Anda di halaman 1dari 69

Bentol di Ketiak

Blok 13 - Kelompok 2A
Nama Anggota
1. Atanasius Valerianus Rakeng - 1561050001

2. Triyani Agustin -
1561050030

3. Jemima Milcah Chan - 1561050032

4. Wynne Rima Margaretha Sibarani - 1561050083

5. Gede Ananta Wijaya - 1561050084

6. Waode Al Fara Damierza Al Amin - 1561050094

7. Cynthia Monica -
1561050132
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Anatomi Kulit

2. Histologi Kulit dan Jaringan Penunjang

3. Fisiologi Kulit

4. Pemerisaan Dermatologi dan Interpretasi Hasil

5. Penatalaksanaan

6. Efloresensi
HIPOTESIS
Adanya hubungan antara
ANATOMI KULIT
Kulit dibagi menjadi 3 lapisan utama

1. Epidermis

2. Dermis

3. Hipodermis
Sel-sel pada epidermis:

> Keratinosit : 85 % sel epidermis


> Melanosit : bentuk pigmen melanin
> Sel langerhans: makrofag
> Sel Merkel : reseptor sensorik
DERMIS
Vaskularisasi kulit diatur 2 pleksus
> Plexus superficial anastomosis di papil dermis
> Plexus Profunda anastomosis di pars retikulare
HIPODERMIS
HISTOLOGI KULIT
LAPISAN KULIT
EPIDERMIS
Epidermis terutama terdiri atas epitel berlapis
gepeng berkeratin yang disebut keratinosit.
Pada bagian epidermis kulit terbagi menjadi kulit
tebal dan kulit tipis.
Kulit tebal ketebalan lapisannya 400-1400 m
Kulit tipis ketebalan lapisannya 75-150 m
LAPISAN DAN SEL PADA EPIDERMIS
STRATUM BASALE
Epitelnya selapis kuboid
dengan sel-sel yang
berbentuk kolumnar dan
protoplasma basofilik inti
lonjong dan besar

Terdapat sel pembentuk


melanin (melanosit) dengan
sel-sel berwarna muda
dengan sitoplasma basofilik
inti gelap
MELANOSIT
STRATUM SPINOSUM
Lapisan epidermis paling
tebal yang terdiri atas sel-sel
kuboid atau agak gepeng
dengan inti di tengah dan
dengan nukleolus dan
sitoplasma yang aktif
menyintesis filamen keratin.
STRATUM GRANULOSUM
Terdiri atas 3-5 lapis sel
poligonal gepeng.
Sitoplasmanya berisikan
massa basofilik yang
disebut granul keratohialin.
STRATUM LUSIDUM
Merupakan lapisan sel-sel
gepeng tanpa inti dengan
protoplasma yang berubah
menjadi protein yang
disebut eleidin.
STRATUM KORNEUM
Terdiri atas 15-20 lapis sel
gepeng yang mati tidak
berinti dan protoplasmanya
berubah menjadi keratin
(zat tanduk).
LAPISAN DERMIS
Lapisan papilar tersusun atas Lapisan retikular terdiri atas
serat kolagen tipe III (serat jaringan ikat padat iregular
retikuler) dan serat elastin yang memiliki lebih banyak
yang tersusun menjadi serat dan lebih sedikit sel
jaringan ikat longgar. daripada lapisan papilar.
Berisi ujung serabut saraf Dasar lapisan ini terdiri atas
dan pembuluh darah. cairan kental asam
hialuronat dan kondroitin
sulfat.
LAPISAN DERMIS
LAPISAN DERMIS
LAPISAN SUBKUTIS

Terdiri atas jaringan ikat


longgar berisi sel-sel lemak
didalamnya.
HISTOLOGI
JARINGAN PENUNJANG KULIT
PEMBULUH & RESEPTOR SENSORIK KULIT
Mikrograf yang memperlihatkan 2 reseptor sensorik tersering di kulit

A.Korpuskel (Meisnerr)
taktil

B.Korpuskel (Pacini)
berlamel
RAMBUT
Adalah struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel epidermis
yang disebut folikel rambut. Warna,ukuran, dan tekstur rambut bervariasi sesuai
umur, latar belakang genetik dan bagian tubuh.
Lapisan rambut dan folikelnya
KUKU
Merupakan lempeng keratin yang keras dan fleksibel pada permukaan dorsal
setiap falang distal.
KELENJAR KULIT
A.Kelenjar Sebasea

Merupakan kelenjar asinar bercabang dengan sejumlah asini yang bermuara ke


dalam saluran pendek dan biasanya berakhir di bagian atas folikel rambut.

A.Kelenjar Keringat

Merupakan derivat epitel yang tertanam di dermis yang membuka ke permukaan


kulit atau ke dalam folikel rambut. Terbagi menjadi dua, yaitu : Kelenjar keringat
ekrin & Kelenjar keringat apokrin.
Kelenjar Sebasea
Kelenjar Keringat
Fisiologi Kulit
Fungsi Integumen
1. Perlindungan

2. Pengaturan Suhu Tubuh

3. Ekskresi

4. Metabolisme

5. Komunikasi sensasi
EFLORESENSI
EFFLORESENSI PRIMER
-Makula -Papula -Plak (Plaque)
Efloresensi primer yang hanya berupa Penonjolan padat diatas Peninggian diatas permukaan
perubahan warna kulit tanpa permukaan kulit, berbatas tegas, kulit permukaan berisikan zat
perubahan bentuk, seperti pada Tinea dan berukuran < 1 cm padat (biasanya infiltrat),
Versikolor diameter >2 cm atau lebih.
Contohnya papul yang melebar
-Eritema ataupapul-papul yang
Makula yang berwarna merah, berkonfluensi pada psoriasis
seperti pada dermatitis dan lupus
eritematous
-Nodul -Vesikula
-Pustula
Gelembung yang berisi cairan
Seperti papula, tetapi vesikel berisi nanah, seperti variola,
serosa dengan diameter < 1
diameter > 1 cm, misal pada varisela
cm, misal pada varisela dan
prurigo nodularis herpes zoster

-Bula
Vesikel dengan diameter > 1
cm, misal pada luka bakar
-Urtika -Tumor -Kista
Penonjolan diatas penonjolan diatas permukaan Penonjolan diatas permukaan
permukaan kulit akibat kulit berdasarkan pertumbuhan kulit berupa kantong yang berisi
edema setempat dan sel maupun jaringan tubuh cairan serosa atau padat atau
dapat hilang perlahan- setengah padat
lahan, misal gigitan
serangga
Efloresensi Sekunder
-Scale (Skuama) -Krusta -Erosi
Pelepasan lapisan tanduk dari Onggokan cairan darah, kotoran, Kerusakan kulit sampai
permukaan kulit. Dapat berupa sisik nanah, dan obat yang sudah stratum spinosum. Kulit
halus, dermatitis, atau kasar mengering diatas permukaan kulit, tampak menjadi merah dan
(psoriasis). Skuama dapat berwarna misal pada impetigo krustosa, keluar cairan serosa, misal
putih (psoriasis), coklat, atau bersisik dermatitis kontak. Dapat berwarna pada dermatitis kontak
ikan (iktiosis) hitam (pada jaringan nekrosis), merah
(asal darah), atau coklat ( asal darah,
nanah, serum)
-Ekskoriasis -Ulkus -Rhagaden
Kerusakan kulit sampai ujung Kerusakan kulit (epidermis dan Belahan-belahan kulit dengan
stratum papilaris sehingga kulit dermis)yang memiliki dasar dinding, dasar yang sangat kecil/dalam
tampak merah disertai bintik-bintik tepi dan isi, Misal pada Ulkus tropikum, misal pada keratoskisis,
perdarahan. Biasa ditemukan pada ulkus durum keratodermia
dermatitis kontak dan ektima
-Skar/parut(Sikatriks) -Keloid -Abses
Jaringan ikat yang menggantikan Hipertrofi yang pertumbuhannya Kantong yang berisi nanah
epidermis dan dermis yang sudah hilang. melampaui batas didalam jaringan, misal abses
Jaringan ikat ini dapat lebih cekung dari Bartholini dan abses banal
kulit sekitarnya (sikatrik atrofi), dapat
lebih menonjol (sikatrik hipertrofi), dan
dapat normal (eutrofi/luka sayat). Sikatrik
tampak licin, garis kulit dan adneksa
hilang
-Likenifikasi -Guma
-Hiperpigmentasi Hipopigmentasi
Penebalan kulit Kerusakan kulit yang
Penimbunan pigmen Kelainan kulit yang
sehingga garis-garis destruktif, kronik,
berlebihan sehingga kulit menyebabkan kulit lebih
lipatan/ relief kulit dengan penyebaran
tampak lebih hitam dari putih dari sekitarnya, misal
tampak lebih jelas, serpiginosa, misal
sekitarnya. Misal pda pada skleroderma, dan
seperti pada prurigo, pada sifilis gumosa
melasma, dan pascainflamasi vitiigo
neurodermatitis
Efloresensi Khusus
-Kanalikuli -Milia (White head) -Komedo (Black head)
Ruam kulit berupa saluran-saluran Penonjolan diatas permukaan Ruam kulit berupa bintik hitam
pada stratum korneum, yang timbul kulit yang berwarna putih yang yang timbul akibat proses
sejajar dengan permukaan kulit, timbul disebabkan oleh oksidasi udara terhadap sekresi
sperti yang ada pada skabies penyumbatan saluran kelenjar kelenjar sebasea di permukaan
sebasea, seperti pada akne kulit, seperti pada akne
sistika
-Eksantema -Roseola -Purpura
Ruam permukaan kulit yang Eksantema lentikular berwarna merah Perdarahan didalam/ di bawah kulit
timbul serentak dalam waktu tembaga seperti pada sifilis dan yang tampak kemerahan, dan tidak
singkat dan tidak berlangsung frambusia hilang pada penekanan kulit, seperti
lama, biasanya ditandai dengan pada dermatitis medikamentosa
demam, seperti demam
berdarah
Sifat-sifat Efloresensi
1. Ukuran 2. Gambaran
- Linear : Garis lurus
- Miliar : Sebesar jarum pentul - Sirsinar/anular : Melingkar
- Lentikular : Sebesar kacang - Arsinar : Bulan sabit
hijau-jagung) - Polisiklis : Menyerupai bunga
- Korimbiformis : jika ruam besar
- Numular : Sebesar uang logam dikelilingi oleh ruam kecil di
seratu rupiah sekitarnya ( hen and chicken
configutation )
- Plakat : Lebih besar dari uang
logam seratus rupiah
4. Lokalisasi/penyebaran
3. Bentuk/Susunan Kelainan - Soliter : hanya 1 lesi contoh pada ulkus
- Impetigo : Bundar durum
- Pitiriasis rosea : Lonjong - Multipel : lesi banyak contoh pada varisela
- Regional : menyerang regio tertentu ( 1
- Serpiginosa : Sifilis stadium III regio)
- Herpetiformis : Vesikel - Diskrit : lesi-lesi terpisah satu dengan yang
lain, contoh ektima
berkelompok seperti herpes
- Simetris : mengenai kedua belahan badan
zoster seperti dermatitis medikamentosa
- Konfluen : 2 atau lebih lesi yang - Bilateral : menyerang kedua belahan badan
seperti pada varisela, dan variola
menjadi 1 - Unilateral : menyerang separuh badan
- Variola : bila efloresensi seperti herpes zoster
- Universal : seluruh tubuh terkena
bergabung menjadi satu
- Generalisata : tersebar pada sebagian besar
efloresensi besar bagian tubuh
- Iris formis : bentuk - Sirkumskrip : Berbatas tegas
- Difus : Tidak berbatas tegas
bulat/lonjong ditengahnya
tampak putih/hitam
PEMERIKSAAN DERMATOLOGI DAN
INTERPRETASI HASIL
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN

PENGOBATAN UMUM PENGOBATAN KHUSUS

MENGURANGI REKURENSI MENGOBATI DAN MENGURANGII

MENGURANGI PENCEGAHAN
DERMATO-TERAPI

TOPIKAL SISTEMIK INTRALESI


TOPIKAL
- Pengaruh fisik dan kimiawi >> HOMEOSTASIS

Prinsip Obat Topikal :

a. Bahan dasar ( Vehikulum)

b. Bahan aktif
BAHAN DASAR ( VEHIKULUM )

CAIRAN Bedak Kocok BEDAK

Pasta Pendingin

Krim Pasta Berlemak

SALAP
1.Cairan
- Terdiri dari :
A. Solusio : Larut dalam air
Penatalaksanaan :
- Kompres
- Rendam
- Mandi
B. Tingtura : Larut dalam alkohol
1.Cairan
Kompres
Bahan aktif yang digunakan : Astringen dan Antimikrobal

KOMPRES TERBUKA KOMPRES TERTUTUP

Penguapan cairan kompres disusul Efek Utama : VASODILATASI


absorpsi eksudat Bukan untuk penguapan
Efek :
- Jika ada eksudat > Kering
- Perm. kulit menjadi dingin
- Vasokontriksi
- Eritema berkurang
- Membersihakn
2. Bedak
Bedak Membuat lapisan tipis pada permukaan kulit sehingga penetrasi
sangat kecil.

Efek :

- Mendinginkan

- Antiinflamasi ringan

- Antipruritus

- Proteksi mekanik

- Pengurangi pergesekan pada kulit berlipat


3. Salap 4. Bedak Kocok
Bahan dasar : bahan Bahan dasar : campuran air dan
berlemak ( spt mentega ) bedak , biasanya ditambah gliserin

< vaseline, lanoline, minyak >

5. Krim 6. Pasta
Bahan dasar : campuran air, Bahan dasar : bahan campuran
minyak, emulgator bedak dan vaseline
W/O Bersifat protektif dan mengeringkan
O/W
7. Linimen 8. Gel
Bahan dasar : campuran Sediaan berdifat hidrokoloid /
cairan, bedak, salap hidrofilik

Bersifat sebgai pendingin (


pasta pendingin)
BAHAN AKTIF
- Inti dari bahan aktif : harus bisa tercampur dengan venikulum ( karena ada
obat yang OTT : obat tidak terampurkan )

Alumunium
Asam Salisilat Camphora Menthol
Asetat

Asam Asetat Asam Vit A Camphora Podofilin

Asam Benzoat Benzokain CorticoSteroid Sulfur

Asam Borat Benzil Benzoat Mentol Zat antiseptik


Daftar Pustaka
Luniwih, Sri RWM. 2015. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin : Morfologi kulit dan cara membuat diagnosis Ed.VII. Jakarta:EGC

Siregar RS.2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit : Efloresensi Kulit Ed.2. Jakarta:EGC

Siregar RS.2017. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit : Pioderma Furunkel Ed.3. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai