KEPERAWATAN
DAFTAR ISI
GAMBARAN BLOK..................................................................... v
DAFTAR ISI .............................................................................. vii
SUPLEMEN
FORMAT RANCANGAN TUGAS ................................................. 11
ITEM PENILAIAN ...................................................................... 17
PETUNJUK TEKNIS DISKUSI ...................................................... 21
PANDUAN PRAKTIKUM.............................................................. 25
BAB I
AREA KOMPETENSI
BLOKTEORI DAN KONSEP KEPERAWATAN
A. Kompetensi Utama
1. Mampu menjalin hubungan interpersonal
2. Mampu melakukan komunikasi efektif
3. Mampu bersikap caring dan empati
4. Mampu menjalin kerjasama dan jejaring kerja
B. KOMPETENSI PENDUKUNG
1. Mampu menginternalisasikan nilai Isiam di pelayanan
keperawatan
2. Mampu mengelola organisasi
3. Mampu mengusai bahasa asing
C. KOMPETENSI LAINNYA
1. Mampu mengaplikasikan teknologi informasi
D. KOMPETENSI BLOK
Setelah mengikuti Blok Theory and Concept in Nursing,
mahasiswa diharapkan:
1. Menjelaskan konsep berpikir kritis dalam keperawatan
2. Menjelaskan perkembangan keperawatan
3. Menganalisis prinsip-prinsip pendekatan secara holistic
dalam konteks keperawatan
4. Menjelaskan dan menerapkan konsep caring
5. Menjelaskan dan menjelaskan konsep sehat dan sakit
6. Menjelaskan dan menerapkan konsep diri
7. Menjelaskan konsep toss and griefing
8. Menjelaskan dan menerapkan konsep stress adaptasi
9. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam
memberikan asuhan
10. Mampu menerapkan komunikasi terapeutik sesuai
tumbuh kembang
11. Mampu menerapkan model konseptual dalam
berbagai situasi
BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. TOPIK KULIAH
No Topik Sub Topik Metode Duras
1 Overview Penjelasan silabus FA Ceramah 2 xt60'
2 Blok
Konsep 1. Definisi berpikir kritis N Ceramah 2 x 60'
berpikir kritis 2. Berpikir kritis dalam
dalam keperawatan
keperawatan 3. Fungsi berpikir kritis
dalam keperawatan
4. Komponen berpikir kritis
5. Ciri perilaku berpikir
kritis
6. Model berpikir kritis
dalam keperawatan
3 Konsep Diri 1. Definisi Konsep diri LM Ceramah 2 x 60'
2. Pembentukan konsep diri
3. Komponen konsep diri
4. Kontribusi Konsep diri
terhadap perilaku
5. Johari windows
B. DISKUSI KELOMPOK
No Topik Durasi
1 Gordon Functional Health 1 pertemuan x 2 x 60
2 Pattern Handerson
Virginia menitx 2 x 60
1 pertemuan
3 Dorothea Orem menitx 2 x 60
1 pertemuan
4 Martha E Roger menitx 2 x 60
1 pertemuan
5 Hillegard PepLau menitx 2 x 60
1 pertemuan
6 Jean Watson menitx 2 x 60
1 pertemuan
7 Patricia E. Benner 1 pertemuan
menitx 2 x 60
8 Refleksi Diri menitx 2 x 60
1 pertemuan
menit
C. TOPIK SKILLS LAB
No Topik Tempat Durasi
1 Komunikasi terapeutik Skill Lab 2 x 60 menit
2 Teknik konfrontasi dan menolak Skill Lab 2 x 60 menit
permintaan yang sulit
3 Berkomunikasi lewat telepon Skill Lab 2 x 60 menit
4 dan sms
Menyampaikan berita bunik Skill Lab 2 x 60 menit
BAB III
METODE EVALUASI
A. Syarat Kelulusan
Evaluasi yang digunakan adalah evaluasi proses
(formatif) dan evaluasi akhir (sumatif) terdiri dari ujian blok,
penugasan, tutorial, dan nilai skills lab. Syarat untuk dapat
mengikuti ujian praktikum maupun ujian blok adalah dengan
kehadiran minimal sebagai berikut:
a. Kuliah : 75%
b. Diskusi : 75 %
c. Praktikum dan atau Skill Lab : 100 %
DAFTAR PUSTAKA
a. Ellis, RB, Gates, B, Kenworthy, n (2003). Interpersonal
Communication in Nursing: Theory and Practice. Elsevier.
b. Kozier, B. (2008). Fundamental of nursing: concept, process
and practice. Pearson Education.
c. Leuckenotte, 1996. Gerontologic Nursing. St. Louis: Mosby
Year Book.
d. Nurjannah, 2005. Komunikasi Keperawatan: Dasar-dasar
Komunikasi bagi Perawat. Yogyakarta: Mocomedia.
e. Potter and Perry, 1993. Fundamentals of Nursing Concept,
Theory and
Practice. Philadelphia: Mosby Year Book.
f. Sack, TJ. (2003). Career in Nursing. McGraw Hill.
g. Smith, S. 1992. Communication in nursing. 2nd ed. St.
Louis: Mosby Year Book.
h. Stuart and Laraia, 2001. Principle and Practice of
Psychiatric Nursing.
Philadelphia: Mosby Year Book.
i. Whaley and Wong, 1999. Nursing Care of Infants and
Children. St. Louis: Mosby Year Book
j. Kozier, Barbara et al. (2000). Fundamental of Nursing: The
nature of nursing practice in Canada. Ist Canadian Ed. Prentice
Hail Health, Toronto.
SUPLEMEN
Format Rancangan Tugas Item Penilaian Tugas
Petunjuk Teknis Tutorial Skenario Tutorial Panduan
Skills Lab
FORMAT RANCANGAN TUGAS
RANCANGAN TUGAS 1
Nilai
Keteranga
Komponen yang dinilai Maksimu Nilai
n
m
1. Tata Tulis 20
1a. Format umum 5
1b. Jelas dan ringkas 5
1c. Penulisan citasi dan 5
referensi
1d. Penggunaan bahasa 5
2. Isi 70
2a. Komprehensif 15
2b. Kebenaran 15
2c. Kedalaman isi 10
2d. Urutan dan 20
Kesinambungan
isi
2e. Analisis dan critical 20
thinking
3. Kesimpulan 10
3a. Mencantumkan hal 5
penting
3b. Jelas dan konsisten 5
JUMLAH 100
Sangat
Bagu Cuku Kuran
Komponen Memuask Keterang
s p g
Penilaian an an
3 2 1
4
1. Isi
1a. Akurat
1b. Lengkap
1c.
Runtut/urutan
1d. Jelas dan
padat
1e. Memahami
keseluruhan
isi
2. Kemampuan
Presentasi
2a. Kesiapan
2b. Pendahuluan
2c. Bahasa
verbal
dan
nonverbal
2d. Media /
audiovisual
2e. Penggunaan
waktu
JUMLAH
PETUNJUK TEKNIS DISKUSI
B. Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
diskusi adalah:
1. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi,
misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai sersa
aturan-aturan diskusi sesisa dengan jenis diskusi yang
akan dilaksanakan
2. Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang
telah ditetapkan dengan suasana yang menyenangkan
3. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap
peserta diskusi untuk mengekiarkan gagasan dan ide-
idenya
4. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan
yang sedang dibahas.
C. Menutup Diskusi
Akhir dan proses pembelajaran dengan menggunakan
metode diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan
sesuai dengan hasil diskusi
2. Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari
seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan
selanjutnya.
TOPIK DISKUSI
No Topik Tujuan Umum
1 Gordon Functional Health Mahasiswa dapat
Pattern menjelaskan tentang pola
kesehatan menurut Gorden
2 Virginia Handerson Mahasiswa dapat
menjelaskan tentang teori
Virginia handerson
3 Dorothea Orem Mahasiswa dapat
menjelaskan tentang teori
Dorothea Orem
4 Martha E Roger Mahasiswa dapat
menjalaskan tentang teori
Martha E Roger
5 Hillegard Paplau Mahasiswa dapat
menjalaskan tentang teori
Hillegard Peplau
6 Jean Watson Mahasiswa dapat
menjalaskan tentang teori
Jean Watson
7 Patricia E. Benner Mahasiswa dapat
menjalaskan tentang teori
Patricia E. Benner
8 Refleksi Diri Mahasiswa dapat
mereflesikan satu atau
beberapa teori yang berkait
dengan diri sendiri
PANDUAN PRAKTIKUM
1
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Oleh : Ferika Indarwati, S.Kep.,Ns
Sutantri, S.Kep.,Ns
TIU :
Setelah mengikuti praktikum komunikasi terapeutik, semua
mahasiswa mampu mendemonstrasikan komunikasi terapeutik
sesuai dengan check list dalam berinteraksi dengan kliennya.
TIK :
Pada akhir praktikum, semua mahasiswa mampu :
Menyebutkan pengertian kornunikasi terapeutik dengan benar.
Menjelaskan proses komunikasi terapeutik dengan benar.
Menjeiaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
komunikasi dengan benar.
Menjelaskan fase hubungan perawat - klien dengan benar.
Melakukan teknik komunikasi verbal & non verbal sesuai
check list
Melakukan teknik komunikasi di berbagai tingkatan usia
KASUS
1. Seorang perawat yang sedang jaga pagi akan melakukan
penggantian linen tempat tidur, saat itu klien sedang tiduran
ditempat tidurnya, bagaimana perawat akan berkomunikasi
dengan klien untuk dapat melakukan tugasnya?
2. An. V, 5 tahun seorang anak perempuan dirawat di ruang
anak RS K dengan diagnosis medik Akut Limfositik Leukemia
(ALL) sejak 6 bulan yang lalu An. V terlihat lemah, ibunya
setiap hari menunggu An. V di rumah sakit. Setiap malam
menjelang tidur ibunya selalu membacakan cerita dari buku-
buku cerita yang dibawa oleh An. V. Anda sebagai perawat
yang merawat anak V, demonstrasikan teknik-teknik
berkomunikasi terapeutik dengan An. V.
3. In. D, 75 th seorang pensiunan pegawai negera sipil. Dirawat
di ruang pemulihan akibat stroke yang diderita 10 tahun yang
lalu. Saat ini Tn. D masih merasakan lemah pada ekstremitas
sinistra, tekanan darah Tn. D juga masin tinggi yaitu 270/120
MmHg. Tn. D tidak mau berinteraksi dengan orang lain
kecuali dengan anak bungsunya. Keluarganya mengatakan
bahwa Tn. D menjadi sensitif dan suka marah-marah jika
disinggung tentang penyakitnya. Bagaimana cara perawat
berkomunikasi dengan pasien lansia yang mempunyai
masalah seperti Tn. D ?
MATERI
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi
terapeutik, dalam hal ini komunikasi yang dilakukan oleh seorang
perawat pada saat melakukan intervensi keperawatan harus
mampu memberikan khasiat terapi bagi proses penyembuhan
pasien. Northouse (1998) mendefinisikan komunikasi terapeutik
sebagai kemampuan atau Keterampilan perawat untuk
membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi
gangguan -psikologis dan belajar bagaimana berhubungan
dengan orang Sain. Stuart G.W (1998 ( menyatakan bahwa
komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara
perawat dan klien, dalam hubungan ini perawat dan klien
memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka
memperbaiki pengalaman emosional klien. Sedangkan S.
Sundeen (1990) menyatakan bahwa hubungan terapautik adalah
hubungan kerjasama yang ditandai tukar menukar perilaku,
perasaan, pikiran dan pengalaman dalam membina hubungan
hubungan yang terapeutik.
TUJUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK :
1. Realisasi din, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan
diri.
2. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak
superfisial dan saling bergantung dengan orang tain.
3. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan serta mencapai tujuan yang realistis.
4. Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas
diri.
3. Tahap Kerja
Tahap kerja mempakan inti dari keseluruhan proses
komunikasi terapeutik (Stuart,G.W,1998). Tahap kerja
merupakan tahap yang terpanjang dalam komunikasi
terapeutik karena didalamnya perawat dituntut untuk
membantu dan mendukung klien untuk menyampaikan
perasaan dan pikirannya dan kemudian menganalisa respon
ataupun pesan komunikasi verbal dan non verbal yang
disampaikan oleh klien. Dalam tahap ini pula perawat
mendengarkan secara aktif dan dengan penuh perhatian
sehingga mampu membantu klien untuk mendefinisikan
masalah yang sedang dihadapi oleh klien, mencari
penyelesaian masalah dan mengevaluasinya. Dibagian akhir
tahap ini, perawat diharapkan mampu menyimpulkan
percakapannya dengan klien. Teknik menyimpulkan ini
merupakan usaha untuk memadukan dan menegaskan hal-
hal penting dalam percakapan, dan membantu perawat dan
klien merniliki pikiran dan ide yang sama (Murray,8. &
Judith,?..1997 dalam Suryani, 2005). Dengan dilakukannya
penarikan kesimpulan oleh perawat maka klien dapat
merasakan bahwa keseluruhan pesan atau perasaan yang
telah disampaikannya diterima dengan baik dan benar-benar
dipahami oleh perawat.
4. Tahap Teiminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan
klien. Tahap terminasi dibagi dua yaitu terminasi sementara
dan terminasi akhir (Stuart,G.W,1998). Terminasi sementara
adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan kliem, setelah
hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan bertemu
kembali pada waktu yang berbeda sesuai dengan kontrak
waktu yang telah disampaikannya. Sedangkan terminasi akhir
dilakukan oleh perawat setelah menyelesikan seluruh prases
keperawatan.
2. Komunikasi Verbal
Berbentuk lisan dan tulisan, didalamnya terkandung
makna / isi dari komunikasi yang sedang dilakukan, yang
termasuk komunikasi ini adalah :
Vocabulary (perbendaharaan kata-kata)
- Komunikasi tidak akan efektif bila pesan
disampaikan dengan kata-kata yang tidak
dimengerti, karena itu oleh kata menjadi penting
dalam berkomunikasi.
Racing (kecepatan)
- Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila
kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak
terlalu cepat atau terlalu lambat
Intonasi suara
- Akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik
sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila
diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda.
Intonasi suara yang tidak proposional merupakan
hambatan dalam berkomunikasi.
Humon
- Dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia.
Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan
tertawa dapat membantu menghilangkan stres dan
nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan spikis
dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan
satu-satunya selingan dalam berkomunikasi
Singkat dan jelas
- Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara
singkat dan jelas, langsung pada pokok
permasalahanya sehingga lebih mudah dimengerti
Timing (waktu yang tepat)
- Adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia
untuk berkomunikasi, artinya dapat men yediakan
waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa
yang disampaikan.
B. Reflecting Skill
1. Reflecting Content: Paraphrasing, perception
checking
2. Reflecting Feeling : merefleksikan perasaan yang
mungkin dirasakan pasien
3. Reflecting Experience: merefleksikan
pengalaman/perilaku pasien
4. Focusing : Memfokuskan permasalahan
5. Probing: Menggali permasalahan
C. Cissing Skill.
1. Interpretation : asumsi/interpretasi baik secara
langsung / tidak langsung
2. Confrontation : mengkonfrontasi : tindakan
mengundang/ mengajak pasien untuk
mememeriksa perilakunya yang tampaknya
merugikan/membahayakan dirinya/orang lain
sehingga dapat mangubah perilakunya
3. Giving Feedback & opinion : memberikan umpan
balik & opini
4. Summarizing: merangkum beberapa hal yang ingin
dicapai permasalahan
5. Goal setting : penetapan tujuan yang ingin dicapai
& rencana tindak lanjut
Nama Mahasiswa :
NIM :
N Kegiatan 0 1 2
o
1 Tahap Preinteraksi
Mengumpulkan data tentang klien
Mengeksplorasikan perasaan, fantasi dan
kekuatan diri
Menganalisa kekuatan dan kelemahan
profesional diri
Membuat rencana pertemuan dengan klien
2 Tahap Orientasi / Membina Sambung Rasa
Mengucapkan salam dengan tersenyum kepala
klien dan keluarga
Mempersilahkan duduk / menempatkan diri
Memperkenalkan nama perawat
Menanyakan panggilan kesukaan klien
Membantun kepercayaan pasien
Memformulirkan kontrak dengan klien :
- Peran yang diharapkan dari pesawat dan
klien
- Tanggung jawab dari perawat dan klien
- Tujuan
- Kerahasiaan
- Topik
- Waktu
- Tempat
3 Tahap Kerja
Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya
Menanyakan keluhan utama
Memulai kegiatan dengan cara yang baik
Melakukan kegiatan yang telah direncanakan
Mempertahankan sikap terbuka
Mempertahankan kehangatan
Menunjukkan sikap empati
4 Tahap Terminasi
Mengevaluasi kegiatan kerja yang telah
dilakukan baik secara kognitif, psikomotor
maupun afektif (menyimpulkan, memberikan
feedbock)
Memberikann reinforcement positif
Merencanakan tindak lanjut kegiatan dengan
klien
Melakukan kontak (waktu, tempat, topik)
Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
N Aktivitas 0 1 2
o
1 Verbal communication
a. Menggunakan bahasa yang jelas dan mudah
dimengerti
b. Menggunakan intonasi yang jelas
2 Non verbal communications
a. Tatapan mata : Mempertahankan kontak
mata, natural
b. Menggunakan mimic yang tepat
c. Mulut : Tersenyum, rileks
d. Gerakan tangan : memberikan sentuhan,
rileks, terbuka
e. Gerakan badan perhatian, sikap keterbukaan
f. Penampilan : tampak bersih dan rapi
2
TEKNIK EMPATI
Yenni Permata Istanti, M.Kep.Sp.KMB
Sutantri, S.Kep.,Ns.
TIU :
Setelah mengikuti praktikum ini, semua mahasiswa mampu
mendemonstrasikan komunikasi dengan klien dengan melibatkan
teknik empati.
TIK:
Pada akhir praktikum teknik empati ini, semua mahasiswa
mampu :
1. Menjelaskan pengertian empati dengan benar
2. Menjelaskan aspek - aspok dalam empati
3. Mampu melakukan teknik kehangatan, empati dan respek
sesuai check list
KASUS
My. A, 35 tahun dirawat di ruang bedah dengan post operasi
Laparotomi hari kedua. Ny. A mengeluh nyeri pada area bekas
operasi. Pasien mendapatkan obat analgetik untuk mengurangi
rasa sakitnya. Selama 2 hari pasien mengatakan sulit tidur
karena nyeri yang dirasakan. Anda sebagai perawat yang
merawat Ny. A. bagaimana komunikasi yang anda gunakan untuk
menunjukkan bahwa anda empati dan respek terhadap Ny. A?
MATERI
EMPATI
Empati merupakan kemampuan menempatkan diri kita pada diri
orang lain dan bahwa kita telah memahami bagaimana perasaan
orang lain tersebut dan apa yang menyebabkan reaksi mereka
tanpa emosi kita terlarut dalam emosi orang lain.
B. Kesejatian
Kesejatian merupakan kesamaan respon non verbal dan
respon verbal serta ketertarikan dan perhatian dengan
lawan bicara.
TEKNIK RESPEK
Respek merupakan perilaku yang menunjukkan kepedulian /
perhatian, rasa suka dan menghargai pasien. Perawat
menghargai pasian sebagai seseorang yang bernilai dan
menerima pasien tanpa syarat (Stuart dan Sundeen, 1995).
Nama Mahasiswa :
NIM :
N Pengamatan Tingkah Laku 0 1 2
o
1 Memelihara kontak mata
2 Berhadapan
3 Sedikit miring / membungkuk
4 Postur terbuka : lengan
5 Postur terbuka : kaki
6 Poster rileks
7 Anggukan kepala / tunjukkan ketertarikan
8 Senyum
9 Bercanda
10 Tekanan suara hangat
11 Menunjukkan ketertarikan
12 Pembicaraan menunjukkan ketertarikan
CEKL LIST EMPATI
Nama Mahasiswa :
NIM :
N Kegiatan Empati 0 1 2
o
1 Keakuratan (Tepat)
2 Kejelasan (Rasional)
3 Kealamiahan (Natural)
4 Kehangatan
5 Kesejatian
6 Cek respon klien
CEKL LIST RESPECT
N Respect Activity 0 1 2
o
1 Memandang kearah klien
2 Memberikan perhatian
3 Mempertahankan kontak mata
4 Tersenyum pada saat yang tepat
5 Mendekat kearah klien
6 Memberikan feedback
7 Memegang tangan / memberikan sentuhan
3
TEKNIK KONFRONTASI & MENOLAK
PERMINTAAN SULIT
Yuni Permatasari Istanti, S.Kep.Ns
TIU :
Setelah Mengikuti praktikum ini, semua mahasiswa mampu
mendemonstrasikan komunikasi dengan klien dengan melibatkan
teknik konfrontasi.
TIK :
Pada akhir praktikum ini, semua mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian konfrontasi dengan benar
2. Menjelaskan cara melakukan konfrontasi
3. Mampu melakukan teknik konfrontasi sesuai check list
KASUS
Kasus I
Ny. P, 45 th dirawat di RS D dengan diagnosa medis Ca. Mammae
stadium III. Ny. P sudah dirawat selama 3 bulan dan
mendapatkan terapi kemoterapi. Saat perawat mau membantu
pasien untuk makan, pasien tidak mau, pasien hanya sngin
pulang saat ini, dia sudah merasa bosan dengan penyakitnya.
Pasien juga menyatakan bahwa penyakitnya tidak mungkin bisa
disembuhkan.
Kasus II
Anda adalah perawat yang sedang memberikan nursing care di
bangsal kardiovaskuler. Pak Iwan, 56 tahun adalah satu pasien
anda yang terkena myocardial infarction, 3.5 mninggu yang lalu.
Saat ini Pak Iwan sudah dalam masa penyembuhan yang baik.
Dua hari yang lalu dokter ahli jantung sudah menginformasikan
kepada Pak Iwan agar memulai aktifitasnya secara hertahap
seperti mandi sendiri dan duduk di kursi selama 15 menit setiap
pagi dan sore. Dari pengamatan anda, Pak Iwan tidak
melakukan aktifitas sesuai yang dianjurkan dan mengatakan
takut jika terkena serangan jantung selanjutnya. pagi itu Pak
Iwan meminta anda untuk membasuh tangan dan laki-lakinya
untuk dia. Pak Iwan sebenarnya mampu mengerjakan hal
tersebut sendiri bahkan itu sangat bagus untuk membantu
menguatkan hal tersebut. Hal ini adalah tidak beralasan jika
anda membantu Pak Iwan, karena akan menghambat proses
penyembuhannya.
MATERI
KONFRONTASI
Konfrontasi merupakan proses interpersonal yang digunakan oleh
perawat untuk memfasilitasi, memodifikasi dan perluasan dari
gambaran diri orang lain. Tujuan konfrontasi adalah agar orang
lain sadar adanya ketidaksesuaian pada dirinya dalam hal
perasaan, tingkah laku dan kepercayaan.
Contoh konfrontasi :
Nurse: "Mas H tadi mangatakan bahwa ingin cepat sembuh dan
pulang, ke rumah, tapi sekarang mas H tidak mau minum obat,
bagaimana hal ini terjadi ?
CEK LIST INTI KONFRONTASI
No Pengangkatan Tingkah Laku Ya Tida
k
1 Clarify : mengklarifikasi
2 Articulate : Mengekspresikan Opini
3 Request : Meminta
4 Encourage : Mendorong / memberikan
support
Menolak Permintaan yang Sulit
Berkata Tidak
Ketrampilan untuk mengatakan tidak adalah untuk menolak
dengan jalan yang asertif, berbeda dengan jalan agresif. Menjadi
asertif berarti melindungi diri dengan mengurangi tugas yang
tidak dapat kita tangani dan menghormati orang lain dengan
menolak dengan jalan yang sopan dan dengan jalan yang baik.
Keinginan kita untuk membantu pasien dan rekan kita dan
keinginan kita agar dapat terlihat sebagai perawat yang dapat
membantu seringkali mengganggu kemampuan kita untuk
berkata tidak dengan jelas dan sederhana.
Nama :
Nama Penilai :
4
BERKOMUNIKASI LEWAT TELEPON DAN SMS
Uswatun Khasanah, MNS
Ferika Indarwati, Ns
Susantri, S. Kep.,Ns
TIU :
Setelah Mengikuti praktikum ini, semua mahasiswa mampu
mendemonstrasikan bagaimana meminta batuan pada klien,
rekan kerja dari tim kesehatan yang lain & berkomunikasi lewat
telephone.
TIK :
Pada akhir praktikum ini, semua mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan bagaimana menentukan support yang
dibutuhkan di tempat kerja
2. Menjelaskan langkah langkah memuat permintaan dukungan
di empat kerja.
3. Mejelaskan langkan - langkah berkomunikasi lewat telephone.
KASUS
Perawat Ana bekerja di shift jaga sore, kebetulan pada saat itu
hanya ada 2 orang perawat yang jaga sore, yaitu perawat Ana
dan perawst Ika, karena perawat yang satunya lagi sedang sakit
sehingga ijin. Saat itu ada banyak pasien yang membutuhkan
pertolongan sehingga tidak memungkinkan jika hanus ditangani
oleh 2 orang perawat saja. Perawatan sebagai yang
bertanggungjawab jaga sore bermaksud meminta pertolongan
agar diberiksn perawat tambahan dan perawat cadangan shift
jaga sore.
MATERI
BERKOMUNIKASI LEWAT TELEPON
Selain berkomunikasi secara langsung dengan klien dan tim
kesehatan yang lain, perawat juga sering berkomunikasi lewat
telepon. Komunikasi lewat telepon yang sering dilakukan perawat
antara lain manerima telepon dari klien/tim kesahatan lain,
berkolaborasi pada saat dokter/tim kesehatan yang lain tidak
sedang berada di tempat. Hal ini mampu membantu /
memberikan kemudahan bagi perawat dalam melakukan
tugasnya.
Cara menelpon yang menyenangkan, dan efisien sangat
berpengaruh terhadap nilai perawat yang baik.
Telepon merupakan sarana yang penting untuk
berkorounikasi dangers arang lain. Oleh karena itu seorang
perawat dalam menangani baik telepon masuk maupun telepon
keluar hendaknya memperhatikan hal-hal berikut: "
Melatih suaranya agar enak di dengar
Suara diatur agar tidak tedalu tinggi dan rendah
Ucapan yang jelas
Perlihatkan sikap dan kata-kata yang baik
3. Percakapan 3
Ms. Nurul : Selamat pagi, Ruang perawatan maternitas
Sakinah dengan Ners Nurul, perawat disini.
Anda yang bisa saya bantu ?
Ibu Hidayah : Ya bu, saya mencari suster Mutmainah,
apakah dia ada ?
Ms. Nurul : Maaf, suster Aliyah sedang ke pasiennya
sekarang, ada pesan yang bisa saya
sampaikan?
Ibu Hidayah : Ya, Tolong katakan saya menelponnya
Ms. Nurul : Boleh saya tau nama anda ?
Ibu Hidayah : Hidayah Saadah
Ms. Nurul : Bisa diejakan ibu ?
Ibu Hidayah : H-i-d-a-y-a-h S-a-d-a-h
Ms. Nurul : H-i-d-a-y-a-h S-a-d-a-h
Ibu Hidayah : Ya, benar
Ms. Nurul : Ada pesan?
Ibu Hidayah : Saya menelpon untuk membuat janji
perawatan luka di rumah setelah operasi
Caesar. Tolong sampaikan, saya, menunggu
konfirmasinya untuk menentukan waktu yang
tepat
Ms. Nurul : Bisa saya catat nomer telepon ibu ?
Ibu Hidayah : Ya, 08132891011
Ms. Nurul : 08132891011
Ibu Hidayah : Ya, betul
Ms. Nurul : Baik, saya akan sampaikan pesan ibu kepada
suster Aliyah
Ibu Hidayah : Terimakasih, Assalamualaikum Wr. Wb.
Ms. Nurul : Wassalamualaikum Wr. Wb.
Kasus latihan
Perawat sedang bertugas jaga malam di bangsal anak Ibnu
Sina, perawat mengelola klien dengan Diare. Saat itu klien
demam tinggi 39C, perawat sudah melakukan tindakan
keperawatan dengan melakukan kompres pada anak tersebut
dan memberikan penurunan panas sesuai resep, namun
klien tidak menunjukkan perbaikan. Perawat memutuskan
untak berkonsultasi dengan dokter. Praktikan cara menelpon
yang baik.
CEK LIST BERKOMUNIKASI LEWAT TELEPON
NO KEGIATAN YA TiDAK
1. Perawat mencari atau mencocokan nomer
telepon dengan buku telepon.
2. Mencatat semua pokok-pokok permasalahan
yang akan disampaikan pada sebuah block
note & menyiapkan kertas kosong untuk
mencatat pesan / hasil kolaborasi dengan tim
kesehatan
3. Jika salah lain
sambung hendaknya segera minta
4. Bila
maaf hubungan sudah tersambung, perawat
harus segera memperkenalkan diri dan
menyatakan maksud menelpon secara jelas
5. Bila selesai mengadakan pembicaraan ucapkan
terimakasih dan salam. Letakkan kembali
gagang telepon dengan baik.
Menerima Telepon
NO Aspek yang Dinilai YA TiDAK
1. Perawa t segera mengangkat begitu telepon
berdering, jangan biarkan telepon berdering lebih
dari 3 kali
2. Angkat telepon dengan tangan kiri dan tangan
kanan memegang alat tulis dan balok note
3. Menjawab telepon hendaknya, singkat, jelas, dan
sopan. Ucapkan salam, nama Anda dan ruang
tempat bekerja, dan tawarkan bantuan
4. Tanyakan nama penelpon dan keperluannya
5. Mencatat segala pesan atau permintaan
penelepon dengan penuh perhatian
6. Bila perlu, perawat dapat meminta penelepon agar
mengeja kata kata asing atau atau nama yang
7. Nomor-nomor
sulit telepon, angka angka, dan pesan
pesan penting harus diulang agar dapat dicek
8. Menutup telepon setelah penelepon memutuskan
kebenarannya
hubungan terlebih dahulu
5
MENYAMPAIKAN BERITA BURUK
Uswatun Khasanah, MNS
TIU :
Setelah mengikuti praktikum ini, semua mahasiswa mampu
mendemonstrasikan bagaimana menyampaikan berita buruk
bagi klien dan keluarganya.
TIK:
Pada akhir praktikum ini, semua mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan bagaimana cara menyampaikan berita buruk
bagi pasien dan keluarganya.
2. Menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan saat
menyampaikan berita buruk bagi pasien dan keluarganya.
KASUS :
Anda adalah perawat yang bertugas di bangsal panyakit dalam.
Di sana terdapat seorang ibu Ana, 34 tahun mempunyai 2 orang
anak berumur 3 dan 5 tahun. Suaminya Sapak Erik berusia 36
tahun. Ibu Ana hari ini sedang menunggu hasil biopsy tentang
keluhan payudara kanannya. Ternyata dari hasil biopsy didapat
keterangan bahwa Ibu Ana positif terkena kanker payudara dan
harus segera memulai program tomoterapi.
Kasus II
Siska, mahasiswa 24 tahun dibawa ke bagian gawat darurat
karena kecelakaan lalu lintas yang cukup hebat, yang pada
akhirnya jiwanya tidak tertolong lagi. Keluarganya menunggu di
ruang tunggu, bagaimana anda sebagai seorang perawat
menghadapi permasalahan ini.
MATERI
Satu dari tugas-tugas yang paling berat bagi seorang
perawat adalah menyampaikan berita buruk. Sebagai contoh:
Pak Rudi, saya mempunyai kabar buruk, dari hasil biopsy
menyatakan bahwa anda positif terkena kanker". Atau oleh
karena buruknya kondisi pasien dan walaupun anda sudah
melakukan semua usaha maksimal anda, pada akhirnya pasien
meninggal. Tugas anda adalah memberitahukan, istri, ibu, atau
ayah pasien. Bagaimana anda mengatakannya kepada keluarga
pasien tentang hal tersebut.
Seberapa akan menolak untuk menyampaikan berita buruk
seperti ini, lebih lagi sangat sedikit training agar perawat mampu
meningkatkan kemampuan mereka dalam menyampaikan berita
buruk. lebih dari itu baik siswa ataupun perawat klinik juga
jarang menghadapi atau mempunyai pengalaman dalam
menyampaikan berita buruk, sehingga ketrampilan dalam
menyampaikan berita buruk ini perlu untuk lebih diasah.
Membuat Hubungan
Buatlah percakapan awal, walaupun anda mungkin
mengira bahwa orang yang akan anda ajak bicara sudah
mempunyai firasat apa yang akan anda sampaikan. Beberapa
tugas yang penting dalam bagian ini adalah:
1. Percakapan awal Perkenalkan diri anda dan orang-orang yang
bersama-sama dengan anda. Jika disana terdapat orang yang
belum diketahui oleh perawat, cari tahu siapakah dia.
2. Kaji status resipien (orang yang anda tuju kabar buruk).
Tanyakan kabar atau kenyamanan dan kebutuhannya. Anda
perlu mengkaji tentang pemahaman resipien terhadap
situasi. Hal ini akan membantu perawat dalam membuat
transisi dalam menyampaikan kabar buruk dan akan
membantu perawat dalam mengkaji persepsi pasien terhadap
keadaan. Perawat bisa jadi mengutarakan pertanyaan seperti:
Apa yang anda pahami tentang apa yang telah terjadi" atau
dengan menanyakan ,..mengapa suatu test itu dilakukan".
Berbagi Berita
Ada kiasan bahwa kabar buruk adalah seperti ham, yang
radiasinya dapat mengenai berbagai semuanya.
1. Bicara pelan. Gunakan kalimat yang jelas dan menggunakan
kalimat yang ambigu, atau mempunyai arti ganda.
2. Berikan peringatan awai. Anda bisa mengatakan, Saya takut
saya mempunyai kabar yang kurang bagus bagi anda.
Berhenti sebentar dan perhatikan pasien.
3. Sampaikan berita yang akan perawat sampaikan. Kalimat
hendaknya singkat dan hanya beberapa kalimat pendek saja:
"Hasil biopsy sepertinya tidak seperti yang kita harapkan, hal
tersebut kanker."
Nama Mahasiswa :
NIM :
No Kegiatan 0 1 2
1 Tahap Preinteraksi
Persiapan diri perawat dengan informasi yang
adekuat mengenai kondisi pasien dari catatan
perawat, medis, dan catatan tim kesehatan lainnya
Eksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
Analisa kekuatan dan kelemahan profesional diri
2 Tahap Orientasi
Menentukan hubungan dengan pasien atau orang
yang dituju
Buat percakapan awal, perkenalan diri anda jika
ada orang yang belum diketahui oleh perawat cari
tahu siapakah orang tersebut
Kaji status pasien. Tanyakan pemahaman klien
terhadap situasi yang ada
3 Tahap kerja
Berbagai berita
Berikan waktu yang cukup untuk menyampaikan
berita
Beri perhatian dan bicara dengan tidak tergesa
gesa, usahakan rekan kerja perawat tidak
menggangu atau menginterupsi selama perawat
berkomunikasi dengan pasien
Sampai berita
Kaji reaksi dari berita
Tunggu reaksi dengan tenang. Siapkan diri dengan
hal hal yang tidak anda perkirakan
Lihat dan dengarkan tanda tanda, respon perawat
yang diinginkan oleh klien
Ikuti dan perhatikan respon klien selanjutnya
4 Tahap Terminasi
Transisi untuk follow Up
Jadwalkan pertemuan untuk follow up
Jelaskan posisi perawat dalam proses
Akhiri hubungan dengan empati dan tunjukkan
bahwa anda perhatian
DAFTAR PUSTAKA