3
Sistem Kesehatan Nasional
SubSistem UPAYA KESEHATAN
Primer Pelayanan
Kesehatan
Perorangan
Sekunder
Pelayanan
Kesehatan
Tersier Masyarakat
Pelayanan
Kesehatan
Perorangan Primer
Primer
Pelayanan
Kesehatan
Masyarakat Primer
Pelayanan
Kesehatan
Perorangan
Sekunder
Upaya Kesehatan Sekunder
Pelayanan
Kesehatan
Masyarakat
Sekunder
Pelayanan
Kesehatan
Perorangan Tersier
Tersier
Pelayanan
Kesehatan
Masyarakat Tersier
Kepmenkes 131 tahun 2004 tentang SKN
Pasal 54
• Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung
jawab, aman, bermutu, serta merata dan nondiskriminatif.
• Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pelayanan kesehatan
• Pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilakukan
oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Pasal 55
• Pemerintah wajib menetapkan standar mutu pelayanan kesehatan yang
diatur dengan Peraturan Pemerintah Standar Pelayanan Minimal
PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN
PRIMER
Pelayanan kesehatan perorangan primer
memberikan penekanan pada pelayanan
pengobatan, pemulihan tanpa mengabaikan
upaya peningkatan dan pencegahan, termasuk di
dalamnya pelayanan kebugaran dan gaya hidup
sehat (healthy life style)
PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN
PRIMER
Diselenggarakan oleh tenaga kesehatan yang
dibutuhkan dan mempunyai kompetensi
Dapat dilaksanakan di rumah, tempat kerja, maupun
fasilitas pelayanan kesehatan perorangan primer
baik Puskesmas dan jejaringnya, serta fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya milik pemerintah,
masyarakat, maupun swasta.
Dilaksanakan dengan dukungan pelayanan
kesehatan perorangan sekunder dalam sistem
rujukan yang timbal balik
Penyelenggara pelayanan
kesehatan perorangan primer
adalah pemerintah, masyarakat
dan swasta dalam bentuk
pelayanan profesional, seperti
praktik bidan, praktik perawat,
praktik dokter, praktik dokter gigi,
poliklinik, balai pengobatan,
praktik dokter/klinik 24 jam,
praktik bersama dan rumah
bersalin.
Pelayanan kesehatan perorangan
primer juga diselenggarakan oleh
Puskesmas (pemerintah)
Di masa yang akan datang..
•Apabila sistem jaminan kesehatan nasional telah
berkembang, pemerintah tidak lagi menyelenggarakan
UKP Primer melalui Puskesmas.
•Penyelenggaraan UKP Primer akan diserahkan kepada
masyarakat dan swasta dengan menerapkan konsep
dokter keluarga, kecuali di daerah yang sangat terpencil
masih dipadukan dengan pelayanan Puskesmas.
PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
PRIMER
Pelayanan kesehatan masyarakat primer adalah
pelayanan peningkatan dan pencegahan tanpa
mengabaikan pengobatan dan pemulihan
dengan sasaran keluarga, kelompok, dan
masyarakat
PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
PRIMER
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
masyarakat primer menjadi tanggung jawab
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
pelaksanaan operasionalnya dapat
didelegasikan kepada Puskesmas, dan/atau
fasilitas pelayanan kesehatan primer lainnya
yang diselenggarakan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat
PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
PRIMER
•Masyarakat termasuk swasta dapat
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
masyarakat primer sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku dan bekerja
sama dengan Pemerintah/Pemerintah Daerah.
•Pelaksanaan PKMP didukung dengan kegiatan
surveilans, pencatatan, dan pelaporan yang
diselenggarakan oleh institusi kesehatan
berwenang.
PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
PRIMER
Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat
primer ditanggung oleh Pemerintah/Pemerintah
Daerah bersama masyarakat, termasuk swasta.
Pemerintah/Pemerintah Daerah wajib
melaksanakan dan membiayai pelayanan
kesehatan masyarakat primer yang
berhubungan dengan prioritas pembangunan
kesehatan melalui kegiatan perbaikan
lingkungan, peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit dan kematian serta paliatif.
UPAYA KESEHATAN SEKUNDER
Pelayanan Kesehatan Perorangan Sekunder
Merupakan pelayanan kesehatan spesialistik yang
dilaksakanan oleh spesialis atau dokter yang telah
mendapatkan pendidikan khusus dan mempunyai ijin praktik
yang didukung oleh tenaga kesehatan lainnya melalui
penerimaan rujukan dari PKPP (Pelayanan Kesehatan
Perorangan Primer) dan merujuk kembali ke fasilitas
kesehatan yang merujuk.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekunder
Merupakan pelayanan yang dilakukan melalui menerima
rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan masyarakat
primer dan memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana,
teknologi dan SDM Kesehatan, serta didukung oleh
pelayanan kesehatan tersier.
UPAYA KESEHATAN TERSIER
Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier (PKPT)
Merupakan pelayanan kesehatan perorangan yang
menerima rujukan sub-spesialistik dari pelayanan kesehatan
di bawahnya, dan dapat merujuk kembali ke faskes yang
dirujuk.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier
Merupakan pelayanan kesehatan masyarakat tersier yang
menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan
sekunder dan memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana,
teknologi, sdm kesehatan dan rujukan operasional, serta
melakukan penelitian dan pengembangan bidang
kesehatan masyarakat, penapisan teknologi, dan produk
teknologi yang terkait.
SISTIM RUJUKAN PELAYANAN
KESEHATAN PERORANGAN
SISTEM RUJUKAN
PMK NO. 001 TH 2012 TTG SISTEM RUJUKAN YANKES PERORANGAN
Pasal 3 :
Sistem Rujukan pelayanan kesehatan
merupakan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung
jawab pelayanan kesehatan secara
timbal balik baik vertikal maupun
horizontal.
21
SISTEM RUJUKAN
PMK NO. 001 TH 2012 TTG SISTEM RUJUKAN YANKES PERORANGAN
Pasal 4 :
(1) Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai
kebutuhan medis dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
(2) Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
(3) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama.
(4) Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter
dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3),
dan ayat (4) dikecualikan pada keadaan gawat darurat, bencana,
kekhususan permasalahan kesehatan pasien, dan pertimbangan
geografis.
SISTEM RUJUKAN
PMK NO. 001 TH 2012 TTG SISTEM RUJUKAN YANKES PERORANGAN
Pasal 8
Rujukan horizontal dilakukan apabila perujuk
tidak dapat memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien
karena keterbatasan fasilitas, peralatan
dan/atau ketenagaan yang sifatnya
sementara atau menetap.
SISTEM RUJUKAN
PMK NO. 001 TH 2012 TTG SISTEM RUJUKAN YANKES PERORANGAN
Pasal 9
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan
yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan
yang lebih tinggi dilakukan apabila:
a. pasien membutuhkan pelayanan kesehatan
spesialistik atau subspesialistik;
b. perujuk tidak dapat memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan
fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan.
SISTEM RUJUKAN
PMK NO. 001 TH 2012 TTG SISTEM RUJUKAN YANKES PERORANGAN
Pasal 10
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke tingkatan
pelayanan yang lebih rendah dilakukan apabila:
a. permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan
pelayanan kesehatan yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi
dan kewenangannya;
b. kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau
kedua lebih baik dalam menangani pasien tersebut;
c. pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh
tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan
kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka panjang; dan/atau
d. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan sarana, prasarana,
peralatan dan/atau ketenagaan.
JENIS SISTEM RUJUKAN
RUJUKAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
o Rujukan Kasus
o Untuk upaya penegakan diagnosis, pengobatan, tindakan dan
lain-lain
o Rujukan Spesimen
o Untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap
o Rujukan Eksternal
o rujukan yang terjadi antar unit - unit dalam jenjang pelayanan
kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas
rawat map) maupun vertikal (dan puskesmas ke rumah sakit umum
daerah)
JALUR RUJUKAN UKM
Dari puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten atau
kota
Dari puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten
baik intrasektoral maupun lintas sektoral
Bila rujukan ditingkat kabupaten atau kota masih belum
mampu menanggulangi bisa diteruskan ke provinsi atau
pusat
FUNGSI MANAJEMEN DI
PUSKESMAS
•Ujung tombak penyelenggara
pelayanan kesehatan
masyarakat primer adalah
Puskesmas yang didukung secara
lintas sektoral
•Puskesmas didirikan sekurang-
kurangnya satu di setiap
kecamatan.
•Puskesmas bertanggung jawab
atas masalah kesehatan di wilayah
kerjanya.
Fungsi utama Puskesmas:
•(1) pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan,
•(2) pusat pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan
dan
•(3) pusat pelayanan kesehatan
tingkat dasar.
Kepmenkes 131 tahun 2004 tentang SKN
•Sekurang-kurangnya ada enam
jenis pelayanan tingkat dasar
yang harus dilaksanakan oleh
Puskesmas:
• Promosi kesehatan
• Kesehatan ibu, anak dan
keluarga berencana
• Perbaikan gizi
• Kesehatan lingkungan
• Pemberantasan penyakit
menular
• Pengobatan dasar
PUSKESMAS
38
FUNGSI PUSKESMAS
Fungsi Puskesmas
40
FUNGSI MANAJEMEN PUSKEMAS
Manaje Pusk
P3
P1 P2 (pengawasan,
(Perencanaan) (Pengorganisasian) pengendalian,
penilaian)
Fungsi pengorganisasian :
Proses mengatur dan mengalokasikan
pekerjaan, wewenang, dan sumber daya
sehingga dapat mencapai tujuan dari
klinik
FUNGSI MANAJEMEN PADA KLINIK PRIMER
Penggerakan : Aktifitas
pelaksanaan dari rencana
kerja
Pengawasan : proses
pengawasan dan evaluasi
thd tercapainya tujuan kerja
dan penyulit/
penyimpangan yg terjadi.
contoh : evaluasi jumlah
kunjungan, jumlah rujukan
dan tercapainya
kegiatan prolanis
FUNGSI MANAJEMEN DI
RUMAH SAKIT
UU no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Pasal 20
• Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah
diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau
Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
• Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat dialihkan menjadi
Rumah Sakit privat.
Pasal 21
• Rumah Sakit privat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1)
dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan
Terbatas atau Persero.
Pasal 35
• Pedoman organisasi Rumah Sakit ditetapkan dengan Peraturan Presiden.
UU no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Pasal 36
•Setiap Rumah Sakit harus menyelenggarakan tata kelola Rumah Sakit dan
tata kelola klinis yang baik.
Penjelasan:
•Tata kelola rumah sakit yang baik adalah penerapan fungsi-fungsi
manajemen rumah sakit yang berdasarkan prinsip-prinsip tranparansi,
akuntabilitas, independensi dan responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran.
•Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan fungsi manajemen klinis yang
meliputi kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis, risiko klinis berbasis bukti,
peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme monitor hasil pelayanan,
pengembangan profesional, dan akreditasi rumah sakit.
MANAJEMEN PELAYANAN RS
Penerapan konsep manajemen umum dalam sistem pelayanan
rumah sakit
Koordinasi antara berbagai sumber daya di RS melalui
serangkaian proses untuk mencapai tujuan rumah sakit
49
RUANG LINGKUP MANAJEMEN PELAYANAN RS
Pelayanan Pelayanan
Kesehatan Manajerial
(Klinik) (Administrasi)
50
PELAYANAN KESEHATAN
Pelayanan medik
Unit rawat jalan, rawat inap, gawat
darurat, rehabilitasi medik
51
PELAYANAN MANAJERIAL
Manajemen kebutuhan pasien
Penyediaan pelayanan yang baik bagi
pasien
Perencanaan pengembangan
RS
52
PERENCANAAN
• Merupakan proses untuk memikirkan hal – hal yang akan
dilakukan di masa yang akan datang dalam rangka
mencapai tujuan RS
• Perencanaan memegang peranan yang sangat strategis
dalam keberhasilan pelayanan kesehatan di RS
• Contoh perencanaan di RS;
• Penyusunan visi, misi, tujuan RS
• Perencanaan pengadaan obat dan logistik, yang
disusun berdasarkan pola konsumsi dan pola
epidemiologi
• Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan; dokter,
perawat, bidan, dll
53
PENGORGANISASIAN
Proses mengatur dan mengalokasikan pekerjaan, wewenang,
dan sumber daya diantara anggota RS, sehingga dapat
mencapai tujuan RS
54
PENGGERAKAN
• Proses mengarahkan, mempengaruhi, dan memotivasi
karyawan agar dapat menjalankan tanggung jawabnya
dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi
• Kompleksitas fungsi penggerakan di RS
55
PENGAWASAN
• Proses untuk mengamati secara terus menerus
(berkesinambungan) pelaksanaan rencana kerja dan
mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap penyimpangan
yang terjadi
• Contoh pengawasan di RS;
• Penetapan standar prestasi kerja
• Penilai kinerja pegawai di RS
• Mengevaluasi keberhasilan pencapaian tujuan
• Melakukan koreksi/solusi atas penyimpangan yang terjadi
56
MANAJER
Orang yang bertanggung jawab untuk menjalankan fungsi manajemen
dan mengelola sumber daya yang ada di organisasi
Manajer di RS perlu mempunyai pemahaman/keahlian medis dan
non medis (manajerial)
57
KERANGKA KONSEP MANAJEMEN
PELAYANAN KESEHATAN
INPUT PROSES OUTPUT
58
CONTOH SOAL UJIAN
Seorang kepala Puskesmas menyelenggarakan
rapat bersama seluruh staf Puskesmas untuk
membahas pembagian tugas dan wewenang
setiap staf yang terlibat pada kegiatan
Kampanye ASI Eksklusif di semua desa di wilayah
kerja Puskesmas. Termasuk fungsi manajemen
apakah yang dilakukan oleh kepala Puskesmas?
A. Perencanaan / planning
B. Penggerakan / actuating
C. Pengorganisasian / organizing
D. Pengawasan / controlling
E. Penilaian / evaluating
Seorang wanita berusia 24 tahun datang ke Puskesmas dengan
keluhan lemas dan sering merasa sedih yang tidak jelas
sebabnya selama kehamilan. Hasil pemeriksaan didapatkan
anemia dan tanda-tanda depresi. Dokter Puskesmas mengelola
masalah anemia yang diderita pasien, sedangkan untuk
masalah depresi dikelola oleh dokter spesialis di rumah sakit
terdekat. Termasuk apakah pelimpahan wewenagn yang
berlaku pada kasus ini?
A. Cross reference
B. Split reference
C. Collateral reference
D. Interval reference
E. Case reference
62