KELOMPOK 2
Ketentuan Jerman tidak konsisten atau berubah dengan karakteristik dasar yang
dijelaskan pada soal nomor 1. Perubahan ini terlihat terutama pada karakteristik
pelaporan laporan keuangan. Pada kelompok usaha Volkswagen dikatakan bahwa untuk
memastikan kesamaan dengan laporan konsolidasi yang dibuat sesuai dengan Hukum
Komersial Jerman (HGB) seluruh pengungkapan dan catatan penjelasan yang
diharuskan oleh Hukum Komersial Jerman yang melebihi ruang lingkup yang
diharuskan oleh IAS juga diterbitkan. Dengan kata lain, dihasilkan laporan keuangan
ganda, yaitu laporan keuangan dengan menerapkan standar hukum nasional (HGB) dan
laporan keuangan dengan menerapkan standar IAS. Adanya laporan keuangan ganda ini
merupakan transisi kepada Akuntansi Internasional, yaitu laporan keuangan
VOLKSWAGEN AG yang sebelumnya dibuat berdasarkan Hukum Komersial Jerman
telah disesuaikan dalam beberapa kasus dengan penerapan IAS.
3. Apakah relevansi penerapan IAS oleh Volkswagen terhadap klasifikasi yang
dipelajari dalam bab 2 ini?
Jawab :
Penerapan IAS oleh Volkswagen :
Aktiva berwujud yang disewa guna usahakan pembiayaan dikapitalisasi
dan kewajiban terkait diakui sebagai kewajiban dalam neraca, asalkan
risiko dan pengembalian kepemilikan secara subtansial dapat
diatribusikan kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok usaha
Volkswagen AG sesuai dengan IAS 17.
Sebagai pihak penyedia sewa guna usaha pembiayaan, aktiva yang disewa
guna usahakan tidak dikapitalisasi tetapi cicilan sewa guna usaha yang
didiskontokan disajikan sebagai piutang.
Aktiva berwujud yang dapat dipindahkan didepresiasikan dengan
menggunakan metode garis lurus dan bukan metode saldo menurun.
Goodwill yang berasal dari konsolidasi modal yang berasal dari
akuisisi perusahaan dikapitalisasi sesuai dengan IAS 22 dan
diamortisasi selama masa manfaatnya.
Persediaan harus dinilai sebesar biaya perolehan penuh (IAS 22).
Provisi hanya dibuat ketika terdapat kewajiban kepada pihak ketiga.
Perbedaan dari translasi laporan keuangan yang disusun dalam
mata uang asing tidak dicatat dalam laporan laba rugi.
Kewajiban jangka menengah dan kewajiban jangka panjang
dimasukkan ke dalam neraca, termasuk biaya perolehan modal,
dengan menggunakan metode biaya efektif.