PENDAHULUAN
Dermatologi dapat dipelajari secara sistematis
setelah PLENCK (1776) menulis buku yang
berjudul System der Hautkrankheiten dimana
buku tersebut digunakan sebagai dasar
membuat diagnosis penyakit kulit secara klinis.
Untuk mempelajari ilmu penyakit kulit mutlak
diperlukan pengetahuan tentang ruam kulit atau
morfologi atau ilmu yang mempelajari lesi kulit
(efloresensi).
EFLORESENSI
PRIMER
SEKUNDER
KHUSUS/SPESIFIK
Makula
Papul
Plaq
Urtika
PRIMER
Kista
Pustul
Nodus
Bula
Vesikel
Makula
Kelainan kulit berbatas tegas berupa perubahan
warna semata-mata tanpa perubahan bentuk.
Contoh: Melanoderma, leukoderma, purpura,
petekie, ekimosis.
Papul
Penonjolan di atas permukaan kulit akibat
pelebaran pembuluh darah kapiler yang
reversibel, sirkumskrip, berukuran diameter <
0,5 cm, berisikan zat padat.
Bentuk bermacam-macam : setengah bola,
kerucut, datar, berduri, bertangkai.
Warna dapat merah (peradangan), pucat,
hiperkrom, putih, atau seperti kulit disekitarnya.
Letak pada epidermal atau kutan.
Plaque (Plak)
Peninggian di atas permukaan kulit,
permukaannya rata dan berisi zat padat
(biasanya infiltrat), diameter 2 cm atau lebih.
Contohnya papul yang melebar atau papul papul
yang berkonfluensi pada psoriasis.
Papul datar
Penampang lebih
dari 1 cm
Urtika
Edema setempat yang timbul mendadak dan
hilang perlahan-lahan.
Contoh: dermatitis medikamentosa, gigitan
serangga.
Nodus
Massa padat sirkumskrip, berbatas jelas, lebih
dalam dan lebih besar dari papula, terletak di
kutan atau subkutan, dapat menonjol. Jika
diameternya > 1 cm disebut nodulus.
Contoh: eritema nodusum, furunkel.
Vesikel
Gelembung berisi cairan serum, beratap,
berukuran < 0,5 cm garis tengah, mempunyai
dasar.
Biasa terletak pada subcorneal.
Berisi darah disebut vesikel hemoragik.
Contoh: varisela, herpes zooster
Bula
Vesikel yang berukuran lebih besar (> 1 cm).
Bula berisi darah disebut bula hemoragik, bula
berisi nanah disebut bula purulen.
Contoh: pemfigus, luka bakar
Pustul
Vesikel yang berisi nanah, bila nanah
mengendap di bagian bawah vesikel disebut
vesikel hipopion.
Contoh: variola, varisela, psoriasis pustulosa,
pioderma, acne vulgaris.
Kista
Ruangan berdinding dan berisi cairan, sel, maupun
sisa sel.
Bukan akibat peradangan meskipun dapat meradang.
Dinding kista merupakan selaput yang terdiri atas
jaringan ikat, biasanya dilapisi sel epitel atau endotel.
Terbentuk dari kelenjar yang melebar dan tertutup,
saluran kelenjar, pembuluh darah, saluran getah
bening, atau lapisan epidermis.
Isi kista terdiri atas hasil dindingnya (serum, getah
bening, keringat, sebum, sel-sel epitel, lapisan
tanduk, rambut.
Contoh: Kista epidermoid
Skuama
Krusta
Erosi
PRIMER
Likenefikasi
Ekskoriasi
Ulkus
Sikatriks
Skuama
Lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit.
Dapat halus (taburan tepung), lapisan tebal dan
luas (lembaran kertas).
Khas pada ekstensor (dengkul, punggung, bokong,
tengkuk, tumit)
Contoh: pitiriasiformis (halus), psoriasiformis
(berlapis-lapis), iktiosiformis (seperti ikan),
kutikular (tipis), lamelar (berlapis), membranosa
atau eksfoliativa (lembaran-lembaran), keratotik
(terdiri atas zat tanduk).
Krusta
Cairan badan yang mengering.
Dapat bercampur dengan jaringan nekrotik
maupun benda asing (kotoran, obat, dsb).
Warna: Kuning muda berasal dari serum, kuning
kehijauan berasal dari pus, kehitaman berasal
dari darah.
Contoh: impetigo krustosa, dermatitis kontak
A. Krusta tipis
B. Krusta tebal dan lekat
Erosi
Kelainan kulit yang disebabkan kehilangan
jaringan yang tidak melampaui stratum basale.
Contoh: bila kulit digaruk sampai stratum
spinosum akan keluar cairan sereus dari bekas
garukan.
Ekskoriasi
Kelainan kulit yang disebabkan oleh hilangnya
jaringan sampai dengan stratum papilare.
Bila garukan lebih dalam lagi sehingga tergores
sampai ujung papil, maka akan terlihat darah
yang keluar selain serum.
Contoh: Dermatitis kontak, ektima.
Ulkus
Hilangnya jaringan yang lebih dalam dari
ekskoriasi.
Mempunyai tepi, dinding, dasar, dan isi.
Contoh: ulkus tropikum, ulkus durum.
Sikatriks
Terdiri atas jaringan tak utuh, relief kulit tidak
normal, permukaan kulit licin dan tidak terdapat
adneksa kulit.
Dapat atrofik (kulit mencekung), hipertrofik
(secara klinis terlihat menonjol karena kelebihan
jaringan ikat).
Sikatrik hipertrofik menjadi patologik,
pertumbuhan melampaui batas disebut keloid,
dan ada kecenderungan untuk terus membesar.
Likenifikasi
Penebalan kulit disertai relief kulit yang makin
jelas.
Contoh: prurigo, neurodermatitis.
Kanalikuli
Milia
Komedo
Vegetasi
Teleangiektasi
Burrow
KHUSUS/SPESIFIK
Lesi
target
Eksantema
Roseola
Purpura
SUSUNAN
Warna lesi
Eritema: kemerahan
Hiperpigmentasi: penggelapan bagian kulit
Hipopigmentasi: hilangnya warna kulit
Bentuk lesi
Teratur: bulat, lonjong, seperti ginjal, dsb.
Tidak teratur
Ukuran lesi
Miliar: sebesar kepala jarum pentul
Lentikular: sebesar buji jagung
Numular: sebesar uang logam 5 rupiah atau 100
rupiah
Plakat (en plaque): lebih besar dari numular
Batas lesi
Sirkumskrip: batas tegas
Difus: batas tidak tegas
Jumlah lesi
Single
Multiple