Anda di halaman 1dari 39

PRESENTASI

KASUS
009/18/KLL/PL
UNTAR week 2

Dokter Pengampu
dr. Hendro Widagdo, Sp.F
Dr. Dra Suhartini
ANGGOTA KELOMPOK

1. Maxend Arselino Silooy


2. Adhi Wardana
3. Meliyana
4. Callista Ignacia
5. Esterlita Dessy Djuliana
6. Dhia Ulfajri Handayani
7. Amanda Juliana
8. Kartika Rahmawati
MEDIKOETIKOLEGAL
IDENTITAS PENYIDIK IDENTITAS KORBAN
 Penyidik : SP  Nama : Ny. TR
 No. Surat Permintaan:  Usia : 37 Tahun
B//XI/2018/Lantas  Jenis Kelamin: Perempuan
 Tanggal Surat : 26 Oktober 2018  Alamat : Sidorejo, Bantul
 Tanggal Otopsi : 26 Oktober 2018
 Jenis Pemeriksaan : Pemeriksaan
Luar
KRONOLOGI KASUS

Ditemukan warga
Korban pergi 15.30 WIB korban ditemukan
dalam keadaan luka- Korban dibawa ke
menggunakan motor di jl. Mayjen Sutoyo,
luka akibat RS Dr. Sardjito
Yamaha vega Mantrijeran, Kota Yogyakarta
kecelakaan
KELENGKAPAN ADMINISTRASI
Jenis Ket Analisa
Surat permintaan otopsi jenazah Ada Pasal 133 KUHAP ayat 2
Berita acara penyerahan jenazah Ada Pasal 121 KUHAP BAB XIV
Berita acara penerimaan jenazah Ada Pasal 121 KUHAP BAB XIV
Surat pernyataan keluarga/ahli Ada Pasal 134 KUHAP, PP no 18 th 1981
waris pasal 2
Laporan wartawan Ada Pasal 184 KUHAP
Surat keterangan medis Ada -
sementara
Surat keterangan kematian Ada UU no 23 th 2006 tentang
administrasi kependudukan,
Peraturan Bersama MENKES dan
MENDAGRI no 15 thn 2010
Label jenazah Tidak Pasal 133 KUHAP ayat 3
ada
IDENTIFIKASI JENAZAH 039/2018
DNA

Primer Odontologi

Sidik jari Antropometri


Identifikasi

Medis Golongan Darah

Ciri khusus
Sekunder
Properti

Non medis Dokumen

Ciri khusus
Identifikasi Jenazah 039/2018 115x115
cm
11x9 cm 44/100

79x45 cm 64x49
cm
Uk.34

91x49
30x33cm
cm
ODONTOLOGI
JENAZAH
● Gigi ke tujuh bagian kiri bawah tidak
utuh dan berwarna hitam

Dx : Gangrene Pulpa Molar Dua Inferior


Sinistra
PATOLOGI
FORENSIK
SIKAP JENAZAH
Muka mengahdap ke kiri

20O terhadap sumbu tubuh


20O terhadap sumbu tubuh

80O terhadap lengan kanan


bawah 45O terhadap lengan kiri bawah

Tangan dan jari tangan kanan Tangan dan jari tangan kiri
menghadap ke belakang di menelungkup ke belakang di
atas perut depan dada

Lurus Lurus

Telapak kaki ke bawah Telapak kaki ke bawah


Jari kaki keluar Jari kaki keluar
Kaku Jenazah

Susah Digerakkan

Mudah Digerakkan

Tidak Dapat Dinilai

Depan
Lebam dan Pembusukan
Jenazah
Lebam yang
hilang dengan
penekanan

Panjang
Bandan
166 cm

Berat
Bandan
80 kg

Tidak terdapat
pembusukan
jenazah
Depan Belakang
Rambut, lurus, hitam, sukar Kepala
dicabut, basah oleh darah, depan
10 cm, kanan 10 cm, kiri 10 cm,
belakang 30 cm Mata kiri, terbuka
0,4 cm, rambut
mata P 0,7 cm,
kelopak mata
Luka robek, bentuk tidak bagian dalam pucat
beraturan, merah, kotor, dasar
tulang, PxLxD 6x2,5x1 cm

Luka robek, tak beraturan, Teraba derik tulang


merah, kotor, patah di seluruh bagian
tulang terbuka, arah atas kepala
ke bawah
2x 0,3x0,5 cm
Teraba derik tulang

Mata kanan,
terbuka 0,2 cm,
rambut mata P 0,7
cm, kelopak mata
bagian dalam pucat
Dada, Perut, Kelamin

Tidak terdapat luka


Ekstremitas Atas
Luka memar,tidak beraturan,
biru keunguan, bersih, dasar
kulit
1 cm x 1 cm
Luka lecet geser, tidak
beraturan, merah, kotor, dasar
kulit
0,2 cm x 0,2 cm

Luka memar, tidak beraturan,


Luka lecet geser di biru keunguan, bersih, dasar
punggung tangan, kulit
tidak beraturan, 1 cm x 1 cm
betsih, arah atas
kebawah
1 cm x 1,5 cm
Ekstremitas Bawah

Luka lecet tekan, tidak


beraturan, merah, kotor,
dasar kulit
0,7 cm x o,3

Luka lecet geser,


Luka lecet geser, tidak
memanjang, atas kebawah,
beraturan, merah muda,
tidak beraturan, merah,
bersih, arah atsa kebawah
bersih, dasar kulit
2,5 cm x 2 cm
0,3 cm x 1 cm
Pantat dan Anus

Tidak terdapat luka


LABORATORIU
M FORENSIK
 Darah
 Golongan darah : O rhesus POSITIF
 Alkohol : NEGATIF
 Urin
 Alkohol : NEGATIF

Metode Pemeriksaan Alkohol:


Mikrodifusi Conway
Metode Px Gol Darah:
Satu tetes darah dicampurkan dgn media
mengandung anti A, anti B, anti O, anti D
ANALISIS
MEDIKOLEGAL
PASAL 121 KUHAP BAB XIV
 Penyidik atas kekuatan sumpah jabatannya segera membuat
berita acara yang diberi tanggal dan memuat tindak pidana
yang dipersangkakan, dengan menyebut waktu, tempat dan
keadaan pada waktu tindak pidana dilakukan, nama dan
tempat tinggal dari tersangka dan atau saksi, keterangan
mereka, catatan mengenai akta dan atau benda serta segala
sesuatu yang dianggap perlu untuk kepentingan penyelesaian
perkara.
PASAL 133 KUHAP
(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani
seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga
karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang
mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran
kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis yang dalam surat itu disebutkan dengan
tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau
pemeriksaan bedah mayat.
(3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter
pada rumah sakit harus diperlakukan baik dengan penuh
penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yg memuat
identitas mayat diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki
ANALISIS
IDENTIFIKASI
FORENSIK
IDENTIFIKASI

Jenis Data AnteMortem PostMortem


Usia Tidak ada data 25 tahun
Odontologi Tidak ada data Gangrene Pulpa Molar
Dua Inferior Sinistra

Rambut Tidak ada data Hitam, lurus


Berat Badan Tidak ada data 52,15 kg
Tinggi Badan Tidak ada data 161,5 cm
Golongan Darah Tidak ada data O+
Aksesoris Badan Tidak ada data Gelang hitam di
tangan kiri
ANALISIS
PATOLOGI
FORENSIK
KA S
A IF I
S  MEKANIK
S /K L  KEKERASAN TAJAM
JE N I I
E RA  KEKERASAN TUMPUL
/C E D  TEMBAK / PROYEKTIL
K A
LU  FISIK
 LISTRIK
- Natural (penyakit):  SUHU
sariawan  BAROTRAUMA
- Unnatural (trauma):
 AKSELERASI
- tertusuk
Wajar
- Tidak wajar (terdapat  AKUSTIK
sengketa)  RADIASI
 KIMIA / KOROSIF
KEKERASAN TUMPUL
KEKERASAN
 Luka lecet tekan, geser (Ligature mark) TAJAM
 Luka robek/laserasi a. Luka sayat/iris
 Luka memar/contusion/hematom (Tramline)
(superficial)

CKB, CKS, CKR b. Luka bacok (dalam &


luas)  luka tangkis
 Fraktur kepala: Fr. linear, depresi, basis cranii
c. Luka tusuk (dalam)
 Perdarahan:
 Intrakranial (EDH,SDH,SAH)
 Intratorakal (hematotoraks)
 Intraabdominal (intra/retroperitoneal: rupture lien)
 Fraktur os femur
 Intracavum pelvic: fr. os pelvic
CEDERA KEPALA: KLASIFIKASI TINGKAT KESADARAN
Terganggunya fungsi otak disebabkan oleh gaya mekanik
eksternal:
⁻ Akselerasi
⁻ Deselerasi
⁻ Kompresi langsug
⁻ Penetrasi objek
⁻ Mekanisme kompleks (eg: Blast)
Cedera Kepala Cedera Kepala Cedera Kepala
Ringan Sedang Berat
GCS 13-15 9-12 3-8
Pingsan Tidak ada; Pingsan 10 Pingsan > 6 jam
Pingsan <10 menit-6 jam
menit
Defisit Neurologis Tidak ada Ada Ada
CT Scan Tidak ditemukan Abnormal Abnormal
abnormalitas
TIPE FRAKTUR CEDERA
1.
KEPALA
Fraktur Simple : tidak disertai kerusakan kulit Tiga mekanisme:
1. Kepala diam dibentur oleh benda
2. Fraktur Linier : garis tipis tanpa distorsi tulang bergerak
3. Fraktur Depresi: tabula externa > tabula interna 2. Kepala bergerak membentur benda
diam
4. Fraktur compound : pecah tulang + rusak kulit 3. Kepala tidak dapat bergerak karena
bersandar pada benda yang lain dibentur
oleh benda yang bergerak (kepala
tergencet)
PATOFISIOLOGI CEDERA
KEPALA
 Primary Injury:  Fraktur basis kranii: rhinorrhea /
otorrhea  Hallo Sign atau
- terjadi saat trauma pemeriksaan Beta-2-transferrin
- efek gaya biomekanik (marker spesifik CSS)

- efek klinis segera bermanifestasi (detik)

 cedera pada scalp, kranium, vaskulatur, parenkim

 Secondary Injury:

- beberapa waktu setelah cedera kepala primer (menit-hari)

- proses penyulit

- dapat dicegah dengan reposisi


MEKANISME KLL
PADA PEJALAN KAKI

Trias Waddle
 Primary impact injuries
dampak langsung tumbukan kendaraan pada
pejalan kaki.
luka abrasi / memar pola tertentu.

 Secondary impact injuries

setelah jejas tumbukan primer ketika korban


terpelanting

 Secondary injuries

setelah jejas tumbukan sekunder pada


kendaraan ketika korban jatuh ke tanah
PRIMARY IMPACT INJURIES
 Jika pejalan kaki diabrak bagian depan kendaraan, ia akan
mengalami perlukaan bemper di tungkai bawah (cruris).
Sebagian korban juga mengalami bumper fracture.
 Interpretasi:

1. Jika jejas bemper berbeda lokasi diantara kedua tungkai


atau hanya satu tungkai yang terkena, korban sedang
berjalan
2. Jika jejas bemper pada ketinggian yang sama pada
tungkai, korban sedang berdiri
3. Perkiraan jenis kendaraan (merek/tipe mobil) dapat
diidentifikasi berdasarkan ketinggian jejas dari level
tanah (dasar kaki)
SECONDARY IMPACT
INJURIES
PERLUKAAN DIALAMI
PESEPEDA MOTOR
KEPALA
 Jejas pada kepala paling sering terjadi.
 Bagian temporo-parietal lebih sering dibanding fronto-occiptal.

1. Tumbukan sisi lateral  fraktur basis cranii, tipe engsel


(motorcyclist fracture)
2. Tumbukan wajah  fraktur skeleton wajah
3. Tumbukan dahi  fraktur sagittal pada basis cranii
4. Tumbukan dagu  fraktur mandibula
5. Tumbukan puncak kepala-belakang  crown fracture, ring injury.
Fraktur Engsel Basis
Fraktur Engsel Tipe I
Cranii
ANALISIS LABORATORIUM
FORENSIK
Kadar Alkohol
Gejala
dalam Darah
0.03 – 0.12% Gg mood, Cemas, Wajah merah, Gg koordinasi motorik

0.09 – 0.25% Sedasi, gg memori jangka pendek, reaksi motorik


lambat, pandangan kabur, gg sensoris

0.25-0.40% Unconciousness, amnesia, muntah, aspirasi, gg


keseimbangan, depresi nafas, inkontinensia urin,
bradikardi

0.40-0.80% Coma, ref cahaya pupil -, depresi nafas, bradikardi,


kematian
KEMATIAN
 Perkiraan Saat Kematian: 2-8 jam dari sebelum saat kematian

Tanda-tanda kematian sekunder Perkiraan Saat Kematian


Livor mortis: hilang dengan 0-8 jam
penekanan
Rigor mortis: kaku sebagian, belum 2-12 jam
maximal, belum kaku seluruh tubuh
Decomposition: belum ada 0-24 jam
pembusukan

 Perkiraan Sebab Kematian: Trauma


 Mekanisme Kematian: Perdarahan
 Cara Kematian: Accident (kecelakaan)
KESIMPULAN
1. Jenazah laki-laki usia 25 tahun, panjang badan serratus enam puluh satu koma lima
sentimeter, berat badan lima puluh dua koma lima belas kilogram, dengan golongan
darah O Rhesus +
2. Terdapat keluar cairan dari hidung kanan kiri dan lubang telinga kanan dan kiri dan
jaringan otak keluar sebagian dari lubang telinga kiri akibat kekerasan tumpul.
3. Terdapat luka robek dan derik tulang pada paha sebelah kanan akibat kekerasan tumpul
4. Terdapat luka lecet geser, luka lecet tekan, luka robek dan luka memar pada bagian
tubuh lainnya akibat kekerasan tumpul.
5. Kelainan nomor dua dan tiga tidak dapat dikesampingkan sehubungan dengan kematian
korban, sebab kematian pasti tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan
pemeriksaan dalam sesuai dengan surat permintaan penyidik.
6. Saat kematian diperkirakan dua sampai delapan jam dari sebelum saat pemeriksaan.
REFERENSI
 Principles of Forensic Medicine and Toxicology [Rajesh Bardale] 1 st edition

2011

 Mattox, Kenneth L et al. 2013. Trauma. 7th edition. McGrawhill Companies.

 American college of surgeon. 2018. ATLS Advanced Trauma Life Support

Student Course Manual. 10th edition. McGrawhill Companies.

 Tamuli, Raktim. 2014. Types of Skull Fracture. NMO Journal.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai