Anda di halaman 1dari 43

Anatomi dan Fisiologi Kulit

Efloresensi dan Predileksi


Penyakit Kulit

Disusun oleh:
Alvin Indrawanputra (406162071)
Dhia Ulfajri Handayani (406171055)
Andi Pandu Bagus Allam (406181054)
Pembimbing:
dr. Efi Sandri, Sp.KK
Anatomi dan
Histologi Kulit
Kulit

– Organ kompleks yang melindungi pemiliknya dari lingkungan luar

– Tersusun dari sel, jaringan, matriks yang melakukan banyak fungsi

– kulit terdiri dari epidermis, dermis dan hipodermis yang kerjanya saling
berhubungan
Epidermis

– Struktur yang beregenerasi terus menerus


– ketebalan 0,4 sampai 1,5 mm dari ketebalan seluruh lapisan kulit yaitu 1,5
sampai 4,0 mm
– Sel penyusun terbesar : keratinosit
– Terdapat sel imigran yaitu melanosit, sel langerhans, dan sel lain, seperti sel
limfosit adalah penghuni sementara dan sangat jarang muncul pada kulit yang
normal
– Dibagi menjadi : stratum basalis, spinosum, granulosum, dan korneum
Stratum basalis/ stratum
germinativum
– keratinosit berbentuk kolumner yang aktif bermitosis
– melekat pada zona membran basalis menggunakan filamen keratin dan
bertautan hemidesmosom
– tiga subpopulasi keratinosit di stratum basalis, yaitu sel punca, transient
amplifying cells (TAC), sel pascamitosis
– Sitoplasma keratinosit banyak mengandung melanin
Stratum spinosum

– Keratinosit bentuk poligonal, berukuran lebih besar


– pemeriksaan histologi dapat terlihat gambaran spina yang merupakan tautan
desmosom
– keratinosit di stratum spinosum akan membentuk lapisan granular yang terdiri
dari protein dan lipid seperti glikoprotein, glikolipid, fosfolipid dan glukoseramid
yang merupakan awal dari seramid
Stratum granulosum

– Banyak granula keratohialin basofilik didalam sel keratinosit, terdiri dari


profilaggrin, filamen kreatin dan lorikin
– Dilapisan ini dimulai pembentukan cornified cell envelope, dan juga konversi
profilaggrin menjadi filaggrin.
– Tahap terakhir diferensiasi sel di stratum granularis adalah menjadi korneosit,
sehingga hampir semua sel yang terkandung didalamnya hancur, terkecuali
filamen keratin dan matriks filaggrin
Stratum korneum

– Sel menjadi berlapis, tidak memiliki inti, berkeratin dan pipih


– Melindungi kulit dari trauma mekanis dan kehilangan cairan serta masuknya
cairan dari lingkungan ke dalam kulit
– Dinding stratum korneum terdiri dari 2 kompartemen, yaitu korneosit kaya
protein yang dikelilingi oleh matriks lipid
– Permeabilitas, deskuamasi, aktivitas antimikrobial, eksklusi toksin, dan absorpis
selektif bahan kimia diatur oleh matriks lipid,
– Hidrasi, perlindungan mekanik, inisiasi inflamasi yang dimediasi oleh sitokin,
dan perlindungan sinar UV diatur oleh korneosit.
Dermis

– jaringan dibawah epidermis yang juga memberi ketahanan pada kulit,


termoregulasi, perlindungan imunologik, dan fungsi ekskresi
– Sebagian besar dibentuk oleh kolagen dan elastin (Ground Substance)
– Berperan dalam pengaturan cairan dalam kulit dan mempertahankan growth
factors dalam jumlah yang besar
– Fibrobas, makrofag dan sel mast seringkali ditemukan
Hipodermis

– Merupakan insulator panas tubuh,


– Berperan sebagai suplai energi cadangan, bantalan dan melindung kulit, serta
menyebabkan beberapa struktur memiliki mobilitas
– Hormon leptin, yang dikeluarkan oleh jaringan adiposa, berfungsi sebagai sinyal
jangka panjang yang mengatur massa lemak.
Adneksa kulit

– Yang tergolong adnesa kulit adalah rambut, kelenjar ekrin dan apokrin, serta
kuku
– Rambut yang tebal dan berpigmen disembut rambut terminal, misalnya rambut
kulit kepala dan janggut
– Rambut yang halus, panjangnya kurang dari 1 cm dan tidak berpigmen disebut
velus, terdapat pada sebagian besar permukaan kulit, kecuali kulit glabrosa
FISIOLOGI KULIT
– Fungsi proteksi : Melindungi bagian dalam tubuh terhadap gangguan
fisik/mekanik  tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi,
seperti zat-zat kimia iritan (lisol, karbol, asam/ basa kuat), gangguan
panas atau dingin, gangguan sinar radiasi/ ultraviolet, gangguan
kuman, jamur, bakteri, virus
– Fungsi Absorpsi  dipengaruhi : tebal, tipisnya kulit, hidrasi,
kelembaban udara, metabolisme dan jenis vehikulum zat yang
menempel di kulit  melalui celah antar sel, saluran kelenjar
/saluran keluar rambut
– Fungsi Ekskresi  zat yang tidak berguna/ sisa metabolisme dalam
tubuh  Produk kelenjar lemak dan keringat di permukaan kulit 
keasaman kulit pada pH 5 – 6,5
– Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh : mengeluarkan keringat dan otot
dinding pembuluh darah kulit
– Fungsi Pengindra (Sensori)  Kulit mengandung ujung-ujung saraf
sensorik di dermis dan subkutis
 Badan Ruffini : panas
 Badan Krause: dingin
 Badan taktil Meissner dan Badan Ranvier: rabaan
 Badan Paccini: tekanan

– Fungsi pembentukan Pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal


epidermis  Jumlah melanosit & jumlah dan besarnya melanin yang
terbentuk menetukan warna kulit

– Fungsi Keratinasi : dari sel basal - tanduk (14 – 21 hari)


 penyakit kulit  proses ini terganggu  kulit akan terlihat bersisik,
tebal, kasar dan kering.

– Fungsi Produksi Vitamin D  dari bahan baku 7-dihidroksi kolesterol


dengan bantuan sinar matahari.
Macam efloresensi primer &
sekunder
Efloresensi kulit
– Primer:
1. Makula – Sekunder (akibat garukan atau
2. Eritema manipulasi):
3. Vesikel 1. Erosi
4. Bula 2. Ekskoriasi
5. Papul 3. Ulkus
6. Nodul 4. Krusta
7. Pustul 5. Skuama
8. Urtika 6. Sikatrik
9. Kista 7. Likenifikasi
8. Fisura
9. Eksantema
10. Telangiektasis
Makula

– Kelainan kulit berbatas tegas berupa perubahan warna semata-mata


Papul

– Penonjolan diatas permukaan kulit, sirkumstrip, diameter < ½ cm, berisikan zat
padat
Plak (plaque)

– Peninggian diatas permukaan kulit, permukaan datar dan berisi zat padat
(biasanya infiltrat), diameter 2 cm atau lebih
Nodus
– Masa padat sirkumstrip, infiltrat
Urtika terletak dikutis atau subkutis,
– Edema setempat yang timbul diameter > 1 cm, menonjol
mendadak & hilang perlahan- – Jika diameter < 1 cm  nodulus
lahan
Vesikel Bula
– Gelembung berisi cairan serum – Vesikel yang berukuran lebih
(jernih), ukuran diameter < besar
½cm, mempunyai dasar & atap
Pustul Kista
– Vesikel yang berisi nanah – Ruangan berdinding & berisi
cairan, sel, maupun sisa sel
Skuama Lap. stratum korneum yang terlepas dari kulit
Krusta Cairan tubuh yang mengering diatas kulit
Erosi Kehilangan jaringan yang tidak melampaui stratum basal
Ekskoriasi Hilangnya jaringan sampai dengan stratum papilare
Ulkus Hilangnya jaringan yang lebih dalam dari ekskoriasi
Sikatriks Jaringan parut terdiri atas jaringan tak utuh, relief kulit tidak normal,
permukaan kulit licin
Ukuran : Susunan kelainan :
• Miliar : sebesar jarum pentul • Linier : garis lurus
• Lentikular : sebesar biji jagung • Sirsinar/anular : lingkaran
• Numular : sebesar uang logam • Arsinar : bentuk sabit
100 rupiah • Polisiklik : pinggiran sambung-
• Plakat : > numular menyambung
• Korimbiformis : seperti induk
ayam dikelilingi anak-anaknya
Predileksi
Dermatology -
an illustrated
colour text-
Churchill
Livingstone
Elsevier (2012)
Wajah
– Acne : komedo, papul, pustule, nodul, kista
– Rosasea (Akne Rosasea) : kemerahan, telangiektaksis, erupsi papul,
pustule, edema.
– Impetigo Krustosa : eritema, vesikel, krusta kuning seperti madu (lubang
hidung, mulut)
– Dermatitis Seboroik : bercak berskuama, berminyak disertai eksudasi
dan krusta tebal sering meluas ke daerah dahi, glabella, telinga, leher.
– Lupus Eritomatosus : bervariasi
LE Kutan

A. LE Kutan Akut a. Lokalisata


1. Lokalisata: malar rash ; butterfly b. Generalisata (jika lesi discoid
rash (khas : lesi eritematosa meluas sampai leher)
simetris, konfluens, edema pada
malar dan melintasi hidung)
A. LE Kutan Kronik
1. Tipe Diskoid klasik/ Discoid LE
(DLE)  khas : plak eritema yang
meluas dengan area
hiperpigmentasi di bagian perifer,
meninggalkan skar atrofik pada
sentral, telangiektaksis dan
hipopigmentasi
Scalp
– Psoriasis : plak eritematosa berskuama berlapis berwarna putih keperakan dengan batas tegas
– Dermatitis Seboroik : bercak berskuama, berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal sering meluas ke
daerah dahi, glabella, telinga, leher.
– Tinea Capitis : lesi bersisik, kemerah-merahan, aloplesia. Terdapat 3 bentuk :
– Gray patch ringworm : papul merah kecil sekitar rambut  papul melebar, membentuk bercak 
pucat, bersisik (pasien mengeluh gatal)  rambut menjadi abu-abu, tidak berkilat lagi, mudah patah,
tercabut dari akar  aloplesia setempat (grey patch)
– Kerion : pembengkakan menyerupai sarang lebah dengan serbukan sel radang yang padat disekitarnya
– Black dot ringworm : rambut terkena infeksi parah tepat pada muara folikel dan yang tertinggal hanya
ujung rambut penuh spora, ujung rambut yang hitam di dalam folikel rambut  black dot
Axilla

– Hidradenitis Suppurative : ruam berupa nodus dengan kelima tanda radang akut dan
terjadi sikatrik
– Erythrasma : Makula eritema (merah kecoklatan) dengan skuama kering halus
– Tinea corporis : lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama,
kadang vesikel dan papul di tepi. Daerah tengah lebih tenang. Kadang erosi dan
krusta akibat garukan.
– Dermatitis seboroik : bercak berskuama, berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal
sering meluas ke daerah dahi, glabella, telinga, leher.
Punggung

– Acne : komedo, papul, pustule, nodul, kista


– Psoriasis : plak eritematosa berskuama berlapis berwarna putih keperakan dengan
batas tegas
– Pityriasis rosea : ruam eritema dengan skuama halus dipinggir, herald patch, lesi
seperti pohon cemara terbalik
– Tinea versicolor : bercak eritematosa, bersisik, basah, batas tegas, dikelilingi vesikel
atau pustule kecil (satelit)
– Drug eruption : tipe erupsi maculopapular yang hilang dengan deskuamasi dan
kadang meninggalkan bekas hiperpigmentasi
Tangan
– Dermatitis kontak
– Dermatitis kontak iritan :
– DKI akut (kult pedih, panas, rasa terbakar, eritema edema, bula, nekrosis, batas tegas, asimetris),
DKI akut lambat (muncul 8-24 jam setelah kontak : eritema  vesikel atau nekrosis),
– DKI kumulatif (kontak berulang : kulit kering, eritema, skuama  tebal (hyperkeratosis) dengan
likenifikasi difus  rusak  luka iris (fisura),
– Reaksi iritan (terpajan pekerjaan basah : monomorf, skuama, eritema, vesikel, pustule, erosi 
sembuh atau penebalan kulit/skin hardening atau menjadi DKI kumulatif),
– DKI traumatic (trauma panas atau laserasi  menyerupai dermatitis numularis),
– DKI non-eritematosa (perubahan stratum korneum),
– DKI subyektif (kelainan kulit tidak terlihat tp pedih, panas),
– Dermatitis kontak alergi : gatal, bercak eritematosa berbatas tegas  edema, papulovesikel, vesikel
atau bula  pecah  erosi dan eksudasi. Kronis  kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi, fisur,
berbatas tidak tegas
– Dermatitis atopi : papul gatal, likenifikasi bilateral, simetris
– Psoriasis : plak eritematosa berskuama berlapis berwarna putih keperakan dengan batas tegas
– Skabies : terowongan (kunikulus) putih atau keabu-abuan berbentuk garus lurus atau berkelok, panjang
rata-rata 1 cm, diujung terowongan terdapat papul atau vesikel. Jika infeksi sekunder  polimorf
(pustule, ekskoriasi, dll).
Genitalia
– Herpes simplex : oleh VHS tipe II, vesikel berkelompok, eritematosa, berisi cairan jernih  seropurulen
 krusta  ulserasi dangkal  sembuh tanpa sikatriks. Pada perabaan tidak terdapat indurasi
– Scabies : terowongan (kunikulus) putih atau keabu-abuan berbentuk garus lurus atau berkelok, panjang
rata-rata 1 cm, diujung terowongan terdapat papul atau vesikel. Jika infeksi sekunder  polimorf
(pustule, ekskoriasi, dll).
– Psoriasis : plak eritematosa berskuama berlapis berwarna putih keperakan dengan batas tegas
– Sifilis :
– Stadium I (genetalia eksterna) : papul lentikuler dengan permukaan erosi  ulkus bulat, solitary, dasar jaringan
granulasi merah dan bersihn diatasnya serum, dinding tak bergaung, kulit sekitar tidak ada tanda-tanda
inflamasi  khas ulkus durum (indolen, teraba indurasi)  afek primer
– Stadium II (setelah 6-8 minggu sejak SI : the great imitator (menyerupai berbagai kelainan kulit lain) namun
tidak gatal, disertai linfadenitis generalisata, pada SII dini juga terdapat di telapak tangan dan kaki
Tungkai

– Dermatitis atopi : papul gatal, likenifikasi bilateral, simetris


– Psoriasis : plak eritematosa berskuama berlapis berwarna putih keperakan
dengan batas tegas
– Eritema multiform :
– Lichen planus :
Kaki

– Tinea pedis
– Interdigitalis (antara jari IV dan V, dapat meluas ke bawah jari atau ke sela jari lain) :
fisura dikelilingi sisik halus dan tipis
– Moccasin foot (seluruh kaki) : kulit menebal, bersisik, eritema ringan terutama pada
tepi lesi, kadan pada tepi lesi terdapat papula dan vesikel.
– Subakut (mulai dari sela jari meluas ke punggung atau telapak kaki) : vesikel, vesiko-
pustule, kadang bula.
– Dermatitis kontak
– Psoriasis : plak eritematosa berskuama berlapis berwarna putih keperakan
dengan batas tegas
Inguinal

– Tinea cruris (lipat paha, perineum, sekitar anus) : lesi batas tegas, peradangan
tepi lebih nyata daripada tengah, efloresensi bermacam-macam (polimorf) 
menahun : bercak hitam, sedikit sisik. Erosi dan eksudasi akibat garukan
– Psoriasis : plak eritematosa berskuama berlapis berwarna putih keperakan
dengan batas tegas
– Hidradenitis suppurative : ruam berupa nodus dengan kelima tanda radang akut
dan terjadi sikatrik
– Dermatitis seboroik : bercak berskuama, berminyak disertai eksudasi dan krusta
tebal sering meluas ke daerah dahi, glabella, telinga, leher.

Anda mungkin juga menyukai