Infeksi
KELAINAN Trauma
Neoplasma
Perdarahan
Atresia Esofagus
- kegagalan kanalisasi esofagus
- klinis :
- regurgitasi/muntah non bilious
- saliva berlebihan dan terus menerus
- batuk, sesak nafas, sianosis aspirasi
- dehidrasi
- Diagnosis ;
- klinis
- radiologis
- Penatalaksanaan : operatif
Jenis jenis Atresia Esofagus
(a) 85% (b) 2% (c) 1% (d) 12%
Achalasia Esofagus
• Achalasia gangguan motilitas esofagus
• Jarang
Dysphagia to solids 99
Dysphagia to liquids 93
Regurgitation 84
Weight loss 61
Chest pain 59
Nocturnal cough 45
Heartburn 35
Nocturnal dyspnea 20
Hiccup 8
Diagnosis
Gejala Klinis
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Upper GI / thorax X –ray kurang bermanfaat
5. Nutritional Aprroach
Individual
Modifikasi tekstur dan viskositas
Penting untuk persiapan operasi
Penatalaksanaan
♂ : ♀ = 3:2
Gaster :
○ Ulkus gaster, gastritis hemorrhagika, karsinoma gaster, GIST
pada gaster(jarang), dan Dieulafoy’s disease (Jarang)
Duodenum :
○ Ulkus duodenum, fistula aortoduodenal ( jarang, biasanya
setelah repair Aneurisma Aorta Abdominal)
Berbagai Etiologi Perdarahan SMBA berdasarkan Lokasi dan
Penyakitnya
Tujuan terapi :
Resusitasi pasien secara efektif dan cepat
Mengontrol perdarahan yang berkelanjutan (ongoing bleeding) secara
definitif
Mengobati permasalahan patologi yang mendasari (underlying
pathology)
Mencegah perdarahan berulang
MANAJEMEN
Awal :
Menentukan stabilitas hemodinamik
Memperkirakan banyaknya perdarahan.
STRESS ULCER
Stress ulcer disebabkan oleh aliran darah
mukosa pada lambung yang tidak cukup
selama periode stress fisiologis yang tinggi.
3. KEGANASAN DI GASTER,
LAMBUNG, DAN DUODENUM
Perdarahan terjadi occult sebagian kecil pasien
dapat datang dalam keadaan perdarahan yang
mengancam nyawa.
Pelvic
Subcaecal
Preileal
Pericolica
dextra
Blood supply of the appendix. The
Positions of the appendix. The retrocecal and
appendiceal artery is a branch of the ileocolic,
pelvic positions are likely to result in atypical
which is a branch of the superior mesenteric artery.
presentation of acute appendicitis.
Fungsi
Selama bertahun – tahun ( - )
Saat ini :
Sekresi IgA Appendektomi
Komponen GALT
Imunitas tidak
menurun
Patofisiologi
Obstruksi etiologi !!!
Kapasitas lumen ± 0.1 ml 0.5 ml > 60 cmH20
Distensi stimulasi ujung saraf aferen Nyeri visceral
Sekresi >> + multiplikasi bakteri distensi >>>
Tek. Dalam organ >> tek vena >>
Capilary dan venula terhanbat, arteri tidak congesti vascular
Inflamasi serosa appendix + peritoneum nyeri RLQ
Secara klasik proses patofisiologi yang terjadi pada apendisitis akut
adalah :
Gambar 3. Lokasi
nyeri
4
Gambar 5. Psoas
sign
7
6
Gambar 7.
Rovsing sign
Gejala Klinik
Nyeri pindah ke kanan bawah:
rangsangan peritoneum lokal di titik
McBurney
Nyeri tekan = tenderness
Nyeri lepas = rebound tenderness
Defense muskuler = muscular guarding
Gejala Klinik
Nyeri rangsangan peritoneum tidak
langsung
Rovsing sign:
Nyeri kanan bawah pada tekanan daerah kiri
perut
Blumberg sign:
Nyeri kanan bawah bila tekanan daerah kiri
perut dilepaskan
Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak
seperti nafas dalam, berjalan, batuk,
mengedan
Pemeriksaan Fisik
Migration of pain 1
Symptoms Anorexia 1
Nausea/vomiting 1
RLQ tenderness 2
Sign Rebound 1
Elevated temp 1
Lab Leukocytosis 2
Left shift 1
Interpretasi Alvarado Score
Skor 1-4 :Tidak dipertimbangkan mengalami apendisitis akut
Berdasarkan Patogenesis :
Peritonitis Primer
Peritonitis Sekunder
Peritonitis Tersier
Berdasarkan agens:
Peritonitis kimiawi
Peritonitis bakterial/septik
A. Peritonitis Bacterial Primer
Kontaminasi bakterian secara hematogen
pada cavum peritoneum dan tidak
ditemukan focus infeksi dalam abdomen
Faktor resiko :
Malnutrisi
Keganasan intra abdomen
Imunosupresi
splenektomi
B. Peritonitis Bakterial Sekunder (supurativa)
Menyertai penyakit intraabdomen akut
Kuman berasal dari tractus digestivus, selain dari
penyebaran secara hematogen
Disebabkan oleh:
o Luka/ trauma tembus
o Perforasi organ dalam perut
o Komplikasi dari proses inflamasi organ intrabdomen
C. Peritonitis Tersier
Jamur
Sumber kumannya tidak dapat ditemukan.
Disebabkan oleh iritan langsung, misalnya
empedu, getah lambung, getah pankreas.
Berdasarkan agens:
Peritonitis kimiawi
Disebabkan oleh HCl lambung, cairan
empedu, cairan pankreas, dll.
Peritonitis bakterial
Disebabkan oleh kuman (Misalnya
Bacteroides, E.coli, Streptococus,
Pneumococus, proteus, kelompok
Enterobacter-Klebsiella, Mycobacterium
tuberculosa)
Patofisiologi
OBSTRUKSI APENDIKSITIS
USUS
PERITONITIS
PERFORASI TRAUMA
GASTER/USUS ABDOMEN
Diagnosis
Gambaran Klinis
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Radiologis
Anamnesis
Riwayat kesehatan :
Demam
Nyeri perut
Anoreksia
Mual dan muntah
Tidak dapat BAB/flatus
Riwayat obat-obatan dan alkohol
Pemeriksaan fisik
Diperhatikan kondisi umum, wajah,
denyut nadi, pernapasan, suhu badan,
dan sikap baring pasien, sebelum
melakukan pemeriksaan abdomen.
Gejala dan tanda dehidrasi, perdarahan,
syok, dan infeksi atau sepsis.
Inspeksi :
Jaringan parut bekas operasi menununjukkan
kemungkinan adanya adhesi.
Perut membuncit, tegang atau distensi.
Meminta pasien menunjukkan area daerah yg paling
terasa sakit di abdomen.
Palpasi :
Dilakukan di bagian lain dari abdomen yg tidak nyeri
(pembanding)
Nyeri tekan dan defans muskular (rigidity)
Nyeri tekan setempat
Perkusi :
Nyeri ketok abdomen
Pekak hepar menghilang
Hipertimpani karena adanya udara bebas
Nyeri pada satu sisi menunjukkan adanya
kelainan di daerah panggul, seperti
apendisitis, abses, atau adneksitis
Nyeri seluruh lapangan abdomen
menunjukkan general peritonitis
Auskultasi :
Peritonitis umum : Bising usus melemah/menghilang
Peritonitis lokal : Bising usus dapat terdengar normal.
Pemeriksaan Vagina
Menambah informasi untuk kemungkinan kelainan pada
alat kelamin pada perempuan.
Gambaran Radiologis
Foto polos abdomen 3 posisi :
Posisi tidur :
preperitonial fat menghilang, psoas line menghilang & kekaburan
pada cavum abdomen.
Posisi duduk/berdiri :
free air subdiafragma berbentuk bulan sabit (semilunair shadow).
Posisi LLD :
free air intra peritonial pada daerah perut yang paling tinggi.
Letaknya antara hati dengan dinding abdomen atau antara pelvis
dengan dinding abdomen.
Free Air
Pemeriksaan Laboratorium
Lekositosis
Hematokrityang meningkat
Asidosis metabolik
PENATALAKSAAN
Prinsip pengobatan :
Puasakan pasien
Dekompresi saluran cerna dengan NGT
Resusitasi cairan dan elektrolit secara
intravena
Pemberian antibiotik
Tindakan menghilangkan nyeri
Pembuangan fokus septik (apendiks) atau
penyebab radang lainnya, bila mungkin
dengan mengalirkan nanah keluar
Tindakan Bedah
Mengangkat materi terinfeksi dan
memperbaiki penyebab.
Eksisi terutama bila terdapat apendisitis,
reseksi dgn atau tanpa anastomosis
(usus), memperbaiki pada ulkus
peptikum yang mengalami perforasi
atau divertikulitis dan drainase pada
abses.
DRAINASE DENGAN CT – SCAN
DAN USG
Drainase dgn panduan CT-scan & USG
merupakan pilihan tindakan nonoperatif
yg saat ini sedang gencar dilakukan.
Tidak terlalu invasif.
Kekurangannya seringkali letak luka
atau abses tidak terlalu jelas sehingga
hasilnya tidak optimal
Diagnosis Banding
Apendisitis
Pankreatitis
Gastroenteritis
Kolesistitis
Salpingitis
Komplikasi
Komplikasi • Adhesi
lanjut • Obstruksi intestinal rekuren