OTONOMI DAERAH PENGERTIAN OTONOMI DAERAH • keberdayaan atau kemampuan pemerintahan daerah untuk secara mandiri mengatur pembangunan daerahnya masing-masing (dalam arti luas)
• Dikaitkan dg kekuasaan, otonomi daerah dapat
diartikan pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Sifat OTDA • Terbatas, artinya pelaksanaan otonomi daerah tidak menghilangkan tugas, peran, dan tanggung jawab pemerintah pusat, • Dilaksanakan dg sistim desentralisasi, artinya kekuasaan pemda berasal dr sebagian pelimpahan kekuasaan atau kewenangan pemerintah pusat, shg pada batas-batas tertentu pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahannya sendiri Latar belakang OTDA Karena : • Krisis moneter 1999 mll amandemen UUD • Sentralistik yg dijalankan o/ orba dilakukan tata ulang • Ketidk mampuan Indonesia pengaturan pem-da menghadapi krisis utk menjami pelaks desentralisasi pemerintahan • Harapan : OTDA dianggap dapat : a. menjawab tuntutan pemerataan pembangunan sosial ekonomi, penyelenggaraan pemerintahan, dan pembangunan kehidupan berpolitik yang efektif. b. menjamin penanganan tuntutan masyarakat secara variatif, cepat, dan efektif Penerapan otonomi daerah di Indonesia dirasakan sangat mendesak, karena : a. Kehidupan berbangsa dan bernegara sangat terpusat di Jakarta (Jakarta centris), sehingga pembangunan di beberapa wilayah lain seolah-olah dilalaikan. ketimpangan sangat terlihat, karena daerah di luar Jakarta dengan penduduk hampir 190 juta hanya menggunakan 40% dari perputaran uang secara nasional. Selain itu, hampir seluruh proses perizinan investasi juga berada di tangan pemerintah pusat di Jakarta. b. Pembagian kekayaan dirasakan tidak adil dan tidak merata, terutama tehadap daerah-daerah yang memiliki sumber kekayaan alam melimpah. c. Kesenjangan sosial (dalam makna seluas-luasnya) antara satu daerah dengan daerah lain sangat terasa, terutama dalamhal pembangunan fisik. Kesenjangan sosial ini juga meliputi tingkat pendidikan dan kesehatan keluarga. Tujuan OTDA : 1. Untuk terciptanya efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, shg tercapai pemerintahan yang efisien. 2. untuk mencegah penumpukan kekuasaan di pusat dan membangun masyarakat yang demokratis, 3. untuk mengikutsertakan rakyat ikut serta dalam pemerintahan, dan pembangunan ekonomi di daerah masing-masing 4. melatih masyarakat dalam menggunakan hak-hak demokrasi, shg otda dpt berfungsi sbg : a. Sarana pendidikan politik b. Sarana persiapan karier politik c. upaya memelihara stabilitas politik PERKEMBANGAN UU OTDA DI INDONESIA • UU Nomor 1 Tahun 1945, tentang Pemerintahan Daerah. Undang-undang ini ditetapkan daerah otonom yang meliputi keresidenan, kabupaten, dan kota. usianya hanya tiga tahun, karena tidak ada Peraturan Pemerintah (PP)-nya shg tidak dpt dilaksanakan. • UU Nomor 22 Tahun 1948, tentang Susunan Pemda yang Demokratis. Dalam undang-undang ini ada dua jenis daerah otonomi yaitu, daerah otonomi biasa dan daerah otonomi istimewa. Juga ditetapkan tingkatan daerah otonomi yaitu, provinsi, kabupaten/kota besar dan desa/kota kecil. Dalam undang-undang ini, pemerintah pusat memberikan hak istimewa kepada beberapa daerah di Jawa, Bali, Minangkabau, dan Palembang untuk menghormati daerah tersebut guna melakukan pengaturan sendiri sesuai asal-usul daerahnya. •. • UU Nomor 1 Tahun 1957, tentang Pemerintahan Daerah yang berlaku menyeluruh dan bersifat seragam • UU Nomor 18 Tahun 1965, tentang Pemerintahan Daerah yang menganut ekonomi yang seluas-luasnya. • UU Nomor 5 Tahun 1974, tentang Pokok-pokok Penyelenggaraan Pemerintahan Pusat di Daerah. Undang- undang ini usianya paling panjang yaitu 25 tahun • UU Nomor 22 Tahun 1999, tentang Otonomi Daerah. • UU Nomor 25 Tahun 1999, tentangt Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. • UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Dalam undang-undang ini terlihat jelas pembagian urusan pemerintahan, di mana pemerintah pusat menjalankan urusan dalam pembuatan perundangan, politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, kebijakan fiskal dan moneter, serta agama. Pemerintah daerah mempunyai kekuasaan selain wewenang pusat, yaitu bidang ekonomi, perdagangan, industri, pertanian, tata ruang, pendidikan, kesejahteraan, dan menjalankan fungsi pemerintahan umum sebagai wakil pemerintahan pusat. • UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. UU ini mengatur pembiayaan pembangunan daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan, dan pendapatan lain-lain. UU ini juga mengatur pembagian penerimaan antara pemerintah pusat dan daerah Asas OTDA (psl 20 UU 32 Th.2004) 1. Desentralisasi, penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Dekonsentrasi, pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/ atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu (Kantor Wil. Kementerian Propinsi) 3. Tugas Pembantuan penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dan/ atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. Pelaksanaan OTDA Titik berat pelaksanaan pada Daerah Tingkat II, dg alasan : • Dimensi Politik: Daerah Tingkat II dipandang kurang mempunyai fanatisme kedaerahan sehingga resiko gerakan separatisme dan peluang berkembangnya aspirasi federalis relatif minimum; • Dimensi Administratif: Luas wilayah Daerah Tingkat II lebih kecil dari pada Daerah Tingkat I, sehingga diharapkan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat relatif dapat lebih efektif; • Daerah Tingkat II adalah daerah "ujung tombak" pelaksanaan pembangunan, sehingga dipertimbangkan Daerah Tingkat II lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat di daerahnya. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN 1. Urusan Pemerintahan Pusat, meliputi enam bidang, yaitu a. Politik Luar Negeri : mengangkat diplomat, mengadakan perjanjian dg LN, menetapkan kebijakan LN b. Pertahanan : membentuk ABRI, menyatakan keadaan damai/bahaya, menembangkan sistimpertahanan, kebijakan utk bela negara c. Keamanan : menetapkan kebijakan keamanan nasional d. Yustisi e. Moneter dan Fiskal Nasional : menetapkan kebijakan moneter, mengendalikan peredaran uang, dan kebijakan makro ekonomi f. Agama 2. Urusan wajib kewenangan Pemerintahan Daerah Provinsi, meliputi 16 bidang, yaitu: • Perencanaan dan pengendalian pembangunan. • Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang. • Penyediaan sarana dan prasarana umum. • Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial. • Penanggulangan masalah social lintas kabupaten/kota. • Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah, termasuk lintas kabupaten/kota. • Pelayanan pertahanan termasuk lintas kabupaten/kota. • Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang- undangan • (Sisa hlm 126) 3. Urusan wajib kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, meliputi 16 bidang, yaitu : • hlm 126 OTONOMI DAERAH DAN DEMOKRASI Otonomi daerah merupakan pelaksanaan sistem demokrasi, yang mendorong berkembangnya auto- activiteit, artinya bertindak sendiri, melaksanakan sendiri apa yang dianggap penting bagi lingkungan sendiri. Dengan berkembangnya auto-activiteit, tercapailah apa yang dimaksud dengan demokrasi, yaitu pemerintahan yang dilaksanakan oleh rakyat untuk rakyat. Rakyat tidak saja menentukan nasibnya sendiri, melainkan juga memperbaiki nasibnya sendiri, artinya kemajuan masyarakat dan daerah sangat ditentukan oleh masyarakat atau daerah itu sendiri. Hal itu dapat diwujudkan dengan memberikan kewenangan yang cukup luas kepada pemerintah daerah guna mengatur, mengurus, serta mengembangkan daerahnya. Inti tujuan utama OTDA : 1. Kesetaraan politik 2. Tanggung jawab daerah : ikut serta bertanggung jawab membangun dan mengembangkan SDA, SDM dan SDB, yang berguna bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat di daerahnya. 3. Kesadaran daerah Prasyarat yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan dari kebijakan otonomi daerah adalah • Memiliki teritorial kekuasaan yang jelas (local territorial of power). • Memiliki pendapatan daerah sendiri (local territorial of income). • Memiliki badan perwakilan (local representative body). • Memiliki kepala daerah yang dipilih sendiri melalui Pemilu (local executive leader by election). Implementasi OTDA Telah memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, khususnya pemerintahan di daerah, al: Di bidang Pembinaan Wilayah : RAPBD Provinsi terlebih dahulu diperiksa oleh Menteri Dalam Negeri sebelum disahkan oleh Gubernur sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi. RAPBD Kabupaten/Kota terlebih dahulu diperiksa oleh Gubernur sebelum disahkan oleh Bupati/Wali Kota sebagai APBD Kabupaten/Wali Kota. • Di bidang Pembinaan Sumber Daya Manusia : daerah mulaimelakukan pembinaan thdp PNS daerahnya • Di bidang Pembinaan Lembaga Eksekutif dan Legislatif : Gubernur atau Bupati/Walikota dipilih oleh masyarakat di wilayah masing- masing. • Di bidang Pembinaan Kerja Sama Tim : diharapkan otonomi daerah dapat mengatasi salah satu kelemahan birokrasi pemerintahan yang cukup menonjol, yaitu koordinasi antar unit pemerintahan. Pimpinan daerah dapat mengkoordinasikan seluruh kegiatan pemerintahan di daerahnya secara lebih efektif dan efisien Sekian Terima Kasih