Anda di halaman 1dari 48

HOME VISITE

TRIANA AMALIA
G1A215020
KASUS I
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Rajab
 Umur : 60 tahun
 BB / TB : 59 kg / 160 cm
 Jenis kelamin : laki-laki
 Pendidikan terakhir : SD
 Pekerjaan : Penjual makanan
 Alamat : RT 17 Kelurahan Tanjung
Pinang
 Suku : Sunda
 Bangsa : Indonesia
ANAMNESIS
 Keluhan Utama : Nyeri pada bekas operasi hernia saat bekerja
berat

 Riwayat penyakit sekarang:


Pasien mengeluh nyeri pada bagian bekas operasi hernia saat
melakukan pekerjaan berat dan berjalan jauh

 Riwayat Penyakit Dahulu:


Pasien pernah melakukan 2 kali operasi hernia, yakni pada
Bulan Desember 2014 di inguinal kiri dan pada Bulan
Februari di inguinal kanan
ANAMNESIS
 Riwayat Penyakit Keluarga:
Di keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang
sama.

 Riwayat Sosial Ekonomi:


PasienTinggal di rumah bersama istri dan 3 orang anaknya.
Sebelum sakit pasien bekerja sebagai penjual tekwan keliling,

 Riwayat Kebiasaan:
Sebelum melakukan operasi hernia pasien biasa berjalan jauh
dan beraktivitas cukup berat. Pasien juga merupakan perokok
berat sebelum menjalani operasi hernia.
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : Tampak sehat
 Kesadaran : Kompos mentis
 Tanda vital : T : 130/80mmHg
N : 80x/menit
R : 18x/menit
S : 37oC
 Kepala : Konjungtiva : anemis (-)
Sklera : Ikterik (-)
 Leher : Pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN FISIK
 Dada : Inspeksi : Dinding dada simetris kanan kiri
Palpasi : Ekspansi paru dada sama-sama
mengembang saat inspirasi.
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikular
 Abdomen : Inspeksi : Abdomen simetris kanan kiri.
Auskultasi : Bising usus 3 kali permenit.
Palpasi : Hepar tidak teraba.
Perkusi : Timpani
 Anggota gerak : dalam batas normal
 Diangnosis
Nyeri inguinal post operasi hernia inguinalis

 Terapi:
Non Farmakologis : - Menghindari rokok
- Mengurangi konsumsi makanan dan
minuman yang mengandung alkohol
dan kafein
- Menghindari aktivitas berat
Farmakologis : Asam mefenamat

 Prognosis : dubia ad bonam


PENGAMATAN RUMAH
 Pasien tinggal dirumah yang kondisinya berupa semi
permanen (rumah papan dengan lantai semen). Rumah
tersebut terdiri dari ruang tamu dengan 2 jendela dan pintu
depan. Terdapat 2 buah kamar dengan ventilasi dan
pencehayaan yang cukup baik
PENGAMATAN RUMAH
 Sumber air yang digunakan pasien dan keluarganya sehari-
hari berasal dari sumur yang telah disediakan. Disinilah pasien
dan keluarga mengambil air untuk mencuci pakaian, mencuci
piring, mandi, memasak dan air minum.
PENGAMATAN LINGKUNGAN
 Pasien tinggal di rumah kontrakan dengan lingkungan yang
padat penduduk, antar satu rumah dengan rumah lain
letaknya tidak berdempetan. Ada pekarangan di depan rumah
dan tampak bersih. Keluarga biasanya mengumpulkan sampah
dahulu di rumah menggunakan tempat sampah, lalu
membuangnya di tempat pembuangan umum.
HASIL WAWANCARA/ PENGAMATAN
KELUARGA/ HUBUNGAN KELUARGA:
 Hubungan pasien – anggota keluarga
A. Hubungan pasien terhadap anggota keluarganya baik.
B. Hubungan pasien – tetangga dan sekitarnya

 Hubungan pasien dengan tetangga dan lingkungan sekitar


juga baik.

 Pasien tinggal dirumah dengan jumlah anggota keluarga 5


orang, yaitu Istri bernama Ining (34 tahun), dan anak-anak
bernama Rahmayeni (13 tahun), Fitria (10 tahun), Trisna (4
tahun). Keluarga pasien tidak memiliki penyakit yang serius.
HASIL WAWANCARA/ PENGAMATAN
PERILAKU KESEHATAN:
 Penyakit yang di derita oleh pasien ini diduga salah satunya
diakibatkan oleh aktivitas sehari-hari pasien yang cukup berat
serta ada kemungkinan terdapat kaitan pula dengan kebiasaan
merokok pasien yang memungkinkan pasien mengalami batuk-
batuk hebat sehingga memperbesar tekanan intraabdomen.
ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
 Hubungan anamnesis, diagnosis dengan keadaan
rumah
Dari hasil observasi yang dilakukan, didapatkan lingkungan
sekitar tempat tinggal pasien merupakan lingkungan yang ramai
dan padat penduduk. Kondisi rumah pasien sendiri kurang
memenuhi aspek-aspek rumah sehat karena masih kurangnya
kebersihan dan kerapihan tata ruangnya.
ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
 Hubungan diagnosis dengan lingkungan sekitar
Pada kasus ini, diagnosis penyakit pada pasien ini tidak terdapat
pengaruh secara langsung dari lingkungan disekitarnya. Keadaan
pasien bisa diperberat jika pasien melakukan aktivitas yang berat
ataupun memakan makanan yang memungkinkan terjadinya
peningkatan tekanan intra abdomen.
ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
 Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan
hubungan keluarga
Diagnosis penyakit pasien saat ini tidak terdapat kaitan secara
langsung dengan hubungan keluarga. Namun untuk mengurangi
gejala nyeri yang sering diderita pasien perlu adanya dukungan
keluarga untuk meringankan kerja pasien dan mengingatkan
pasien untuk menerapkan pola hidup sehat.
ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
 Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan
dalam keluarga dan lingkungan sekitar
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu
kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi
perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari
manusia itu sendiri.
Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku
hidup sehat sangat diperlukan dalam pencegahan diagnosis
penyakit ini
ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
 Hubungan kausal antara beberapa masalah dengan
diagnosis
Secara umum dapat disimpulkan bahwa penyakit yang diderita
pasien ini ada hubungan dengan aktivitas sehari-hari pasien yang
cukup berat serta ada kemungkinan terdapat kaitan pula dengan
kebiasaan merokok pasien yang memungkinkan pasien
mengalami batuk-batuk hebat sehingga memperbesar tekanan
intraabdomen.
ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
 Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau
etiologi penyakit
Adapun faktor risiko atau etiologi yang didapat pada kasus ini
diantaranya faktor usia yang semakin bertambah, jenis kelamin
laki-laki, dan perilaku kesehatan pasien itu sendiri
ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
 Analisis untuk mengurangi paparan dengan faktor
resiko atau etiologi
Untuk mengurangi paparan dengan faktor risiko atau etiologi
seperti yang telah dijelaskan diatas, beberapa langkah untuk
mengurangi paparan dengan hal tersebut yakni menghindari
aktivitas berat yang akan memperberat gejala yang pasien
rasakan. Selain itu menerapkan pola makan yang sehat dan kaya
serat guna menghindari konstipasi juga sangat diperlukan untuk
mengurangi paparan dengan faktor risiko yang memperberat
keadaan pasien
RENCANA PROMOSI DAN PENDIDIKAN
KESEHATAN KEPADA PASIEN DAN
KEPADA KELUARGA
 Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang
dideritanya secara umum
 Menjelaskan kepada pasien mengenai makanan yang baik
dan tidak baik untuk dikonsumsi
 Menjelaskan kepada pasien mengenai kebiasaan yang harus
dihindari untuk mengurangi gejala yang sering dirasakan.
RENCANA EDUKASI PENYAKIT KEPADA
PASIEN DAN KEPADA KELUARGA
 Menjelaskan definisi hernia inguinalis
 Menjelaskan faktor risiko terjadinya hernia
 Menjelaska agar pasien dapat mengatur pola makan
 Berkonsultasi dengan dokter apabila menemukan gejala
yang dirasa begitu berat dan mengganggu aktivitas sehari-
hari
 Memperbanyak olahraga
ANJURAN-ANJURAN PROMOSI KESEHATAN PENTING
YANG DAPAT MEMBERI SEMANGAT/MEMPERCEPAT
PENYEMBUHAN PADA PASIEN

 Anjurkan pasien mengkonsumsi makanan-makanan yang


bergizi, menghindari makan makanan yang terlalu pedas,
makanan dan minuman yang mengandung alkohol dan kafein
 Anjurkan pasien untuk menerapkan pola hidup sehat
 Anjurkan pasien untuk mengontrol berat badan
 Memberikan semangat kepada pasien bahwa gejala yang
dideritanya dapat berkurang jika pasien dapat menerapkan
anjuran-anjuran yang telah disampaikan.
KASUS II
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Siti Aminah
 Umur : 50 tahun
 BB / TB : 50 kg / 157 cm
 Jenis kelamin : perempuan
 Pendidikan terakhir : tidak tamat SD
 Pekerjaan : ibu rumah tangga
 Alamat : RT 31 Kelurahan Tanjung
Pinang
 Suku : Melayu
 Bangsa : Indonesia
ANAMNESIS
 Keluhan Utama : Kaku dan nyeri pada kedua sendi lutut

 Riwayat penyakit sekarang:


Pasien mengeluh kaku dan nyeri pada kedua sendi lutut
terutama pada pagi hari sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga
mengeluh kadang mengalami pusing saat melakukan aktivitas,
merasa lemas dan nafsu makan menurun.

 Riwayat Penyakit Dahulu:


Pasien pernah menderita radang paru beberapa tahun lalu dan
memiliki riwayat sakit maag.
ANAMNESIS
 Riwayat Penyakit Keluarga:
Di keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang
sama.

 Riwayat Sosial Ekonomi:


Pasien tinggal di rumah bersama seorang anak dan
keponakannya. Sehari-harinya pasien merupakan ibu rumah
tangga yang mengerjakan berbagai pekerjaan rumah
sendiriRiwayat Kebiasaan:

 Pasien biasa mengerjakan segala pekerjaan rumah tangga


seorang diri.
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : Tampak sehat
 Kesadaran : Kompos mentis
 Tanda vital : T : 130/80mmHg
N : 72x/menit
R : 20x/menit
S : 37oC
 Kepala : Konjungtiva : anemis (-)
Sklera : Ikterik (-)
 Leher : Pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN FISIK
 Dada: Inspeksi : Dinding dada simetris kanan kiri
Palpasi : Ekspansi paru dada sama-sama
mengembang saat inspirasi.
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikular.
 Abdomen Inspeksi : Abdomen simetris kanan kiri.
Auskultasi : Bising usus 3 kali permenit.
Palpasi : Hepar tidak teraba.
Perkusi : Timpani
 Anggota gerak : Nyeri pada kedua sendi lutut
 Diangnosis
Rheumatoid arthritis

 Terapi:
Non Farmakologis : - Istirahat dan latihan
- Perawatan sendi (splint)
- Reduksi stress

Farmakologis : - NSAID (Non Steroid Antiinflamation Drug)


- DMARD (Disease Modyfing Anti Rheumatic
Drug)

 Prognosis : dubia ad bonam


PENGAMATAN RUMAH
 Pasien tinggal di rumah dengan kondisi permanen bersama
seorang anak dan keponakannya. Rumah terbuat dari batu
bata. Lantai rumah dilapisi dengan keramik. Keadaan dalam
rumah ini tergolong rapi.
PENGAMATAN RUMAH
 Sumber air yang digunakan pasien dan keluarganya sehari-
hari berasal dari sumur yang telah disediakan. Disinilah pasien
dan keluarga mengambil air untuk mencuci pakaian, mencuci
piring, mandi, memasak dan air minum
PENGAMATAN RUMAH
 Ventilasi dan pencahayaan rumah ini bersumber dari 2 buah
pintu (depan dan belakang) serta 6 buah jendela di ruang
tamu, ruang keluarga, dan kamar. Masing masing kamar tidur
tedapat jendela. Biasanya jendela dibuka ketika siang hari.
Ventilasi dan pencahayaan di dapur dan ruang makan juga
cukup baik karena bagian atap didesain dapat menerima sinar
matahari.
PENGAMATAN LINGKUNGAN
 Pasien tinggal di rumah yang padat penduduk, namun antar
satu rumah dengan rumah lain letaknya tidak berdempetan.
Ada pekarangan di depan rumah dan tampak bersih. Keluarga
biasanya mengumpulkan sampah dahulu di rumah
menggunakan tempat sampah, lalu membuangnya di tempat
pembuangan umum.
HASIL WAWANCARA/ PENGAMATAN
KELUARGA/ HUBUNGAN KELUARGA:
 Hubungan pasien – anggota keluarga
Pasien memiliki 4 orang anak, namun ketiga anaknya telah
memiliki rumah masing-masin dan satu orang anak masih
tinggal bersama pasien. Hubungan pasien dengan keempat
anak dan keponakannya baik, namun pasien mengalami
perceraian dengan suaminya kurang lebih 25 tahun lalu.
Hubungan pasien dengan mantan suami tidak begitu baik.

 Hubungan pasien – tetangga dan sekitarnya


Hubungan pasien dengan tetangga dan lingkungan sekitarnya
baik.
HASIL WAWANCARA/ PENGAMATAN
KELUARGA/ HUBUNGAN KELUARGA:
 Pasien tinggal di rumah dengan 1 orang anak bernama Helmi
(33 tahun) dan 1 orang keponakan, bernama Andi (29 tahun).
Pasien memiliki 3 orang anak lain yang tidak tinggal serumah
yakni Endang (40 tahun), Edi (35 tahun), dan Herlana (30
tahun). Keluarga pasien tidak memiliki penyakit yang serius.
Berdasarkan hal ini didapatkan bahwa tidak ada hubungan
dengan penyakit keluarga.
HASIL WAWANCARA/ PENGAMATAN
PERILAKU KESEHATAN:

 Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penyakit yang di


derita oleh pasien ini dapat diperparah salah satunya dengan
aktivitas sehari-hari pasien yang cukup berat. Selain itu faktor
stress yang pasien alami dari hubungan yang tidak baik dengan
mantan suami juga cukup memperberat keadaan penyakit pasien.
ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
 Hubungan anamnesis, diagnosis dengan keadaan
rumah
Salah satu hal yang dinilai saat melakukan home visit adalah
keadaan rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggal pasien.
Dari hasil observasi yang dilakukan, didapatkan lingkungan
sekitar tempat tinggal pasien merupakan lingkungan yang ramai
dan padat penduduk. Kondisi rumah pasien sendiri cukup
memenuhi aspek rumah sehat.
ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
 Hubungan diagnosis dengan lingkungan sekitar
Pada kasus ini, diagnosis penyakit pada pasien tidak terdapat
pengaruh secara langsung dari lingkungan disekitarnya. Keadaan
pasien bisa diperberat jika pasien melakukan aktivitas yang berat
dan diduga adanya stressor yang pasien alami juga turut
mempengaruhi gejala yang pasien rasakan.
ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
 Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan
hubungan keluarga
Diagnosis penyakit pasien saat ini diduga salah satunya
diperberat dengan hubungan keluarga yang tidak begitu baik
dengan mantan suami. Hal tersebut dikarenakan stress
merupakan salah satu faktor risiko yang dapat memperberat
kondis pasien.
ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
 Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan
dalam keluarga dan lingkungan sekitar
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu
kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi
perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari
manusia itu sendiri.
Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku
hidup sehat sangat diperlukan dalam pencegahan diagnosis
penyakit ini
ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
 Hubungan kausal antara beberapa masalah dengan
diagnosis
Secara umum dapat disimpulkan bahwa penyakit yang diderita
pasien ini ada hubungan dengan aktivitas sehari-hari pasien yang
cukup berat serta ada kemungkinan terdapat kaitan pula dengan
faktor stress yang pasien alami sehingga dapat memperberat
gejala yang dirasakan pasien.
ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
 Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau
etiologi penyakit
Adapun faktor risiko atau etiologi yang didapat pada kasus ini
diantaranya faktor usia yang semakin bertambah, jenis kelamin
perempuan, dan perilaku kesehatan pasien itu sendiri
ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
 Analisis untuk mengurangi paparan dengan faktor
risiko atau etiologi
Untuk mengurangi paparan dengan faktor risiko atau etiologi
seperti yang telah dijelaskan diatas, beberapa langkah untuk
mengurangi paparan dengan hal tersebut yakni menghindari
aktivitas berat yang akan memperberat gejala yang pasien
rasakan. Selain itu menerapkan pola hidup sehar serta
mengurangi stress akan membantu meringankan keadaan
pasien.
RENCANA PROMOSI DAN PENDIDIKAN
KESEHATAN KEPADA PASIEN DAN
KEPADA KELUARGA
 Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang
dideritanya secara umum
 Menjelaskan kepada pasien mengenai kemungkinan
penyebab dan faktor-faktor yang memperberat keadaan
pasien.
 Menjelaskan kepada pasien mengenai kebiasaan yang harus
dihindari untuk mengurangi gejala yang sering dirasakan.
RENCANA EDUKASI PENYAKIT KEPADA
PASIEN DAN KEPADA KELUARGA
 Menjelaskan definisi rheumatoid arthritis
 Menjelaskan faktor risiko terjadinya rheumatoid arthritis
 Menjelaskan mengenai pola hidup sehat kepada pasien
 Berkonsultasi dengan dokter apabila menemukan gejala
yang dirasa begitu berat dan mengganggu aktivitas sehari-
hari
 Olahraga yang cukup dan teratur
ANJURAN-ANJURAN PROMOSI KESEHATAN PENTING
YANG DAPAT MEMBERI SEMANGAT/MEMPERCEPAT
PENYEMBUHAN PADA PASIEN

 Anjurkan pasien mengkonsumsi makanan-makanan yang


bergizi dan seimbang
 Anjurkan pasien untuk menerapkan pola hidup sehat dan dapat
memiliki manajemen stress yang baik
 Anjurkan pasien untuk mengontrol berat badan untuk
menghidari beratnya beban sendi
 Memberikan semangat kepada pasien bahwa gejala yang
dideritanya dapat berkurang jika pasien dapat menerapkan
anjuran-anjuran yang telah disampaikan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai