Anda di halaman 1dari 20

Survei Laju Insiden

Penyakit

Disusun Oleh:
Ario Ridho Gelagar (1702101020140)
Hasni Marmas (1702101020086)
Heni Risky Yunamora (1702101020074)
Izdaharra Mutia Ulfah (1702101020139)
Widya Hanifa (1702101020086)
INSIDEN PENYAKIT

Insiden Kumulatif (IK)

Laju Insiden (LI)


Definisi

Laju insiden adalah jumlah ternak yang baru terserang


penyakit pada suatu populasi ternak yang terancam
dalam suatu kurun waktu tertentu.

Laju insiden penyakit merupakan ukuran bagi kecepatan


penyebaran suatu penyakit menular.

Laju insiden dilakukan dengan pengamatan sekelompok


ternak dalam kurun waktu tertentu, dan mencatat
hewan yang terserang penyakit tersebut.
CONTOH
LI = Jumlah insiden kasus
jumlah keseluruhan individu pada waktu beresiko

Sebuah kajian dilakukan selma 12 bulan pada 100 ekor


sapi.
- 5 ekor sapi mati setelah 2 bulan(10 sapi-bulan berisiko)
- 2 ekor sapi mati setelah 5 bulan 10 sapi-bulan berisiko)
- 3 ekor sapi mati setelah 8 bulan(24 sapi-bulan berisiko)
10 ekor mati: 90 ekor x 12 bulan = 1080 sapi-bulan berisiko
Jadi, jumlah insiden kasus = 10
Jumlah keseluruhan individu pada waktu berisiko = 1124
Kesimpulan, laju insiden 0,009 kematian per hewan per
bulan
Contoh
LI = Jumlah insiden kasus
jumlah keseluruhan individu pada waktu beresiko

Sebuah kajian dilakukan selama 12 bulan pada 100 ekor sapi.


- 5 ekor sapi mati setelah 2 bulan (5x2= 10 sapi-bulan)
- 2 ekor sapi mati setelah 5 bulan (2x5= 10 sapi-bulan)
- 3 ekor sapi mati setelah 8 bulan (3x8= 24 sapi-bulan)

Diket. 10 ekor mati;


90 ekor survive x 12 bulan = 1080 sapi-bulan
Jadi, jumlah insiden kasus = 10
Jumlah keseluruhan individu pada waktu berisiko = 1124
Kesimpulan, laju insiden 0,009 x 100%= 0,9% kematian hewan
per bulan
Teknik Pengumpulan
Informasi
1. Teknik Survei Perletupan Penyakit secara Retrospektif
Wawancara di desa dilakukan terhadap peternak
tentang kejadian perletupan penyakit terdahulu.

2. Teknik Capture-Recapture,
Menggunakan informasi dari letupan penyakit yang telah
dikumpulkan oleh para petugas kesehatan hewan
(seperti hasil pemeriksaan diagnostik laboratorium atau
laporan kejadian penyakit dari lapangan). Bila sumber
data yang tersebut telah tersedia, tidak perlu dilakukan
survei lapangan lagi.
Survei Perletupan Penyakit Secara
Retrospektif

 Wawancara dengan pemilik ternak atau pemilik


kelompok ternak untuk mengumpulkan informasi
tentang letupan penyakit yang terakhir terjadi.
 Kebenaran dari survai sangat tergantung kepada
kemampuan peternak untuk mengenali penyakit
dengan benar, dan mengingat kapan mulai
terjadinya letupan penyakit tersebut.
Untuk memastikan bahwa kualitas informasi yang
dikumpulkan benar-benar tinggi, harus digunakan untuk
menyidik penyakit yang:
1. diskret dan berulang
2. berbeda dan mudah dikenal
3. mengesankan
Kelebihan dan kekurangan Metodologi Survei Perletupan Penyakit
secara Retrospektif untuk memperkirakan kejadian penyakit.

Kelebihan Kekurangan

Cepat - pengumpulan data secara Akurasi data - tergantung kepada caranya


Retrospektif
Hanya dapat dipergunakan untuk survei
Wawancara kelompok dapat penyakit tertentu yang nyata akibatnya dan
dilakukan untuk mengumpulkan terjadi dalam siklus epidemik
data lainnya secara bersamaan.
Tidak memberikan perkiraan langsung
Dapat dilakukan untuk terhadap laju insiden penyakit
perbandingan secara kuantitatif.
Perlu staff yang terlatih
Tidak mahal - tidak perlu pemeriksaan lab
atau kunjungan ulang Tantung kepada diagnosis peternak
Aktivitas Survei

Langkah-langkah utama dalam melakukan suatu Survei


Letupan Penyakit secara Retrospektif adalah:
Kenali pertanyaan yang perlu dijawab
(penyakit dan letak geografis yang dipilih).
: Kenali populasi sasaran.
: Tentukan bila survei harus menggunakan
stratifikasi.
: Hitunglah jumlah sampel yang mewakili.
: Rancanglah kegiatan lapangan yang
akan dilakukan.
: Latihlah tim survei terlebih dahulu.
: Lakukan survei pendahuluan.
: Pilih sampel.
: Kunjungi desa atau kelompok ternak
yang terpilih.
: Lakukan wawancara dengan peternak.
: Pastikan apakah kelompok ternak atau
di desa tersebut pernah terserang
wabah penyakit tersebut.
: Bila ya, tentukan kapan mulai terjadinya
wabah penyakit tersebut.
: Bila tidak, tentukan sejak kapan peternak yakin
bahwa tidak pernah terjadi lagi wabah
penyakit tersebut.
: Periksalah kembali keakurasian dan kelengkapan
data tersebut.
: Masukkanlah data survei dalam komputer.
: Periksa ulang data kalau ada kesalahan waktu
memasukkan data.
: Lakukan pengkodean bagi data yang siap
dianalisis.
: Lakukan analisis data.
: Susunlah laporan tentang data.
Banyaknya Sampel

 Satuan yang diminati bukanlah individu hewan,


melainkan kelompok ternak atau desa.

Wawancara
 Wawancara dengan peternak di pedesaan termasuk
saran cara dan teknik untuk mengumpulkan informasi
tentang tanggal terjadinya penyakit yang terakhir.
Seleksi Kelompok Ternak
atau Desa
Ada dua cara untuk melakukan seleksi kelompok ternak
atau desa:
1) Sampling acak sederhana (Simple Random
Sampling=SRS), dan
2) Sampling acak berdasarkan koordinat geografi
(Random Geographic Coordinate Sampling=RGCS).

Bila suatu kerangka sampling sudah ada, pendekatan


yang termudah adalah menggunakan SRS dari kerangka
sampling tersebut.
Pengumpulan data

Pengumpulkan informasi tentang tanggal terjadinya


setiap letupan penyakit dalam kurun waktu tertentu
(dalam satu atau dua tahun terakhir). Selain itu,
Membatasi selang waktu yang relatif singkat
memudahkan peternak untuk mengingat peristiwa yang
terjadi. Akan tetapi, bila terjadi lebih dari satu kali letupan
pada suatu kelompok ternak atau desa, peternak
mungkin akan mengalami kesulitan untuk mengingat
kembali letupan penyakit dengan benar.
Manajemen data

Apabila pekerjaan pengumpulan data dan informasi


dari lapangan selesai, maka hasil pekerjaan tersebut
perlu dimasukkan ke dalam komputer untuk dianalisis
kemudian. Data dapat dimasukkan dengan
menggunakan sembarang program database.
Analisis dan Menyimpulkan
 Membuat tabel dan menyaring hasil survei
 Lihat pertanyaan apa yang Anda fokuskan dalam
survei
 Data awal atau data perbandingan
 Membandingkan dua kelompok
 keberhasilan suatu program

Survival analysis
Data dianalisis menggunakan teknik survival analysis.
Teknik ini menggunakan waktu dimana sekelompok
ternak atau desa survives tanpa mengalami perletupan
penyakit. Keuntungan teknik survival analysis adalah
memungkinkannya memasukkan data dari kelompok
ternak atau desa yang pernah mengalami serangan
atau perletupan penyakit.
Menyimpulkan Data Survival
Anaylis
Tidak seperti pendugaan tingkat prevalensi atau kejadian
penyakit secara tradisional, hasil survival analysis tidak
mencerminkan sebagai sebuah angka, tetapi pendugaan
dalam bentuk kurva survival, atau gambar, yang
menggambarkan tentang kejadian penyakit pada seluruh
populasi yang dikaji. Kurva survival Kaplan-Meier adalah
sebuah gambar yang memperlihatkan proporsi kelompok
ternak atau desa yang ‘survived’ (tidak terserang penyakit)
dalam suatu kurun waktu tertentu (dihitung waktu ke belakang
sejak survai dilakukan).
Suatu populasi dengan letupan yang lebih sedikit atau letupan
yang jarang akan mempunyai proporsi lebih besar untuk
selamat (surviving) dalam kurun waktu yang lebih lama,dengan
demikian kurva akan lebih dekat ke arah puncak-kanan
gambar. Suatu populasi yang baru mengalami letupan di
kebanyakan desa (dari mana kita dapat mengimplikasi bahwa
letupan sering terjadi) akan mempunyai kurva survival lebih
dekat ke dasar-kiri gambar.
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai