Anda di halaman 1dari 46

KANKER SERVIKS/ LEHER RAHIM

DR. MENIK UTAMI, SP. OG


PENDAHULUAN

 DiIndonesia angka kejadian kanker


serviks menduduki tempat pertama dari
kanker genetalia wanita (66%)

 Kanker
serviks juga menempati urutan
pertama keganasan pada wanita (18%)
APA ITU KANKER SERVIKS

• Leher rahim : bagian rahim


yang terdapat pada puncak
vagina yang hanya dapat
dilihat dengan speculum

• Kanker leher rahim


pertumbuhan dari suatu
kelompok sel yang tidak
normal
TUJUAN DETEKSI DINI

 Menemukan adanya kanker secara dini


yaitu lesi pra kanker atau kanker yang
masih dapat disembuhkan, untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas
akibat kanker
SASARAN

 Orang yang sehat


 Asimtomatik
 Orang yang resiko tinggi mendapat
kanker
MENGAPA PERLU DETEKSI DINI

STADIUM 5 YSR
CIN 1 100 %
CIN 2 97 %
CIN 3 95 %
I 80,4 %
II 58,9 %
III 32,8%
IV 7,1 %
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO KANKER SERVIKS

 ETIOLOGI
- Multi faktorial
- Virus HPV resiko tinggi (94 % kasus, Stephen)
 FAKTOR RESIKO
- Hubungan seksual pada usia muda (< 20 tahun)
- Berganti- ganti pasangan seksual
- Pasangan pria yang tidak sirkumsisi
- Mempunyai banyak anak
- mempunyai riwayat keluarga
- Penyakit akibat Menular seksual (PMS) : trichomonas, CMV, HSV
- merokok dan minuman beralkohol
- Hygiene yang kurang
Lesi Pra Kanker (CIN)

Permulaan PERTUMBUHAN
penyakit ini biasanya
DIMULAI dari perbatasan
antara Epitel ektoserviks
dengan Epitel endoserviks,
yang juga disebut
DAERAH TRANSFORMASI
(“Transformation Zone”)
PATOFISIOLOGI
DAERAH EPITEL TRANSFORMASI
SERVIKS NORMAL
RANGSANGAN MEKANIK /
KIMIA (KARSINOGEN)
YANG LAMA DISPLASIA RINGAN

DISPLASIA SEDANG

DISPLASIA BERAT

NEOPLASMA GANAS INSITU

NEOPLASMA GANAS MENYEBAR


FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB

Transient
HPV Infection

Sexual Persistent HPV Invasive


activity High risk type CIN cervical cancer

Cofactors :
Rokok,
Paritas, STD
Kanker serviks ini mempunyai perjalanan
penyakit yang LAMA tetapi terus

PROGRESIF
GEJALA KANKER SERVIKS

 Bisa tanpa gejala


 Keputihan berbau
 Perdarahan saat atau sesudah hubungan seksual
 Keluar darah dari kemaluan (perdarahan diantara
siklus haid, perdarahan sesudah menopause)
 Nyeri / kramp daerah perut bawah
 Nyeri saat kencing/ tidak bisa kencing
GEJALA KLINIK

A. STADIUM PRA KLINIK ( O, I A )


TIDAK ADA

B. STADIUM KLINIK LOKAL ( I B, II A )


CAIRAN DARI VAGINA BERCAMPUR DARAH
PERDARAHAN ( PASCA SANGGAMA ),
MULA-MULA MINIMAL

MAKIN BANYAK / SERING / LAMA


C. STADIUM KLINIK REGIONAL ( II B, III )
PENYEBARAN KE JARINGAN SEKITAR /
KELENJAR LIMFE REGOINAL

GEJALA TERGANTUNG ORGAN YANG TERKENA :


- KENCING DARAH
- NYERI TUNGKAI
- PERDARAHAN DARI ANUS

D. STADIUM SISTEMIK
- SESAK
- PATAH TULANG
Pencegahan kanker serviks
Vaksinasi HPV

Rekomendasi FDA 
10-26 tahun

10-13 tahun  2 dosis

>13 tahun  3 dosis


SKRINING UNTUK CIN
Inspekulo :
IVA : Inspeksi Visual dengan Asam Asetat
Inspeksi dengan larutan lugol

SITOLOGI SERVIKS (Pap smear)

SKRINING BARU :
Liquid Based, Thin-Layer Cervical Cytology
TES HPV PAP NET
KOLPOSKOPI
KAPAN DILAKUKAN TES SKRINING

 PAP SMEAR RUTIN DILAKUKAN PADA WANITA, 3 TAHUN SESUDAH MELAKUKAN


HUBUNGAN SEKSUAL.
 DILAKUKAN TIAP TAHUN DENGAN PAP SMEAR KONVENSIONAL/ IVA
 SETIAP 2 TAHUN DGN LBC
 DAN DILAKUKAN 2-3 TAHUN BILA 3 KALI PEMERIKSAAN BERTURUT- TURUT DENGAN
HASIL NORMAL
 BILA HASIL ABNORMAL / MENCURIGAKAN BISA DIULANG LEBIH SERING.

DIANJURKAN PADA HARI KE 10-20 HAID


PERSYARATAN SEBELUM MELAKUKAN SKRINING

 2 Hari sebelum tes, hindari pembilasan vagina,


penggunaan tampon, spermisida foam, krim
atau jelly atau obat-obatan pervaginam.

 Tidak melakukan hubungan seksual paling


sedikit 24 jam sebelum dilakukan pemeriksaan
Penyebab tingginya angka kanker
22

serviks pada negara berkembang

 Tidak adanya skrining yang efektif


 Di negara maju 80 % wanita beresiko sudah
menjalani tes pap  insidensi turun hingga 93%
 Di negara berkembang wanita yang menjalani
skrining < 5%
Masalah

 Sementara ini tes pap menjadi skrining yang efektif


untuk deteksi kanker mulut rahim

 Perlu waktu untuk membaca hasil

 Setelah ada hasil perlu merujuk ke dokter Sp.OG atau


Rumah Sakit yang ada fasilitas untuk diagnosis atau
pengobatan lanjutan (perlu Sp.OG Onkologi)
Pemeriksaan skrining alternatif

 IVA (inspeksi visual asam asetat)


 Tes HPV
 Atau cervikografi

IVA sudah cukup banyak diteliti dengan hasil yang cukup baik dan
direkomendasikan untuk digunakan di pusat pelayanan kesehatan dengan
fasilitas terbatas

Penyelenggara kesehatan bisa dengan mudah dan segera mengetahui


penderita dengan hasil abnormal yang memerlukan rujukan dan pengobatan
IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)

1998 Sankaranarayanan
IVA dan Smear Spesifisitas hampir sama
yaitu 92,2% dan 91,3 %

Efektif, murah, mudah, aman, praktis, tidak invasif, hasil memuaskan,


dapat dipertanggungjawabkan, cakupannya luas

Oleh Dokter, Bidan dan Para medis


32
33
34
35
Klasifikasi IVA

 Positif Timbul dan terjadi penebalan bercak putih

 Negatif  permukaan licin, warna merah muda, seragam, tak ada


gambaran, ectropion, polip, servisitis, radang dan ovula nabothi

 Kanker  terdapat pertumbuhan seperti bunga kobis, luka atau


pertumbuhan seperti jamur

 Tak dapat ditentukan (indeterminate)  tak tampak bercak putih yang jelas,
tetapi ada daerah keputihan yang mungkin menggambarkan sesutau
abnormal, servisitis atau perubahan radang yang sangat hebat
37

Selasa, 02 April 2019


38

Selasa, 02 April 2019


39
40
41
42
43

KEUNTUNGAN IVA

 Hasil segera diketahui oleh pemeriksa maupun pasien


 Teknik pemeriksaan sederhana
 Dapat dilakukan setiap waktu tanpa mempengaruhi hasil
pemeriksaan
 Sensitifitas dan spesifisitas cukup tinggi
 Dapat dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih
44

KELEMAHAN IVA

 SUBYEKTIF, hasil pemeriksaan ditentukan oleh


kompetensi pemeriksa
 Hanya dapat diinterpretasi bila daerah
transformasi dapat ditampakkan
 Angka positif palsu cukup tinggi
46

Selasa, 02 April 2019

Anda mungkin juga menyukai