BLOK 5
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
SISTEM INTEGUMEN 1 2
SISTEM INTEGUMEN 2 13
HISTOLOGI 2 16
FARMAKAOLOGI 1 23
FARMAKAOLOGI 2 35
PATOFISIOLOGI INTEGUMEN 59
ASKEP TUMOR SISTEM 79
INTEGUMEN
PENGKAJIAN 86
ASKEP LUKA BAKAR 93
B. Epidermis
- Superficial, tipis, terdiri dari jaringan Epitel
- Tidak terdapat syaraf
- Tidak terdapat pembuluh darah
- Terdapat pigmen melanin yang merupakan warna pada
kulit
Melanin juga berfungsi melindungi dari Sinar UV
1. Keratin
- Epidermis tersusun atas stratified squamous
epithelium yang berkeratin
- 90% sel epidermis tersusun atas keratinosit yang
memproduksi protein keratin
- Keratin bersifat kasar
- Keratin adalah protein fibrosa yang melindungi
kulit dari panas, mikroba dan zat kimia
- Keratin memproduksi lamellar granula yang
berfungsi melepaskan Water Repellant Scalar (zat
penolak air, yang berfungsi masuknya cairan kedalam
tubuh dan keluarnya cairan dari dalam tubuh)
2. Melanosit
- Epidermis 8% tersusun dari melanocyte
- Melanosit berasal dari ektoderm
- Melanosit memproduksi Melanin
- Melanin adalah pigemn warna yang memberikan
warna kulit
- Melanin berfungsi mengabsorbsi sinar UV
- Walau berfungsi menganbsorbsi sinar UV terkadang
Melanin juga dapat rusak karena sinar UV
- Melanin memberikan variasi warna kulit berdasarkan
jumlahnya
- Mulai dari pucat kemerahan coklat hitam
- Albino adalah kondisi tidak adanya melanosit
- Vitiligo adalah kondisi tidak adanya melanosit
secara sebagian
D. Dermis
- Bagian kulit setelah epidermis
- Tersusun atas jaringan ikat yang kuat terdiri dari
kolagen dan serat elastis
- Bersifat lentur / elastis
- Mempunyai kemampuan untuk melonggar dan mudah
kembali
- Sel yang ada di dermis didominasi oleh fibrolast,
beberapa makrofage, beberapa bsel adiposity
- Terdapat pembuluh darah, saraf, kelenjar sebasea,
folikel rambut
E. Aksesoris Kulit
1. Rambut dan folikelnya
2. Kuku
3. Kelenjar-kelenjar
4. Reseptor saraf
3. Kuku
Kuku digunakan untuk memperkuat daya genggam,
memotong objek, menggaruk, menusuk, melindungi kulit
jari serta reseptor saraf yang tajam.
F. Fungsi Kulit
1. Blood Reservoir
2. Proteksi
3. Cutaneous sensation
4. Sintesis Vitamin D
1. Blood Reservoir
- Dermis terdapat banyak pembuluh darah
- Pada orang dewasa membawa sekitar 8-10% dari total
aliran darah pada orang dewasa
- Dari alasan ini sehingga kulit sebagai bllod reservoir
2. Proteksi
- Kulit melindungi tubuh dengan berbagai macam cara
- Keratin melindungi jaringan dibawahnya dari mikroba,
abrasi, panas dan zat kimia
- PH asam mencegah perkembangan mikroba
- Pigmen melanin mencegah kerusakan efek dari UV
- Terdapat sel Langerhans (mencegah masuknya bakteri
yang berbahaya)
3. Curneous Sensation
- Sensasi yang bisa dirasakan dikulit seperti :
- Sensasi traktil : sentuhan, tekanan, getaran
- Tickling (geli) sama dengan sensasi thermal (panas dan
dingin)
- Sensasi cutaneous yang lain : nyeri sebagai indikasi
ada kerusakan jaringan
- Dikulit terdapat variasi dari akhiran saraf dan reseptor
yang tersebar dikulit termasuk discs tactile di
epidermis, curpuscles of touch di dermisdan hair root
plexuses yang berada disekeliling fortikel rambut
5. Sintesis Vitamin D
- Sintesis Vit D dikulit membutuhkan prekusor sinar UV
oleh matahari
- Enzyme di liver dan di ginjal memodifikasi aktifnya
molekul sehingga memperoduksi calcitriol
- Calcitriol adalah hormone yang membantu absorsi
kalsium pada makanan dari Gl ke darah
- UV hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk sintesis
Vit D (10-15 menit dalam 2 x /minggu)
SISTEM INTEGUMEN 2
By. Nurvita Rusdiana
1. Menjaga tubuh dari dehydration
- Kulit, khususnya epidermis berfungsi menjaga tubuh
khususnya dehidrasi
- Dehidrasi : proses kehilangan cairan dari dalam tubuh
- Kulit bersifat water proof, normalnya akan menjaga
sejumlah besar evaporasi (mencegah evaporasi yang
terialu besar, meskipun evaporasi pasti terjadi)
- Dikulit terdapat keratin yang tersebar diseiuruh
permukaan epidermis
- Keratin merupakan protein water prof
MACAM MIKROSKOP
- Jenis : mc lektron, mc stereo
- Jumlah lensa okuler : monokuler dan binokuler
- Bagian-bagian mikroskop dan fungsinya (lihat gambar berikut )
Bagian-bagian mikroskop
a. Lensa okuler : lensa yang dilihat atau diintip
b. Tabung mikroskop : bagian yang menghubungkan lensa
okuler dengan lensa objektif
c. Revolver : pemutar yang digunakan untuk mengubah
pembesaran lensa onjektif
d. Lensa objektif pembesaran lemah
e. Lensa objektif pembesaran kuat
f. Meka mikroskop : tempat mletakkan specimen / preparat
yang diamati
g. Klip : penjepit object glass
h. Kaki mirkoskop
i. Cermin : memantulkan cahaya pada lensa objektif agar
pengamatan preparat lebih jelas
j. Diafragma : bagian yang digunakan untuk mengatur
intensitas cahaya yang masuk ke lensa objektif
k. Lengan mikroskop atau pegangan
l. Pemutar halus : bagian yang digunakan utnuk menggarakkan
(menjauh / mendekat) lensa objektif terhadap preparat
secara pelan/halus)
m. Pemutar kasar : bagian yang digunakan utnuk menggerakkan
(menjauh/mendekatkan) lensa objektif terhadap preparat
secara tepat
SITOLOGI
Sel unit paling dasar dari kehidupan makhluk hidup :
- Jenis sel : eukaryote, prokaryota; perbedaanya : struktur sifat,
hubungan dengan sel lain.
- Konsep sel : kedudukan dalam organisme, asalnya, ukuran,
bentuk, macam, struktur, fungsi
- Organisasi sel prokaryota : ukuran, letak DNA, tidak ada
endomembran pada bakteri
- Organisasi sel eukaryote : ukuran, struktur rumit, organel
bermembran, non membran, inclusions. Pada sel hewan, sel
tumbuhan, perbedaannya
Mitokondria
Mitokondria : menuai energy kimia dari makanan
(Breaks down glucose with oxygen to produce energy)
Terdapat pada semua eusit kecuali pada beberapa protozoa
anaerob ; membran rangkap 2, tempat respirasi sel
Jumlah dan bentuk pada tiap jenius sel bervariasi
Aparatus Golgi
Sentuhan akhir, penyimpanan, pengiriman hasil-hasil
buatan sel
Sangat penting dalam sel yang aktif terlibat dalam sekresi
Lisosom : mencerna makanan sel & zat-zat buangan
mengandung enzim-enzim hidrolitik
Lisosom abnormal penyakit-penyakit karena
kekurangan enzim-enzim hidolase tertentu dari
lisosom : penyakit Pompe ke-an enzim pencerna
glikogen ; penyakit Tay-Sach : lisosom ke-an enzim-
enzim pencerna lipid
Vakuola :
Pada Protista : vakuola berdenyut memelihara
keseimbangan air
Pada tumbuhan vakuola sentral berfungsi sebagai
gudang, berperan dalam pertumbuhan sel 7 sebagai
lisosom yang besar
Ribosom : sintesis protein
Struktur paling kecil yang tersuspensi didalam
sitoplasma
Dalam sel yang aktif mensintesis protein, ribosom
dapat merupakan 25% berat kering sel (pada
hepatositus)
Sitoplasma
segala setuatu didalam kecuali nucleus
Di dalamnya terdapat organel (struktur yang dibatasi
dengan jelas, selalu ada dalam setiap jenis sel)
Sebagian besar terdiri dari air, yang didalamnya terlarut
banyak molekul-molekul kecil & ion serta sejumlah
besar protein
Sitoskeleton
Sitoskeleton : kerangka internal, struktur menjala
terdiri dari filament-filamen protein-protein globular
& fibrosa
Mikrofilamen : seperti benang, serat tipis, panjang,
D 5-6 nm protein-protein globular (aktin)
Filamen menengah : berupa benang, D 10 nm
protein-protein fibrosa
Mikrotubuli : tabung-tabung berongga protein-
protein globular
Cilia & flagella bergerak jika mikrotubuli
membengkok
GENETIKA
Bahan genetic
Letak DNA : nucleus, mitokondria
Kromosom
DNA MK jalur ibu
Gen / letak
Fenotip, genotip, sifat, herozigot, homoz
Gen dominan, resesif
Apa fungsi gen ?
Bermacam sel bagaimana dengan DNA-nya
RNA beda
Pola pewarisan sifat herediter
Gen tunggal, alel ganda, poligena
Gen autosomal, gen terkait sex kromosomal
Mutasi / gen mutant / resesif
Inbreeding risiko
Kelainan tak kromosomal ; jumlah, struktur
Sindroma down, klinefelter
FARMAKOLOGI
( Pengantar Farmestika dan Bahasa Latin dalam Resep )
( Ibu. Sri Tasminatun, M.Si.,Apt )
I. Sejarah Farmasi
Latar belakang
a. Penyakit pada manusia
b. Menggunakan obat-obat sederhana, terutama bahan-
bahan alam
c. Dikaitkan dengan hal-hal ghaib (roh jahat) dan
dilakukan oleh kepala suku atau tokoh agama
d. Berhasil atau tidak berhasil
e. menjadi pengalaman yang turun temurun
f. Dibuktikan secara ilmiah
IV. FARMASETIKA
Ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat
menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai
obat, serta mempelajari perkembangan obat yang
meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat dalam
bentuk sediaan yang dapat digunakan dan diberikan
kepada pasien.
Penyediaan obat meliputi :
o Pengumpulan, pengenalan, pengawetan dan
pembakuan bahan-bahan obat
o Seni peracikan obat
o Pembuatan sediaan farmasi
V. FARMAKOPE
Dari kata Pharma copeia (bhs jerman) Pharmakon /
obat dan protein / buat formula untuk mempersiapkan
obat
Setiap Negara memiliki buku farmakope yang memuat
persyaratan kemurnian, sifat kimia dan fisika, cara
pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang
berhubungan dengan obat-obatan.
a. Farmakope Indonesia (I-IV)
b. United State Pharmakope (USP)
c. British Pharmakope (BP)
d. Nederlands Pharmakope
e. Farmakope Internasional milik WHO
TIMBANGAN OBAT
Timbangan obat Daya beban Kepekaan
Timbangan kasar 250 1000 g 200 mg
Timbangan gram 100 200 g 50 mg
halus
Timbangan 10 50 g 5 mg
milligram
Kelarutan
Kelarutan zat yang tercantum dalam farmakope
Jumlah bagian pelarut yang
Istilah Kelarutan diperlukan untuk melarutkan I
bagian zat
Sangat mudah larut Kurang dari I
Mudah larut 1 sampai 10
Larut 10 sampai 30
Agar sukar larut 30 sampai 100
Sukar larut 100 sampai 1000
Sangat sukar larut 1000 sampai 10.000
Praktis tidak larut lebih dari 10.000
o Persen
Persen bobot per bobot (b/b), menyatakan jumlah gram
zat dalam 100 gram larutan atau campuran.
Persen bobot per volume (b/v), menyatakan jumlah gram
zat dalam 100 ml larutan.
Persen volume per volume (v/v), menyatakan jumlah ml
zat dalam 100ml larutan
o Kadaluarsa (Expiration date)
Waktu yang menunjukkan batas terakhir obat masih
memnuhi syarat baku, kadaluarsa dinyatakan dalam
bulan dan tahun, harus tercantum dalam etiket
BAB 5 LANJUTAN
BAHASA LATIN DALAM RESEP OBAT
FARMAKOLOGI
( Cara Pemberian dan Alergi )
Pemberian
o Periksa identitas pasien
o Berikan hanya obat yang saudara pecstapkan
o Bantu pasien mendapatkan posisi yang tepal
tergantung dari rute pemberian
o Tetaplah bersama pasien sampai obat dipakai
o Jika memberikan obat pada beberapa pasien, berikan
obat terakhir pada pasien yang perlii bantuan ekstra
o Buang jarum suntik dan tabung suntik ke tempat yang
benar
Pencatatan
o Laporkan kesaiahan obat dengan segera kepada
doktcv atau perawat supervisor. Lengkapi laporan
peristiwa
o Catat obat yang diberikan, dosis, waktu. Rute dan
inisial anda
o Lapor dan catat obat-obat yang ditolak dan alasan
penolakan
PENJELASANNYA :
Rute oral
o Padat
o Tablet biasa salut, gula, salut enteric, lepas lambat,
eferfescent
o Kapsul keras lunak
o Pil
o Serbuk
Transderma
o Obat transdermal tersimpan dalam patch
o Obat kardiovascular, obat nesoplastik, insulin
Parenteral
o Wadah : ampul, vlakon, botol infus
o Jenis : larutan, emulsi, suspense
Intradermal
o Efek local
o Dipakai untuk pengamatan reaksi peradangan (alergi)
terhadap protein asing.
Contohnya : tes tuberculin, tes terhadap obat
Subkutan (SK)
o Efek sistemik
o Tempat : dipilih terdapat bantalan lemak, yaitu abdomen,
paha atas, punggung bagian atas, lengan atas
o Dipakai untuk dosis kecil obat-obat yang tidak mengiritasi,
larut dalam air
IntraMuskular
o Efek sistemik
o Efek obat lebih cepat dari pada sibkutan
o Dipakai untuk obar yang mengiritasi, suspense dalam air
dan emulsi
o Teknik suntikan Z-Track, yang mencegah bocornya obat
kedalam jaringan sub cutan
Intravena
o Efek sistemik, berefek segera
o Lebih cepat dari Sk dan IM
o Tempat : vena perifer yang mudah dicapai
Instilasi
o Obat cair yang biasanya diberikan sebagai tetes dalam
bentuk tetes mata, salep mata, tetes telinga
Supositoria
o Lemak harus disimpan dilemari es, Ex : anusol
o Larut air dapat disimpan pada suhu kamar. Mis :
dulcolak
ALERGI
Obat ?
Menurut Kep. MenKes RI No. 193/Kab/B.VII/71
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis,
mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka, atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau
memperindah badan atau bagian badan manusia.
I. Efek Samping
Efek fisiologis yang tidak berkaitan dengan efek obat
yang diinginkan
Side efect
Adverse drug reaction
Hypersensitive reaction / allergy
Pseudoallergy
III. Kasus
Kasus
Tipe A Tipe B
hemorgi (Antikoagulan) agrunulositosis
gastritis (AINS) (dipiron, fenibulazon)
mulut kering dan konstipasi anemia aplastika
(atropin) (kloramfenikol)
mengantuk (CTM, hemolysis (primakuin)
difenhidramin)
sesak nafas (propranolol)
hipotensi postural, takikardia
(hidralazin
IV. Reaksi Obat
5% dari pasien RS
10-20% pasien rawat inap RS
Kematian
o 0,1% pasien non bedah
o 0,01% pasien bedah
Pasien rawat jalan
o Insidensi bervariasi tergantung jenis obat
o 40% obat tertentu (NSAIDs, antibiotic-kemoterapi)
Faktor
OBAT
o Fisikokimiawi, farmakokinetika, dosis, frekuensi dan
cara penggunaan
Penderita
o Kondisi fisiologi, patologis, alergi, genetic
V. Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis
tua sekali (jompo)
muda sekali (neonatus)
hamil
menyusui
malnutrisi
VII. Genetik
Adanya variasi genetic (polimorfisme) variasi enzim
metabolisme
o asetilator lambat
o INH (resiko neuropatia naik)
VIII. ESO
menurunkan kualitas hidup penderita
menurunkan kepercayaan penderita
menaikkan pembiayaan untuk berobat
menghambat penggunaan obat
XIII. URTIKARIA
SINONIM
Biduran
DEFINISI
Urtikaria : reaksi kulit ditandai dengan :
Rasa gatal disertai dengan
Udem berbatas tegas di epidermis (urtika)
Kemerahan
Timbul cepat (dalam beberapa menit)
Menghilang secara perlahan-lahan dalam beberapa
menit sampai 24 jam
XVI.Penatalaksanaan
Menghentikan semua obat yang dicurigai
Pengobatan simtomatik sesuai manifestasi klinik yang
timbul
XVIII. PENCEGAHAN
Hindari obat-obat yang paling sering menyebabkan
reaksi alergi
Info mengenai riwayat obat yang pernah alergi, termasuk
kemungkinan ada reaksi silang
o penisilin dengan sefalosporin
o beberapa aminoglikosida (streptomisin, kanamisin,
neomisin, dan gentamisin)
o obat turunan PABA (sulfonamide, sulfonylurea, tiazid,
asetasolamid, prokain, prokainamid, dan asam
aminosalisilat)
Skin test
Kategori C
o Obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada
janin tanpa disertai malformasi anatomic semata-
mata karena afek farmakologinya
o Umumnya bersifat reversibel (membaik kembali)
o Misalnya : analgetika-narkotik, fenotiazin, rifampisin,
aspirin, antiinflamasi non-steroid dan diuretika.
Kategori D
o Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya
kejadian malformasi janin pada manusia atau
menyebabkan kerusakan janin yang bersifat
ireversibel (tidak dapat membaik kembali)
o Obat-obat dalam kategori ini juga mempunyai ekef
farmakologik yang merugikan terhadap janin
o Misalnya : andogen, fenitoin, pirimidon, fenobarbiton,
kinin, klonazepam, valproate, steroid anabolic, dan
antikoagulansia
Kategori X
o Obat yang telah terbukti mempunyai resiko tinggi
terjadinya pengaruh buruk yang menetap
(irrevesibel) pada janin jika diminum pada masa
kehamilan
o Obat dalam kategori ini merupakan kontraindikasi
mutlak selama kehamilan
o Contoh adalah isotretionin dan dietilstilbestrol
PATOFISIOLOGIS
( Infeksi kulit dan infeksi berbagai virus pada kulit )
Ibu dr. Siti Aminah
TOPIK
Infeksi jamur
Infeksi bakteri : selulitis
Infeksi virus : herpes
Parasit : investasi dan gigitan serangga
I. INFEKSI JAMUR
Infeksi amur kulit superfisial = Dermatomikosis
a. Dermatophyta dermatofitosis
b. Candida sp kandidiasis kutis
c. Malassezia spa tau pityrosporum sp pitriasis
III. DERMATOMIKOSIS
Sifat jamur
Keratinofilik :
Untuk hidupnya membutuhkan keratin
Lipofilik
untuk hidupnya membutuhkan lemak
XXI.KANDIDIASIS MUKOSA
Orofaringeal kandidiasis
Mukosa oral, faring : pseudomembranous candidiasis
(thrush) yang mudah dikelupas, dengan mukosa sekitar
eritem
INFEKSI BATERI
I. SELULITIS
ETIOLOGI
Dewasa :
o S. aureus, GAS, anak-anak : H.influenzae tipe b (Hib)
GAS. S. aureus
Umumnya
o Grup B streptokokus (GBS), pneumokokus,
E.rhusiopathiae (erysipeloid). Pada pasien dengan
diabetes atau gangguang kekebalan : E. coli, proteus
mirabilis, Acinobacter, Enterobacter, P. aeruginosa,
Pasteurella multocida, Vibrio vulnifius ; kompleks
Mycobacterium fortuitum, C. neoformans
Pada anak-anak :
o pneumokokus, N. meningitides gurp B (periorbital)
Patogen oportunistik
o cinaedi (penyakit HIV) ; C neoformans ; fusarium,
proteus, pseudomonas spp
Anjing dan kucing Bites
o P. multocida dan pasteurella spp lainnya ; S.aureus
IV. PATOGENESIS
pathogenesis
Setelah masuk, infeksi menyebar ke ruang jaringan dan
pesawat belahan dada sebagai hyaluronidases memecah
zat polisakarida tanah, fibrinolyses mencerna hambatan
fibrin, lecithinases menghancurkan membran sel.
Devitalization jaringan lokal, misalnya, trauma, biasanya
diperlukan untuk memungkinkan infeksi bakteri anaerob
yang signifikan
Jumlah organisme menginfeksi biasanya kecil,
menunjukkan seluiitis yang mungkin lebih dari reaksi
terhadap sitokin dan superantigen baktert daripada
infeksi jaringan besar.
V. SEJARAH
INKUBASI PERIODE
Beberapa hari : prodrome
o Malaise, anoreksia ; demam, menggigil dapat
berkembang dengan cepat, sebelum seluiitis jelas
secara klinis. Demam tinggi (38,5 C) dan menggigil
biasanya berhubungan dengan GAS .
STATUS KEKEBALAN
Pasien immunocompromised rentan terhadap infeksi
dengan patogen dari patogenisitas rendah
PROPHYLAXIS
Primary
Status pastsaphenous vein harvest {especially with tinea
pedis): Wash with benzoyl peroxide bar daily or apply topical
antifungal cream or alcohol gel.
Pneumococcus: immunize those at risk. Hib:
Chemoprophylaxis for household contacts <4 ye3rs of age if
unimmunized. Vibrio spp.: Diabetics, alcoholics,
cirrhotics should avoid eating undercooked seafood.
Secondary
Individuals with prior episodes of cellulitis (especially in sites
of chronic lymphedema): Support stockings or sleeve,
antiseptics to skin (Purell), chronic secondary
antimicrobial prophylaxis (penicillin G, dicloxacHiin, or
erythromycin, 500 mg/d). Interdigital tinea pedis: Treat and
institute prophylaxis against recurrent tinea pedis.
SUPPORTIVE
Rest, immobilization, elevation, moist heat, analgesia.
PROPHYLAXIS
ASKEP TUMOR
Bu Arianti
Melanoma :
Yang paling berbahaya dari kanker kulit
Berasal membentuk melanosit penghasil pigmen di
lapisan basal epidermis
Disebabkan oleh paparan UV
Faktor risiko : mol atipikal dan lebih tahi lalat, rambut
ringan dan kulit yang lebih adil, sistem kekebalan tubuh
yang lemah, riwayat keluarga
Peringatan tanda-tanda: Lesi yang berubah, gatal,
berdarah, dan tidak sembuh
Kanker Kulit:
Karsinoma sel basal dan sebagian besar
Karsinoma Sel Skuamosa
Disebabkan oleh paparan kulit terhadap sinar ultraviolet
darisinar matahari / cahaya buatan
Paparan berlebih matahari antuk waktu yang lama (<30
yo)
Risiko Tinggi untuk mengembangkan kanker kulit di
kemudian hari
Gen TP53 0 gen supressor tumor mendasari sel
skuamosa, yang menyebabkan sel-sel dengan DNA yang
rusak mati
Gene PTCH (gen ditambal) adalah suprcssor tumor
yang berubah menjadi onkogen, yang terkena di scl basa
Cancer Therapy :
Kemoterapi ,efek samping : kelelahan, rambut rontok,
nyeri, hiperpigmentasi kulit dan kuku, mual, muntah,
sariavvan,
Radioterapi ,cfek samping: Nyeri, kulit bengkak, ruam dan
memar, mual, muntah, diare / sembelit
Pembedahan ,efek samping: Perdarahan, infeksi pada luka
, gangguan koagutasi
Efek Radiasi:
>85% pasien kanker inengalami gangguan kulit
(radiodermatilis)
Area tumor risiko radiodennatitis : brain, breast, head and
neck, soft tissue, perineum, anal canal
Perhatikan tanda dan gejala setelah >6 jam radiasi
diberikan, yaitu : Perubahan pigmen, hilangnya rambut
Efek jangka panjang cutaneus toxicity
Telangiectasia
Fibrosis
Atropi
Ulserasi
Skin cancer
Assessment
Lokasi (kering/lembab)
Ukuran area
Dasar luka
Eksudat (jenis, jumlah, bau)
Ketidaknyamanan (terbakar, tertarik, ..)
Tanda infeksi (demam, bau, drainase pumfen, nyeri,
bengkak di
sekitararea radiasi)
Prinsip perawatan kulit
Pertahankan kelembaban kulit body lotions/ cream, tidak
menggaruk kulit, cuci tangan
Cegah trauma
KULIT
Kulit merupakan organ yang cukup luas yang terdapat
dipermukaan tubuh, dan berfungsi sebagai peiindung untuk
menjaga jaringan internal dari trauma, bahaya radiasi ultraviolet,
temperature yang ekstrim, toksin, dan bakteri.
LUKA
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal
akibat proses patologis yang berasal dari internal maupun
eksternal dan mengenai organ tertentu.
Definisi : hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh
yang dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau
tumpul, perubahan suhu, zat kimia,ledakan, sengatan
listrik, atau gigitan hewan (Sjamsuhidajat & Jong, 2005)
Macam-macam luka :
A. Berdasarkan penyebab :
Mekanik : tersayat
Fisik : arus listrik, petir, suhu ekstrim
Kimiawi : asam, alkali, logam berat
3. Derajat Tiga
Kerusakan terjadi pada se!uruh_ lapisan _de.rrnis. Dermis
yang terbakar akan mongering dan menciut yang disebut
dengan skar Penyembuhan bersifat lama karena tidak
ada proses epitelisasi spontan.
PENYEMBUHAN LUKA
Penyembuhan luka adalah proses penggantian dan perbaikan
fungsi jaringan yang rusak. Penyembuhan luka melibatkan
integrasi proses fisiologis. Sifat penyembuhan pada semua luka
sama, dengan variasinya bergantungpada lokasi, keparahan dan
luasnya cedera.
Menurut Morison, MJ :
1. Maturasi:
re-epitelisasi, kontraksi luka dan reorganisasi jaringan ikat
Kenyataannya, fase-fase penyembuhan tersebut saling
tumpang tindth, durasi setiap fase dan waktu untuk
penyembuhan sempurna bergantung pada beberapa
faktor :
- Ukuran dan tempat
- Kondisi umum fisiologis pasien
- Intervensi dr luar yg mendukung penyembuhan
Proses Pemulihan :
Reaksi pemuiihan radang yang segera timbul setelah jejas.
Pemulihan / regenerasi : penggantian sel mati oleh sel yang
hidup. Kemungkinan pengganti :
1. Sel parenkim (sel yang fungsional) atau
2. Stroma jaringan ikat ( yang tidak khas ) dikenal dengan
pembentukan jaringan parut.
Sel dibagi tubuh menjadi 3 golongan ( berdasarkan
kemampuan untuk regenerasi)
1. Sel labil
Dapat berproliferasi terus, mengganti sel yang iepas /
mati secara aktif.
contoh : epidermis, epitel pelapis rongga mulut, saluran
pernafasan, saiuran pencernaan, sal genetalia, epitel
pelapis duktus, mukosa usus, se!-sel sumsum tulang dan
jaringan limfoid
2. Sel stabil
Mampu regenerasi (tidak aktif ), dalam kondisi normal
tidak bertambah.
contoh : Sel endotel dan otot polos, Sel parenkim sernua
kelenjar tubuh, termasuk hati, pankreas, kel liur,
kel.endokrin, sel tubuli ginjal, kel.kulit.
Eksisi (potong buang) 80 % hati dapat pulih dalam waktu
1
minggu
3. Sel permanen
- rusak berarti kerusakan tetap
- selalu disusul dengan jaringan parut
contoh : Sel neuron (=/= serabut akson ), sel otot
bercorak, sel otot jantung (miokardium)
FASE PENYEMBUHAN LUKA
1. Fase Inflamasi/teaksi
2. Fase Proliferatif/regenerasi
3. Fase Maturas;/re,modejling
Fase Inflamasi
Inflamasi merupakan reaksi tubuh terhadap luka yang
dimulai setelah beberapa menit dan beriangsung selama sekitar
3 hari setelah cedera.
Proses perbaikan terdiri dari mengontrol pendarahan
(hemostatis), mengirim darah dan sel ke area yang mengalami
cedera (inflamas), dan membentuk selsel epitef pada tempat
cedera (epitalisasi).
Selama proses hemostatis, pembuluh darah yang cedera
akan mengalami konstriksi dan trombosit berkumpul untuk
menghentikan perdarahan. Bekuan-bekuan darah membentuk
matriks fibrin yang nantinya akan menjadi kerangka untuk
perbaikan sel.
Respons vaskular dan selular terjadi ketika jaringan cedera.
Vasokonstriksi pembuluh terjadi dan bekuan
fibrinoplatelet terbentuk dalam upaya untuk mengontrol
pendarahan. Reaksi ini beriangsung dari 5 menit sampai 10
menit dan diikuti oleh vasodilatasi venula. Mikrosirkulasi
kehilangan kemampuan vasokonstriksinya karena norepinefrin
dirusak oleh enzim intraselular. Juga, histamin dilepaskan, yang
meningkatkan permeabilitos kapiler.
Ketika mikrosirkulasi mengalami kerusakan, elemen darah
seperti antibodi, plasma protein, elektrolit, komptemen, dan air
menembus spasium vascular selama 2 sampai 3 hari,
menyebabkan edema, teraba hangat, kemerahan dan
beriangsung selama 1 sampai 4 hari nyeri.
Tubuh akan melakukan homeostasis untuk menghentikan
pendarahan dengan cara yasokonstriksi, pengerutan ujung
pembuluh yang putus (retraksi), dan reaksi homeostasis. Sel
mast dalam jaringan memproduksi serotonin sehingga terjadi
peningkatan permeabilitas kapiler dan eksudasi. Penyerbukan
sel radang disertai vasodilatasi setempat menyebabkan
terjadinya edema.
Tanda dari inflamasi menjadt jelas berupa
kemerahan yang disebabkan melebarnya pembuluh
darah, rasa berlangsung selama 1 sampai 4 hari hangat, nyeri
dan pembengkakan.
Aktivitas seluter yang terjadi adalah pergerakan leukosit
menembus dinding pembuluh darah menuju luka karena daya
kemotaksis. Leukosit mengeluarkan enzim hidrolitik yang
membantu mencema bakteri dan kotoran luka. Limfosit dan
monosit ikut menghancurkan, memakan bakteri dan kotoran luka
berlangsung selama 1 sampai 4 hari (Sjamsuhidajat dan de Jong,
2005)
Fase Proliferatif
Fase proliferasi terjadi dalam waktu 3-21 hari. Aktivitas
utama selama fase regenerasi ini adalah mengisi luka dengan
jaringan penyambung.atau iari.ngan.granulasi yang baru dan
menutupjiagian atas luka dengan epitelisasi :
Fibroblas memperbanyak diri dan membentuk jaring-jaring
untuk sel-sel yang bermtgrasi.
Fibroblas berasal dari sel mesenkim yang belum
berdiferensiasi, menghasilkan mukopolisakarida, asam amino
glisin, dan prolin yang merupakan bahan dasar serat kolagen
yang berfungsi untuk merekatkan tepi luka.
Serat dibentuk dan dihancurkan kembali untuk menyesuaikan
diri dengan tegangan pada luka yang cenderung mengkerut.
Pada akhirnya kekuatan tegangan luka mencapai 25%
jaringan normal, dan akhirnya ikatan intramolekul dan
antarmolekut akan memperkuat serat kolagen.
fase fibroplasias berlangsung 5 sampai 20 hari
Pada fase ini luka akan dipenuhi sel radang, fibroblas dan
kolagen, membentuk jaringan berwarna kemerahan dan
permukaan yang berbenjol halus yang disebut jaringan
granulasi (Sjamsuhidajat dan de Jong, 2005).
Sel-sel epitel membentuk kuncup pada pinggiran luka ;
kuncup ini berkembang menjadi kapiler, yang merupakan
sumber nutrisi bagi jaringan granulasi yang baru.
Epitel sel basal ditepi luka terlepas dari dasarnya dan
berpindah menutupi dasar luka. Tempat yang ditinggalkan
kemudian diisi oleh hasil mitosis yang lain. Proses
migrast epitei hanya berjalan ke permukaan yang rata
atau lebih rendah. Fase fibroplasias berlangsung 5 sampai 20
hari
Pembentukan jaringan granulasi berhenti setelah
seluruh permukaan luka tertutup epitel yang nantinya menuju
proses pengaturan kembali dan penyerapan yang berlebih
(Bisono, 2009).
Setelah 2 minggu, luka hanya memiiiki 3 % sampai 5%
dari kekuatan aslinya. Sampai akhir bulan, hanya 35%
sampai 59% kekuatan luka tercapai. Tidak akan lebih
dari 70% sampai 80% kekuatan dicapai kembali. Banyak
vitamin, terutama vitamin C, membantu dalam proses
metabolisme yang terlibat dalam penyembuhan luka. fase
fibroplasia berlangsung 5 sampai 20 hari
Fase Maturasi
Sekitar 3 minggu setelah cedera, fibroblast mulai
meninggalkan luka. Jaringan parut tampak besar, sampai
fibril kolagen menyusun ke dalam posisi yang lebih padat.
Maturasi jaringan seperti ini terus berlanjut dan mencapai
kekuatan maksimum dalam 10 atau 12 minggu, tetapi
tidak pernah mencapai kekuatan asalnya dari jaringan
sebelum luka. berlangsung 21 hari sampai sebulan atau
bahkan tahunan Maturasi, yang merupakan tahap akhir
proses penyembuhan luka, dapat memerlukan waktu lebih
dari satu tahun, bergantung pada kedalaman dan kaluasan
luka Serat kolagen mengalami remodeling atau reorganisasi
sebelum mencapai bentuk normal.
Hal ini, sejalan dengan dehidrasi, mengurangi jaringan parut
tetapi meningkatkan kekuatannya. Fase remodeling atau
fase resobsi
Fase ini dapat berlangsung selama berbulan-bulan
dandikatakan berakhir bila tanda radang sudah hilang,
parut dan sekitarnya berwarna pucat,tipis, lemas, tidak ada
rasa sakit dan gatal. Pada fase ini terjadi proses kontraksi
parut yang dominan (Bisono, 2009). Berlangsung 21 hari
sampai sebulan atau bahkan tahunan.
Penyembuhan Sekunder
Luka dengan jaringan yang hilang, seperti : luka bakar, luka
tekan
Penyembuhan sekunder memelukan yang lebih lama
sehingga kemungkinan terjadinya infeksi lebih besar tepi luka
tidak saling berdekatan. Luka akan tetap terbuka hingga terisi
oleh jaringan parut
Luka terbuka yang besar biasanya lebih banyak
mengeluarkan cairan dari pada luka tertutup
Inflamasi yang terjadi sering kali bersifat kronik dan jaringan
yang rusak lebih banyak dipenuhi oleh jaringan granulasi
yang rapuh dari pada dipenuhi oleh kolagen
Berlangsung lambat (faktor luas kerusakan, banyaknya sel
nekrotik dan eksudat
Hampir selalu berakibat pembentukan jaringan parut dan
kehilangan banyak fungsi khas
DEFINISI
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehialngan
jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan mordibitas
dan mortalitas tinggi yang memerlukan penalataksanaan
khusus sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut
ETIOLOGI
Paparan api
Flame
Benda panas (kontak)
Scalds (air panas)
Uap panas
Gas panas
Aliran listrik
Zat kimia (asam & basa kuat)
Radiasi
Sunburn
Suhu yang sangat rendah (fost bite)
Respon Gastrointestinal
Respon umum yang biasa terjadi pada klien luka bakar
>20% penurunan aktivitas gastrointestinal. Hal ini
disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolemik dan
neurologic serta respon endokrin terhadap adanya
perlukaan yang luas. Pemasangan NGT akan mencegah
terjadinya distensi abdomen, muntah dan potensial
aspirasi
Respon Pulmoner
Meskipun tidak terdapat cedera pulmoner, hipoksia
dapat dijumpai
Pada kondisi berat konsumsi oksigen oleh tubuh akan
meningkat dua kali lipat
Cedera pulmoner : saluran nafas atas dan cedera
dibawah glotis
Karbonmonoksida merupakan gas yang paling sering
menimbulkan cedera inhalasi
Penurunan kelenturan paru, penurunan kadar oksigen
serum dan asidosis respiratorik dapat terjadi dalam 5
hari pertama setelah LB.
PENGGANTIAN CAIRAN
Kebutuhan cairan yg diproyeksikan dalam 24 jam pertama
dihitung berdasarkan luas luka bakar.
Rumus konsensus :
2-4 ml X kg berat badan X % LB.
Kombinasi cairan :
1. Koloid : whole blood, plasma, dll.
2. Kristaloid/elektrolit: NaCI, RL
Rumus ini hanya sebagai panduan: determinan yg
utama adalah respon pasien yaitu :
Frekuensi jantung, tekanan darah dan haluaran urine.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
Urinalisis
Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
Analisis gas darah
Radiologi -jika ada indikasi ARDS
Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk mencgakkan
diagnosis SIRS dan MODS
Perencanaan Keperawatan :
1. Meningkatkan pertukaran gas dan bersihan jalan nafas.
2. Memulihkan Keseimbangan cairan dan Elektrolit.
3. Mempcrtabankan suhu tubuh normal.
4. Mengurangi nyeri dan Ansietas.
5. Pemantauan dan Penatalaksanaan Komplikasi
Cara Baxter
- Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL
Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam
pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.
Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari
pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumloah
cairan hari kedua.