu pasien bekerja di salah satu perusahaan swasta di bagian pen
geringan kayu selama ± 5 tahun. Setiap hari ketika pasien bekerja 6 hari
dalam seminggu, pasien terpapar panas dari mesin, debu, dan serbuk kay
u selama ± 7 jam dalam sehari kerja, pasien bekerja hanya menggunakan
sarung tangan dan masker, pasien tidak pernah menggunakan kacamata p
elindung. Nyeri mata kanan (-), mata merah (-). Pasien tidak mengeluhka
n gatal, rasa mengganjal (-), silau (-).Riwayat menderita katarak (-). Riw
ayat diabetes dan hipertensi disangkal.
Analisa Kasus
• Pasien berobat ke poliklinik RSMP tanggal 03 Januari 2019, setelah dilaku
kan pemeriksaan pasien direncakanan untuk operasi katarak pada mata k
anan. Setelah operasi pasien mengalami muntah sebanyak 4 kali dalam 2
hari pasca operasi. Muntah apa yang dimakan, tidak menyemprot. Menur
ut pasien, pandangan matanya sudah mengalami banyak kemajuan. Keluh
an ini baru pertama kali dialami oleh pasien dan keluhan ini tidak pernah
di alami sejak ia kecil.
Analisa Kasus
• Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam mata
• Jika mata sering kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak bisa men
utup sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan bas
ah
• Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara memakai dan
merawat lensa tersebut
Analisa Kasus
Gangguan penglihatan kekeruhan pada lensa yang diakibatkan terjadinya
katarak setelah pasien mengalami trauma okuli secara perlahan. Kekeruhan
lensa terjadi akibat dari lubang pada lensa yang disebabkan oleh trauma ya
ng mengalami proses penyembuhan opasitas pada lensa.
Pemeriksaan fisik pada mata kiri pemeriksaan dengan slit lamp pada mata ki
ri lensa terlihat keruh. Dari pemeriksaan ini dapat diketahui bahwa telah te
rjadi katarak juga pada lensa mata kiri yang pernah mengalami trauma non
perforans sesuai dengan pathogenesis yang terjadi.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisis pada pasien ini dapat diarahkan ke dia
gnosis katarak traumatik et causa trauma okulus non perforans.
SIMPULAN
Berdasarkan pemaparan kasus di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa :
Diagnosis pasien adalah Katarak Traumatika e.c Okulus Non Perforans OD. Hal ini didasarkan
pada anamnesis dengan keluhan pengelihatannya menjadi kabur sejak ± 2 tahun yang lalu. H
al ini dirasakan pasien secara perlahan, semakin lama semakin memburuk. Pasien bekerja di
bagian pengeringan kayu selama ± 5 tahun. Pasien bekerja 6 hari dalam seminggu, pasien ter
papar panas dari mesin, debu, dan serbuk kayu selama ± 7 jam dalam sehari kerja sesuai d
engan teori Mekanisme contrecoup menunjuk kepada cedera yang jauh dari tempat trauma y
ang disebabkan oleh gelombang energi yang berjalan sepanjang garis sampai kebelakang pasi
en bekerja hanya menggunakan sarung tangan dan masker, pasien tidak pernah menggunakan
kacamata pelindung.
Nyeri mata kanan (-), mata merah (-). Pasien tidak mengeluhkan gatal, rasa mengganjal (-), s
ilau (+). Riwayat menderita katarak sebelumnya (-)
TERIMA KASIH