Anda di halaman 1dari 29

ENDOKRIN DAN METABOLISME

MODUL 1 SUB MODUL 3


Tutor : dr. Abdul Baktiansyah, MKK , Sp.Ok
KELOMPOK 2
Ketua : Achmad Reza syamsulade 2016730001
Sekretaris : Khoerunnisa Cahyani K 2016720056
Anggota : Naufal Muhammad Fatih 2016730077
Bob Muhammad Azis 2016730023
Rizqi Primasane H 2016730094
Zaria Sholatania Putri Dangga 2016730110
Thera Cahya Pradini 2016730100
Khowiyah 2016730057
Gita Noor Azizah 2016730042
Skenario 1

Seorang perempun berusia 36 tahun datang ke IGD puskesmas dengan keluhan


penurunan kesadaran sejak 2 jam yang lalu. Sejak 3 hari yang lalu pasien mulai mual
muntah, sakit ulu hati, dan tidak nafsu makan, keluhan tersebut semakin memberat.
Pasien didiagnosis diabetes sejak 3 tahun yang lalu,dan mendapat terapi untuk
diabetesnya. Sejak 2 bulan yang lalu pasien menghentikan sendiri pengobatannya
Kata sulit

■ -
Kata/ kalimat kunci

■ Perempuan usia 36 tahun


■ Penurunan kesadaran
■ Mual muntah dan sakit ulu hati
■ Tidak nafsu makan
■ Diabetes
■ Penghentiaan obat diabetes
■ IMT : 22,26 (normal)
Mind map Keluhan utama

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

Epidemiollogi
Working Diagnosis
Komplikasi
Farmakologi
Penatalaksanaan
Non
Farmakologi
Pertanyaan
1. Sebutkan penyakit-penyakit apa saja yang memberikan gejala penurunan kesadaran
yang berkaitan dengan scenario!
2. Jelaskan etiologic, patomekanisme dan factor pencetus dari penyakit pada scenario!
3. Bagaimana alur diagnosis pada scenario?
4. Sebutkan pemeriksaan radiologis yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis pada
skenario! dan bagaimana interpretasinya?
5. Sebutkan tes tes neurologis yag diperlukan untuk menegakkan diagnosis penyakit
penurunan kesadaran!
6. Jelaskan penatalaksanaan dari skenario, termasuk tindakan promotif dan preventif !
Serta bagaimana cara mengedukasi pasien dan keluarganya?
7. Apa saja komplikasi dari penyakit pada skenario? Dan bagaimana cara rujukan untuk
penyakit pada skenario?
8. Bagaimana prognosis pada penyakit berdasarkan skenario? Berikut DD dan WD !
PEMBAHASAN
1. Sebutkan Penyakit Apa Saja Yang
Memberikan Gejala Penurunan Kesadaran Yang
Berkaitan Dengan DM!
■ Hiperglikemi
– Ketoasidosis Diabetik (KAD)
– Koma Hiperglikemi Hiperosmolar non ketotik
■ Hipoglikemia

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes


Melitus Tipe 2 – 2015
2. Jelaskan etiologi, patomekanisme dan faktor pencetus dari penyakit pada
skenario!

Kadar Insulin Hiperglikemia Lipogenesis

Pembentukan Asam lemak


Lipolisis
badan keton bebas di hati

Ketoasidosis
Ketosis (asidosis)
Diabetikum

Referensi : Patofisiologi Sylvia, Edisi


6 Volume 2
■ Faktor pencetus KAD :
- Infeksi
- Infark miokard akut
- Penghentian insulin
- Hipokalemia
- Obat

Referensi : Ilmu Penyakit Dalam,


Jilid II Edisi VI
3. Bagaimana alur diagnosis pada skenario,
termasuk pemeriksaan lab?
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan
Laboratorium
Ketoasidosis diabetik • Riwayat pengidap diabetes • Tanda dehidrasi: mulut kering, • Glukosa darah >250 mg/dl
• Keluhan polidipsi • Nafas kussmaul • pH darah <7,35
• Keluhan poliuria • Takikardi • Keton urin positif
• Rasa lelah • Hipotensi / syok • Keton serum positif
• Kram otot • Flushing • Osmolalitas serum <320
• Mual muntah • Penurunan berat badan • Kesadaran sopor/koma
• Nyeri perut

Hiperosmolar • Penggunaan obat diabetik • Tanda dehidrasi berat: turgor • Glukosa plasma >600 mg/dl
Hiperglikemik State • Rasa lemah yang buruk, mukosa pipi • pH darah >7,35
• Gangguan pengelihatan kering, mata cekung • Keton urin sedikit/negatif
• Kaki kejang • Takikardi • Keton serum sedikit/negatif
• Kadang mual dan muntah • Peningkatan suhu tubuh yang • Osmolalitas serum >320
tidak terlalu tinggi • Kesadaran Stupor/koma
Hipoglikemia berat • Riwayat pengidap diabetes • Kulit lembap dan pucat • Glukosa darah <60 mg/dl
• Riwayat penggunaan obat • Keringat berlebihan
diabetes • Bingung
• Gemetar • Kejang – kejang
• Rasa cemas • Koma
• Rasa lapar
• Penglihatan kabur/kembar
• Sakit kepala
Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 2
Edisi IV
4. Sebutkan pemeriksaan radiologis yag
diperlukan untuk menegakkan diagnosis!
dan bagaimana interpretasiny?
PEMERIKSAAN RADIOLOGI PADA
KETOASIDOSIS DIABETIKUM
Pemeriksaan penunjang Nama pemeriksaan Interpretasi hasil

Radiologi Rontgen thoraks Bila ada indikasi


klinis,Konsolidasi mungkin
tidak terlihat pada rontgen
pasien dehidrasi.

Referensi :Steven sumantri.2009.pendekatan diagnostik dan tatalaksana


ketoasidosis diabetikum.Jakarta:Internal medicine Department
5. Sebutkan tes-tes neurologis yang
diperlukan untuk menegakkan diagnosis
penurunan kesadaran!
Tingkat Kesadaran

■ Somnolen : keadaan ngantuk. Kesadaran dapat pulih penuh bila dirangsang. Somnolen
disebut juga sebagai: letargi, obtundasi. Tingkat kesadaran ini ditandai oleh mudahnya
penderita dibangunkan, mampu memberi jawaban verbal dan menangkis rangsangan
■ Sopor (Stupor): Kantuk yang dalam. Penderita masih dapat dibangunkan dengan
rangsang yang kuat, namun kesadarannya segera menurun lagi. Ia masih dapat
mengikuti suruhan yang singkat dan masih terlihat gerakan yang spontan. Tidak dapat
diperoleh jawaban yang verbal. Gerak morotik untuk menangkis rangsang nyeri masih
baik
■ Koma-ringan: tidak ada respon terhadap rangsang verbal. Reflek (pupil, kornea dsb)
masih baik. Gerakan terutama timbul sebagai respon terhadap rangsang nyeri.
Penderita sama sekali tidak dapat dibangunkan
■ Koma: tidak ada gerakan spontan, tidak ada jawaban sama sekali terhadap rangsangan
nyeri yang bagaimanapun kuatnya
Skala koma glasgow
Pemerikaan Neurologis
■ Respirasi
– Cyeyne Stokes : bernafas makin lama makin dalam,dan diselingi oleh apneu
– Hiperventilasi neurogen-sentral: Berfrekuensi kira-kira 25 per menit.
– Apnestik: inspirasi yang memanjang diikuti oleh apne pada saat ekspirasi dengan
frekuensi 1-1,5 permenit.
– Ataksik (ireguler): pola pernafasan yang tidak teratur, baik dalamnya maupun
iramanya.
■ Pupil Mata
– Normal, Besar (midriasis) atau kecil (miosis)
– Pupil yang masih berinteraksi menandakan mesensefalon belum rusak. Pada
penderita koma dengan reaksi kornea dan gerak bola mata ekstraokuler yang negatif
sedangkan reaksi pupil masih ada maka perlu dipikirkan adanya kemungkinan
gangguan metabolik (seperto hipoglikemia)
■ Gerakan bola mata (doll’s eye)
– Dengan cara: kepala penderita di gerakkan dengan cepat (mendadak) kearah lateral
kanan dan kiri sementara dokter memperhatikan bola mata pasien, bila normal maka
bola mata akan bergerak kearah yang berlawanan dengan gerak kepala. Bila ada
gangguan maka bola mata tidak akan bergerak
■ Motorik
– Sikap Deserebrasi dan dekortikasi dijumpai pada pasien koma
6. Jelaskan penatalaksanaan dari skenario,
termasuk tindakan promotif dan preventif!
Serta bagaimana cara edukasi kepada
pasien dan keluarganya?
Tatalaksana KAD

■ Terapi cairan
Priotitas utama sebagai rehidrasi untuk ekspansi volume cairan intravascular
dan ekstravaskular dan menjaga perfusi ginjal.
■ Terapi insulin
Untuk menurunkan kadar glucagon dan menekan produksi bendaketon dihati
■ Terapi Bikarbonat
diberikan pada keadaan asidosis (pH <6,9 )

Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing


Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam. 2014
Jurnal : Penatalaksanaan
Ketoasidosis Diabetik , FK Unud
Promotif
Preventif

■ Edukasi tetang diabetes mellitus untuk pasien dan keluarga


■ Monitoring gula darah secara teratur
■ Manajemen hari-hari sakit
■ Memantau keton dan beta-hidroksibutirat
■ Suplementasi insulin kerja singkat saat dibutuhkan
■ Diet makanan cair mudah dicerna saat sakit
■ Mengurangi,bukan menghentikan insulin saat pasien tidak makan
■ Pedoman saat pasien butuh perhatian medis
■ Pemantauan ketat pada pasien beresiko tinggi
■ Edukasi khusus untuk pasien pengguna pompa insulin
Edisi VI. Jakarta: Interna
Publishing Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam. 2014
7. Apa saja komplikasi dari penyakit pada skenario?

Komplikasi Penyebab
Hipoglikemia Pemberian insulin yang berlebih

Hiperglikemia Pemberian insulin yang tidak kontinu

Hipokalemia Pemberian bikarbonat


Hiperkloremia Pemberian cairan saline berlebih

Edema serebral Belum diketahui secara jelas

Hipoksia / acute respiratory distress Menurunnya tekanan osmotik sehingga


syndrome meningkatkan cairan jantung

Sumber: ipd jilid 2 edisi VI


8. Bagaimana prognosis pada penyakit
yang mungkin pada skenario?
■ Prognosis hiperosmolar
Prognosis biasanya buruk, sebenarnya kematian pasien
bukan disebabkan oleh sindrom hiperosmolar sendiri tetapi
oleh penyakit yang mendasari atau menyertainya. Angka
kematian berkisar 30 - 50%. Dinegara maju dapat dikatakan
penyebab kematian adalah infeksi, usia lanjut, dan
osmolaritas darah yang terlalu tinggi.

■ Prognosis Hipoglikemia
Prognosis pada umumnya baik bila penanganan cepat dan tepat.
Hipoglikemia meningkatkan angka mortalitas pada pasien
dalam kondisi kritis. Pada 22% pasien mengalami episode
hipoglikemia lebih dari 1 kali. Angka mortalitas meningkat
sesuai dengan parahnya derajat hipoglikemia.
■ Prognosis Ketoasidosis Diabetik
Umumnya Pasien membaik setelah diberikan insulin dan terapi standar
lainnya, jika komorbid tidak terlalu berat. Biasanya kematian pada pasien KAD
adalah karena penyakit penyerta berat yang datang pada fase lanjut.
Kematian meningkat seiring dengan meningkatnya usia dan beratnya penyakit
penyerta.

Power M, Tyrrell PJ, Rudd AG, et al. Did a quality improvement collaborative
make stroke care better? A cluster randomized trial. Implement Sci
2014;9:40
med.unhas.ac.id/farmakologi/wp-content/uploads/2014/10/Panduan-
Klinis-Endokrin.pdf
Sudoyo A W, Setyohadi B, Alwi I dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II
Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
2014
Alwi Idrus, Salim Simon, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapary DL.
Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan Praktis Klinis :
Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2017

Anda mungkin juga menyukai