Anda di halaman 1dari 22

KULIAH VIII

OTONOMI DAERAH
PENGERTIAN OTONOMI DAERAH
• keberdayaan atau kemampuan pemerintahan
daerah untuk secara mandiri mengatur
pembangunan daerahnya masing-masing (dalam
arti luas)

• Dikaitkan dg kekuasaan, otonomi daerah dapat


diartikan pelimpahan kewenangan dan tanggung
jawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah.
Sifat OTDA
• Terbatas, artinya pelaksanaan otonomi daerah
tidak menghilangkan tugas, peran, dan tanggung
jawab pemerintah pusat,
• Dilaksanakan dg sistim desentralisasi, artinya
kekuasaan pemda berasal dr sebagian
pelimpahan kekuasaan atau kewenangan
pemerintah pusat, shg pada batas-batas tertentu
pemerintah daerah menyelenggarakan urusan
pemerintahannya sendiri
Latar belakang OTDA
Karena :
• Krisis moneter 1999 mll amandemen UUD
• Sentralistik yg dijalankan o/ orba dilakukan tata ulang
• Ketidk mampuan Indonesia pengaturan pem-da
menghadapi krisis
utk menjami pelaks
desentralisasi pemerintahan
• Harapan : OTDA dianggap dapat :
a. menjawab tuntutan pemerataan
pembangunan sosial ekonomi,
penyelenggaraan pemerintahan, dan
pembangunan kehidupan berpolitik yang
efektif.
b. menjamin penanganan tuntutan masyarakat
secara variatif, cepat, dan efektif
Penerapan otonomi daerah di Indonesia
dirasakan sangat mendesak, karena :
a. Kehidupan berbangsa dan bernegara sangat terpusat di
Jakarta (Jakarta centris), sehingga pembangunan di
beberapa wilayah lain seolah-olah dilalaikan.
 ketimpangan sangat terlihat, karena daerah di luar
Jakarta dengan penduduk hampir 190 juta hanya
menggunakan 40% dari perputaran uang secara
nasional.
 Selain itu, hampir seluruh proses perizinan investasi juga
berada di tangan pemerintah pusat di Jakarta.
b. Pembagian kekayaan dirasakan tidak adil dan tidak
merata, terutama tehadap daerah-daerah yang
memiliki sumber kekayaan alam melimpah.
c. Kesenjangan sosial (dalam makna seluas-luasnya)
antara satu daerah dengan daerah lain sangat terasa,
terutama dalamhal pembangunan fisik. Kesenjangan
sosial ini juga meliputi tingkat pendidikan dan
kesehatan keluarga.
Tujuan OTDA :
1. Untuk terciptanya efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pemerintahan, shg tercapai pemerintahan yang efisien.
2. untuk mencegah penumpukan kekuasaan di pusat dan membangun
masyarakat yang demokratis,
3. untuk mengikutsertakan rakyat ikut serta dalam pemerintahan, dan
pembangunan ekonomi di daerah masing-masing
4. melatih masyarakat dalam menggunakan hak-hak demokrasi, shg
otda dpt berfungsi sbg :
a. Sarana pendidikan politik
b. Sarana persiapan karier politik
c. upaya memelihara stabilitas politik
PERKEMBANGAN UU OTDA DI INDONESIA
• UU Nomor 1 Tahun 1945, tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-undang ini ditetapkan daerah otonom yang meliputi keresidenan,
kabupaten, dan kota. usianya hanya tiga tahun, karena tidak ada Peraturan
Pemerintah (PP)-nya shg tidak dpt dilaksanakan.
• UU Nomor 22 Tahun 1948, tentang Susunan Pemda yang Demokratis.
Dalam undang-undang ini ada dua jenis daerah otonomi yaitu, daerah
otonomi biasa dan daerah otonomi istimewa. Juga ditetapkan tingkatan
daerah otonomi yaitu, provinsi, kabupaten/kota besar dan desa/kota kecil.
Dalam undang-undang ini, pemerintah pusat memberikan hak istimewa
kepada beberapa daerah di Jawa, Bali, Minangkabau, dan Palembang untuk
menghormati daerah tersebut guna melakukan pengaturan sendiri sesuai
asal-usul daerahnya.
•.
• UU Nomor 1 Tahun 1957, tentang Pemerintahan Daerah
yang berlaku menyeluruh dan bersifat seragam
• UU Nomor 18 Tahun 1965, tentang Pemerintahan Daerah
yang menganut ekonomi yang seluas-luasnya.
• UU Nomor 5 Tahun 1974, tentang Pokok-pokok
Penyelenggaraan Pemerintahan Pusat di Daerah. Undang-
undang ini usianya paling panjang yaitu 25 tahun
• UU Nomor 22 Tahun 1999, tentang Otonomi Daerah.
• UU Nomor 25 Tahun 1999, tentangt Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah.
• UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
Dalam undang-undang ini terlihat jelas pembagian urusan pemerintahan,
di mana pemerintah pusat menjalankan urusan dalam pembuatan
perundangan, politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, kebijakan
fiskal dan moneter, serta agama.
Pemerintah daerah mempunyai kekuasaan selain wewenang pusat, yaitu
bidang ekonomi, perdagangan, industri, pertanian, tata ruang, pendidikan,
kesejahteraan, dan menjalankan fungsi pemerintahan umum sebagai wakil
pemerintahan pusat.
• UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah. UU ini mengatur pembiayaan pembangunan
daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana
perimbangan, dan pendapatan lain-lain. UU ini juga mengatur pembagian
penerimaan antara pemerintah pusat dan daerah
Asas OTDA (psl 20 UU 32 Th.2004)
1. Desentralisasi,
penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Dekonsentrasi,
pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada
Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/ atau kepada instansi vertikal di
wilayah tertentu (Kantor Wil. Kementerian Propinsi)
3. Tugas Pembantuan
penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dan/ atau desa dari
pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari
pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas
tertentu.
Pelaksanaan OTDA
Titik berat pelaksanaan pada Daerah Tingkat II, dg alasan :
• Dimensi Politik: Daerah Tingkat II dipandang kurang mempunyai
fanatisme kedaerahan sehingga resiko gerakan separatisme dan
peluang berkembangnya aspirasi federalis relatif minimum;
• Dimensi Administratif: Luas wilayah Daerah Tingkat II lebih kecil dari
pada Daerah Tingkat I, sehingga diharapkan penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat relatif dapat lebih
efektif;
• Daerah Tingkat II adalah daerah "ujung tombak" pelaksanaan
pembangunan, sehingga dipertimbangkan Daerah Tingkat II lebih
tahu kebutuhan dan potensi rakyat di daerahnya.
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
1. Urusan Pemerintahan Pusat, meliputi enam bidang, yaitu
a. Politik Luar Negeri : mengangkat diplomat, mengadakan
perjanjian dg LN, menetapkan kebijakan LN
b. Pertahanan : membentuk ABRI, menyatakan keadaan
damai/bahaya, menembangkan sistimpertahanan, kebijakan utk
bela negara
c. Keamanan : menetapkan kebijakan keamanan nasional
d. Yustisi
e. Moneter dan Fiskal Nasional : menetapkan kebijakan moneter,
mengendalikan peredaran uang, dan kebijakan makro ekonomi
f. Agama
2. Urusan wajib kewenangan Pemerintahan Daerah
Provinsi, meliputi 16 bidang, yaitu:
• Perencanaan dan pengendalian pembangunan.
• Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.
• Penyediaan sarana dan prasarana umum.
• Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia
potensial.
• Penanggulangan masalah social lintas kabupaten/kota.
• Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah, termasuk
lintas kabupaten/kota.
• Pelayanan pertahanan termasuk lintas kabupaten/kota.
• Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-
undangan
• (Sisa hlm 126)
3. Urusan wajib kewenangan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota, meliputi 16 bidang, yaitu :
• hlm 126
OTONOMI DAERAH DAN DEMOKRASI
Otonomi daerah merupakan pelaksanaan sistem demokrasi, yang
mendorong berkembangnya auto- activiteit, artinya bertindak sendiri,
melaksanakan sendiri apa yang dianggap penting bagi lingkungan
sendiri.
Dengan berkembangnya auto-activiteit, tercapailah apa yang
dimaksud dengan demokrasi, yaitu pemerintahan yang dilaksanakan
oleh rakyat untuk rakyat. Rakyat tidak saja menentukan nasibnya
sendiri, melainkan juga memperbaiki nasibnya sendiri, artinya
kemajuan masyarakat dan daerah sangat ditentukan oleh masyarakat
atau daerah itu sendiri.
Hal itu dapat diwujudkan dengan memberikan kewenangan yang
cukup luas kepada pemerintah daerah guna mengatur, mengurus,
serta mengembangkan daerahnya.
Inti tujuan utama OTDA :
1. Kesetaraan politik
2. Tanggung jawab daerah : ikut serta bertanggung
jawab membangun dan mengembangkan SDA, SDM
dan SDB, yang berguna bagi kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat di daerahnya.
3. Kesadaran daerah
Prasyarat yang harus dipenuhi untuk mencapai
tujuan dari kebijakan otonomi daerah adalah
• Memiliki teritorial kekuasaan yang jelas (local territorial of
power).
• Memiliki pendapatan daerah sendiri (local territorial of
income).
• Memiliki badan perwakilan (local representative body).
• Memiliki kepala daerah yang dipilih sendiri melalui Pemilu
(local executive leader by election).
Implementasi OTDA
Telah memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, khususnya pemerintahan
di daerah, al:
 Di bidang Pembinaan Wilayah :
 RAPBD Provinsi terlebih dahulu diperiksa oleh Menteri Dalam
Negeri sebelum disahkan oleh Gubernur sebagai Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi.
 RAPBD Kabupaten/Kota terlebih dahulu diperiksa oleh Gubernur
sebelum disahkan oleh Bupati/Wali Kota sebagai APBD
Kabupaten/Wali Kota.
• Di bidang Pembinaan Sumber Daya Manusia : daerah mulaimelakukan
pembinaan thdp PNS daerahnya
• Di bidang Pembinaan Lembaga Eksekutif dan Legislatif : Gubernur
atau Bupati/Walikota dipilih oleh masyarakat di wilayah masing-
masing.
• Di bidang Pembinaan Kerja Sama Tim : diharapkan otonomi daerah
dapat mengatasi salah satu kelemahan birokrasi pemerintahan yang
cukup menonjol, yaitu koordinasi antar unit pemerintahan. Pimpinan
daerah dapat mengkoordinasikan seluruh kegiatan pemerintahan di
daerahnya secara lebih efektif dan efisien
Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai