4. Multi Problem
Karena studi perencanaan transportasi
merupakan studi yang multi moda,
multi disiplin, dan multi sektoral, tentu
saja akan mengakibatkan kondisi yang
multi problem,
PENDEKATAN SISTEM adalah pendekatan umum
untuk suatu perencanaan atau teknik dengan
menganalisis semua faktor yang berhubungan
dengan permasalahan yang ada. Contohnya,
kemacetan lokal yag disebabkan oleh
penyempitan lebar jalan dapat dipecahkan
dengan melakukan perbaikan secara lokal.
Akan tetapi hal ini mungkin menyebabkan
permasalahan berikutnya yang timbul di tempat
lain. Pendekatan sistem akan dapat
mengaitkan permasalahan yang ada.
Untuk lebih memahami dan
mendapat alternatif pemecahan
masalah yang terbaik, perlu
dilakukan pendekatan secara
sistem – sistem transportasi dalam
bentuk sistem transportasi makro
yang terdiri dari beberapa sistem
transportasi mikro.
Gambar 3.2. Sistem Transportasi Makro
Sistem Sistem
Kegiatan Jaringan
Sistem
Pergerakan
Sistem Kelembagaan
Seperti kita ketahui, pergerakan lalu lintas timbul
karena adanya proses pemenuhan kebutuhan.
Kita perlu bergerak karena kebutuhan kita tidak
bisa dipenuhi di tempat kita berada. Setiap tata
guna lahan atau sistem kegiatan (sistim mikro yg
pertama) mempunyai jenis kegiatan tertentu
yang akan membangkitkan pergerakan dan akan
menarik pergerakan dalam proses pemenuhan
kebutuhan.
Sistem tersebut merupakan sistem pola kegiatan
tata guna lahan yang tediri dari sistem pola
kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan dll.
Kegiatan yg timbul dalam sistem ini
membutuhkan pergerakan sebagai alat
pemenuhan kebutuhan yang perlu dilakukan
setiap hari yang tidak dapat dipenuhi oleh tata
guna lahan tersebut. Besarnya pergerakan sangat
berkaitan erat dengan jenis dan intensitas
kegiatan yang dilakukan.
Pergerakan yg berupa pergerakan manusia
dan/atau barang tersebut jelas membutuhkan
moda transortasi (sarana) dan media (prasarana)
tempat moda transportasi tersebut bergerak.
Prasarana transportasi yg diperlukan merupakan
sistem mikro yg kedua yg biasa dikenal dg
sistem jaringan yang meliputi sistem jaringan
jalan raya, kereta api, terminal bus, bandara dan
pelabuhan laut.
Interaksi antara sistem kegiatan dan sistem
jaringan ini menghasilkan pergerakan manusia
dan/atau barang dalam bentuk pergerakan
kendaraan dan /atau orang (pejalan kaki). Suatu
sistem mikro yg ketiga atau sistem pergerakan
yg aman, cepat, nyaman, handal dan sesuai dg
lingkungannya dapat tercipta jika pergerakan
tersebut diatur oleh sistem rekayasa dan
manajemen lalulintas yg baik.
Sesuai dengan GBHN 1993, dalam usaha
untuk menjamin terwujudnya pergerakan yg
aman, nyaman, lancar, murah, handal dan
sesuai dg lingkungannya, maka dalam sistem
transportasi makro terdapat sistem mikro
tambahan lainnya yang disebut sistem
kelembagaan yg meliputi individu, kelompok,
lembaga, dan instansi pemerintah serta
swasta yg terlibat secara sistem kelembagaan
yg berkaitan dg masalah transportasi secara
umum adalah sebagai berikut :
• Sistem Kegiatan (tata guna lahan, pola
kegiatan sosial, ekonomi,
pendidikan, kebudayaan , dll)
• Sistem Jaringan (prasarana transportasi,
jaringan jalan raya, jalan rel, terminal
bus dan kereta, bandar udara dan
pelabuhan laut
• Sistem Pergerakan adalah hasil interaksi
sistem kegiatan dengan sistem
jaringan dapat berwujud lalu-lintas
orang, kendaraan, barang)
• Sistem Kelembagaan (meliputi individu,
kelompok, lembaga, dan instansi
pemerintah serta swasta.)
Sistem kegiatan, sistem jaringan, sistem
pergerakan akan saling mempangaruhi
Perubahan sistem kegiatan akan mempengaruhi
sistem jaringan dalam bentuk perubahan tingkat
pelayanan pada sistem pergerakan.
Perubahan sistem jaringan akan mempengaruhi
sistem kegiatan dalam bentuk perubahan mobilitas dan
aksesibilitas pergerakan.
Selain itu sistem pergerakan memegang peranan
penting dalam menampung pergerakan agar tercipta
pergerakan yang lancar, yang akhirnya juga pasti
mempengaruhi kembali sistem kegiatan dan sistem
jaringan yang ada dalam bentuk sistem transportasi
makro.
Dalam usaha untuk menjamin terwujudnya sistem
pergerakan yang aman, cepat, nyaman, murah, dan sesuai
dengan lingkungannya maka dalam sistem transportasi
makro terdapat sistem transportasi tambahan lainnya yaitu
sistem kelembagaan
1. Sistem kegiatan
- Bappenas, Bappeda tingkat I dan II,
Bangda, Pemda
2. Sistem jaringan
- Departemen Perhubungan ( Darat, laut,
dan Udara), Bina Marga
3. Sistem pergerakan
- DLLAJ, Polantas, masyarakat, organda.
Sistem transportasi perkotaan terdiri dari
berbagai aktivitas yang berlangsung diatas
sebidang tanah yang disebut dengan Tata
Guna Lahan.
Pergerakan arus manusia, kendaran dan barang
mengakibatkan berbagai macam interaksi.