Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KASUS

G II P I A 0 GRAVID PRETERM +
PERDARAHAN ANTEPARTUM EC.
PLASENTA LETAK RENDAH +
HIPERTIROID + HIPERTENSI KRONIK

MEYLIA PRATIWI SAMANI BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI BAHTERAMAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
PEMBIMBING UNIVERSITAS HALU OLEO
dr. Indra Magda Tiara, M.Kes, KENDARI
2018
Sp.OG(K)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. FH
Umur : 33 tahun
Alamat : Ranomeeto
Agama : Islam
Suku : Menui
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
No. RM : 53 98 25
Tanggal perawatan : 26 September – 1 Oktober 2018
ANAMNESIS
Autoanamnesa pada 26 September 2018
Keluhan utama : Keluar darah dari jalan lahir
Anamnesis terpimpin :
Pasien baru masuk dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 30 menit sebelum
masuk RS (pukul 23.35 WITA). Darah yang keluar berwarna merah segar, tidak
menggumpal, merembes terus-menerus sampai full 1 pakaian dalam. Pasien mengaku
masih merasakan gerakan janinnya. Mules (-), nyeri perut (-), lendir (-), air–air (-), mual (-),
muntah (-), nyeri kepala (-), riwayat trauma (-), BAB dan BAK lancar seperti biasa.
Riwayat penyakit hipertiroid sejak 2 tahun yang lalu, rutin kontrol, mendapat
pengobatan Propylthiouracil 2x½ dan propanolol 1x10 mg hingga sekarang, tidak
pernah mendapat pemeriksaan fungsi tiroid sebelumnya. Riwayat hipertensi (+)
semenjak menderita hipertiroid, riwayat DM (-), asma (-), alergi (-), riwayat operasi
sebelumnya (-).
ANAMNESIS....
Riwayat ANC di posyandu tiap bulan semenjak usia kehamilan 3 bulan dan di
praktek dr, Sp.OG 1 kali pada tanggal 30 Agustus 2018 dengan hasil USG janin
dalam keadaan hidup, ada lilitan 1 kali dan cairan ketuban masih cukup. Riwayat
imunisasi TT (+) 1 kali. Riwayat menggunakan KB suntik sebelum anak pertama lahir
dan dilanjutkan KB pil 1 bulan setelah anak pertama lahir yakni 2014 dan berhenti
menggunakan KB semenjak pasien didiagnosa hipertiroid 2 tahun yang lalu. Riwayat
haid pasien tidak teratur semenjak menderita hipertiroid, yakni tiap 3 bulan dengan
lama 4-5 hari. HPHT: Januari 2018. TP: Oktober 2018.
Riwayat obstetrik: GIIPIAO :
I/2014/Aterm/Bidan/Di rumah/persalinan normal/perempuan/3,2 kg/sehat
II/2018/kehamilan sekarang
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 150/100 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5oC
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Normosefal
Mata : Exoftalmus (+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : Pembesaran kelenjar (+/+), tampak benjolan bilateral, simetris ka/ki, permukaan rata, nyeri tekan (-), konsistensi kenyal,
ukuran 3x3 cm, ikut bergerak saat menelan.
JVP dalam batas normal
Thoraks : Inspeksi : simetris kanan=kiri, deformitas (-) Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-)
Perkusi : sonor kanan=kiri Auskultasi : bunyi nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : Bunyi jantung I dan II murni reguler, bising (-), batas jantung kesan normal
Abdomen : Inspeksi : Cembung, ikut gerak napas
Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : nyeri tekan (-), defans muskuler (-), massa (-)
Perkusi : timpani (+)
Alat genitalia : Fluksus (+) darah merah segar, lendir (-), air-air (-)
Ekstremitas : Edema (-/-), varises (-/-)
Refleks : Fisiologis (+/+), patologis (-/-)
Status Obstetrik
Pemeriksaan Luar
Palpasi :
Leopold 1 : TFU = 3 jari di bawah processus xyphoideus
Leopold 2 : teraba punggung kanan
Leopold 3 : kesan kepala
Leopold 4 : Bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul. 5/5
His : (-)
DJJ : 138 x/menit
Pemeriksaan Dalam Vagina : Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Tanggal 26/9/2018
Urine Lengkap
Darah Rutin Warna Kuning Blood Large

WBC 9,23 x 10^3/uL Jenih/Keruh Jernih pH 6,5

RBC 4,55 x 10^6/uL Glukosa Negatif Protein Negatif


Bilirubin Negatif Urobilin Negatif
HB 11,9 g/dL
Keton Negatif Nitrit Negatif
HCT 36,0 %
BJ 1,005
PLT 261 x 10^3/uL
USG Obstetrik
USG : Gravid tunggal hidup, letak kepala, UK 33-34 minggu, TBJ 1939
gram, plasenta di corpus anterior terletak di segmen bawah rahim.
RESUME
Pasien Ny. FH, 33 tahun, pasien GIIPIAO gravid preterm, masuk RS dengan keluhan keluar darah dari jalan
lahir sejak 30 menit sebelum masuk RS. Darah yang keluar berwarna merah segar, tidak menggumpal,
merembes terus-menerus sampai full 1 pakaian dalam. Gerakan janin(+), nyeri perut (-), lendir (-), air–air (-
), mual (-), muntah (-), nyeri kepala (-), riwayat trauma (-), BAB dan BAK lancar seperti biasa. Riwayat
penyakit hipertiroid sejak 2 tahun yang lalu, rutin kontrol, mendapat pengobatan Propylthiouracil 2x½ dan
propanolol 1x10 mg hingga sekarang, tidak pernah mendapat pemeriksaan fungsi tiroid sebelumnya.
Riwayat hipertensi (+) semenjak menderita hipertiroid. Riwayat ANC (+), riwayat imunisasi TT (+) 1x, riwayat
KB (+), riwayat haid tidak teratur semenjak menderita hipertiroid. HPHT: Januari 2018. TP: Oktober 2018.
Pasien sadar, sakit sedang, tanda vital : tekanan darah 150/100 mmHg, Nadi 96 x/menit, Pernapasan 20
x/menit, Suhu 36,5oC. Pemeriksaan fisik didapatkan exoftalmus (+/+), pembesaran kelenjar (+/+), tampak
benjolan bilateral, simetris ka/ki, permukaan rata, nyeri tekan (-), konsistensi kenyal, ukuran 3x3 cm, ikut
bergerak saat menelan, fluksus (+) darah merah segar, lendir (-), air-air (-). Pemeriksaan Luar Obstetrik, L1
= 3 jari di bawah processus xyphoideus, L2 = punggung kanan, L3 = kesan kepala, L4 = belum masuk PAP, His
(-), DJJ 138 x/menit. Pemeriksaan dalam vagina tidak dilakukan. Hasil laboratorium didapatkan Hb 11,9
g/dL, urine lengkap protein negatif, blood : large. Hasil USG : Gravid tunggal hidup, letak kepala, UK 33-34
minggu, TBJ 1939 gram, plasenta di corpus anterior terletak di segmen bawah rahim.
DIAGNOSA KERJA
GIIPIA0 Gravid Preterm + Perdarahan Antepartum ec. Plasenta Letak Rendah + Hipertiroid + Hipertensi
Kronik

PERENCANAAN
Observasi tanda-tanda vital
Observasi DJJ
Observasi perdarahan
IVFD RL 28 tpm
Nifedipin 3 x 10 mg
Inj. Dexamethasone 1 Amp/6 jam/IM (4x)
Bed rest
Periksa Lab FT3 dan TSH
Lanjut terapi hipertiroid : PTU 2 x ½ tab + Propanolol 1x10 mg
Hari/Tanggal
FOLLOW UP
Perjalanan Penyakit Rencana Terapi
Rabu, 26/9/2018 S: KU baik, keluhan (-) - Observasi tanda-tanda vital
O: T : 150/100 mmHg - Observasi DJJ
N : 96 x/menit - Observasi perdarahan
P : 20 x/menit - IVFD RL 28 tpm
S : 36,5oC - Nifedipin 3 x 10 mg
DJJ : 138 x/menit, His : (-) - Inj. Dexamethasone 1
TFU : 3 jari di bawah processus xyphoideus. Amp/6 jam/IM
BAB (+) kesan normal - Bed rest
BAK (+) kesan normal - Periksa Lab FT3 dan TSH
Fluksus (+) darah merah segar, lendir (-), air-air (-) - Lanjut terapi hipertiroid :
Darah Rutin : PTU 2 x ½ tab + Propanolol
WBC 9,23 HB 11,9 PLT 261 1x10 mg
Urine rutin :
Blood (Large) Protein (negatif)
USG : Gravid tunggal hidup, letak kepala, UK 33-34 minggu, TBJ 1939 gram, plasenta di corpus
anterior terletak di segmen bawah rahim.
A : GIIPIA0 Gravid Preterm + Perdarahan Antepartum ec. Plasenta Letak Rendah + Hipertiroid +
Hipertensi Kronis
Jum’at, 28/9/2018 S: KU baik, keluhan (-) - Observasi tanda-tanda vital
O: T : 140/90 mmHg - Observasi DJJ
N : 84 x/menit - Observasi perdarahan
P : 18 x/menit - Aff infus
S : 36,8oC - Nifedipin 3 x 10 mg
DJJ : 134 x/menit, His : (-) - Bed rest
TFU : 3 jari di bawah processus xyphoideus. - Lanjut terapi hipertiroid : PTU 2
BAB (+) kesan normal x ½ tab + Propanolol 1x10 mg
BAK (+) kesan normal
Fluksus (-), lendir (-), air-air (-)
Injeksi dexamethasone (pematangan paru) sudah
selesai
Lab FT3 dan TSH belum ada hasil
A : GIIPIA0 Gravid Preterm + Perdarahan Antepartum
ec. Plasenta Letak Rendah + Hipertiroid + Hipertensi
Kronis
Sabtu, 29/9/2018 S: KU baik, keluhan (-) - Observasi tanda-tanda vital
O: T : 150/90 mmHg - Observasi DJJ
N : 102 x/menit - Observasi perdarahan
P : 20 x/menit - Nifedipin 3 x 10 mg
S : 36,6oC - Bed rest
DJJ : 142 x/menit, His : (-) - Lanjut terapi hipertiroid : PTU 2 x
TFU : 3 jari di bawah processus xyphoideus. ½ tab + Propanolol 1x10 mg
BAB (+) kesan normal
BAK (+) kesan normal
Fluksus (-), lendir (-), air-air (-)
Lab FT3 dan TSH belum ada hasil
A : GIIPIA0 Gravid Preterm + Perdarahan Antepartum ec.
Plasenta Letak Rendah + Hipertiroid + Hipertensi Kronis
Minggu, S: KU baik, keluhan (-) - Observasi tanda-tanda vital
30/9/2018 O: T : 120/70 mmHg N : 96 x/menit - Observasi DJJ
P : 18 x/menit S : 36,7oC - Observasi perdarahan
DJJ : 143 x/menit, His : (-) - Nifedipin 3 x 10 mg
TFU : 3 jari di bawah processus xyphoideus - Bed rest
BAB (+) kesan normal BAK (+) kesan normal - Lanjut terapi hipertiroid : PTU 2 x ½ tab +
Fluksus (-), lendir (-), air-air (-) Propanolol 1x10 mg
Lab FT3 dan TSH belum ada hasil
A : GIIPIA0 Gravid Preterm + Perdarahan Antepartum ec. Plasenta Letak Rendah +
Hipertiroid + Hipertensi Kronis
Senin, 1/10/2018 S: KU baik, keluhan (-) - Lanjut terapi hipertiroid : PTU 2 x ½ tab +
O: T : 120/70 mmHg N : 80 x/menit Propanolol 1x10 mg
P : 18 x/menit S : 36,4oC - Sulfas Ferosus 1x1
DJJ : 143 x/menit, His : (-) - Cek lab FT4 dan TSH di laboratorium luar
TFU : 3 jari di bawah processus xyphoideus RS
BAB (+) kesan normal BAK (+) kesan normal - Pasien boleh pulang
Fluksus (-), lendir (-), air-air (-)
Lab FT3 dan TSH belum ada hasil
A : GIIPIA0 Gravid Preterm + Perdarahan Antepartum ec. Plasenta Letak Rendah +
Hipertiroid + Hipertensi Kronis
PLASENTA LETAK RENDAH
DEFINISI

Plasenta letak rendah ialah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
sedemikian rupa sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir yang ditandai
dengan perdarahan uterus yang dapat keluar melalui vagina tanpa adanya rasa
nyeri pada kehamilan trimester akhir.
KLASIFIKASI

 Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium
uteri internum
 Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri
internum
 Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir
ostium uteri internum
 Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim sedemikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang
2 cm dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta
letak normal.
EPIDEMIOLOGI
• >> kehamilan dengan paritas tinggi dan pada usia diatas 30 tahun
• Uterus yang cacat juga dapat meningkatkan angka kejadian plasenta letak rendah
• Pada beberapa rumah sakit umum pemerintah dilaporkan insiden plasenta letak rendah
berkisar 1,7% sampai dengan 2,9%. Di negara maju insidensinya lebih rendah yaitu kurang
dari 1%.
FAKTOR RISIKO

Korpus luteum bereaksi Riwayat tindakan


Operasi sesar lambat, dimana medis yang dilakukan Multiparitas dan
endometrium belum pada uterus, seperti
sebelumnya siap menerima hasil dilatasi dan kuretase jarak kehamilan
konsepsi. atau aborsi medisinalis.

Usia ibu hamil Adanya gangguan


wanita yang berusia Kehamilan dengan Kebiasaan tidak anatomis/tumor pada
lebih dari 35 tahun 3 janin lebih dari sehat seperti rahim sehingga
kali lebih berisiko akan
satu merokok dan mempersempit
mengalami plasenta minum alkohol permukaan bagi
letak rendah. penempelan plasenta

Adanya jaringan Riwayat plasenta


parut pada rahim letak rendah
oleh operasi sebelumnya, Malnutrisi ibu hamil
sebelumnya berisiko 12 kali
lebih besar
ETIOLOGI

Penyebab blastokista berimplantasi pada segmen bawah rahim belum diketahui secara pasti.
• Secara kebetulan saja blastokista menimpa desidua di daerah segmen bawah rahim tanpa
latar belakang lain yang mungkin
• Teori lain mengemukakan sebagai salah satu penyebabnya adalah vaskularisasi desidua
yang tidak memadai, mungkin sebagai akibat dari proses radang atau atrofi
• Paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim misalnya bekas bedah sesar, kerokan, miomektomi,
dan sebagainya berperan dalam proses peradangan dan kejadian atrofi di endometrium
• Hipoksemia akibat karbon mono-oksida hasil pembakaran rokok menyebabkan plasenta
menjadi hipertrofi sebagai upaya kompensasi. Plasenta yang mengalami hipertrofi akan
mendekati atau menutupi ostium uteri internum.
• Plasenta yang terlalu besar seperti pada kehamilan ganda dan eritroblastosis fetalis bisa
menyebabkan pertumbuhan plasenta melebar ke segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
PATOFISIOLOGI

Isthmus uteri melebar menjadi SBR maka


plasenta yang berimplantasi di situ sedikit Waktu serviks mendatar
(effacement) dan membuka
banyak akan mengalami laserasi akibat (dilatation) ada bagian tapak
pelepasan pada desidua sebagai tapak plasenta yang terlepas
plasenta

Tempat laserasi itu akan


unavoidable terjadi perdarahan yang
berasal dari sirkulasi
bleeding maternal yaitu dari ruangan
intervillus dari plasenta
Pemeriksaan Penentuan letak Penentuan letak
Gejala Klinis Inspekulo plasenta tidak plasenta secara
langsung langsung
Pendarahan tanpa sebab,
tanpa rasa nyeri, dan
biasanya berulang. Darah Untuk mengetahui
merah segar. apakah perdarahan Dapat dilakukan
berasal dari ostium uteri dengan radiografi, Pemeriksaan ini sangat
Bagian terdepan janin tinggi eksternum atau dari radiosotop dan berbahaya karena
(floating). kelainan cervix dan ultrasonografi dapat menimbulkan
vagina. perdarahan banyak.
Pemeriksaan harus
Sering dijumpai kelainan letak dilakukan di meja
janin. operasi. Perabaan
forniks. Mulai dari
USG transbadominal dapat forniks posterior, apa
Pendarahan pertama (first Apabila perdarahan dilakukan untuk mengetahui ada teraba tahanan
bleeding) biasanya tidak berasal dari ostium uteri letak implantasi plasenta. lunak (bantalan) antara
eksternum, adanya USG transvaginal juga bagian terdepan janin
banyak dan tidak fatal, sangat sensitif untuk
perdarahan yang mengetahui jarak pinggir dan jari kita.
berasal dari plasenta plasenta dari OUI
Janin biasanya masih baik. harus dicurigai. (sensitivitas 87,5% dan
spesivitas 98,8%)
PENATALAKSANAAN

1. Terapi ekspektatif (pasif)


Syarat-syarat terapi ekspektatif :
a. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti.
b. Belum ada tanda-tanda in partu.
c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal)
d. Janin masih hidup.
PENATALAKSANAAN

2. Terapi aktif
Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan
banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin
a. Seksio sesarea
b. Melahirkan pervaginam
Versi Braxton Hicks
Tujuan melakukan versi Braxton Hicks
ialah mengadakan tamponade
plasenta dengan bokong (dan kaki)
janin. Versi Braxton Hicks tidak
dilakukan pada janin yang masih
hidup.
Amniotomi dan akselerasi Traksi dengan Cunam Willet
Dengan memecah ketuban, Kulit kepala janin dijepit
plasenta akan mengikuti dengan Cunam Willet,
segmen bawah rahim dan kemudian beri beban
ditekan oleh kepala janin. Jika secukupnya sampai perdarahan
kontraksi uterus belum ada berhenti. Tindakan ini kurang
atau masih lemah, akselerasi efektif untuk menekan plasenta
dengan infus oksitosin. dan seringkali menyebabkan
pendarahan pada kulit kepala.

Perdarahan akan
berhenti jika ada
penekanan pada
plasenta.
Penekanan tersebut
dapat dilakukan
dengan cara-cara
di atas
KOMPLIKASI
Perdarahan sampai syok, seksio sesarea, malpresentasi janin, kelahiran prematur,
gawat janin, perdarahan post partum, kematian ibu akibat perdarahan uterus dan
disseminated intravascular coagulation (DIC).
HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN
DEFINISI
Hipertiroid adalah suatu gangguan yang terjadi karena kelenjar
tiroid memproduksi hormon tiroid lebih banyak dari yang tubuh
butuhkan.

Hipertiroid dalam kehamilan disebabkan karena stimulasi hebat


kelenjar tiroid oleh hCG dan biasanya terbatas pada 12-16
minggu pertama kehamilan.

Hipertiroid terjadi pada 0,1-0,4% kehamilan dan didefinisikan


sebagai level TSH serum dibawah angka normal di tiap trimester
dengan peningkatan level T3 atau T4 atau keduanya.
MANIFESTASI KLINIS
• Hiperaktivitas
• Irritable
• Dysphoria
Gejala Hipertiroid yang • Palpitasi
umum ditemui pada • Mudah merasa lelah dan lemah
pasien dewasa • Penurunan berat badan
• Diare
• Polyuria
• Oligomenorrhea

• Tachycardia
Tanda-tanda hipertiroid • Tremor
yang umumnya dapat • Goiter
ditemukan • Kulit lembab dan hangat
• Kelemahan otot
DAMPAK HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN
Dampak yang dapat timbul pada ibu
• Preeklampsia
• Kematian
• Gagal jantung kongestif
Dampak yang dapat terjadi pada janin
• Prematuritas
• IUGR
• Keguguran
• Tirotoksikosis
• Hipotiroid
• Goiter
DIAGNOSA

Anamnesa & Pemeriksaan 2. FT4


Pemeriksaan Fisik Penunjang Nilai normal dari FT4 adalah
Laboratorium 12-30 pmol/L
• Keluhan utama/Gejala 3. Trab
• Riwayat Penyakit Dahulu 1. TSH
Range kadar TSH normal dalam TRab (+) menunjukkan proses
• Usia Kehamilan autoimunitas yang menjadi
kehamilan
• Riwayat Penyakit Keluarga dasar keadaan hipertiroid
Trimester 1 0.1 -2.5 mIU / L
• Pemeriksaan tanda-tanda (Grave’s Disease)
hipertiroiditas Trimester 2 0.2 – 3.0 mIU / L
Trimester 3 0.3 – 3.0 mIU / L
Ultrasonografi
Nilai normal TSH pada wanita USG untuk memeriksa keadaan
tidak hamil adalah 0.4 – 4.0 janin yang beresiko mengalami
mIU / L tirotoksikosis.
PENATALAKSANAAN
1. Adrenegic Beta Blocker
Penggunaan obat adrenergic beta blocker seperti propanolol dengan dosis 10-15 mg
perhari
2. Obat Anti Tiroid
- Methimazole 5-15 mg per hari dan PTU 50-300 mg per hari
3. Pembedahan
- Metode pembedahan juga direkomendasikan bila terdapat efek hepatotoksik obat anti
tiroid
- Waktu yang paling tepat melakukan operasi sub total tiroidektomi adalah saat trimester
ke 2
KOMPLIKASI
Komplikasi minor yang sering muncul akibat penggunaan obat anti-tiroid
adalah reaksi kulit, atralgia, dan dan gejala tidak nyaman pada perut.
Komplikasi mayor dapat berupa gejala yang dapat mengamcam nyawa
diantaranya agranulositosis, vaskulitis, immunoallergic hepatitis.
HIPERTENSI KRONIK DALAM KEHAMILAN
DEFINISI
Hipertensi kronik dalam kehamilan ialah hipertensi yang didapatkan sebelum
timbulnya kehamilan.
Apabila tidak diketahui adanya hipertensi sebelum kehamilan, maka hipertensi kronik
didefinisikan bila didapatkan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg sebelum umur kehamilan 20 minggu.
ETIOLOGI
Hipertensi kronik dapat disebabkan primer: idiopatik: 90% dan sekunder: 10 %,
berhubungan dengan penyakit ginjal, vaskular kolagen, endokrin, dan pembuluh
darah.
DIAGNOSIS
Diagnosis hipertensi kronik ialah bila didapatkan hipertensi yang telah timbul sebelum
kehamilan, atau timbul hipertensi < 20 minggu umur kehamilan.
Ciri-ciri hipertensi kronik :
Umur ibu relatif tua diatas 35 tahun
Tekanan darah sangat tinggi
Umumnya multipara
Umumnya ditemukan kelainan jantung, ginjal dan diabetes mellitus
Obesitas
Penggunaan obat-obat antihipertensi sebelum kehamilan
Hipertensi yang menetap pasca persalinan.
DAMPAK HIPERTENSI KRONIK PADA KEHAMILAN
Dampak pada ibu
• Hipertensi kronik yang diperberat oleh kehamilan akan memberi tanda (a)
kenaikan mendadak tekanan darah, yang akhirnya disusul proteinuria dan (b)
tekanan darah sistolik >200 mmHg diastolik >130 mmHg, dengan akibat
segera terjadi oliguria dan gangguan ginjal.
• Pernyulit hipertensi kronik pada kehamilan ialah (a) solusio plasenta : risiko
terjadinya solusio plasenta 2-3 kali pada hipertensi kronik dan (b)
superimposed preeklampsia.

Dampak pada janin


• Dampak hipertensi kronik pada janin ialah pertumbuhan janin terhambat atau
fetal growth restriction, intra uterine growth restriction : IUGR dan peningkatan
persalinan preterm.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan khusus berupa ekokardiografi, pemeriksaan mata dan pemeriksaan
USG ginjal. Pemeriksaan laboratorium lain ialah fungsi ginjal, fungsi hepar, Hb,
hematokrit dam trombosit.
PENATALAKSANAAN
Antihipertensi diberikan:
Sedini mungkin pada batas tekanan darah dianggap hipertensi, yaitu pada stage I
hipertensi tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg, tekanan diastolik ≥ 90 mmHg
bila terjadi disfungsi end organ.

- α-Metildopa
Suatu α2 - reseptor agonis
Dosis awal 500 mg 3 x per hari, maksimal 3 gram per hari
- Calcium channel blockers
Nifedipin: dosis bervariasi antara 30 - 90 mg per hari.
- Diuretik thiazide
Tidak diberikan karena akan mengganggu volume plasma sehingga mengganggu aliran
darah utero-plasenta.
HIPERTENSI KRONIK DENGAN SUPERIMPOSED
PREEKLAMPSIA
Tanda-tanda superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik, adalah :
a) adanya proteinuria, gejala-gejala neurologik, nyeri kepala hebat, gangguan visus,
edema patologik yang menyeluruh (anasarka), oliguria, edema paru.
b) kelainan laboratorium: berupa kenaikan serum kreatinin, trombositopenia,
kenaikan transaminase serum hepar.
PEMBAHASAN KASUS
Kasus Teori
• Wanita 33 tahun Plasenta letak rendah ialah plasenta yang
• G2P1A0 berimplantasi pada segmen bawah rahim sedemikian
• Gravid preterm (UK 33-34 minggu) rupa sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan
lahir yang ditandai dengan perdarahan uterus yang
dapat keluar melalui vagina tanpa adanya rasa nyeri
pada kehamilan trimester akhir.

Epidemiologi plasenta letak rendah >> kehamilan


dengan paritas tinggi dan pada usia diatas 30 tahun
Kasus Teori
• Keluar darah dari jalan lahir, berwarna merah Gejala plasenta letak rendah :
segar, tidak menggumpal, merembes hingga •Pendarahan tanpa sebab, tanpa rasa nyeri,
full 1 pakaian dalam, nyeri perut (-) dan biasanya berulang. Darah merah segar.
•Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya
• DJJ 138 x/menit tidak banyak dan tidak fatal
• Pemeriksaan dalam vagina tidak dilakukan •Janin biasanya masih baik.
• Hb 11,9 g/dL
• USG : Gravid tunggal hidup, letak kepala, UK
33-34 minggu, TBJ 1939 gram, plasenta di
corpus anterior terletak di segmen bawah
rahim.
Kasus Teori
Penatalaksanaan : Syarat-syarat terapi ekspektatif :
Observasi tanda-tanda vital a. Kehamilan preterm dengan perdarahan
Observasi DJJ sedikit yang kemudian berhenti.
Observasi perdarahan b. Belum ada tanda-tanda in partu.
IVFD RL 28 tpm c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar
Inj. Dexamethasone 1 Amp/6 jam/IM (4x) hemoglobin dalam batas normal)
Bed rest d. Janin masih hidup.
Kasus Teori
• Riwayat hipertiroid sejak 2 tahun yang Hipertiroid adalah suatu gangguan yang terjadi karena kelenjar
lalu tiroid memproduksi hormon tiroid lebih banyak dari yang tubuh
butuhkan.
• Mendapat pengobatan Hipertiroid dalam kehamilan disebabkan karena stimulasi hebat
Propylthiouracil 2 x ½ (50 mg) dan kelenjar tiroid oleh hCG dan biasanya terbatas pada 12-16
propanolol 1x10 mg hingga saat ini minggu pertama kehamilan.
• Exoftalmus (+/+), pembesaran
kelenjar (+/+), tampak benjolan Pada ibu hamil, PTU masih merupakan obat pilihan utama yang
bilateral, simetris ka/ki, permukaan direkomendasikan oleh banyak penulis dan pedoman, dianggap
rata, nyeri tekan (-), konsistensi kenyal, lebih baik karena lebih sedikit melewati plasenta dibandingkan
methimazole. Tetapi telah terbukti efektivitas kedua obat dan waktu
ukuran 3x3 cm, ikut bergerak saat rata-rata yang diperlukan untuk normalisasi fungsi tiroid
menelan sebenarnya sama (sekitar 2 bulan), begitu juga kemampuan melalui
plasenta.

Sementara itu, propanolol pada kehamilan akhir dapat


menyebabkan hipoglikemia pada neonatus, apnea, dan
bradikardia yang biasanya bersifat transien dan tidak lebih dari
48 jam. Propanolol sebaiknya dibatasi sesingkat mungkin dan
dalam dosis rendah (10-15 mg per hari).
Kasus Teori
• Riwayat hipertensi semenjak Hipertensi kronik dalam kehamilan ialah hipertensi yang didapatkan
menderita hipertiroid sebelum timbulnya kehamilan.
Apabila tidak diketahui adanya hipertensi sebelum kehamilan, maka
• Tekanan darah 150/100 mmHg hipertensi kronik didefinisikan bila didapatkan tekanan darah sistolik 140
• Nifedipin 3 x 10 mg mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg sebelum umur kehamilan
20 minggu.

Jenis antihipertensi yang digunakan pada hipertensi kronik, ialah :


α-Metildopa
Suatu α2 - reseptor agonis
Dosis awal 500 mg 3 x per hari, maksimal 3 gram per hari
Calcium channel blockers
Nifedipin: dosis bervariasi antara 30 - 90 mg per hari.
Diuretik thiazide
Tidak diberikan karena akan mengganggu volume plasma sehingga
mengganggu aliran darah utero-plasenta.

Untuk mengetahui apakah terjadi insufisiensi plasenta akut atau kronik,


perlu dilakukan Non stress test dan pemeriksaan ultrasonografi bila curiga
terjadinya fetal growth restriction atau terjadi superimposed preeklampsia.

Anda mungkin juga menyukai