Deksametason

Deksametason
Deksametason (dexamethasone) adalah obat
steroid jenis glukokortikoid sintetis yang digunakan
sebagai agen anti alergi, imunosupresan, anti
inflamasi dan anti shock yang sangat kuat.
Deksametason (dexamethasone) bekerja dengan
cara menembus membran sel sehingga akan
terbentuk suatu kompleks steroid-protein reseptor
yang akan Deksametason (dexamethasone) bekerja
dengan cara menembus membran sel sehingga
akan terbentuk suatu kompleks steroid-protein
reseptor.
(Medsafe, 2014).
 Indikasi
• Anti-inflamasi
meredakan inflamasi, terutama untuk mengurangi
pembengkakan (edema), radang usus, radang reumatik
• Mengobati atau mencegah reaksi alergi, seperti asma
bronkial dan reaksi alergi kulit
• Menangani penyakit autoimun
• Meredakan muat dan muntah karena obat kemoterapi
• Mengobati berbagai jenis kanker, seperti leukimia,
lymphoma, dan multiple myeloma
• Mengobati kelainan neoplastik seperti neoplasma
serebral, secondary hypercalcemia, leukimia akut pada
anak
(Chemocare, 2013).
 Farmakokinetik
• Deksametason dapat diberikan secara oral,
intramuskular, intravena, topikal, intranasal, dan
salep atau tetes mata.
• Bentuk oral dan intraamuskular diabsorpsi dengan
baik oleh mukosa saluran gastrointestinal dan
otot. Ikatannya terhadap protein plasma lebih
sedikit dibaandingkan kortikosteroid lainnya.
• Waktu paruhnya 190 menit
• Deksametakson dimetabolisme oleh hati, dan
sebagian kecil dieksresikaan melalui urin
(Kee, 1996).
 Efek Samping
• Sakit kepala, pusing, sulit tidur, nafsu makan meningkat
• Perubahan siklus menstruasi dan pelemahan otot
• Peningkatan kadar gula dalam darah kaarena peningkatan
pembentukan glukosa dari protein
• Pengeroposan tulang, karena menyusutnya matriks protein
penyusun tulang
• Penurunan fungsi limfa sehingga sel limfosit mengecil dan
berkurang
• Pada mata, terjadi peningkatan tekanan intraokular,
glaukoma, penipisan skera dan cornea, dll
• Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan katarak
dan penipisan tulang

(Medsafe, 2014).
 Interaksi Obat
• Aminoglutethimide : menurunkan kadar deksametason, melalui induksi
enzim mikrosomal sehingga mengurangi efek farmakologis deksametason
(dexamethasone).
• Agen Kalium-depleting : jika diberikan bersamaan dengan obat-obat
kalium-depleting agen
• Antibiotika makrolida : menurunkan klirens deksametason
(dexamethasone) sehingga meningkatkan kadar/efek farmakologisnya.
• Antidiabetik : kortikosteroid dapat meningkatkan konsentrasi glukosa
darah
• Isoniazid : penurunan konsentrasi serum isoniazid jika diberikan
bersamaan dengan deksametason
• Anti-fungi : meningkatkan resiko hipikalemia dengan amphoteracin
• NSAID (Aspirin): meningkatkan resiko efek samping perdarahan pada
saluran pencernaan.
• Antikoagulan : mengurangi efek obat kortikosteroid
• Antasida : mengurangi absorpsi kortikosteroid. Efikasi obat menurun
(Kee, 1996).
 Monitoring
• Penderita gangguan pencernaan seperti tukak lambung dan kolitis
beresiko mengalami perdarahan pada saluran pencernaan
• Pasien yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal misalnya
pasien usia lanjut, hendaknya deksametason diberikan dengan dosis
terendah dan durasi sesingkat mungkin.
• Jangan menghentikan pemakaian obat ini secara tiba-tiba tanpa
sepengetahuan dokter terutama pada penggunaan jangka panjang
karena dapat mengakibatkan gejala-gejala seperti mialgia, artralgia
dan malaise.
• Sistem kekebalan tubuh yang menurun menyebabkan pasien lebih
rentan terkena penyakit cacar dan campak.
• Obat kortikosteroid diekskresikan melalui ASI. Ibu menyusui
sebaiknya tidak mengkonsumsi deksametason karena dapat
menggangu pertumbuhan, mengganggu produksi kortikosteroid
endogen, atau efek yang tak diinginkan lainnya
(Kee, 1996).
 Daftar Pustaka
Chemocare. 2013. Dexamethasone. Dapat diakses
di http://chemocare.com/chemotherapy/drug-
info/dexamethasone.aspx [Diakses pada 5 April
2016].
Kee, Joyce L. 1996. Farmakoterapi Pendekatan
Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
Medsafe. 2014. Dexamethasone. Dapat diakses di
http://www.medsafe.govt.nz/profs/datasheet/d/
Dexamethasonetab.pdf [Diakses pada 5 April
2016].