Anda di halaman 1dari 17

OLEH: Drs.

MARMAYADI
SMA N.1 TELADAN YOGYAKARTA
LETAK RAJA - RAJA

HUBUNGAN KEHIDUPAN SOSIAL

SISTEM PEMERINTAHAN SISTEM EKONOMI

SISTEM KEBUDAYAAN
• Letak kerajaan Ternate dan Tidore ini
berdekatan. Kerajaan Ternate terletak di pulau
Ternate, kepulauan Maluku, sedangkan
kerajaan Tidore terletak disebelah selatannya,
tepatnya di pulau Tidore.
• Ulilima berarti persekutuan lima bersaudara yang dipimpin oleh
Ternate yang terdiri dari Ternate, Obi, Bacan, Seram dan Ambon.
• Sedangkan Ulisiwa (sembilan) adalah terdiri dari Tidore, Makayan,
Jailolo dan pulau-pulau yang terletak di
kepulauan Halmahera sampai Irian Barat.
• Antara persekutuan Ulilima dan Ulisiwa tersebut terjadi persaingan.
Persaingan tersebut semakin nyata setelah datangnya bangsa Barat
ke Kepulauan Maluku. Bangsa barat yang pertama kali datang
adalah Portugis yang akhirnya bersekutu dengan Ternate tahun
1512. Karena persekutuan tersebut maka Portugis diperbolehkan
mendirikan benteng di Ternate.
• Bangsa Barat selanjutnya yang datang ke Maluku adalah bangsa
Spanyol, sedangkan Spanyol sendiri bermusuhan dengan Portugis.
Karena itu kehadiran Spanyol di Maluku,maka ia bersekutu dengan
Tidore.
 Akibat persekutuan tersebut maka persaingan antara
Ternate dengan Tidore semakin tajam, bahkan
menyebabkan terjadinya peperangan antara keduanya
yang melibatkan Spanyol dan Portugis.
 Dalam peperangan tersebut Tidore dapat dikalahkan
oleh Ternate
yang dibantu oleh Portugis.
 Akhirnya terjadilah Perjanjian Saragosa, yang isinya
Portugis tetap berkuasa di Maluku sedangkan Spanyol
harus meninggalkan Maluku dan memusatkan
perhatiannya di Philipina.
 Maka Portugis pun semakin leluasa untuk menguasai
dan memonopoli perdagangan rempah-rempah di
Maluku. Tindakan sewenang-wenang Portugis
menimbulkan kebencian di kalangan rakyat Ternate,
bahkan bersama-sama rakyat Tidore dan rakyat di
pulau-pulau lainnya bersatu untuk melawan Portugis.
 Perlawanan terhadap Portugis pertama kali dipimpin
oleh Sultan Hairun dari Ternate. Dalam keadaan terjepit
, Portugis menawarkan perundingan. Akan tetapi
perundingan tersebut merupakan siasat Portugis untuk
membunuh Sultan Hairun tahun 1570.
 Perjuangan Sultan Hairun ini digantikan oleh Sultan
Baabullah. Tapi perlawanan kali ini sangat hebat
sehingga benteng portugis berhasil diduduki sehingga
 Sebelum Islam datang ke bumi Nusantara, pulau Tidore dikenal dengan
nama; “Limau Duko” atau “Kie Duko”, yang berarti pulau yang
bergunung api. Nama Tidore berasal dari gabungan tiga rangkaian kata
bahasa Tidore, yaitu : To ado re, artinya, ‘aku telah sampai’
 Setelah Islam datang, Ternate dan Tidore merupakan sebuah kerajaan
Islam yang dipimpin oleh seorang Sultan.
 Beberapa kali perpindahan ibukota karena sebab yang beraneka ragam.
Pada tahun 1600 M, ibukota dipindahkan oleh Sultan Mole Majimo (Ala
ud-din Syah) ke Toloa di selatan Tidore. Perpindahan ini disebabkan
meruncingnya hubungan dengan Ternate, sementara posisi ibukota
sangat dekat, sehingga sangat rawan mendapat serangan. Pendapat lain
menambahkan bahwa, perpindahan didorong oleh keinginan untuk
berdakwah membina komunitas Kolano Toma Banga yang masih animis
agar memeluk Islam. Perpindahan ibukota yang terakhir adalah ke
Limau Timore di masa Sultan Saif ud-din (Jou Kota). Limau Timore ini
kemudian berganti nama menjadi Soa-Sio hingga saat ini.
RAJA – RAJA RAJA – RAJA
TERNATE TIDORE
RAJA – RAJA TERNATE
• Raja Ternate yang pertama kali memeluk Islam adalah
Gapi Bahuna atau Sultan Marhum (1465-1485).
• Setelah wafat ia digantikan oleh putranya Sultan Zainal
Abidin (1485-1500).
• Sultan Sirullah
• Sultan Hairun. Pada masa pemerintahannya datang
Portugis, Spanyol,dan Belanda. Portugis memaksa
untuk memonopoli rempah – rempah, akan tetapi
ditolak oleh kerajaan ternate sehingga terjadi perang
terbuka.
• Sultan Baabullah. Pada 1575 Sultan Baabullah berhasil
mengusir Portugis dari Maluku. Wilayah dan kekuasaan
Sultan Baabullah sangat luat meliputi Mindanao,
seluruh kepulauan di Maluku, Papua, dan Timor. Ia pun
juga berhasil membentuk armada laut yang kuat.
RAJA – RAJA TIDORE
 Kerajaan Tidore sampai pada masa keemasan saat di bawah
kekuasaan Sultan Nuku ( 1780 – 1805). Sultan Nuku berhasil
mempersatukan ternate dan tidore untuk bersama- sama melawan
Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah dan berhasil terusir,
sedangkan Inggris tak mendapat apa- apa kecuali hubungan dagang
biasa. Setelah itu Ternate dan Tidore tak diganggu –ganggu lagi dan
rakyat pun hidup dengan makmur. Wilayah kekuasaan Tidore pun
cukup luas meliputi pulau Seram, Halmahera, kepulauan Kai dan
Papua.Tak hanya kawasan Nusantara, tetapi daerah kekuasaannya
pun sampai ke daerah pasifik, bahkan Sultan Nuku memberi nama
sendiri daerah yang ditemukannya. Dan hingga saat ini nama
tersebut masih dipergunakan,ex:a. Kepulauan Nuku Lae-lae b. Nuku
Maboro c. Nuku Wange d. Nuku Nau e Nuku Oro f. Nuku Fetau g.
Nuku Nono h. Nuku Haifa, dan i. Nuku Alova j. Wilayah lainnya yang
termasuk dalam kekuasaan Tidore adalah Haiti.
 Yang menjadi pengganti Sultan Nuku adalah adiknya, Sultan Zainal
Abidin.
KEHIDUPAN SOSIAL
• Masuknya Islam ke Maluku maka banyak rakyat Maluku
yang memeluk agama Islam terutama penduduk yang
tinggal di tepi pantai, sedangkan di daerah pedalaman
masih banyak yang menganut Animisme dan Dinamisme.

• Dengan kehadiran Portugis di Maluku, menyebabkan agama


Katholik juga tersebar di Maluku. Dengan demikian rakyat
Maluku memiliki keanekaragaman agama. Perbedaan
agama tersebut dimanfaatkan oleh Portugis untuk
memancing pertentangan antara pemeluk agama. Dan
apabila pertentangan sudah terjadi maka pertentangan
tersebut diperuncing oleh campur tangan orang-orang
Portugis. Dalam bidang kebudayaan yang merupakan
peninggalan kerajaan Ternate dan Tidore terlihat dari seni
bangunan berupa bangunan Masjid dan Istana Raja dan
lain-lain.
SISTEM EKONOMI
• Kerajaan Ternate dan Tidore berkembang sebagai kerajaan
Maritim. Dan hal ini juga didukung oleh keadaan kepulauan
Maluku yang memiliki arti penting sebagai penghasil utama
komoditi perdagangan rempah-rempah yang sangat
terkenal pada masa itu.
• Dengan andalan rempah-rempah tersebut maka banyak
para pedagang baik dari dalam maupun luar Nusantara
yang datang langsung untuk membeli rempah-rempah
tersebut, kemudian diperdagangkan di tempat lain.

• Dengan kondisi tersebut, maka perdagangan di Maluku


semakin ramai dan hal ini tentunya mendatangkan
kemakmuran bagi rakyat Maluku. Adanya monopoli dagang
Portugis maka perdagangan menjadi tidak lancar dan
menimbulkan kesengsaraan rakyat di Maluku.
SISTEM KEBUDAYAAN
• Hasil kebudayaan yang menonjol dari ternate
adalah keahlian membuat kapal. Hal ini dapat
dibuktikan pada saat raja ternate yang ke-12
bernama Malomatinya, yang telah bersahabat
dengan orang Arab memberikan petunjuk cara
membuat kapal. Selain itu Sultan Baabullah
pun juga pernah mengirimkan 5 perahu kora –
kora untuk menghancurkan Portugis.
PERAHU KORA - KORA

Anda mungkin juga menyukai