Anda di halaman 1dari 16

KESULTANAN

BANTEN
BANTEN
CONTENT

SKUAD

Drs. MARMAYADI
SMA I TELADAN
YOGYAKARTA
pendahuluan

Banten awalnya merupakan


salah satu dari pelabuhan kerajaan
Sunda. Kesultanan Banten berawal
ketika Kesultanan Demak memperluas
pengaruhnya ke daerah barat. Pada Pada 22 Juni 1527 Sunda Kelapa diubah
tahun 1525, Sunan Gunung Jati/ Syarif namanya menjadi Jayakarta yang berarti
Hidayutullah bersama pasukan Demak kemenangan yang sempurna. Peristiwa
merebut pelabuhan Banten dari ini dijadikan momentum hari jadi kota
kerajaan Sunda, dan mendirikan JAKARTA.
Kesultanan Banten yang berafiliasi ke
Demak. Setelah ditaklukan daerah ini
diislamkan oleh Sunan Gunung Jati atau
sering disebut Nurullah/Faletehan.
Pelabuhan Sunda lainnya yang juga
dikuasai Demak adalah Sunda Kelapa,
dikuasai Demak 1527, dan diganti
namanya menjadi Jayakarta. Atas
kemenangan ini , Sultan Trenggana
memberikan gelar kepada Nurullah,
yakni Fatahillah (kemenangan Allah).
Kehidupan Politik

DAFTAR PEMIMPIN KESULTANAN


BANTEN
- Sunan Gunung Jati
Berkembangnya kerajaan - Sultan Maulana Hasanudin 1552 - 1570
Banten tidak terlepas dari peranan raja- - Maulana Yusuf 1570 - 1580
raja yang memerintah di kerajaan - Maulana Muhammad 1585 - 1590
tersebut. Untuk memantapkan - Sultan Abdul Mufahir Mahmud Abdul Kadir 1605 - ---
1640 (dianugerahi gelar tersebut pada tahun 1048 H
pemahaman kita tentang raja-raja yang (1638) oleh Syarif Zaid, Syarif Makkah saat itu.)
memerintah di Banten, simaklah silsilah - Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad 1640 - 1650
raja-raja Banten berikut ini. - Sultan Ageng Tirtayasa 1651-1680
- Sultan Abdul Kahar (Sultan Haji) 1683 - 1687
- Abdul Fadhl / Sultan Yahya (1687-1690)
- Abul Mahasin Zainul Abidin (1690-1733)
- Muhammad Syifa Zainul Ar / Sultan Arifin (1750-
1752)
- Muhammad Wasi Zaianifin (1733-1750)
- Syarifuddin Artu Wakilul Alimin (1752-1753)
- Muhammad Arif Zainul Asyikin (1753-1773)
- Abul Mafakir Muhammad Aliyuddin (1773-1799)
- Muhyiddin Zainush Sholihin (1799-1801)
- Muhammad Ishaq Zainul Muttaqin (1801-1802)
- Wakil Pangeran Natawijaya (1802-1803)
- Aliyuddin II (1803-1808)
- Wakil Pangeran Suramanggala (1808-1809)
- Muhammad Syafiuddin (1809-1813)
- Muhammad Rafiuddin (1813-1820)
Kehidupan Politik

RAJA
PERTAMA
Raja yang pertama adalah
putra Syarif Hidayatullah, Maulana
Hasanuddin. Pada masa kekuasaan
Hasanuddin, Banten dinyatakan lepas
dari kekuasaan Demak dan berdiri
sebagai sebuah Negara. Ketika terjadin
goncangan politik sebagai akibat
perebutan kekuasaan di Demak, maka
Banten melepaskan diri. Oleh karena itu
Sultan Hasanuddin dianggap sebagai
Sultan Banten pertama sebab ia
menyatakan lepas dari kekuasaan
Demak. Daerah kekuasannya meluas
sampai dengan Lampung dan berhasil
mengusai perdagangan lada.
Kehidupan Politik

Terjadi perebutan kekuasaan setelah


RAJA keDUA Maulana Yusuf wafat (1570). Pangeran
Jepara merasa berkuasa atas Kerajaan
Anak dari Sunan Gunung Jati Banten daripada anak Maulana Yusuf
(Hasanudin) menikah dengan seorang yang bernama Maulana Muhammad
putri dari Sultan Trenggono dan karena Maulana Muhammad masih
melahirkan dua orang anak. Anak yang terlalu muda. Akhirnya Kerajaan Jepara
pertama bernama Maulana Yusuf. menyerang Kerajaan Banten. Perang ini
Sedangkan anak kedua menikah dengan dimenangkan oleh Kerajaan Banten
anak dari Ratu Kali Nyamat dan menjadi karena dibantu oleh para ulama.
Penguasa Jepara. Penguasa Kerajaan
Banten selanjutnya adalah Maulana
Yusuf (1570-1580). Selama sembilan
tahun dibawah pimpinan Maulana Yusuf
kerajaan Banten berusaha
menundukkan Pakuan ibukota kerajaan
Pajajaran. Pada tahun 1579 Banten
menyerang Pajajaran. Dengan bantuan
penduduk yang beragama Islam
akhirnya Pajajaran dapat ditaklukkan.
Kehidupan Politik

Tahun 1596, Banten


melancarkan serangan terhadap
RAJA ketiga Kerajaan Palembang, serangan tersebut
dipimpin oleh Maulana Muhammad,
Setelah Maulana Yusuf penyerangan ini bertujuan untuk
meninggal dunia tahun 1580, tahta melancarkan jalur perdagangan hasil
kerajaan Banten jatuh ke tangan bumi dan rempah-rempah dari daerah
Maulana Muhammad dengan gelar Ratu Sumatra. Namun penyerangan itu tidak
Banten yang masih berusia 9 tahun. berhasil dan Maulana Muhammad
Oleh karena masih sangat muda, gugur. Wafatnya Maulana
kekuasaan pemerintahan dijalankan mengakibatkan kosongnya
oleh sebuah badan perwalian yang pemerintahan di Banten.
terdiri dari Kali (Jaksa Agung) dan empat
menteri. Badan perwalian ini berkuasa
sampai Maulana Muhammad cukup
umur untuk memerintah.
Kehidupan Politik

RAJA keempat RAJA kelima


Raja selanjutnya adalah Abu Raja selanjutnya adalah putra
Mufakhir yang masih berusia 5 bulan. dari Sultan Abu Mufakhir dengan gelar
Untuk sementara Kerajaan Banten di Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad, tetapi tidak
pimpin oleh badan perwalian yang di lama kemudian beliau wafat.
ketuai oleh Jayanegara(wali kerajaan)
dan Nyai Emban Rangkung (pengasuh
pangeran). Pada masa ini armada
dagang Belanda tiba di Banten, Armada
ini dipimpin oleh Cornelis de Houtman
pada tahun 1596. Abu Mufakhir baru
resmi menjadi pemimpin kerajaan
Banten pada tahun 1596. Tahun 1638,
khalifah Mekah memberikan gelar
Sultan pada Abu Mufakhir. Beliau wafat
pada tahun 1651.
Kehidupan Politik

Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal


RAJA keenam ketika ia mendirikan keraton baru di
dusun Tirtayasa (terletak di Kabupaten
Serang). Ia dimakamkan di Mesjid
Raja Banten berikutnya adalah
Banten. Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa
Abu Fatah Abdulfatah atau lebih sering
di Kesultanan Banten pada periode 1651
dikenal sebagai Sultan Ageng Tirtayasa.
- 1682. Ia memimpin banyak
Sultan Ageng Tirtayasa (Banten, 1631 -
perlawanan terhadap Belanda. Masa
1692) adalah putra Sultan Abu al-Ma'ali
itu, VOC menerapkan perjanjian
Ahmad yang menjadi Sultan Banten
monopoli perdagangan yang merugikan
periode 1640-1650. Ketika kecil, ia
Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa
bergelar Pangeran Surya. Ketika ayahnya
menolak perjanjian ini dan menjadikan
wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda
Banten sebagai pelabuhan terbuka.
yang bergelar Pangeran Ratu atau
Saat itu, Sultan Ageng
Pangeran Dipati. Setelah kakeknya
Tirtayasa ingin mewujudkan Banten
meninggal dunia, ia diangkat sebagai
sebagai kerajaan Islam terbesar. Di
sultan dengan gelar Sultan Abdul Fathi
bidang ekonomi, Tirtayasa berusaha
Abdul Fattah.
meningkatkan kesejahteraan rakyat
dengan membuka sawah-sawah baru
dan mengembangkan irigasi.
Kehidupan Politik

Di bidang keagamaan, ia mengangkat


Syekh Yusuf sebagai mufti kerajaan dan
penasehat sultan.
RAJA ketujuh
Ketika terjadi sengketa antara
kedua putranya, Sultan Haji dan Raja selanjutnya adalah Sultan
Pangeran Purbaya, Belanda ikut campur Haji (Abdulnasar Abdulkahar). Pada
dengan bersekutu dengan Sultan Haji jaman pemerintahan Sultan Haji,
untuk menyingkirkan Sultan Ageng tepatnya pada 12 Maret 1682, wilayah
Tirtayasa. Saat Tirtayasa mengepung Lampung diserahkan kepada VOC.
pasukan Sultan Haji di Sorosowan seperti tertera dalam surat Sultan Haji
(Banten), Belanda membantu Sultan kepada Mayor Issac de Saint Martin,
Haji dengan mengirim pasukan yang Admiral kapal VOC di Batavia yang
dipimpin oleh Kapten Tack dan de Saint sedang berlabuh di Banten. Surat itu
Martin. kemudian dikuatkan dengan surat
perjanjian tanggal 22 Agustus 1682 yang
membuat VOC memperoleh hak
monopoli perdagangan lada di
Lampung.
Kehidupan Politik

Akibat penghianatan ini pada


tahun 1683 Sultan Ageng Tirtayasa
berhasil ditangkap dan dipenjarakan
oleh Belanda di Batavia. Sultan Ageng
Tirtayasa akhirnya wafat pada tahun
Selama pemerintahannya, 1692 dan kerajaan Banten menjadi
Sultan Haji cenderung bersahabat kerajaan boneka di bawah kendali
dengan VOC. VOC memanfaatkan Belanda.
kesempatan ini untuk mempengruhi
kebijakan pemerintahan Sultan Haji.
Sultan Ageng Tirtayasa tidak menyetujui
hubungan baik Sultan Haji dengan
Belanda dan berrencana mencabut
kembali kekuasaannya. Sultan Haji
dengan dukungan Belanda tetap
mempertahankan tahta Kerajaan Banten
sehingga timbul persengketaan dan
perang saudara.
Kehidupan Politik

Penghapusan kesultanan
Kesultanan Banten dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris.
Pada tahun itu, Sultan Muhamad Syafiuddin dilucuti dan dipaksa turun takhta oleh
Thomas Stamford Raffles. Tragedi ini menjadi klimaks dari penghancuran Surasowan
oleh Gubernur-Jenderal Belanda, Herman William Daendels tahun 1808.
3) Banten mempunyai bahan
ekspor penting, yakni lada.
Banten yang maju banyak
dikunjungi pedagang-pedagang
dari Arab, Gujarat, Persia, Turki, Cina, dan
sebagainya. Di kota dagang Banten segera
terbentuk perkampungan-perkampungan
menurut asal bangsa itu, seperti orang-orang
Arab mendirikan Kampung Pekojan, orang
Cina mendirikan Kampung Pecinan, orang-
Banten di bawah orang Indonesia dari suku-suku lainnya
mendirikan Kampung Banda, Kampung Jawa,
pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa
dan sebagainya.
dapat berkembang menjadi bandar
Selain perdagangan kerajaan
perdagangan dan pusat penyebaran Banten juga meningkatkan kegiatan
agama Islam. Adapun faktor-faktornya, pertanian, dengan memperluas areal sawah
antara lain sebagai berikut. dan ladang serta membangun bendungan
1) Letaknya strategis dalam lalu lintas dan irigasi. Kemudian membangun terusan
perdagangan. untuk memperlancar arus pengiriman barang
2) Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis dari pedalaman ke pelabuhan. Dengan
sehingga para pedagang Islam tidak demikian kehidupan ekonomi kerajaan
lagi singgah di Malaka, namun Banten terus berkembang baik yang berada
langsung menuju Banten. di pesisir maupun di pedalaman.
Kehidupan sosial
budaya

Kehidupan sosial masyarakat


Sejak Banten diislamkan oleh Banten semasa Sultan Ageng Tirtayasa
Fatahilah (Faletehan) pada tahun 1527 meningkat pesat sebab sultan
maka kehidupan sosial masyarakat mempehatikan kehidupan dan
Banten secara berangsur-angsur mulai kesejahteran rakyatnya. Namun, setelah
ajaran-ajaran Islam. Setelah Banten Sultan Ageng Tirtayasa meninggal,
berhasil mengalahkan Pajajaran, kehidupan sosialnya merosot tajam
pengaruh Islam makin kuat di daerah sebab adanya campur tangan Belanda
pedalaman. Pendukung setia Kerajaan dalam berbagai kehidupan.
Pajajaran kemudian menyingkir ke
pedalaman, yakni ke daerah Banten
Selatan. Mereka kemudian di kenal
sebagai suku Badui. Kepercayaan
mereka disebut Pasundan Kawitan yang
artinya Pasundan yang pertama Mereka
mempertahankan tradisi-tradisi lama
dan menolak pengaruh Islam.
Kehidupan sosial
budaya

Kehidupan seni budaya Islam Selain itu di Banten pada akhir


dapat ditemukan pada bangunan Masjid masa kesultanan lahir seorang ulama
Agung Banten (tumpang lima) dan besar yaitu Muhammad Nawawi Al-
bangunan gapura-gapura di Kaibon bantani pernah menjadi Imam besar di
Banten. Di samping itu, bangunan istana Masjidil Haram. Ia wafat dan
yang dibangun oleh Jan Lukas Cardeel, dimakamkan di Makkah, sedikitnya ia
orang Belanda pelarian dari Batavia telah menulis 99 kitab dalam bidang
yang telah menganut agama Islam. Tafsir, Hadits, Sejarah, Hukum, tauhid
Susunan istananya menyerupai istana dan lain-lain. Melihat kajiannya yang
raja di Eropa. beragam menunjukkan ia seorang yang
Kerajaan Bnaten pernah luas wawasannya.
tinggal seorang Syeikh yang bernama
Syeikh Yusuf Makassar (1627-1699), ia
sahabat dari Sultan Agung Tirtayasa,
juga Kadhi di Kerajaan Banten yang
menulis 23 buku.
Kehidupan sosial
budaya

Masjid Agung Museum Banten

Kerajaan banten abad XVI

Masjid Siguntur Masjid Banten

Anda mungkin juga menyukai